Share

Bab 189

Author: Finella Zakaria
"Ini untukmu. Kamu pernah bilang kamu suka mawar merah, jadi aku sengaja beli ini."

Hans menyodorkan buket bunga itu dengan kedua tangannya. Wajah tampannya menarik perhatian para karyawan yang lewat.

Saat itu pagi, sekitar pukul sembilan.

Kedatangan Hans ke sini tidak mungkin kebetulan saja.

Wajah Nayla tetap tegang, menatapnya dengan dingin. "Kamu tahu dari mana aku ada di kantor pagi ini?"

Hans tahu dia bekerja di sini sebagai penulis naskah. Itu tidak mengejutkan. Yang membuat ini mengejutkan, karena dia tidak datang ke rapat setiap hari.

Dia memang datang hari ini, tapi tidak banyak orang yang tahu.

"Itu nggak penting, Nayla."

Raut wajah Hans tetap penuh kasih sayang. "Yang penting itu, aku mencintaimu. Aku ingin mengejarmu lagi. Tolong beri aku satu kesempatan lagi."

Nayla menatap mata tulus pria itu. Rasa sedih menyapu hatinya.

Ini adalah tatapan yang dulu dia idam-idamkan, tapi tidak pernah dia dapatkan. Sekarang, dia mendapatkannya.

Tapi dia sudah tidak membutuhkannya lagi.

Na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 251

    Nayla menangkap sekilas ekspresi di wajahnya dan bertanya, "Ada masalah di kantor?""Mau ketemu teman. Kenapa? Istriku curiga?" Bibir Simon tersenyum setengah, mata gelapnya mengamatinya.Nayla dengan tenang mengalihkan pandangannya dan berkata ringan, "Aku nggak sebosan itu. Silakan kalau mau keluar."Jika terus berhadapan, Nayla takut dia tidak tahan lagi."Oke."Sosok Simon yang tinggi dan tegap meninggalkan ruang kerja.Saraf Nayla yang tegang langsung rileks.Dia menarik napas dalam-dalam.Karena tidak sanggup lanjut menulis dan masih tidak mengerti percakapan tadi, dia menghubungi nomor Amanda, si model terkenal sekaligus pakar percintaan."Kenapa kamu nggak bercinta dengan suamimu, malah telepon aku? Atau jangan-jangan, dia selesai secepat itu?" Amanda bercanda tanpa menahan diri.Nayla berkata dengan serius, "Amanda, orang yang dia sukai mungkin sudah kembali.""Orang yang dia sukai?" ulang Amanda tidak percaya.Nayla kemudian menceritakan apa yang baru saja terjadi, serta kisa

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 250

    Orang itu tertawa dingin. "Nayla, gimana perasaanmu lihat foto itu?"Hanya dari suaranya saja, Nayla tahu itu Karin.Seperti hantu yang gentayangan, selalu ingin balas dendam.Tapi, setelah mengetahui bahwa itu Karin, hati Nayla sedikit tenang. "Kamu mau memainkan apa lagi?""Bukan apa-apa, aku cuma mau berbagi petualangan cinta kakakku denganmu."Karin tertawa puas. "Aku harus memohon-mohon kepada temanku untuk mendapatkan ini. Katanya, ini foto mesra yang disimpan wanita itu.""Oh, dan wanita itu ada di Hanka sekarang. Katanya dia kembali khusus untuk menemui kakakku.""Aku juga dengar, mereka waktu itu punya anak ...."Kata-kata Karin tajam bagai layar proyektor, langsung mengingatkan Nayla pada wanita dari pesta perayaan malam itu.Foto itu samar-samar memperlihatkan fitur wajah Shania.Meski berusaha tidak peduli, hati Nayla tidak bisa menahan rasa sakit.Dia memaksa diri untuk tetap tenang, menjawab dengan dingin, "Kamu kurang kerjaan, ya?""Apa?""Kalau nggak ada kerjaan, sana p

