Home / Romansa / Kala Cinta Menggoda / Kegilaan Daniel.

Share

Kegilaan Daniel.

Author: Skavivi
last update Last Updated: 2021-06-17 19:23:37

Malam itu, semua kegilaan Daniel masih terjadi. Daniel, tidak hanya meminta Andina untuk menemaninya makan malam. Tapi Daniel juga meminta Andina untuk menemaninya menikmati bintang yang berkerlip riang di atas awan.

Duduk di pinggir jalan, di temani hamparan sawah yang begitu luas. Andina mengusap ke dua lengannya. Suasana memang cerah, tapi udara begitu dingin.

"Besok saya harus kerja!" ujar Andina, ia menguap. Matanya sudah sulit untuk terbuka.

"Tapi saya belum melihat ada bintang jatuh." balas Daniel, ia masih menengadah menatap langit. Membuat gadis berambut ikal halus itu mendesah lelah.

"Harus menunggu keajaiban jika ingin melihat bintang jatuh! Sudah ayo pulang!" ajak Andina lagi, kesekian kalinya. Ia merasa berdosa telah menjadi wanita yang pergi dengan laki-laki yang memiliki tunangan.

"Sebentar lagi, saya belum puas. Saya masih ingin menikmati liburan ini.  Jarang-jarang saya menikmati keindahan pedesaan Bali. Lagipula dua hari lagi saya kembali ke Jakarta." Daniel sama sekali tidak membiarkan Andina untuk menang. Andina mengiyakan ajakan Daniel, untuk terakhir kalinya. Paling tidak untuk sekarang.

Setelah beberapa saat Daniel puas melihat bintang dan kunang-kunang, Daniel mengajak Andina untuk pulang.

Sudah lewat tengah malam saat Andina tiba di kost-kostan. Ia lelah. Tapi setelah mengantar Daniel kembali ke hotel dan mendapatkan kalimat yang membuat Andina kesengsem sekaligus terpesona. Andina tak berharap pagi akan membangunkannya dengan keadaan yang kembali mengacaukan pikirannya.

Kebersamaan Daniel dan Andina mungkin bukanlah keromantisan yang menakjubkan. Terlebih untuk Daniel, itu bukanlah keromantisan yang menjurus secara seksual.

Tapi bagi Andina ada hal yang membuatnya takut. Andina takut, ia takkan pernah bisa melupakan hari ini selamanya.

"Terimakasih Andin, hari ini anda sudah menemani saya seharian, saya senang." kata Daniel tulus, senyum itu menjadi awal yang menggetarkan hati Andina untuk pertama kalinya.

Mereka berpisah di depan lobi hotel. Tentu satpam sangat tahu siapa wanita yang mengantar Daniel pulang.

*

Sudah hampir tengah malam, Daniel tak kunjung datang ke kamar mereka. Aurelie menunggu dengan gelisah. Kakinya wira-wiri di depan kamar mereka. Hingga Aurelie mencegat bell boys yang sedang melewati koridor hotel.

"Lihat pak Daniel?" tanya Aurelie.

Bell boys tadi berpikir sejenak, sudah sejak pagi tadi bos besarnya keluar dari hotel. Sampai jam segini pun belum kembali. Ia pun jadi bingung harus menjawab apa. Lagipula bukan urusannya  kalau bos besarnya belum pulang.

"Maaf saya shift malam, saya tidak tahu. Coba tanyakan pada resepsionis." Bell boys tadi menunduk menyesal, ia kembali mendorong troli berisi koper milik pengunjung hotel yang akan menginap.

Aurelie menggeram kesal. Ia melangkahkan kakinya menuju lift.  Aurelie memencet tombol lift, lalu menunggu pintu lift terbuka.

Di saat yang bersamaan. Daniel terkejut saat mendapati Aurelie berdiri sembari memasang wajah yang khawatir.

"Aurelie." panggil Daniel setelah ia keluar dari dalam lift.

"Daniel!" Kesal karena sudah di buat khawatir, Aurelie memukul-mukul dada Daniel.

"Darimana saja sih! Aku kangen tau." cecar Aurelie seraya memeluk tubuh Daniel. Tangan kanan perempuan itu merayapi punggung Daniel dengan gerakan pelan.

Daniel tergelak sebentar, "Aku habis jalan-jalan, maaf membuatmu menunggu lama."  Daniel mengurai pelukan Aurelie.

"Kenapa? Apa kamu gak kangen sama aku, Dan? Apa kamu marah karena selama di Bali aku sering meninggalkanmu?" tanya Aurelie, ia merasa Daniel berubah akhir-akhir ini, justru setelah mereka bertunangan.

"Aku kangen. Tapi..." Belum juga Daniel menyelesaikan ucapannya.  Aurelie sudah menimpalinya dengan kecurigaan-kecurigaan yang membuat Daniel jengah.

"Kalau bosan kan wajar, Rel." jawab Daniel diplomatis.

"Gak bisa gitu, Dan! Kamu gak boleh bosen sama aku. Kamu harus tetap milikku!"

