Share

Bab. 05

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-13 02:39:40

Pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Biasanya setelah salat subuh aku gegas berjibaku di dapur menyiapkan sarapan dan menu makan siang Arya, tapi sejak dia menikah lagi, aku hanya keluar setelah rapi. Tidak kupedulikan dapur yang kotor, rumah berantakan. Aku benar-benar super masa bod0h. Mau rumah bau kandang kambing, piring jamuran di wastafel, tidak peduli. Setelah merapikan kamar, aku bersiap-siap ke kantor. Pagi ini celana palazo putih dan kemeja slimfit  berwarna hitam menjadi pilihanku. Pekerjaan sebagai desain interior membuatku lebih memperhatikan penampilan agar bisa membuat kesan baik saat bertemu klien.

"Nah, ini dia ratu baru bangun. Sana siapin sarapan!"

Baru saja keluar kamar sindiran Mama mertua menyambutku. Alih-alih peduli, aku mengunci pintu kamar lalu berjalan ke pintu keluar.

"Heh, kamu dengar gak Mama ngomong apa?"

Aku menoleh dengan raut polos. "Oh, Mama ngomong sama aku? Bilang dong, di sini kan ada aku sama Lisa juga."

Wajah Mama mertua memerah. "Kamu lama-lama ngelunjak, ya. Udah nggak pernah bersihin rumah, masak, sekarang juga gak ada sarapan lagi. Kamu lupa tanggung jawab sebagai istri?"

Aku tertawa mendengar omelan mertuaku. "Pertanyaan itu harusnya Mama tanyain ke Mas Arya. Apa dia ingat tanggung jawabnya sebagai suami?"

"Mbak, jangan ngebantah terus. Kasian Mama belum makan nasi dari semalam. Tadi malam kami cuma masak mie rebus. Apa Mbak kasihan aku lagi ham1l."

Cih, ingin rasanya muntah di wajah Lisa, melihatnya memelas semakin membuatku muak. "Nggak, ngapain aku kasihan sama kamu? Kamu yang ham1l kenapa aku ikut repot."

"Anna! Kamu jangan keterlaluan. Harusnya kamu tahu diri, masih untung Arya tidak menceraikan kamu. Kalau bukan anakku siapa yang mau nikahin perempuan mandul kayak kamu!"

"Mama!" Suara Arya membuat kami semua menoleh ke arahnya yang baru keluar dari kamar mandi. "Bisa tidak sehari saja tidak bertengkar dengan Ana? Aku pusing."

"Anna yang kurang ajar. Mama suruh masak dia tidak mau. Bersih-bersih rumah juga tidak pernah lagi. Mau dia apa? Ongkang-ongkang kaki saja di rumah ini?"

Arya menghela napas dalam. Wajahnya terlihat kusut, bulu-bulu halus di rahangnya mulai terlihat. Baru nikah, tapi penampilannya sudah tidak terawat. Aku mengejek dalam hati, masih enak jamanku to? Dicukurin, dipijitin, pokoknya dirawat luar-dalam.

"Sayang, kamu mengalah sedikit, ya. Mama udah terbiasa dimasakin kamu." Mas Arya melembutkan suaranya agar aku luluh.

"Maaf, Mas, aku nggak mau lagi jadi pembantu gratisan Mamamu. Kamu lupa siapa yang megang uang belanja siapa? Sejak kamu nikah lagi apa pernah kamu ngasih aku nafkah? Tidak sepeser pun kamu ngasih aku. Padahal aku masih istrimu, tapi nggak papa sih, aku mampu cari uang sendiri. Nggak kayak istri barumu yang parasit!"

"Anna!" Wajah Mas Arya memerah, sepertinya kata-kataku melukai hatinya. Kalau dulu aku selalu menjaga perkataanku, tapi sekarang tidak lagi. Aku akan bersikap seperti apa dia memperlakukanku.

"Kenapa Mas? Ucapanku benar kan? Lisa yang megang uang, dia juga yang harus tanggung jawab. Masak mau enaknya aja? Lagi pula aku nggak pernah makan di rumah, sudah untung listrik sama air aku yang bayar."

"Tapi, aku nggak punya uang lagi, Mbak."

Aku terperangah mendengar jawaban Lisa. Padahal baru dua minggu Arya gajian, bisa-bisanya dia bilang uang belanja sudah habis. "Trus, masalah buat aku? Uang habis ya, nggak usah makan."

Aku melenggang keluar dari rumah. Puas rasanya melihat wajah kesal Mama mertua. Ini belum apa-apa, baru satu bulan saja punya menantu baru sudah uring-uringan. Mama- Mama, silakan menikmati kebersamaan dengan menantu baru yang dibanggakan yang ternyata tidak bisa apa-apa.

