Share

Bagian 14

Safwan turun dari sepeda motornya dengan langkah lebar. Panas menguasai hatinya. Napasnya memburu. Rahangnya mengeras. Rautnya merah padam. Dengan tangan menggenggam kencang, ia mendekat menuju pintu rumah Lesti.

"Kak!" serunya lantang. Tangannya sontak menggedor pintu dengan keras.

Kekesalan yang yang terlalu lama dipendam, memang akan menimbulkan ledakan dahsyat apabila sudah mencapai limitnya.

Ia sudah lama bersabar terhadap kakak angkatnya itu. Bagaimana pun perlakuan Lesti yang tidak pernah menyukainya, ia selalu diam. Selalu kasih sayang yang ia tawarkan. Selalu rasa percaya yang ia punya.

Dia berikan pinjaman kepada sang kakak dengan penuh rasa percaya, tetapi khianat yang ia dapat.

Begitu salahkah dia dengan segala sikap percayanya?

Bukankah yang berhutang yang seharusnya tahu diri? Berpikir bahwa yang dipinjam itu harus dikembalikan. Si pengutang harusnya menjaga kepercayaan penuh yang orang berikan.

Hati Safwan sudah cukup perih atas kepergian Safna, juga kesedihan Arl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status