Daniel yang tak ingin merusak momentum kebahagiaannya dengan Andina rusak karena keegoisan Aurelie. Memilih untuk mencium kening Aurelie, sebagai bentuk permintaan maafnya karena sudah menghabiskan lebih dari setengah hari bersama wanita lain.

"Aku mau mandi, Rel. Setelah itu kita istirahat." ujar Daniel seraya merangkulkan tangannya di bahu Aurelie. Mereka berdua berjalan menuju kamar beriringan.

"Dan, seminggu lagi aku harus berangkat ke Paris. Bisakah kita menghabiskan waktu lebih lama lagi di sini. Aku rasa, dari kemarin aku sibuk dengan pekerjaanku dan mengacuhkan mu." Aurelie merasa dirinya butuh memuaskan hasratnya bersama Daniel sebelum ia benar-benar tidak bisa menghabiskan malam yang mendebarkan bersama laki-laki yang memberinya segalanya.

Daniel membuka kamar hotel menggunakan sidik jarinya, "Sudah selesai peragaan busananya?" tanya Daniel. Ia menaruh tas kecilnya, dan melepas sepatu. Aurelie mengangguk, ia membantu Daniel melepas kancing kemejanya.

"Aku bisa memanjakanmu malam ini, Dan." Aurelie tersenyum menawan. Menggodanya dengan cara memainkan jari-jarinya yang lentik di dada Daniel. Daniel bersikap biasa saja, tak ada nafsu yang mendobrak pergerakan kejahatannya untuk menerjang Aurelie dan membalasnya dengan rangsangan.

Sentuhan-sentuhan lembut dan penuh gairah itu seperti lenyap bersama dengan kalimat penolakan Daniel.

"Sayang, jangan bilang kamu ngambek!" Kening Aurelie berkerut halus. "Daniel katakan, kamu mikirin apa sih?" Aurelie tidak biasa dengan sikap Daniel yang kaku, Daniel seperti sudah tak bisa ia kendalikan.

"Aku gak kenapa-kenapa, Rel. Aku cuma lelah. Aku mau istirahat." Daniel mengambil handuknya, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aurelie bergumam, ia duduk di tepi ranjang. Pikirannya sudah kalut, tapi ia tidak mau membuat hari-harinya bersama Daniel terbuang sia-sia.

Aurelie membasuh wajahnya, lalu mematut dirinya di cermin. Senyumnya merekah tatkala ia memoles gincu di bibirnya yang tipis. Gincu berwarna merah cetar membahana.

Aku hanya perlu menggodamu, Daniel.

Aurelie mengganti baju tidurnya dengan lingerie yang slalu ia bawa jika bermalam dengan tunangannya. Aurelie memang tahu bagaimana memainkan perannya dan menunjukkan kelebihan-kelebihan di tubuhnya.

Daniel membuka pintu kamar mandi, ia mengusap rambutnya yang basah, saat dirinya menoleh ke arah Aurelie, dirinya terkejut, nyaris sesak nafas, karena Aurelie sudah setengah telanjang!

Happy reading 💚

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Melati A3
ceweknya nafsu bet ah
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
harus tegas ya dan
goodnovel comment avatar
Cut Nyak Dien
ha ha ha,murah amat neng aurel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kala Cinta Menggoda   Epilog.

    Proses melahirkan sukses membuat Daniel hampir pingsan. Bagaimana tidak? Selama proses terlahirnya manusia kecil yang sedang melakukan inisiasi menyusui dini itu, Andina terus mencengkeram suaminya. Meremas semua yang bisa ia jangkau dari untuk melampiaskan rasa sakitnya, atau tepatnya membagi rasa sakit.Andina bahagia, begitupun Daniel yang sempat menangis haru sepanjang hari kemarin."Masih sakit, yang?" tanya Daniel sambil mengamati sang anak yang masih menyusu dengan mata yang terpejam. Bayi merah yang diberi nama Dayana Dimitri tanpa Putri Adelard Sanjaya itu terlihat menikmati asi eksklusif dari Andina."Masih dong, kamu kira sulap! Di obati langsung sembuh!" seru Andina kesal.Daniel tersenyum seraya mengambil sisir untuk merapikan rambut Andina."Udah jangan marah-marah! Nanti Dayana sedih lho denger suaramu." sindir Daniel."Habis kamu lucu mas! Orang baru melahirkan kemarin kok ditanyain masih sakit apa eng

  • Kala Cinta Menggoda   Miracle.

    Di pesawat yang mengudara menuju Jakarta, Andina terus bertahan dengan hati yang begitu ketar-ketir memikirkan kandungannya. Ia takut terjadi apa-apa saat kemarin hasil check up menunjukkan sedikit risiko jika melakukan penerbangan. Namun, Daniel terus mengingatkan bahwa ia akan baik-baik saja asal jangan tegang."Gimana gak tegang, mas! Mama pasti bawel kalau cucunya kenapa-kenapa." sunggut Andina.Daniel mengusap perut Andina dengan pelan selama perjalanan yang hanya memakan waktu satu setengah jam itu."Rilex, sayang. Jangan takut! Aku bakal nyanyiin lagu anak-anak untuk Dayana putri kita. Lagu kita dulu, konyol tapi sampai sekarang aku masih ingat."Andina mengangguk pasrah dan berusaha memejamkan mata saat Daniel mulai menyanyikan lagu Barney."I love you, you love me. We are happy family. With a great big hug. And a kiss from me to you, won't you say you love me too..."Daniel tersenyum lega saat det

  • Kala Cinta Menggoda   Cukup sekali saja.