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 249

    Dia melirik hadiah-hadiah itu. "Permainannya jauh lebih seru kalau tunggu kamu pulang dan kita buka bersama-sama."Mata Simon memancarkan kelembutan yang dalam. "Kalau begitu, ayo kubantu buka hadiahnya.""Ayo."Nayla langsung setuju, menarik Simon untuk duduk di sampingnya dan mulai membongkar hadiah satu per satu.[Di pesta Keluarga Tanu, apa yang dilakukan anak laki-laki yang kamu tegur itu?][Apa harapanmu di ulang tahun ke-13?][Waktu pertama kali datang ke rumah Keluarga Jatmiko, kamu bilang ke Kakek Markus kalau kesukaanmu itu apa?]"..."Nayla menjawab setiap pertanyaan satu per satu, mencocokkannya dengan jawaban yang tertera di kartu.Semua hadiahnya sangat berharga. Mobil, rumah, kalung berlian, cincin berlian, dan sebagainya.Saat mereka sampai pada hadiah terakhir.Pertanyaan yang tertulis: [Tiga tahun yang lalu, di mana kita hampir berciuman saat di rumah Keluarga Jatmiko?]Wajah Nayla memerah, dan dia terdiam."Kenapa? Kamu nggak ingat ini?" Simon mengangkat alisnya, ma

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 248

    Karin menarik napas dalam-dalam, membungkuk untuk mengambil ponsel Hans, lalu berjalan ke tepi tempat tidur. "Kak Hans."Bengkak di wajahnya sudah mereda, tapi memar-memarnya masih terlihat, lebam membiru akibat pukulan yang keras.Hans meliriknya dengan kesal. "Mau apa kamu ke sini?""Aku mau menjengukmu."Karin meletakkan ponsel itu di meja samping tempat tidur, berdiri dengan sopan sambil menundukkan wajahnya. "Kata Ibu, Kak Simon mengunggah akta nikahnya. Aku takut kamu marah, jadi aku datang menemuimu."Karin dirawat di bangsal wanita lantai atas.Tapi, wajahnya terlalu bengkak dan tidak sedap dipandang dalam beberapa hari terakhir, jadi dia tidak berani datang ke sini.Memanfaatkan kesempatan langka ini, dia tentu harus datang untuk menabur garam di atas luka."Jadi? Apa maksudmu? Maksudmu, yang menikah dengan Simon itu Nayla?!" Amarah Hans meluap, wajahnya memerah.Karin terlihat sedih. "Kak, aku memang pernah berbuat salah. Kamu memang berhak nggak percaya padaku.""Tapi kebena

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 247

    Nayla juga ingin mendengar apa yang ingin pria itu katakan.Dia mengusap layar untuk menjawab panggilan."Nayla."Suara Hans di ujung sana terdengar bersemangat. "Kamu sudah lihat postingan Simon?"Jadi memang benar.Nayla bergumam pelan. "Aku sudah lihat.""Sudah kubilang, 'kan? Dia sudah suka seseorang. Sekarang kamu sudah lihat sendiri."Hans menghela napas. "Nayla, Simon sudah menikah. Jangan ngambek lagi, ayo kita perbaiki hubungan kita, oke?""Aku janji nggak akan berhubungan dengan Karin lagi. Kita akan menikah.""..."Nayla sepertinya berharap terlalu banyak kepada Hans.Dia pikir Hans menelepon untuk mempertanyakan hubungannya dengan Simon. Ternyata, pria itu malah bersukacita karena Simon menikah dengan "orang lain"."Hans."Suara Nayla lembut, diwarnai ketenangan. "Sampai sekarang, kamu masih pikir aku cuma ngambek? Kamu tahu apa artinya ini?""Apa?""Itu berarti kamu belum pernah benar-benar memikirkan perasaanku."Suara Nayla tetap dingin, tanpa gejolak emosi apa pun."Kam

  • Kau Ingkar Janji, Kunikahi Kakakmu!   Bab 246

    Para eksekutif senior yang duduk di kedua sisi meja rapat saling bertukar pandang, mengusap keringat dingin di kening mereka dengan bingung.Kemudian, dengan nada santai, Simon mengumumkan, "Usulan kalian sangat bagus. Kalian semua boleh pulang lebih awal hari ini.""Selain itu, kemajuan proyek energi baru yang baru diluncurkan belum lama ini patut diapresiasi dan mendapat dorongan."Dengan itu, Simon mengirimkan hadiah amplop berisi uang yang cukup besar ke grup chat perusahaan.Setiap orang di perusahaan mendapat bagian, bahkan yang jumlahnya paling kecil bernilai jutaan.Para karyawan pun bersorak gembira.[Hidup Pak Simon! Ada kabar baik apa? Semoga Pak Simon selalu bahagia setiap hari.][Kalian pasti nggak percaya. Pak Simon senyum-senyum selama rapat tadi!][Apa dia sedang pacaran?][Pacaran? Pak Simon sering posting tentang makanan setiap pagi, siang, dan malam. Yang begitu harusnya sudah menikah, ya nggak?][Sudah menikah?]Seketika, grup perusahaan meledak dan berbincang penuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status