Share

Bab 2 – Turun Ke Bumi

Sà shuāng harus mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum mengambil keputusan untuk meninggalkan Kerajaan Langit dan merasakan kehidupan di Bumi. Dia harus memikirkan konsekuensi dari tindakannya dan mempertimbangkan apakah risiko dan bahaya yang akan dihadapinya sepadan dengan keinginannya untuk berpetualang. Dia juga harus menghormati peringatan A Wei, yang merupakan teman dan kekasihnya, dan mempertimbangkan nasihat yang diberikannya. Jika dia memutuskan untuk mengambil risiko, maka dia harus mempersiapkan diri dan mengambil tindakan yang bijaksana untuk menghindari hukuman dan membantu mengubah kehidupan seseorang tanpa mengubah jalannya sejarah secara signifikan.

Sà shuāng masih memikirkan dunia di bawah sana, baginya dunia itu terlihat lebih menarik ketimbang kehidupannya yang terasa sangat monoton di langit. Seandainya saja A Wei mau diajaknya bermain-main sedikit di dunia bawah, dia akan mengajaknya pergi dan tak perlu kembali secepatnya ke langit.

Tapi Kaisar Langit terkadang benar-benar menyebalkan, lelaki yang selalu terlihat penuh wibawa itu memiliki banyak selir yang terkadang menjadi mata-mata baginya.

Dari kejauhan seorang wanita yang berusia tak jauh dari Sà shuāng berjalan mendekat ke arahnya. Dia adalah selir ke 10 kaisar langit dan selir termuda yang paling dekat dengannya.

“Sà shuāng, aku boleh bicara sesuatu denganmu?”

“Eh, tentu saja. Apa yang ingin Nyonya bicarakan denganku?”

 “Apa kau tak bisa merasakannya, Sà shuāng?”

 “Merasakan apa?” tanya Sà shuāng.

 “Ada energi negatif berada di sekitar istana, tapi aku bisa mengetahui darimana asalnya. Selama ini, negara langit selalu dalam keadaan tenang dan tenteram. Jika terjadi sesuatu, aku tidak tahu akan jadi menjadi seperti apa,” jawab Nyonya Muda Lie.

 “Seperti apa yang Anda rasakan?” tanya Sà shuāng penasaran.

Wanita muda yang dipanggilnya Nyonya Muda Lie itu mengerutkan keningnya, tampak dia sedang memikirkan sesuatu.

“Hawa yang sangat jahat, dingin, dan mendominasi. Entah siapa yang memilikinya, tapi aku yakin siapa pun yang memiliki hawa itu berasal dari seseorang yang bukan sembarangan. Kaisar sedang pergi ke arah barat, dia turun ke bumi untuk menemui seseorang, dia—”

“Kaisar turun ke bumi? Kenapa dia bisa turun ke sana? Aku tak pernah diperbolehkannya turun ke bumi, dia bilang jika aku turun ke sana, aku akan dihukumnya, karena aku bisa mengacaukan hubungan antara bumi dan langit!”

“Kau dan dia berbeda, Sà shuāng. Kaisar adalah penguasa, dia bebas melakukan apa pun. Sedangkan kau?” Nyonya Muda Lee tertawa kecil menutup mulutnya.

Gadis di hadapannya itu memang selalu membuatnya merasa lebih hidup, Sà shuāng yang polos dan terkadang menyebalkan itu memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.

Sà shuāng pun membisikkan sesuatu ke telinga Nyonya Muda Lie, “Jika aku turun ke bumi, apakah kau akan memberitahukan kaisar?”

Nyonya Muda Lee membelalakkan kedua matanya, “Sà shuāng, kau?”

 “He-em, aku berencana untuk turun ke bumi dan jalan-jalan di sana. Sesekali menggunakan lorong waktu yang berada di dalam aula tersembunyi tidak apa, kan?” pinta Sà shuāng pada Nyonya Muda Lie.

 Nyonya Muda Lie nampak kurang setuju, dia memegang pergelangan tangan Sà shuāng menahan keinginan gadis itu.

 “Sà shuāng, itu berbahaya—kau,” kata Nyonya Muda Lie ketakutan.

 Seperti biasa Sà shuāng menyelinap masuk ke dalam pikiran Nyonya Muda Lie. Wanita muda itu benar-benar ketakutan saat Sà shuāng mengatakan dia akan pergi ke bumi untuk jalan-jalan? Naif sekali!

“Tolong pikirkan tindakanmu yang terlalu gegabah ini bisa membahayakanmu, Sà shuāng.” kata Nyonya Muda Lie menahan Sà shuāng untuk membatalkan rencana turun ke bumi.

“Lagi pula, ayahku pasti sedang bersama Kaisar, jadi kurasa ... aku bisa jalan-jalan ke bumi beberapa jam saja.” kata Sà shuāng.

“Tidak, tidak. Aku tidak berani memberikanmu ijin masuk ke dalam aula itu dan membuka lorong waktu. Sà shuāng kau bisa membahayakan semua orang,” tolak Nyonya Muda Lie dengan lembut. Dia tak bisa membiarkan Sà shuāng ketahuan dan ditangkap, lalu dibuang ke bumi seperti Selir Zhan Yang.

 Sampai hari ini Selir Zhan Yang tak pernah kembali ke langit, entah apa yang terjadi. Bahkan dia tak pernah kembali meski dalam bentuk wujud aslinya. Apakah dia menolak untuk bereinkarnasi kembali atau jiwanya terperangkap di suatu tempat?

Sà shuāng mengangkat telapak tangan kanannya tepat ke depan wajah Nyonya Muda Lie.

