Home / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / Pertemuan Tak Terduga

Share

Pertemuan Tak Terduga

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-03-22 16:57:13

Cahaya putih menyilaukan menyambut Jasper saat ia membuka mata. Langit-langit berwarna putih bersih dengan kristal penerangan yang berpendar lembut menjadi pemandangan pertama yang ia lihat.

Aroma ramuan herbal dan minyak penyembuh memenuhi udara, memberikan sensasi menenangkan sekaligus familiar.

Ia berada di sebuah ruangan serba putih. Tempat tidur dengan seprai putih bersih, dinding putih tanpa hiasan, dan perabotan sederhana dari kayu terang. Beberapa botol ramuan tersusun rapi di meja samping tempat tidurnya, bersama dengan kompres dan perban bersih.

Ruang pengobatan, Jasper menyadari. Ia pernah beberapa kali berada di tempat seperti ini setelah pertarungan-pertarungannya yang berat di arena.

Saat kesadarannya semakin pulih, ia menyadari kehadiran dua sosok di dekatnya. Seorang pemuda berdiri di samping tempat tidurnya, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca—campuran kelegaan, keheranan, dan sesuatu yang lain. Jasper mengenalinya sebagai

Kiran, lawan yang mengalahkannya d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Jasper - Anggota Baru.

    Ruangan pengobatan itu hening sejenak setelah Kiran mengutarakan tawarannya. Cahaya dari kristal penerangan di langit-langit memantulkan bayangan lembut di wajah Jasper yang masih pucat. Di luar jendela, suara samar aktivitas Kota Falice terdengar sayup-sayup, kontras dengan keheningan yang menyelimuti ruangan."Jadi," Kiran memecah keheningan, "bagaimana? Apa kau bersedia bergabung dengan kami?"Jasper menatap selimut putih yang menutupi tubuhnya, jemarinya memainkan ujung kain dengan gelisah. Ia kemudian mengangkat wajahnya, matanya yang keemasan khas manusia serigala bertemu dengan mata Kiran."Ya," jawabnya tanpa ragu. "Aku bersedia bergabung.""Kau yakin?" tanya Chen, sedikit terkejut dengan jawaban cepat Jasper.Jasper tersenyum tipis, ada kesedihan di matanya. "Aku tidak punya pilihan lain, bukan? Aku sudah kalah di arena. Colton tidak akan menyukai itu. Dia hanya menyukai pemenang." Ia menarik napas dalam-dalam. "Lagipula, aku sudah lelah hidup sebagai buronan. Mungkin... mu

    Last Updated : 2025-03-23
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kiran dan Peta Orchid Altaalaite.

    "Beruntung?" Zephyrus tertawa. "Tidak, anak muda. Itu bukan keberuntungan. Itu adalah keterampilan dan strategi. Kau membiarkan Yuta menghabiskan energinya dengan serangan-serangan beruntun, sementara kau menghemat energimu sendiri. Sangat cerdik."Kiran tersenyum, sedikit malu dengan pujian itu. "Aku datang untuk mengambil hadiahku, Tuan Zephyrus.""Tentu, tentu," kata Zephyrus, kembali ke balik meja kasir. Ia membungkuk, mengambil sesuatu dari laci tersembunyi. "Ini Pedang Bintangmu, dan tentu saja, informasi yang kau cari."Zephyrus meletakkan Pedang Bintang di atas meja, bilahnya berkilau keperakan di bawah cahaya obor. Di samping pedang, ia meletakkan sebuah gulungan perkamen tua yang menguning dimakan usia, diikat dengan tali kulit yang sudah rapuh."Peta menuju Orchid Altaalaite," kata Zephyrus dengan suara rendah, nyaris berbisik. "Sangat langka dan sangat berharga."Kiran mengambil gulungan itu dengan hati-hati, membukanya perlahan. Peta itu menunjukkan jaringan lorong bawah

    Last Updated : 2025-03-23
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Persiapan Misi Baru.