    Butuh waktu hingga satu bulan untuk membujuk Andina agar mau melepas orangtuanya pulang ke rumah masing-masing. Meski berat, Andina tetap mengantar ibunya dan Feng ke Bandara Ngurah Rai setelah beberapa hari yang lalu Feri terlebih dahulu pulang ke Surabaya bersama kedua anaknya. Kirana masih tinggal di hotel untuk mengikuti job training dengan petinggi perusahaan. "Dimana rumah ibu?" tanya Andina setelah cukup puas menangis dan merengek sembari menarik ujung baju ibunya agar tidak pergi darinya lagi."Aku masih kangen, masih mau ibu ada disini!" lanjutnya tetap dengan nada merengek, seolah satu bulan ini tidak cukup untuk melepas kerinduan bersama. Feng yang 'mungkin' menganggap Andina aneh memasang wajah tak acuh. Ia bergumam dengan bahasa Mandarin yang pasti Larasati mengerti jika itu adalah peringatan. "Dina... Ibu harus pulang ke Hongkong. Ibu harus kerja, kalau kamu kangen sama ibu, Daniel sudah tahu dimana rumah ibu. Kamu bisa data

  • Kala Cinta Menggoda   Utuh.

    Suasana ballroom hotel terlihat sangat sejuk dengan hiasan bunga-bunga segar berwarna putih, begitu juga dedaunan yang di tata sedemikian rupa agar terlihat rapi dan indah. Balon-balon bertuliskan inisial DAYANA bergoyang-goyang diterpa angin dan kue tart penuh cream pandan buatan master chef Bisma menjadi pelengkap suasana pagi ini.Nuansa hijau dan putih masih menjadi pilihan Daniel untuk merayakan pesta kecil penyambutan calon bayi yang di kandung Andina. Begitupun seragam pesta hari ini.Hijau? Mungkin menjadi pilihan warna yang tidak biasa untuk gaun pesta. Namun, ya sudahlah. Daniel hanya menuruti keinginan sang istri. Beruntung Sarasvati mendapatkan desainer gaun pesta yang bagus, jadi gaun berwarna hijau itu bisa terlihat elegan dan mewah.Di kamar, Daniel memperhatikan penampilan Andina yang terlihat seperti gitar spanyol. Lekukan tubuhnya depan belakang begitu menonjol.Daniel menahan senyum saat Andina merengut dengan wa

  • Kala Cinta Menggoda   Full of love.

    Pesawat itu terbang semakin rendah di selatan, Bali. Lalu, mendarat dengan mulus di landasan pacu yang terletak tak jauh dari tepi laut itu. Seluruh keluarga Sanjaya tersenyum lega saat menginjakkan kaki di atas dasar bumi. Terlebih-lebih Daniel, bapak posesif itu benar-benar cerewet selama perjalanan ke pulau Dewata itu. Pulau yang mengubah hidupnya."Aku baik-baik saja, Mas! Dayana juga! Dia bilang, ibu kita naik burung ya? Aku jawab iya! Jadi yang tenang ya!" urai Andina menenangkan suaminya.Marco yang tak habis pikir mengapa Daniel bisa sekeren itu dalam mencintai istrinya menggelengkan kepalanya."Ayo gays... Kita harus ke hotel, istirahat sebelum pesta baby shower dan proses nikahan gue!" seru Marco penuh semangat.Sarasvati dan Sanjaya yang mendengar anak-anaknya berdebat sambil mengiringi langkah kaki mereka menuju gerbang kedatangan tersenyum lebar."Udahlah, Co! Jangan ganggu, Abangmu. Dia lagi bahagia sekali kare

  • Kala Cinta Menggoda   Burung.

    "Satu burung... Dua burung... Tiga burung."Suara berhitung itu berasal dari kamar bernuansa hijau dan putih. Beraroma khas cat baru yang baru saja melapis tembok itu. Kamar yang disiapkan untuk Dayana setelah satu bulan lamanya mempersiapkan begitu banyak printilannya termasuk baju-baju bayi yang baru saja kering setelah dicuci oleh Mbak Piah.Dan sekarang, kandungan Andina sudah berusia tujuh bulan lebih. Sudah terlihat tambah besar dari sebelumnya. Sudah sering kali berkata lelah dan semakin manja."Kenapa burungnya hanya tiga, mas?" tanya Andina."Gak tau, sayang! Tanya aja sama tulang catnya. Aku kan hanya terima beres.""Bisa gak mas kalau burungnya ditambah satu, biar genap. Jadi tidak seperti cinta segitiga gitu! Atau cinta dalam diam. Kasian!"Daniel memasang cengiran bodoh seperti biasanya saat Andina berkata sesuka hati lengkap dengan asumsinya sendiri."Tukangnya sudah pulang, sayang. Su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status