Share

Bab. 06

Author: Maheera
last update Last Updated: 2025-07-13 02:40:15

Aku membuka pintu mobil dengan geram. "Mas, kamu bisa urusin istri baru kamu?" tatapanku menajam ke Mas Arya.

"An, ngalah sedikit, ya, sama Lisa. Nggak mungkin aku bawa dia ke dokter pake sepeda motor."

Heleh! Aku tertawa sinis mendengar permintaan Mas Arya. Bisa-bisanya dia minta aku mengalah. No way!

"Aku ngalah demi dia? Nggak salah?!" Aku menuding Lisa yang merasa di atas angin.

"Mbak, kamu itu masih untung dibolehin bawa mobil. Mulai sekarang kamu naik sepeda motor aja. Aku nggak bisa kalau kena panas atau hujan. Kalau ada apa-apa sama kandunganku kamu mau tanggung jawab?"

Melihat Lisa bergelayut di lengan Mas Arya membuatku semakin muak. Bukan karena cemburu, tapi sikapnya yang seolah seperti ratu. Aku menatap lagi Mas Arya yang terlihat bingung.

"Mas, sekali lagi aku ngomong, kamu bisa urus gundikmu ini? Kalau nggak--"

"Eh, iya, jangan marah, ya."  Mas Arya mengusap lenganku, tapi cepat kutepis. Tak sudi disentuh dia lagi.

"Mas, kamu kenapa sih, kayak takut banget sama dia."

Lisa terlihat sangat kesal melihat sikap Mas Arya yang plin-plan. Baru tahu kamu sekarang kalau lelaki yang kamu rebut tidak semacho yang dipikirkan? Saking marahnya Lisa mencoba merebut kunci mobil dari tanganku, tapi gerakanku lebih cepat mengangkat tangan ke atas. Tinggi Lisa yang hanya sedadaku membuatnya kesusahan meraih kunci itu.

Aku tertawa puas. "Coba ambil kalau bisa. Ayam kate mau bertarung sama  kalkun? Mana lawan!"

"Mas!" Lisa menghentakkan kakinya mengadu ke Mas Arya.

"Udah, nanti kita naik grab aja." Mas Arya membujuk Lisa, tapi dasar beb4l wanita itu semakin merajuk.

Mas Arya kembali menatapku dengan sorot memohon, tapi aku memilih tidak peduli. Siapa suruh main api, terb4kar kan jadinya.

"Kamu mau ngadu ke Mama pun nggak ada yang berhak larang aku pake mobil aku sendiri." Aku memainkan kunci dengan dagu terangkat. Nggak salah sedikit sombong di depan wanita mata duitan ini.

"Maksud Mbak apa? Ini mobil Mbak?" Kelopak mata Lisa melebar menatapku.

Aku mengangguk mantap. "Mobil ini aku beli jauh sebelum kenal Mas Arya. Selama ini kubiarkan dia pakai biar kelasnya sedikit naik di depan teman-temannya. Nggak disangka dipakai kencan sama wanita murahan." Aku puas melihat wajah Lisa memerah. "Makanya lain kali sebelum gebet laki orang pastiin dulu dia kaya beneran atau sekadar minjam."

Aku tersenyum lebar, rasanya pagi ini terasa lebih cerah dari hari sebelumnya. Apalagi melihat Arya yang tidak berkutik juga raut kecewa Lisa. Aku masuk ke dalam mobil lalu sengaja menggeber mesin sebelum mengemudikan kendaraan itu keluar pekarangan rumah. Dari kaca spion aku melihat Lisa mengomeli Mas Arya. Rasakan Mas, ini belum seberapa dari pembalasanku.

*

"An, ntar temenin aku ke toko perhiasan, ya." Syam meletakkan satu cup berisi creamy coffee tanpa gula di atas mejaku. Dia hapal apa saja yang kusuka dan tidak.

"Makasih." Aku menyesap pelan-pelan kopi yang masih menguarkan uap panas. "Kamu mau beli emas?"

Syam mengangguk. Dia duduk di sebelahku di dalam kubikelku. "Selera kamu bagus. Aku mau kamu pilihan kalung untuk hadiah."

Aku  tersenyum dan mencodondongkan wajah ke arah Syam bermaksud menggodanya. "Wah, sepertinya kado untuk seseorang nih. Aku senang akhirnya kamu punya someone. Kenalin dong." Kukedipkan mata ke arah Syam membuatnya salah tingkah.

"Apaan, sih, An. Aku mana ada yang dekatin. Satu-satunya teman wanitaku kamu."

Wajah ceriaku kubuat cemberut.  "Makanya jangan dekat-dekat aku lagi. Dulu aja kita dikira pacaran gara-gara kemana-mana kayak kembar siam. Efeknya nggak ada yang berani dekatin kamu."

"Itu karena kamu galak! Makanya cewek-cewek dekat sama aku, dikira kita pacaran."

