Share

 KARMA DOSA TERINDAH MASA LALU
KARMA DOSA TERINDAH MASA LALU
Author: Isabella Arie

Bab 1 – Kerajaan Langit

Jenderal Langit— Liè Xīn Zhōng—kelihatan tengah gelisah akhir-akhir ini. Sudah beberapa hari wajahnya terlihat muram. Bahkan kaki tangannya sering kali terkena amukan kemarahan Jenderal Tiānkōng Zhī Xīng, entah apa yang tengah di pikirkan Liè Xīn Zhōng saat itu.  

Kerajaan Langit selama ratusan tahun selalu tampak indah di mata Sà shuāng, belum lagi kehidupan yang tenteram jauh dari kehidupan di bawah sana yang selalu penuh intrik dan kejahatan. Di langit, hanya ada ketenangan dan kedamaian, hidupnya terasa sangat monoton.

Jenderal tampan bertubuh atletis yang tak lepas mengenakan qhangsam—pakaian khusus pria dewasa yang berwarna perak dengan jahitan benang-benang emas asli terlihat sangat menawan di matanya. Tapi Jenderal itu bersikap sangat dingin terhadap wanita, entah berapa ratus kali dia sudah melihatnya menolak wanita yang mendatangi, merayunya, hanya sekadar untuk menarik perhatian.

Terkadang ada keinginan Sà shuāng untuk tahu seperti apa kehidupan di bumi, tapi A Wei—kekasihnya—mengatakan jika kehidupan di bumi tidak seindah di langit. Untuk turun ke bumi dia bisa dengan mudah melakukannya, tapi jika ketahuan bahwa dia melakukannya apalagi mencintai manusia maka selamanya dia akan terjebak di bawah sana. Lebih parah, mungkin Kaisar Langit akan menghukumnya dengan sebuah hukuman yang tak seorang pun tahu.

“Jika kau turun ke bumi, dan kau mengubah sesuatu yang tak seharusnya kau ubah, maka kau akan mengubah sejarah. Kau akan mengubah kehidupan seseorang,” ucap A Wei kala itu.

“Bagaimana jika aku bertemu seorang penjahat yang ingin berbuat jahat, lalu aku menasehatinya? Kemudian dia tak jadi melakukan kejahatan, itu berarti di kehidupan berikutnya, dia akan menjadi orang baik, bukannya begitu?” tanya Sà shuāng.

“Mungkin. Tapi sebaiknya tahan keinginanmu untuk ke bumi. Jika kaisar mengetahuinya, maka dia akan membuangmu ke dalam sumur derita atau membuangmu ke bumi dan menjadi manusia biasa,” jawab A Wei.

Saat itu Sà shuāng sempat berpikir, jika dia bisa mengubah kejahatan menjadi sebuah kebaikan bukankah kehidupan akan menjadi lebih damai?

Sà shuāng berada di sebuah telaga besar, jari-jari lentiknya memainkan air di telaga, sesekali dilihatnya pantulan wajahnya di telaga besar yang sangat bening. Wajahnya cantik, kedua bola mata yang berwarna hijau bening sewarna telaga, kulit seputih kapas, hidung serupa pahatan maha karya agung.

Terkadang dia berpikir apakah wujudnya akan tetap sama jika sewaktu-waktu dia turun ke bumi?

“Ehem.”

“A Wei, aku tahu apa yang mau kau katakan. Seharusnya sebelum bertemu denganku, tutup dulu portal pikiranmu. Dari jarak 100 meter pun aku tahu maksudmu,” ujar  Sà shuāng pada sosok yang sedang berdiri di belakangnya sembari bersedekap memandangi gadis itu.

“Oh. Aku lupa. Kenapa kau bersikeras untuk ke bumi?”

“Entahlah, sepertinya kehidupan di bawah sana tak semonoton di langit. Aku bosan.”

“Kau diam-diam selalu memperhatikan kehidupan di bawah sana melalui bokor kehidupan milik istana, kan?”

“Menurutmu?” tanya Sà shuāng, kemudian berjalan mendekati A Wei dan menggelendot manja pada lengan kekasihnya itu.

“Kau pikir, Kaisar dan Jenderal akan membiarkanmu pergi begitu saja?”

“Hm? Aku bisa pergi diam-diam,” jawab Sà shuāng penuh percaya diri. Meski dia tahu penjagaan di sekitar istana sangat ketat, tapi kekuatan yang dimilikinya bisa membantunya menyelinap pergi tanpa diketahui siapa pun.

“Kalau kau tertangkap, kau akan menjalani hukuman. Kau ingat selir Zhan Yang? Dia mencintai seorang manusia, dan memaksakan diri turun ke bumi, dan akibatnya apa?”

Sà shuāng menggigiti kuku-kukunya. Dia ingat, sepertinya kejadian itu sudah lama, sangat lama. Dia sendiri lupa berapa usianya saat ini. Semua berjalan lambat saat berada di langit. Mungkin kejadian itu sekitar 150 tahun yang lalu.