    Malam telah larut ketika Kiran kembali ke penginapan Cyan Lady. Kristal-kristal di langit-langit Kota Falice kini berwarna biru gelap, menciptakan ilusi malam yang sempurna meski berada jauh di bawah permukaan tanah.Suara-suara dari tavern dan kasino masih terdengar samar, namun sebagian besar kota mulai terlelap.Kiran membuka pintu kamar penginapan dan menemukan teman-temannya berkumpul di ruangan yang diterangi cahaya lilin. Emma dan Chen duduk di tepi tempat tidur, sementara Pigenor berdiri dekat jendela, menatap keluar ke arah kota. Burs dan Kon, dalam wujud Imp mereka, terbang rendah di sekitar ruangan, tampak bosan.Yang mengejutkan Kiran adalah kehadiran Jasper, duduk di kursi dekat perapian. Wajahnya masih pucat, namun jauh lebih baik dari terakhir kali Kiran melihatnya. Ia mengenakan pakaian baru—kemeja putih longgar dan celana hitam—yang jelas bukan miliknya."Jasper?" Kiran mengangkat alis, terkejut. "Bukankah kau seharusnya masih di ruang perawatan?"Jasper tersenyum t

    Last Updated : 2025-03-23
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Perburuan Armor

    Fajar belum sepenuhnya menyingsing di Kota Falice. Kristal-kristal di langit-langit gua raksasa baru memancarkan cahaya redup kebiruan, menciptakan suasana temaram yang menenangkan. Namun di penginapan Cyan Lady, kelompok Kiran sudah bersiap untuk memulai hari."Bangun, semuanya!" Kiran mengetuk pintu kamar satu per satu. "Kita harus segera ke pasar!"Emma membuka pintu kamarnya dengan mata masih setengah terpejam. "Demi Merlin, Kiran. Matahari bahkan belum terbit.""Di bawah tanah tidak ada matahari, Emma," Kiran tersenyum tipis. "Dan kita butuh waktu untuk mencari armor terbaik."Di ruang makan penginapan, Elvira, sang pemilik, menyajikan sarapan hangat berupa roti gandum dan sup jamur bercahaya—makanan khas Kota Falice. Jasper, yang masih terlihat lelah dari pertarungan kemarin, duduk sambil sesekali meregangkan bahunya yang kaku."Kenapa harus sepagi ini?" tanya Jasper, mengambil sepotong roti.Chen, yang sudah rapi dengan jubah birunya, menjawab, "Makin pagi, makin baik kualita

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kekuatan dalam Genggaman.

    Di bagian lain pasar, Emma berhenti di depan kios dengan simbol air di papan namanya. Sebagai pemanggil air, ia membutuhkan sarung tangan yang bisa memaksimalkan kekuatan serangnya."Selamat pagi, Nona," sapa seorang wanita paruh baya dengan rambut biru keperakan. "Mencari sarung tangan untuk sihir air?"Emma tersenyum. "Bagaimana Anda tahu?""Aura sihirmu," wanita itu menunjuk ke udara di sekitar Emma. "Bergelombang seperti air. Aku punya beberapa pilihan untukmu."Wanita itu mengeluarkan tiga pasang sarung tangan berbeda. "Yang hijau ini untuk pemula, yang biru untuk penyihir berpengalaman, dan yang ungu—" ia menunjuk sarung tangan dengan ukiran seperti gelombang air, "—untuk mereka yang benar-benar menguasai sihir air."Emma mengambil sarung tangan biru, merasakan sensasi dingin yang menyegarkan. "Apa keistimewaannya?""Sarung tangan Tidal Force ini meningkatkan ATK sihir airmu hingga 30%," jelas wanita itu. "Saat kau merapal mantra air, sarung tangan ini akan menarik kelembaban da

