แชร์

Bab 6

ผู้เขียน: Vyra Fame
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-09-08 21:31:03

KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU

Setelah mengatakan itu Ibra pun pergi meninggalkan Fiona dan juga Fahri yang wajahnya sudah memucat dan memutih seputih dempul rumah tetangga.

"Mas, gimana dong?!" tanya Fiona dengan wajah paniknya.

Hening. Fahri tidak menjawab ucapan Fiona.

"Mas! Kok diem aja sih?! Ngomong dong!" ucap Fiona lagi dengan sedikit memekik karena ia takut kalau terlalu keras akan terdengar di telinga Ibra.

"Apaan sih? Aku lagi mikir nih!" ketus Fahri.

"Mikir apa ngelamun? Dipanggil gak nyaut."

"Ck! Mikir lah."

"Mikir apa coba?"

"Ya mikirin gimana caranya ngebatalin niat Papi untuk menikah dengan Ayra. Memangnya kamu mau kalau Ayra nanti jadi ibu tiri kamu dan jadi ibu tiri mertuaku?"

"Ya enggak lah enak aja!"

"Yaiya makanya lagi mikir ini. Ah, sialan bener si Ayra itu. Aku gak pernah nyangka kalau dia begitu licik."

"Itu kan mantan istri kamu, Mas, jadi kamu lah yang lebih paham bagaimana Ayra," sungut Fiona yang juga kesal dengan penuturan Fahri.

"Ya makanya aku bilang aku gak nyangka kalau dia begitu licik dengan ingin menggaet Papi kamu. Entah apa yang ada di otak perempuan itu."

"Jelas saja dia mau balas dendam sama kita, Mas. Apalagi coba?"

"Ya itu makanya. Nanti bisa-bisa kalau dia menikah sama Papi kamu dan Papi kamu cinta mati sama Ayra eh malah semua harta Papi kamu buat Ayra dan kita hanya akan gigit jari."

Mendadak wajah Fiona menjadi pias dan pucat. Ia benar-benar takut kalau semua itu terjadi.

"Enggak! Itu gak boleh sampai terjadi. Enak saja dia datang-satang mau kuasai harta Papi. Aki yang anskmya saja harus bersabar menunggu perintah dari Papi."

"Ya makanya kalau aku diam jangan cerewet! Itu tandanya aku lagi mikir gimana caranya ngatasin ini semua."

"Terus pas tadi kamu diam apa sudah ketemu solusinya?"

"Hmmm sudah, kenapa?"

"Ih aku kan kepo. Ayo kasih tau apa rencana kamu. Oh atau kamu mau celakain si Ayra gitu?"

"Ya enggak lah, memangnya aku kriminal apa?!"

"Ya kali aja gitu kepikiran melenyapkan Ayra biar dia gak ganggu hidup kita lagi."

"Ya gak sampe seekstrim gitu juga kali, Fi, yang ada kita masuk penjara bukannya menikmati harta."

"Ya terus apa dong? Daritadi ditanyain gak jawab-jawab kan aku kepo."

"Kita datangi dia dan intimidasi dia untuk menjauhi Papi kamu. Kamu kan anaknya Papi jadi kamu jauh lebih berhak untuk melakukan hal itu."

"Terus kalau dia ngadu sama Papi gimana? Bisa habis kita. Memangnya kamu gak liat tuh si Papi cintanya kebangetan sama si Ayra sialan itu!"

"Gak! Aku sangat yamin 100℅ kalau si Ayra gak akan ngomong ke apapi kamu. Percaya deh, aku pernah hidup seatap sama Ayra selama bertahun-tahun jadi aku sangat hafal sama karakter Ayra."

"Iya deh iya, si yang paling kenal sama Ayra itu." Fiona memalingkan wajahnya dan tubuhnya pun ia miringkan hingga membelakangi tubuh Fahri. Sembari melipat tangan di dada, Fiona mengerucutkan bibirnya karena kesal mengingat jika Fahri memang pernah hidup seatap dengan Ayra.

"Duh jangan marah dong, Sayang. Kan apa yang aku katakan itu kenyataan. Lagian juga itu kan dulu, toh sekarang aku sudah menjadi suamimu dan tinggal di sini kan? Please jangan marah. Yuk kita pikirkan masalah ini sama-sama." Fahri lantas merengkuh tubuh Fiona dari belakang dan ia mencium pucuk kepala wanita itu sembari membelai lembut surai hitam pekatnya. Fiona menaikkan kedua sudut bibir nya ke atas atas perlakuan mesra dari Fahri yang terlihat begitu mencintainya.