Sampai hari ini Selir Zhan Yang tak pernah kembali ke langit, hukumannya tak pernah selesai. Sà shuāng sama sekali tak mempedulikannya, lagi pula yang kena hukuman bukan dia. Dikiranya dia sebodoh itu!

A Wei terus menatap Sà shuāng lekat, sesekali dahinya mengernyit. “Apa yang kau pikirkan, Sà shuāng?” tanya A Wei.

Tiba-tiba saja Sà shuāng tertawa sangat keras, kemudian menepuk dahi A Wei.

“Stop, kau tak akan bisa mempengaruhiku dengan kekuatanmu. Beberapa hari lagi, aku akan pergi ke dunia bawah. Kau kira kekuatanmu bisa membuatku mengubah pikiranku? Kau lupa siapa aku?” ujar Sà shuāng.

Benar, A Wei lupa jika Sà shuāng adalah puteri salah satu petinggi langit. Kekuatannya memang jauh di atas A Wei. Gadis itu mampu membaca pikiran dan menghentikan waktu, dan kekuatannya sebenarnya sangat diperlukan untuk menghadapi situasi buruk.

Kekuatan yang selalu diasahnya, tapi belum pernah digunakan karena selama ini, kehidupan di langit terlihat baik-baik saja.

Sà shuāng sedikit berjinjit, kemudian mendaratkan sebuah kecupan manis di pipi pemuda itu. Membuat A Wei bersemu merah.

"S-Sà-shuāng," ucap A Wei tersipu malu.

Sà shuāng tersenyum genit pada A Wei. A Wei merasakan degup jantung yang berdebar kencang, ia mampu mengendalikan perasaannya itu agar ia bisa menahan diri untuk tidak bertindak lebih dari kecupan manis dari Sà shuāng.

Sejak keduanya lahir, mereka telah dijodohkan dan ditakdirkan untuk bersama. Sà shuāng tak keberatan, karena dia pun menyukai pemuda berwajah melankolis dengan rambut keemasan miliknya.

Raut wajah yang tenang, setenang aliran air di telaga, kedua mata yang teduh, seteduh awan di langit. A Wei pun selalu mengekor pada Sà shuāng, bahkan lebih mirip seekor anjing daripada kekasih.

Sà shuāng adalah penduduk Kerajaan Langit, sebuah dunia yang damai dan monoton selama ratusan tahun. Dia terpikat oleh Jenderal Liè Xīn Zhōng yang tampan dan atletis, tetapi dia terkenal dingin terhadap wanita. Dia ingin sekali mengetahui seperti apa kehidupan di Bumi, namun diperingatkan oleh kekasihnya, A Wei, bahwa kehidupan di Bumi tidak seindah kelihatannya. A Wei mengatakan kepadanya bahwa jika dia mengubah apa pun yang tidak dimaksudkan untuk diubah, dia akan mengubah sejarah dan kehidupan seseorang. Sà shuāng tertarik dengan ide untuk membuat perbedaan dalam kehidupan seseorang dan bertanya-tanya apakah dia dapat membantu mengubah penjahat menjadi pahlawan. Namun, A Wei memperingatkannya agar tidak meninggalkan Kerajaan Langit, karena kaisar akan menghukumnya dengan keras jika dia tertangkap. Terlepas dari peringatan A Wei, Sà shuāng tetap ingin meninggalkan Kerajaan Langit dan merasakan kehidupan yang berbeda.

Saat Sà shuāng merenungkan keinginannya untuk meninggalkan Kerajaan Langit, ia didekati oleh A Wei, yang menanyainya tentang kerinduannya akan Bumi. Sà shuāng mengaku bahwa dia bosan dengan kehidupan di Kerajaan Langit dan ingin tahu tentang kehidupan di Bumi. A Wei memperingatkannya bahwa meninggalkan Kerajaan Langit akan berbahaya, karena kaisar dan para jenderal tidak akan mengizinkannya. Dia mengingatkannya akan nasib Selir Zhan Yang, yang jatuh cinta pada seorang manusia dan dihukum berat ketika dia mencoba meninggalkan Kerajaan Langit. Sà shuāng ragu-ragu tapi tetap ingin merasakan sesuatu yang baru.

Keinginan Sà shuāng untuk meninggalkan Kerajaan Langit mencerminkan kebosanannya dengan kehidupan yang monoton. Namun, keingintahuannya tentang Bumi dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya, karena ia dapat mengubah jalannya sejarah dan kehidupan seseorang. Peringatan A Wei adalah pengingat bahwa tindakan memiliki konsekuensi, dan bahkan perubahan kecil pun dapat memiliki efek yang luas. Sà shuāng harus memutuskan apakah keinginannya untuk berpetualang sebanding dengan risiko hukuman dan potensi bahaya yang bisa ditimbulkannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status