Rombongan itu kembali memakai penyamaran pedagang mereka dengan kentara. Meski Ditrian ragu jika itu masih bisa mengelabui para penjaga. Dengan kejadian ini, ia tak yakin bisa menghindari orang-orang yang kenal pada mereka. Apalagi rombongan Direwolf akan mencolok di wilayah bekas Kerajaan Galdea yang didominasi manusia.
Sheira, sang Magion terkuat, sekaligus selirnya membuat perisai cahaya berwarna ungu. Seperti dinding tembus pandang yang melintang tinggi dan panjang. Ditrian tidak tahu sampai sejauh mana dinding itu hadir. Sheira bilang, itu mengelilingi dari perbatasan desa hingga ke ujung kebun ajaib. Luar biasa.
Kini gerobak dagang mereka sudah berganti isinya. Makanan-makanan kering dan garam sebagian diberikan pada penduduk desa. Muatan mereka menjadi satu kotak besar kepingan emas. Mungkin isinya seratus ribu keping. Juga tiga kerat buah-buahan dari kebun ajaib. Ditrian menjadi mirip Ikiles dan Sheira. Dia ingin bereksperimen sampai kapan buah-buah itu bertaha
"Kami minta satu tenda lagi pada Kepala Desa, Yang Mulia," ucap Sir George. "Yang Mulia bisa tidur di tenda satunya."Kini sudah ada dua tenda berdiri kokoh di tengah tanah kosong di antara pepohonan. Di awal perjalanan, rajanya minta dua tenda terpisah. Karena bisa jadi selir raja tidak mau setenda dengannya. Tapi ... wajah wanita itu sungkan.Ditrian dan Sheira memasuki tenda itu. Mungkin tiga kali tiga meter. Cuma ada sebuah kasur yang digelar di tanah atas tikar. Tapi ditumpuki bulu-buluan binatang yang tebal. Di sebelahnya ada ketel air minum."Sepertinya cukup nyaman. Kau suka?" tanya Ditrian.Sheira terlihat sedikit tidak puas. Jemarinya berkait saling bermain. Ia cuma mengulum bibir."Ya. Terimakasih," lirihnya."Ada apa? Apa kau menginginkan yang lain?"Sheira cuma melirik ke samping. "Tidak."Ditrian hendak melangkah keluar tenda. Ia tersenyum, lalu memandang wajah tertunduknya."Nanti malam akan dingin. Aku ak
Rombongan itu masih ada di wilayah bekas Kerajaan Galdea. Tidak terlalu dingin, tapi angin menghempas dedaunan jatuh di antara pohon-pohon. Di malam yang gelap, cahaya bulan merangsak masuk di antara ranting-ranting. Sunyi, tapi tidak begitu yang terdengar di telinga Ditrian.Ia mendengar nafas Sheira menggebu-gebu di tengah ciuman mesra. Sudah berubah liar beberapa menit yang lalu."Sudah mulai dingin. Aku hangatkan ya," tawar Ditrian.Sebetulnya, ini tidak sedingin itu. Tidak membuatnya menggigil nyaris mati seperti saat mereka baru tiba di pegunungan perbatasan Kerajaan Canideus, dekat sungai gletser.Ditrian memenuhinya tanpa sempat dijawab. Wanita itu telah berada dalam cengkramannya.
Suasana Kota Vanran masih sama. Suram. Hanya saja, kali ini sambutan pada rombongan Direwolf itu sedikit berbeda. Pasukan kekaisaran yang berjaga sepertinya lebih sopan dari sebelumnya. Mereka terlihat gentar.Mungkin mereka mulai peka dengan rombongan Direwolf ini. Sir Kedrick dan batalyonnya tentu telah melalui Kota Vanran. Gemuruh hebat seperti petir di siang bolong akan membuat siapapun bergidik ngeri. Pastinya serdadu serigala Direwolf meninggalkan kesan kentara pada setiap yang menyaksikan, mungkin juga para pasukan penjaga kota. Mereka lebih sopan.Ditrian tak mau lagi jika mereka harus menginap di rumah bordil Madam Cherry. Untunglah mereka mendapat satu tempat menginap yang nyaman. Atau ... mungkin itu sengaja disiapkan untuk mereka?"Maafkan kami waktu itu tidak bisa menyediakan kamar untuk rombongan Anda," kata pemilik penginapan penuh sesal. Mereka melalui lorong penginapan di lantai tertinggi."Ah tidak masalah, Tuan. Kami juga hanya pedagang