"Anna, tunggu!" Aku urung membuka pintu mobil mendengar suara Arya memanggil.

"Ada apa, Mas? Aku buru-buru."

"An, kamu belum jadi transfer Mas kemarin. Kamu lupa, ya?"

'Dasar laki-laki tidak tahu diri!' Ingin kata-kata itu kusemburkan ke Mas Arya, tapi aku menahan diri. Belum saatnya mengulit1 harga dirinya.

"Bukan lupa, tapi aku ngerasa aneh aja. Masak kamu minta uang untuk spesi istrimu ke aku? Nggak modal banget punya  istri. Padahal aku nggak pernah lagi kamu nafkahin lho, masih untung aku nggak nuntut."

"An, kamu tahu sendiri gaji Mas Berapa. 8 juta udah diminta Lisa, untuk Mama, trus bayar tagihan ini-itu, mana ada sisa."

Aku menikmati wajah frustrasi Arya, tak sedikit pun hatiku tersentuh.

"Itu masalah kamu, Mas. Kamu pikirin aja sendiri." Aku membuka pintu mobil, tapi lagi-lagi ditahan Arya.

"An, kamu kok jadi ketus banget sekarang? Dulu nggak gini."

Aku tersenyum miris. "Karena Anna yang dulu udah mati karena pengkhianatanmu. Sekarang, aku tidak pernah sama lagi," jawabku dengan nada datar tanpa menatap Arya. Aku menepis tangannya lalu masuk ke dalam mobil, baru hendak menstarter mobil tiba-tiba Lisa menghadang di depan kendaraanku.

"Siapa suruh Mbak pake mobil? Aku mau pake nanti!"

Aku geram, sepertinya gund1k ini harus diberi pelajaran!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Retno w
sampe sini tau kan siap yg bodoh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 59

    Anna menatap Syam dalam perjalanan pulang."Menurutmu dia akan berubah?"Syam diam beberapa saat. "Mungkin tidak, tapi kita sudah melakukan yang terbaik, dan keadilan akan bicara."Anna mengangguk. Dia memejamkan mata, berharap bahwa setelah badai ini, mereka bisa benar-benar melanjutkan hidup. Ditambah rasa mual membuat pandangannya seakan berputar."Kau baik-baik saja?" Syam memelankan laju kendaraannnya. Melihat wajah pucat Anna dia menepikan kendaraannya ke bahu jalan. "Kau pucat, kita ke rumah sakit, ya."Anna menggeleng lemah. "Nggak usah. Aku cuma mual, padahal udah masuk tri semester ke-dua."Pandangan Syam menurun ke perut Anna. Dia mengus4p lembut di mana calon anaknya bersemayam. "Jangan nakal, ya, sayang. Kasian Mama."Anna tersenyum, dia memegang tangan Syam di perutnya. "Syam, apa kamu bahagia?"Syam mendekatkan wajah lalu mengecup dahi Anna lama dan lembut. "Harusnya aku yang nanya, apa kamu bahagia?""Tentu aku bahagia.""Makasih, sayang. Makasih udah bertahan sama aku

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 58

    Sudah tiga hari sejak kejadian penculikan itu. Rumah menjadi tempat paling aman untuk Anna dan Kairo. Meski fisik mereka tidak terluka parah, Syam tahu luka batin lebih sulit disembuhkan.Pagi itu, matahari menyelinap lembut melalui tirai jendela kamar perawatan. Anna duduk di pinggir pembaringan Kairo, menyuapi bubur perlahan. Anak itu masih terlihat murung. Ia menunduk, hanya sesekali mencuri pandang pada wajah Anna.“Sayang, habiskan buburnya, ya,” ucap Anna dengan suara seramah mungkin.Kairo menggeleng pelan. “Nggak enak”“Kalau Kairo makan, Mama janji kita liburan ke tempat yang Kai mau."Kairo tetap diam.Anna menoleh pada Syam, yang berdiri memandangi mereka dari dekat pintu. Dia menarik napas dalam-dalam dan melangkah masuk, berjongkok di sisi tempat tidur anaknya.“Kairo, boleh Papa cerita sesuatu?” tanyanya pelan.Kairo mengangkat kepala perlahan.“Papa juga pernah takut. Waktu dulu, waktu Kakek dan Nenek meninggal. Papa takut banget, tapi ternyata Papa bisa jadi kuat kare