Ah, betapa bahagianya dia akhirnya bisa memiliki suami yang dia cintai terlebih lagi perlakuan Fahri yang selalu lembut padanya.

"Terus kapan kita mau intimidasi dia? Atau kita juga sekalian mau datang dia?" tanya Fiona lagi sembari membalik tubuhnya menghadap Fahri.

"Aku pikir sih tadinya cukup dengan telepon saja. Tapi kok kayaknya enakan kita berdua nemuin dia biar lebih ngena gitu ancaman kita pada Ayra. Kakaknya kalau hanya melalui sambungan telepon kok ya takut gak mempan."

"Emmm, yasudah kalau begitu besok kita datangi rumahnya dan kalau perlu kita buat perhitungan sama Ayra sialan itu gara-gara dia hidup kita malah jadi gak tenang."

"Iya Sayang, apa pun yang kamu inginkan akan aku turuti. Yaudah sekarang yuk kita ke kamar."

"Hemm? Mau ngapain? Ini baru juga jam delapan malam? Kan masih sore. Biasanya kita lanjut ke nonton televisi kan?" jawab Fiona yang berpura-pura tidak tahu padahal dia cukup mengerti apa maksud dari ucapan pria yang baru saja menyandang gelar sebagai suaminya itu.

"Ish masa kamu gak paham sih. Kita kan pengantin baru Sayang. Ya aku mau minta anu-anu lah sama kamu. Memangnya gak boleh?" ucap Fahri sembari menoel dagu lancip milik Fiona. Seketika wajah Fiona menghangat dan bersemu kemerahan.

Fiona pun mengangguk dengan malu-malu macan. Fahri tidak menunggu lama, ia langsung mengangkat tubuh Fiona ala bridal style dan Fahri membawa tubuh yang langsing dan tidak terlalu tinggi alias pendek ke dalam kamar keduanya untuk melakukan penyatuan di malam yang tidak indah itu.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fahri (ending)

    Ayra beranjak dari tempat duduknya, menghampiri wanita itu, lalu memeluknya. Ia berusaha penuh untuk membuat Fiona nyaman saat berada di keluarga ini. Ibra yang melihat pemandangan itu pun ikut bahagia. Ia senang karena Fiona sudah menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. “Fiona.” Panggil Ibra. “Iya?” “Kamu boleh tinggal di sini lagi jika berkenan,” tukas Ibra tulus. “Benarkah?” Fiona menatap tak percaya. Ini seperti sebuah kemustahilan. “Tentu saja. Karena kamu masih anak angkatku,” sahut Ibra seraya menganggukkan kepala. “Terima kasih, Papi.” Keesokan paginya, mereka semua bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit jiwa di mana bapak kandung Fiona berada. Sesampainya di sana, Fiona terlihat sedih melihat kondisi bapaknya yang masih dalam proses penyembuhan. Ibra menepuk pundak Fiona. “Sudah, jangan menangis lagi. Doakan yang terbaik untuk bapakmu.” “Iya, Papi. Aku hanya ingin bapakku sembuh. Itu saja.” Fiona menghapus air matanya. Di lain sisi, saat Fiona

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penyesalan Fiona

    Kini Fiona berada di depan rumah Ayra dan Ibra. Wanita itu terlihat sangat gugup dan juga malu. Cemas jika permintaan maafnya tidak diterima. Ya, memang kesalahannya begitu besar. Jadi, wajar saja bila nantinya Ayra dan Ibra tidak memberikan pintu maaf tersebut kepada dirinya. Fiona juga hanya bisa pasrah jika hal demikian sampai terjadi. Dia tak akan marah apalagi sakit hati untuk respons yang akan diterima. Fiona mencoba menghilangkan rasa gugup dan cemasnya sebelum mengetuk pintu rumah Ayra dan Ibra. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Fiona lakukan berulang kali sampai sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun permintaan maafnya diterima relatif kecil, ia tetap berusaha. Lagi pula, tidak ada salahnya bila Fiona mencoba. Karena bila tidak berusaha, dia tak akan tahu hasilnya.Fiona mengetuk pintu itu dengan dua ketukan. Selang beberapa menit, pintu segera terbuka. Pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik Ayra. Secara bersamaan, pasang

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   tidak ada yang gratis di dunia ini, Bu.

