KAWIN KONTRAK DENGAN CEO PSIKOPAT

KAWIN KONTRAK DENGAN CEO PSIKOPAT

By:  Quby  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
214views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pengkhianatan dari sang kekasih membuat Jennie pergi meninggalkannya dan mencari kehidupan baru di luar sana meski pun bermodal nekat dan tak punya apa-apa. Jennie memutuskan kawin kontrak dengan seorang CEO untuk melanjutkan hidupnya. Jennie pikir kawin kontrak dengan CEO bisa menyelamatkan hidupnya sementara, namun ternyata Jennie salah. Karena CEO yang menikah dengannya adalah seorang CEO Psikopat. Alih-alih lepas dari kandang buaya, Jennie malah masuk ke dalam kandang macan.

View More
KAWIN KONTRAK DENGAN CEO PSIKOPAT Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
5 Chapters
1. Hari yang Kacau
"Di mana Jack? sepertinya dia tidak di rumah. Padahal aku ingin mengajaknya pergi." Jennie berjalan menuju kamar Jack."Baby ...." Jennie menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamar. Dia mengerutkan dahinya setelah mendengar sayup-sayup suara dari dalam kamar."Apa aku salah dengar? suara wanita?" Jennie menempelkan telinganya di pintu. Merasa ada yang tak beres, Jennie langsung membuka pintu kamar itu. "Ja-Jack ...."Jennie diam mematung. Jantungnya langsung berdegup lebih kencang, matanya membelalak lebar melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya saat ini. Dia benar-benar terkejut.Pintu kamar Jack terbuka, menampilkan seorang wanita yang tidak memakai busana sedang bercumbu mesra dengan Jack, kekasih Jennie. "Jennie...”Jack melotot hebat. Dia benar-benar terkejut melihat kedatangan Jennie. Tak pernah sekali pun terlintas dalam benak Jack di tengah-tengah kegiatan panasnya bersama Ella, Jennie datang dan memergokinya. Benar-benar mimpi buruk.Jennie berjalan menuj
Read more
2. Kawin Kontrak
Sesampainya di rumah Garvin, Jennie langsung memapah Garvin masuk ke dalam rumahnya.Tidak ada orang sama sekali di rumah Garvin, rumah ini benar-benar sepi.Jennie memapah Garvin dengan susah payah. "Berat sekali lelaki ini." Refleks Jennie langsung mencampakkan Garvin ke atas sofa.Nafas Jennie tersengal. Dia mengelap peluh yang menetes di dahinya. "Sungguh, lelah sekali membawa lelaki ini hanya ke dalam rumah saja. Kebanyakan dosa pasti, makanya berat." Jennie mendudukkan dirinya di atas sofa. Berniat beristirahat.Baru saja Jennie mendudukkan dirinya, tiba-tiba saja masalah menghampirinya."GARVIN! GARVIN! BUKA PINTUNYA! GARVIN!!"Mata Jennie terbelalak lebar mendengar suara itu. Suara yang sama dengan suara yang di telepon tadi.Jennie benar-benar terkejut saat tiba-tiba pintu rumah digedor kuat, jeritan memanggil nama Garvin semakin membuat bulu kuduk Jennie merinding.Jennie memejamkan matanya frustasi. "Matilah aku! Itu pasti si Edward gila." Jennie mengacak rambutnya kasar."
Read more
3. Mempersiapkan Pernikahan
"Bagaimana gaun yang ini saja?" Jennie bertanya pada Garvin.Jennie menunjukkan gaun putih pilihannya pada Garvin."Sangat jelek! Kau pikir kau mau kemana? Seleramu sangat jelek dan terlihat murahan." Garvin menolak mentah-mentah gaun yang Jennie pilih.Jennie cemberut. Dia mendengus kesal. Sudah ada 6 gaun pernikahan yang dipilihnya dan semua ditolak oleh Garvin. Entah gaun yang seperti apa yang cocok di mata Garvin.Ya, saat ini Jennie dan Garvin sedang berada di butik gaun pernikahan untuk membeli gaun pernikahan Jennie.Flashback on :"Ayolah. Ini tidak akan lama. Hanya 3 bulan. 3 bulan waktu yang sangat singkat. Terima saja tawaranku. Kau tidak akan mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku." Jennie terus berusaha meyakinkan Garvin."Kawin kontrak hanya 3 bulan. Dan kita sama-sama diuntungkan. Ayolah, setuju saja. Dimana lagi kau mendapatkan wanita cantik dan cerdas sepertiku untuk diajak kawin kontrak?? Nama baikmu akan terjaga jika menikah denganku." Jennie tak pernah lela
Read more
4. Berburu
"Ingat perjanjian kita. Jangan pernah masuk ke dalam ruangan ujung itu." Garvin memperingati Jennie.Saat ini Garvin dan Jennie sedang berada di lantai atas rumah Garvin. Ada 4 kamar di lantai atas. Kamar pertama kosong, kamar kedua kamar Jennie, kamar ketiga kamar Garvin, dan kamar keempat kamar rahasia milik Garvin yang tidak boleh dimasuki siapa pun."Baiklah, terserah kau saja. Aku juga tidak peduli dengan itu." Ucap Jennie tak peduli."Aku lelah mau tidur. Selamat malam, aku tidur duluan." Jennie masuk ke dalam kamar terlebih dahulu. Meninggalkan Garvin sendiri.Setelah Jennie masuk ke kamarnya, Garvin langsung masuk ke kamar rahasia miliknya.Garvin duduk di sofa. Dia diam untuk beberapa saat. Sungguh yang terjadi belakangan ini begitu sulit dicerna. Semuanya terjadi secara tiba-tiba dan membuat beban Garvin bertambah.Garvin memijat kepalanya. "Kepalaku rasanya mau pecah." Garvin menghela nafasnya lelah."Mungkinkah ini yang dinamakan takdir? Tuhan mengutukku tidak akan pernah
Read more
5. Tidur Bersama
Hari ini Garvin dan Jennie menghabiskan waktu di rumah saja. Garvin sedikit sibuk menerima banyak telepon dari rekan bisnisnya yang shock mendapat undangan pernikahan Garvin tiba-tiba."Ayo tidur." Jennie mengajak Garvin tidur. Ini tiba-tiba sekali.Garvin mengerutkan dahinya. "Tidur? Yasudah sana kau tidur. Untuk apa mengajakku?" Tanya Garvin kesal. Garvin kembali fokus pada ponselnya."Apa kau gila? Setelah rumah ini dimasuki oleh pembunuh kau suruh aku tidur sendirian? Aku tidak ingin mengambil resiko. Aku ingin tidur denganmu supaya aman." Jennie mengungkapkan maksud dirinya mengajak Garvin tidur bersama. Jennie tidak berbohong. Dia memang sangat takut karena kejadian itu.Mendengar penjelasan Jennie, Garvin terkejut sekaligus bingung. "Tidur bersama?" Tanya Garvin."Tidak! Tidak mau! Kau saja tidur sendiri. Aku tak ingin tidur denganmu!" Garvin menolak Jennie mentah-mentah.Jennie berdecak kesal. "Hei! Aku tidak bermaksud apa pun. Aku hanya ingin selamat. Tidak ingin mati dibunuh
Read more
DMCA.com Protection Status