Aku tertawa mendengar celutukan Syam. Kalau dipikir-pikir benar juga. Pergi-pulang kuliah, membuat tugas, bahkan nongkrong pun selalu bareng. Tidak salah kalau dulu teman-teman mengira kami pacaran.

"Pokoknya sekarang kamu jaga jarak dari aku biar nggak ada yang salah sangka. Atau perlu aku cariin pacar buat kamu?"

Syam hanya tersenyum tipis mendengar ideku. "Nggaklah, aku udah nyaman sama kamu. Soal siapa jodoh aku nggak penting."

Aku menelan ludah karena tatapan Syam yang berubah sendu. Entah mengapa aku bisa melihat kesedihan di sana. Apa dia pernah patah hati? Ingin bertanya, tapi aku menahan diri dan memilih mengganti topik obrolan untuk menghilangkan canggung.

**

"Ini gimana?" Aku menunjuk sebuah kalung berbentuk rantai dengan liontin berbentuk titik air. Saat ini kami berada di toko perhiasan di kota kami.

"Bagus nggak?" Syam ikut memperhatikan  kalung yang aku tunjuk.

"Bagus, tapi pasti mahal."

"Nggak masalah kalau mahal." Syam langsung memanggil pelayan toko lalu menunjuk kalung yang dia inginkan. Pelayan toko meminta Syam mengikutinya. Sementara aku memilih keluar toko untuk menetralisir rasa iri yang menyusup ke dada. Beruntungnya wanita yang dihadiahi Syam. Belum apa-apa lelaki itu sudah memberi perhiasan mahal, sementara aku sejak menikah dengan Arya paling mahal dibelikan anting  dua gramasi itu pun emas 22 karat. Bukan tak sanggup membeli sendiri, tapi pemberian orang tercinta  rasanya jauh lebih berharga.

"Wah, ternyata ini yang kamu sebut kerja? Kerja sambil selingkuh, ya?"

Aku menoleh mendengar suara tepat di belakangku. Telingaku seketika panas mengetahui sindiran itu untukku dilontarkan wanita murmer yang berdiri di samping nenek lampir zaman now.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 07

    Aku berbalik dan melihat dua wanita beda usia sedang menatap sinis ke arahku. Aku menghela napas, kenapa dunia sempit sekali? Apa tidak cukup bertemu Lisa dan Mama mertua di rumah saja?"Pantas aja berani ngelawan Mas Arya, ternyata udah punya selingkuhan di luar." Lagi suara cempreng Lisa membuat kupingku panas. "Sok suci padahal aslinya busuk."Aku gemas melihat raut songong Lisa. Dia pikir aku akan tinggal diam dipermalukan di depan publik. "Kamu lagi ngomongin diri sendiri?" Kumainkan alisku turun-naik seolah-olah mengejek Lisa."Aduh Mbak jangan bohong, udah keciduk tadi aku lihat Mbak sama laki-laki lain masih aja ngeles. Emang muka tembok." Lisa melirik ke arah Mama mertua yang ikut menatapku tajam. Pasti dia percaya ucapan menantu barunya."Benar-benar nggak tahu diri kamu. Sudah untung Arya tidak menceraikan kamu. Sudahlah mandul, selingkuh lagi."Perkataan Mama mertua seakan melubangi dadaku. Tega sekali melontarkan perkataan keji seperti itu. Meski bukan sekali ini dia meng

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 06

    Aku membuka pintu mobil dengan geram. "Mas, kamu bisa urusin istri baru kamu?" tatapanku menajam ke Mas Arya."An, ngalah sedikit, ya, sama Lisa. Nggak mungkin aku bawa dia ke dokter pake sepeda motor."Heleh! Aku tertawa sinis mendengar permintaan Mas Arya. Bisa-bisanya dia minta aku mengalah. No way!"Aku ngalah demi dia? Nggak salah?!" Aku menuding Lisa yang merasa di atas angin."Mbak, kamu itu masih untung dibolehin bawa mobil. Mulai sekarang kamu naik sepeda motor aja. Aku nggak bisa kalau kena panas atau hujan. Kalau ada apa-apa sama kandunganku kamu mau tanggung jawab?"Melihat Lisa bergelayut di lengan Mas Arya membuatku semakin muak. Bukan karena cemburu, tapi sikapnya yang seolah seperti ratu. Aku menatap lagi Mas Arya yang terlihat bingung."Mas, sekali lagi aku ngomong, kamu bisa urus gundikmu ini? Kalau nggak--""Eh, iya, jangan marah, ya." Mas Arya mengusap lenganku, tapi cepat kutepis. Tak sudi disentuh dia lagi. "Mas, kamu kenapa sih, kayak takut banget sama dia."