    "Ah! Tolong katakan itu di kantor, sekarang mari ikut kami untuk memenuhi prosedur," jelas polisi tersebut dengan lantas menarik tangan Fahri dan mulai memborgolnya.Fahri tentu meronta, ia berusaha menjelaskan semuanya namun kedua polisi itu tak mendengar dan seakan-akan menutup kedua telinganya.Sementara itu, Hilwa mulai meraung-raung memohon untuk tidak membawa anaknya ke kantor polisi."Tolong lepaskan anak saya! Kalian tidak pantas membawanya atas tuduhan tidak dilakukannya!" titah Hilwa dengan berteriak tak karuan, bahkan wanita itu sampai tak segan-segan untuk mencaci petugas polisi tersebut.Keributan itu jelas terdengar sampai ke dalam kamar pribadi milik Nazwa. Gadis yang tengah asyik memainkan gadgetnya merasa terganggu dengan kebisingan yang terjadi di rumahnya.Nazwa pun bangkit dari tempat tidurnya dan berdecih, "Ada apa sih!? Kenapa ribut sekali!?"Tanpa berpikir panjang Nazwa pun lekas beranjak dan keluar dari kamar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.Hingga

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   penangkapan Fahri

    "Apa-apaan ini!?" pekik Fahri saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mendapat surat pemecatan dari HRD.Ya! Ketika Fahri tengah sibuk di ruang kerjanya ia tiba-tiba dikejutkan oleh sosok sekretaris yang mendatangi ruangannya dan menyerahkan secarik kertas yang berisikan sebuah surat pemecatan.Hal itu lantas membuat Fahri naik pitam, ia sama sekali tak terima diperlakukan seperti itu oleh Ibra, yang merupakan ayah mertuanya sendiri."M-maaf, Pak. Saya hanya menyampaikannya saja, selebihnya saya tidak tahu pasti," ucap sekretaris itu dengan menundukkan kepalanya. Wanita itu terlihat takut dengan temperamen atasannya yang tiba-tiba naik.Fahri pun berdecih kesal, lalu kembali membaca isi surat tersebut. Hingga ia kembali terkejut saat membaca pernyataan yang menyatakan bahwa Ibra tidak hanya akan memecatnya, namun lelaki itu juga akan melaporkan Fahri kepada pihak berwajib atas tindakan penggelapan dana yang ia lakukan pada perusahaan.Mengetahui hal itu, Fahri semakin geram, amarahnya

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   menceraikan Fiona

    “Fahri pulang! Dia akhirnya pulang setelah berhari-hari,” sorak Fiona yang merasa memiliki secercah harapan dengan kepulangan pria itu.Beberapa hari belakangan, Fiona sama sekali tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Hari-harinya dipenuhi oleh fisik lesu dan perasaan lelah dan tekanan batin.Namun, begitu mendapati bahwa Fahri akhirnya kembali pulang membuat Fiona merasa bersemangat dan berharap-harap cemas. Akankah lelaki itu pulang karena sadar dan ingin meminta maaf, ataukah jangan-jangan ingin melakukan hal lain yang membuat Fiona semakin terpuruk? Itu lah pertanyaan yang memenuhi benak Fiona sekarang ini.Wanita itu langsung bangkit dari sofa dan berjalan beberapa langkah untuk membukakan pintu. Sebelum muncul di ambang pintu, Fiona sedikit merapikan rambut dan kondisi pakaiannya agar terlihat lebih layak untuk menyambut kepulangan suaminya.Fahri pun turun dari mobilnya begitu mesin mobil sudah dia matikan. Wajah pria itu tampak datar dan bahkan tanpa ekspresi. Dari sudu

  • KAU REBUT SUAMIKU, KUPACARI AYAHMU   kegundahan bati Fiona

    Fiona masih tak kuasa menahan dadanya yang justru semakin sesak. Dia terus memukul-mukulnya dengan kepalan tangan saking sakit dan perih hatinya saat ini.“Fahri, kamu benar-benar kejam!” isaknya yang sejak ditinggal Fahri tadi sudah menangis dengan lelehan air mata berurai di kedua pipinya yang bening. Fiona bahkan tidak peduli bila saat ini dirinya hanya terduduk di lantai saking gontai dan lemas kedua lututnya mendengar untaian kalimat demi kalimat yang dilontarkan Fahri.Lantai keramik di ruang tengah yang dingin itu menjadi saksi pertengkaran keduanya beberapa saat yang lalu serta menjadi saksi pula betapa hancurnya perasaan Fiona saat ini.“Bisa-bisanya kamu bilang bahwa selama ini kamu hanya memanfaatkanku saja, Fahri!” Fiona masih tidak menyangka. “Padahal, waktu itu wajah kamu begitu tulus saat menyatakan perasaanmu. Kita bahkan harus menghadapi berbagai lika-liku sampai-sampai kau bercerai dengan Ayra.”“Perjuangan kita begitu panjang dan berat. Tapi kenapa … kamu malah ber

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status