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Serba Baru

    Senja mulai turun di Kota Falice. Kristal-kristal di langit-langit gua perlahan berubah warna menjadi kemerahan, menciptakan ilusi matahari terbenam yang indah. Pasar masih ramai, tetapi kini dipenuhi oleh mereka yang mencari makan malam atau hiburan malam.Di sebuah kafe kecil bernama "Crystalline Brew" yang terletak di sudut pasar, kelompok Kiran berkumpul kembali. Aroma kopi dan roti hangat menguar dari dapur, bercampur dengan suara percakapan pengunjung lain dan dentingan gelas."Jadi, bagaimana hasilnya?" tanya Kiran, menyesap minuman hangat berwarna keemasan dari cangkirnya.Jasper tersenyum puas, mengeluarkan sarung tangan ungu dan armor senada dari tasnya. "Sukses besar. Sarung tangan Crimson Ember dan armor Dragon Scale, keduanya kelas ungu—rare." Ia meletakkan keduanya di meja dengan hati-hati. "Keuntungan menjadi petarung arena selama bertahun-tahun.""Berapa harganya?" tanya Emma penasaran."1.500 koin emas untuk keduanya," jawab Jasper santai. "Tapi pedagangnya memberikan

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Lorong-Lorong Tersembunyi

    Fajar belum menyingsing di Kota Falice ketika kelompok Kiran berkumpul di depan pintu masuk Tambang Tartaf. Kristal-kristal di langit-langit gua masih redup, menciptakan suasana temaram yang misterius. Udara terasa lebih dingin dan lembab, membuat napas mereka menguap seperti kabut tipis."Semua sudah siap?" tanya Kiran, mengeratkan tali tas ranselnya.Emma mengangguk, mengecek kembali kantong ramuan di pinggangnya. "Sepuluh pot mana, lima ramuan penyembuh, dan tiga ramuan penangkal racun.""Aku juga siap," Chen menambahkan, menunjukkan tongkat sihirnya yang kini dilapisi dengan ukiran pelindung.Jasper mengenakan sarung tangan Crimson Ember barunya, merasakan kehangatan yang mengalir ke jemarinya. "Peta sudah kau periksa, Kiran?"Kiran mengeluarkan peta pemberian Zephyrus, membentangkannya di bawah cahaya obor. "Menurut peta, kita harus menemukan pintu tersembunyi di balik tumpukan batu di sebelah timur tambang."Pigenor, dengan kejelian matanya, menelusuri dinding tambang. "Di sana,

    Last Updated : 2025-03-25
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Penjaga-Penjaga Kegelapan

    Lorong setelah relung para Imp semakin menurun tajam. Dinding batunya berubah warna menjadi hitam kebiruan dengan urat-urat kristal yang sesekali berpendar ketika terkena cahaya api dari tangan Jasper. Suara tetesan air bergema di sepanjang lorong, menciptakan melodi alam yang misterius."Apa yang sebenarnya kita hadapi di bawah sana?" tanya Emma, suaranya sedikit bergetar. "Imp-imp itu menyebut tentang Penjaga Api Abadi."Kiran menggeleng. "Aku tidak tahu pasti. Zephyrus hanya memperingatkan bahwa kita membutuhkan kekuatan api sejati untuk melewatinya.""Untung kita punya dua pemanggil api," Chen melirik ke arah Kiran dan Jasper.Pigenor, yang berjalan dengan langkah ringan khas Elf, tiba-tiba berhenti. "Ada sesuatu di depan," bisiknya. "Aku bisa merasakan getarannya melalui batu."Mereka melanjutkan dengan lebih waspada. Setelah beberapa belokan, lorong tiba-tiba berakhir pada sebuah jurang lebar. Melintasi jurang itu, terbentang sebuah jembatan batu alami yang sangat sempit—hanya

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengkhianatan di Balik Tembok Sihir.