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 05

    Pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Biasanya setelah salat subuh aku gegas berjibaku di dapur menyiapkan sarapan dan menu makan siang Arya, tapi sejak dia menikah lagi, aku hanya keluar setelah rapi. Tidak kupedulikan dapur yang kotor, rumah berantakan. Aku benar-benar super masa bod0h. Mau rumah bau kandang kambing, piring jamuran di wastafel, tidak peduli. Setelah merapikan kamar, aku bersiap-siap ke kantor. Pagi ini celana palazo putih dan kemeja slimfit berwarna hitam menjadi pilihanku. Pekerjaan sebagai desain interior membuatku lebih memperhatikan penampilan agar bisa membuat kesan baik saat bertemu klien."Nah, ini dia ratu baru bangun. Sana siapin sarapan!"Baru saja keluar kamar sindiran Mama mertua menyambutku. Alih-alih peduli, aku mengunci pintu kamar lalu berjalan ke pintu keluar."Heh, kamu dengar gak Mama ngomong apa?" Aku menoleh dengan raut polos. "Oh, Mama ngomong sama aku? Bilang dong, di sini kan ada aku sama Lisa juga."Wajah Mama mertua memerah. "Kamu lama-lama

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 04

    "Hei, ngelamun aja. Kemarin ayam tetanggaku ngelamun pagi-pagi besoknya langsung ngidam Topoki."Aku melengos melihat Syam berdiri di depan meja kerjaku sambil nyengir. "Sejak kapan ayam doyan makanan korea, garing!""Ish, ish, ish! Galaknya Kak Ros kita ni. Aku tebak, pasti lo bad mood gara-gara suamimu yang sok kecakepan itu?"Aku tersenyum, lelucon Syam mampu menghalau mendung di wajahku. Sejak dulu dia selalu ada untukku. Bahkan kami sempat dinobatkan sebagai pasangan serasi di kampus. Saat aku menikah dengan Arya banyak teman-temanku yang heran, menurut mereka aku dan Syam lebih cocok."Aku nggak mau ngomongin Arya, bikin rusak mood aja," balasku sembari menghidupkan komputer.Syam berdecak, dia menarik kursi lalu duduk di depanku. "Kenapa kamu nggak cerai aja sih? Udah jelas-jelas musang itu selingkuh sampai bikin anak orang tekdung. Kamu masih mau bekasnya?"Aku tertawa mendengar Syam menyebut Arya, musang, Sejak dulu dia memang tidak suka kedekatan aku dan Arya. Bahkan, saat t

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 03

    "Sudah aku pergi dulu," ucap Anna lalu menutup pintu mobil.Aku masih memperhatikan Anna yang berjalan masuk ke gerbang perusahaan tempat dia bekerja. Aku mengembuskan napas keras. Tak pernah terlintas sedikit pun menduakannya. Namun, desakan Mama dan pertanyaan dari saudara tentang an4k membuatku risih. Ditambah taruhan dari rekan kerjaku. Mereka mengatakan akulah yang bermasalah. Tentu saja aku tak terima dengan tudingan tersebut. Memang, Anna pernah mengajak kami memeriksakan diri dan dia mengatakan kami sehat. Tentu saja, hubungan suami-istri kami juga normal, jadi aku berpikir ini tentang waktu saja.Akan tetapi, semakin hari tudingan itu makin gencar diarahkan padaku. Aku ingat percakapan di kantin beberapa bulan lalu dengan beberapa orang rekan kerjaku."Arya, kalau lo memang nggak ada masalah, berani nggak buktiin ke cewek lain?"Aku tersedak minuman, menatap lawan bicaraku. "Maksud lo nyuruh gue selingkuh?""Halah, nggak usah kaget gitu. Punya selingkuhan zaman sekarang lumr

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 02

    Namaku Anna dan lelaki yang kini membukakan pintu mobil untukku bernama Arya, suamiku. Siapa sih yang tidak bahagia dilamar cinta pertamanya? Aku langsung menobatkan Arya menjadi pemilik hati sejak melihatnya. Arya yang tampan dan supel tentu mudah menarik hati lawan jenis, berbeda denganku seorang kutu buku. Namun, jika Tuhan sudah menakdirkan bersatu siapa yang bisa mencegah. Sayangnya, Mama mertua tak pernah mau menerimaku. Banyak cara dia lakukan agar rumah tanggaku berantakan. Puncaknya, suatu sore yang bergerimis, Arya membawa pulang seorang wanita yang mengaku hamil anaknya. Apa aku marah? Ya, dadaku remuk mengetahui pengkhianatan Mas Arya. Aku tidak mengira di balik sikapnya yang perhatian tersimpan bangk4i menjij1kkan."Sayang, maafin Mama, ya, beliau tidak bermaksud meny4kiti hatimu."Suara Arya membuatku menoleh padanya. Aku tersenyum tipis lalu melabuhkan pandangan ke jalan raya. "Mama memang tidak bermaksud, tapi niat banget bikin aku s4kit hati.""Maaf, Mama hanya ingin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status