"Lumayan juga."Grand Duke Everon duduk di ruang tamu. Beberapa pelayan berjaga di sekitar mereka kalau-kalau tuan dan tamunya ingin dituangkan teh lagi atau meminta yang lain-lain.Di hadapan pria itu sudah duduk dengan anggun, Lady Evelina von Monrad, putri satu-satunya keluarga Duke Gidean von Monrad yang tersohor karena sikap baiknya. Setidaknya itu yang mereka tahu, tapi Grand Duke Everon lebih kenal sikap buruk dan kurang ajarnya."Kudengar kau benar-benar bergaul dengan teman-teman ayahmu.""Saya tidak menyangka Yang Mulia Grand Duke memperhatikan apa yang saya lakukan belakangan ini," balasnya anggun. Tentu dia merasa tersanjung.Mata hijau Evelina yang menawan memandangi laku pria itu. Grand Duke Everon ... orang yang paling dipercaya pemimpin nomor satu di kerajaan ini.Sebetulnya Grand Duke Everon juga tak kalah tampan dari Raja Ditrian. Rambut hitam legam, hidung yang tinggi, telinga anjing warna kelam senada. Yang berbeda kontra
Ditrian, Sheira telah tiba di tempat yang mereka kenali. Istana Kerajaan Canideus. Rasanya seperti telah meninggalkan tempat itu seumur hidup.Rombongan berkuda memasuki pelataran istana.Di puncak tangga pualam, Lady Emma, beberapa dayang, para pelayan, dan ... Grand Duke Everon sudah siap sedia menyambut mereka."Selamat datang Yang Mulia, Tuan Putri," sapa Lady Emma sopan. "Bagaimana perjalanan Anda?""Cukup melelahkan. Tapi menyenangkan," Ditrian melirik pada Sheira."Saya mendengar banyak kabar tentang perjalanan Anda," timpal Grand Duke Everon.Ditrian jadi menyadari kehadiran orang itu. Ia sudah rapi."Salam, Yang Mulia," sapanya kemudian."Grand Duke Everon," ucapnya seraya mengangguk. "Bagaimana keadaan ibukota selama aku tidak ada?""Begitulah, Yang Mulia. Kepergian Anda yang tiba-tiba cukup membuat saya kewalahan. Semuanya terkendali, tapi ada beberapa hal mendesak yang ingin saya bicarakan."Ditrian bi
Di antara pilar-pilar pualam yang gelap dan dingin. Di sisi dinding-dinding tua yang berdiri berabad-abad. Raja Ditrian melangkah gontai di koridor. Pikirannya kalut. Tubuhnya letih.Bukan karena rapat yang bertubi-tubi setelah ia tiba hari ini. Bukan karena dokumen-dokumen yang menumpuk yang harus ia simak hingga tengah malam. Tapi ... karena sebuah keputusan berat yang harus ia timbang.Menikah dengan Evelina.Ia telah berada di istana ratu. Kamar paling ujung dengan pintu putih pohon ek. Kamar yang paling tidak dianggap. Tapi ... ini adalah kamar yang berharga baginya, karena si empunya. Malam ini ... tidak seperti yang lalu-lalu. Berat rasanya melangkah kemari.Ia mengetuk pintu itu dengan sangat pelan.
"Jadi ... apa Anda sudah memahami soal fundamental kerajaan ini?"Sheira mengangguk mantap. Fred baru saja menjelaskan beberapa hal dasar padanya."Kerajaan Canideus terdiri dari beberapa elemen penting. Keluarga Kerajaan, Partai Bangsawan, Dewan Rakyat, Garda Militer Kerajaan, dan Pengadilan Agung. Pengadilan Agung bertugas untuk menegakkan hukum dalam setiap kasus hukum, baik kepada para bangsawan, maupun rakyat biasa. Yang Mulia Raja juga punya hak istimewa sebagai hakim jika suatu kasus berkaitan dengan keluarga kerajaan.""Lalu bagaimana dengan Garda Militer Kerajaan?" tanya Fred sambil membetulkan kacamata bacanya."Garda Militer Kerajaan melakukan patroli, menjamin keamanan seluruh negeri dan mencegah tindakan kriminal. Berperang di bawah perintah Yang Mulia Raja jika diperlukan.""Bagus. Apa Anda sudah paham peran Partai Bangsawan, Dewan Rakyat, dan Keluarga Kerajaan?""Umm ... Partai Bangsawan akan mengajukan suatu pembangunan atau
"Mulai sekarang, Tuan Putri akan menjadi pegawai magang di sini. Beliau sama seperti kita semua, tidak perlu di beri perlakuan khusus!" seru Fred di ruang kantor para pegawai. "Kembali bekerja!"Seketika semua orang kembali pada buku jurnal dan perkamen di meja masing-masing. Sheira bisa melihat para Direwolf itu dengan telinga-telinga anjing kecil mereka. Di bawahnya ada wajah-wajah serius yang penuh konsentrasi. Beberapa menetap di meja dengan pena-pena bulu yang tak berhenti menggesek perkamen. Lainnya ada yang mengangkut gulungan perkamen di pelukan mereka atau buku jurnal tebal bersampul kulit lembu.Namun, Sheira tak bisa menghindari lirikan-lirikan mereka yang seperti ingin tahu padanya. Atau beberapa pegawai Direwolf wanita yang berbisik di pojok sana. Entah bicara apa.Mereka ada di Departemen Legal Istana. Sebuah ruangan yang berisi dokumen-dokumen dalam proses dengan para pegawai yang memakai seragam sama dengan Fred. Jas biru tua dengan bordiran sulu