“Sà shuāng,” teriak Nyonya Muda Lie.

“Nyonya Muda Lie, lihatlah,” ucap Sà shuāng. Ketika Sà shuāng mengangkat telapak tangannya, sebuah sinar keluar dengan cepat menuju ke beberapa arah, dalam seketika suasana menjadi sangat hening.

Beberapa pelayan yang berada di ruangan selir lain mendadak membeku di tempat, selir-selir kaisar, para prajurit, para petinggi istana langit, kecuali A Wei, semuanya membeku pada posisi mereka masing-masing.Sà shuāng tertawa geli melihat semuanya membeku berubah menjadi seperti patung. Keinginannya sudah sangat bulat, dia hanya ingin berjalan beberapa jam saja. Bukankah berjam-jam di bumi sama saja dengan beberapa detik di Istana Langit?

Sà shuāng memejamkan kedua matanya, dalam sekejap tubuhnya memudar, lalu lenyap dari pandangan mata.

Tiba-tiba saja dia muncul di dalam sebuah aula. Aula besar itu terlihat sangat lengang, tak ada siapa pun di sana. Sebuah suara mengagetkan Sà shuāng, dilihatnya A Wei sedang berjalan mendekat ke arahnya.

“Kenapa kau melakukannya?” tanya A Wei dengan suaranya yang serupa petikan kecapi, terasa begitu indah di telinga Sà shuāng.

“Aku bosan, aku ingin turun ke bumi,” jawab Sà shuāng acuh tak acuh.

“Kau tahu, Kaisar dan ayahmu pun sedang berada di bumi. Kalau kau bertemu dengan mereka tanpa sengaja, lalu?”

“A Wei, kenapa kau tak sekalian membeku? Kenapa kau bisa bebas dari kekuatanku?” tanya Sà shuāng yang memang sedikit bingung, kenapa kekuatannya tak mempengaruhi A Wei sama sekali?

“Aku menetralkan keadaan di sekitarku saja, jadi kau tak mampu menembus benteng pertahananku. Sà shuāng, apa kau tak mau berpikir kembali?”

“Lagi pula, tidak semudah itu bertemu dengan kaisar dan ayahku. Siapa tahu mereka turun di belahan bumi lainnya, atau di jaman yang lain. Kehidupan memiliki banyak lapisan yang terdiri dari beberapa jaman dan masa. Jaman dinasti mana kau bisa memilih? Apakah mereka menyebut pada jaman dinasti apa mereka turun? Bisa jadi mereka menuju jaman modern, atau mungkin ke masa lalu, bisa jadi 100 tahun sebelumnya. Jangan khawatir, aku tidak akan mungkin berpapasan dengan mereka. Aku hanya ingin tahu seperti apa kehidupan di sana,” terang Sà shuāng bersikeras untuk tetap ke bumi.

Sebuah pintu emas berada di dalam aula, tak ada yang berani membuka pintu itu kecuali kaisar dan para petinggi langit yang diberikan tugas untuk ke bumi. Sà shuāng menoleh ke belakang dilihatnya A Wei menatap cemas ke arahnya.

“Sà shuāng kau yakin ingin turun ke bumi? Kau harus tahu ke depannya, kau akan menerima konsekuensi dari tindakanmu ini,” tanya A Wei antara ragu dan ingin mengawal Sà shuāng, tapi tidak bisa menentang aturan Langit.

“Kau mau pergi bersamaku?” tanya Sà shuāng lugas.

“Sà shuāng kau bisa mengubah sejarah jika kau melakukan kesalahan di sana,” ucap A Wei penuh rasa cemas menahan Sà shuāng yang bertekad ingin membuka pintu tersebut.

Sà shuāng tak pernah berani menyentuh lorong waktu yang berada di balik pintu emas tersebut. Karena lorong itu akan membawa Sà shuāng entah ke jaman mana, jika tiba-tiba ia terlempar ke jaman modern dan ia melakukan kesalahan di jaman itu, maka di jaman sebelumnya kehidupan Sà shuāng juga akan berubah.

“Sà shuāng, kau bisa mengacaukan segalanya!” ucap A Wei tahan tangan Sà shuāng.

“Aku bersumpah aku tidak akan mengacaukannya!” kata Sà shuāng mantap, yakinkan A Wei bahwa semua akan baik-baik saja.

“Pikirkan kembali sebelum kau membuka pintu itu!” cegah A Wei.

Gadis bermata persik itu hanya tertawa kecil, kemudian tangan halus dan mulus miliknya menyentuh perlahan pintu berwarna emas itu. Pintu terbuka. Sà shuāng mengerjapkan kedua matanya, dia takjub dengan lorong waktu yang berada di hadapannya.

Cahaya itu begitu terang meski dia tak bisa melihat jelas ke depan karena terhalang kabut tebal, tapi cahaya itu yang nantinya akan menuntun Sà shuāng.

“Sà shuāng cepat kembali setelahnya! Kalau tidak, kau tidak akan bisa kembali ke Langit seperti selir Zhan Yang!” teriak A Wei.

“Aku akan kembali!” jawab Sà shuāng singkat.

“Sà shuāng!” teriak A Wei.

 Sà shuāng melangkah masuk ke dalam kabut lorong waktu. Dia kembali menjalankan waktu, di saat yang bersamaan pintu emas itu pun tertutup. Cahaya yang begitu menyakitkan kedua matanya muncul di hadapan Sà shuāng, dia tak bisa melihat apa pun, kedua matanya terasa sakit seakan mau buta karena cahaya itu benar-benar terang!

“Kedua mataku sakit!” seru Sà shuāng seorang diri.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Amik
bagus.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status