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 57

    Suara tawa kecil Nadin di ujung telepon membuat d4rah Syam mendidih."Kau gil4, Nadin. Itu an-akmu, dar4h dagingmu. Apa kau tega menyakit1nya?!"“Ralat, an4k kita, bukan milikku sendiri, tapi apa? Kau lebih memilih bersama jal4ng itu daripada aku." Nadin terkekeh sinis. “Kau sudah tak menganggapku siapa-siapa, lalu sekarang kau masih berani bilang itu anakku? Dia an4kmu setelah kau buang aku seperti sampah, Syam. Sekarang kau tahu rasanya kehilangan. Aku tak akan segan meny1ks4nya. Kau lihat saja nanti!"Syam mencengkeram ponselnya dengan erat. Napasnya berat, tapi dia berusaha tenang. Dia tahu tak bisa meladeni orang nekat dengan perkataan provokasi.“Aku akan menemukanmu. Kau akan menyesal telah meny3ntuh an4kku.”"Coba saja, jangan banyak bicara. Kalau kau tidak memenuhi permintaanku dalam 2 × 24 jam, jangan salahkan kau akan menemukan may4tnya saja."Klik. Telepon terputus.Anna memperhatikan Alex yang berdiri di teras, wajahnya tampak gelisah. Pria itu mondar-mandir tak segera ma

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 56

    Suasana ruang VIP rumah sakit masih sunyi saat ponsel Syam terus berdering. Para rekan bisnis dan teman ramai menanyakan tayangan gosip tentang dirinya dan Anna yang terus bergulir liar di media sosial. Wajahnya dingin, sorot matanya mengeras. Dia tahu siapa dalangnya, Nadin dan pengacaranya yang licik.'Aku akan selesaikan ini,' gumamnya pelan sambil meng-ecup kening Anna yang masih terbaring lemah.Keesokan paginya, Syam muncul di sebuah kantor hukum ternama di pusat kota. Dia datang bersamanya ada dua orang dari tim huku. legal pribadinya, dan seorang pria paruh baya yang menjadi penasihat bisnisnya selama bertahun-tahun.Pengacara Nadin, Herman Sudrajat adalah pria dengan jas mahal dan senyum licik. Dia menyambut Syam dengan ekspresi penuh percaya diri."Pak Syam, saya tidak menduga Anda akan datang sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"Syam menatap tajam."Anda terlalu percaya diri membela seseorang yang secara hukum terbukti menyerang wanita h4mil dan membantunya menyebar kebohon

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 55

    Pagi di rumah sakit seharusnya berjalan tenang, tapi tidak untuk Syam. Dia menelusuri koridor dengan langkah cepat. Keringat dingin masih menempel di pelipisnya meski hujan belum berhenti sejak semalam. Wajahnya pucat, tangannya gemetar.“Pak Syam, istri Anda sudah sadar, tapi kami sarankan observasi lebih lanjut.”Itu kata dokter pagi tadi yang membuatnya gegas mendatangi rumah sakit. Syam melimpahkan semua pekerjaan ke asistenya. Keselamatan Anna priotitasnya sekarang.“Pak, istrinya sudah dibawa ke ruang observasi. Tekanan d4rahnya turun drastis, kemungkinan ada trauma,” kata perawat waktu itu, berusaha menenangkan.Mendengar itu Syam tak bisa tenang. Dia merasa bersalah, harusnya malam itu dia tidak sekadar mengus1r, tapi segera mengkasuskan Nadin. Kini, di dalam ruang perawatan VIP rumah sakit itu, Anna sudah terbaring lemah dengan infus di tangan. Wajahnya pucat, nafasnya pelan dan teratur, tapi tubuhnya tak sehangat biasanya.Syam duduk di sisi r4njang. Dia menggenggam tangan

  • Kau Selingkuhi Aku, Kuhancurkan Hidupmu   Bab. 54

    "Bagaimana, kamu lelah?" tanya Anna melirik Syam yang sedang mengusap keringatnya.Syam menggeleng, meski sebenarnya letih dia tak boleh mengatakan. Anna hanya memintanya menjadi pelayan di restorannya. Hukuman yang diberikan Anna terlalu mudah dibanding luka yang dia berikan. Syam terus dibebani rasa bersalah setiap melihat Anna. Sampai kapan pun dia tak mungkin lupa sikap buruknya pada sang istri."Tante Anna, Papa bohong. Lihat, napas Papa saja udah ngos-ngosan. Muka Papa juga udah pucat, takutnya tiba-tiba pingsan." Kai bercelutuk sembari tertawa.Anna tersenyum mendengar kata-kata Kai. Dia tahu Syam kelelahan. Dia sengaja meminta lelaki itu bekerja di restorannya selama sepuluh hari nonstop dari pagi sampai malam sebagai syarat kepulangannya. Anna tak punya cara lain untuk menghukum Syam, bagaimana pun dia masih suaminya. Anna tak ingin melangkahi harga diri Syam meski lelaki itu sudah menyakitinya. Bucin? Entahlah, Anna merasa Syam layak diberi kesempatan menilik kesabaran lelak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status