    "Kiran bisa diajak bicara," Chen bersikeras. "Dan jika kau benar-benar menyesal...""Tidak semudah itu, Chen," Lila memotong lembut. "Beberapa kesalahan tidak bisa dimaafkan begitu saja."Keheningan kembali menyelimuti kereta. Chen ingin membantah, ingin mengatakan bahwa pengampunan selalu mungkin, tapi ia tahu Lila benar. Pengkhianatan adalah luka yang sulit disembuhkan, bahkan oleh waktu.Setelah hampir satu jam perjalanan melalui hutan, kereta mulai melambat. Di kejauhan, siluet Tembok Sihir menjulang tinggi, berkilau kebiruan dalam kegelapan. Benteng raksasa itu membelah daratan seperti bekas luka pada kulit bumi, memisahkan Kekaisaran Qingchang dari Kerajaan Zolia."Kita hampir sampai," Lila berbisik, matanya waspada mengamati jalan di depan. "Pos penjagaan perbatasan ada di belokan berikutnya."Chen menelan ludah, jantungnya berdebar kencang. "Apa rencanamu?""Aku akan menggunakan otoritasku untuk melewati pos," jawab Lila."Jika ditanya, aku sedang dalam misi rahasia ke Zolia.

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pelarian di Tengah Malam.

    Roda kereta berderit pelan melawan jalanan berbatu Kota Begonia. Dua ekor kuda hitam melangkah dengan irama stabil, napas mereka mengepul dalam udara malam yang dingin.Cahaya bulan sabit nyaris tak mampu menembus awan kelabu yang menggantung rendah, menjadikan malam itu lebih gelap dari biasanya.Kereta itu bergerak perlahan, hampir tanpa suara selain detak sepatu kuda dan gemeretak roda kayu. Lambang Kekaisaran terukir di sisi kereta, berkilau samar dalam keremangan.Seorang kusir berjubah tebal duduk di depan, wajahnya tersembunyi di balik tudung yang ditarik rendah.Jalanan kota tampak kosong. Jam malam telah diberlakukan sejak matahari terbenam, memaksa penduduk mengunci diri di rumah-rumah mereka yang rapuh.Hanya sesekali terlihat bayangan prajurit patroli dengan obor di tangan, memeriksa sudut-sudut gelap dengan tatapan waspada.Kereta berbelok ke jalan utama yang mengarah ke gerbang kota. Di sana, sebuah pos penjagaan berdiri dengan obor-obor menyala terang. Enam prajurit ber

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengkhianatan dan Penyesalan.

    Lila!Si Pengkhianat yang menyebabkan penangkapannya. Pengkhianat yang memisahkannya dari teman-temannya. Pengkhianat yang bekerja sama dengan Kekaisaran untuk menjebak Kiran dan kelompoknya di perbatasan.Darah Chen mendidih.Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia ingin berteriak, ingin melemparkan mantra paling mematikan yang ia tahu. Tapi ia menahan diri, menunggu dengan sabar seperti predator mengintai mangsanya.Lila berjalan melalui barisan pasien, sesekali berhenti untuk berbicara dengan para penyihir terluka. Wajahnya menunjukkan keprihatinan yang tampak tulus, tapi Chen tahu lebih baik. Ia telah melihat topeng itu sebelumnya, telah mempercayainya, dan telah membayar harganya yang mahal.Saat Lila mendekat ke arahnya, Chen berbalik dan berjalan cepat menuju ruang obat di belakang balai. Ia tidak bisa menghadapinya sekarang, tidak di depan semua orang. Ia membutuhkan waktu, tempat, dan kesempatan yang tepat.Kesempatan itu datang saat senja mulai turun.Ch

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Balai Pengobatan Perbatasan.

    Mentari muncul dengan enggan di atas Kota Begonia, cahayanya yang pucat merayap perlahan melewati puing-puing bangunan yang rusak.Chen berdiri di ambang jendela sempit Balai Pengobatan Perbatasan Qingchang, mengamati kota kelahirannya yang kini hampir tak dikenali. Udara pagi terasa dingin dan lembab, membawa aroma obat-obatan, darah, dan keputusasaan yang telah menjadi teman setianya selama berminggu-minggu.Begonia dulu adalah permata kecil di tepi perbatasan, dengan pasar-pasar ramai dan taman bunga yang indah.Kini, separuh kota telah berubah menjadi lautan puing. Rumah-rumah penduduk biasa diperbaiki seadanya dengan kayu dan kain, menciptakan labirin jalan-jalan sempit yang suram. Atap-atap miring dan dinding retak menjadi pemandangan umum di distrik bawah, tempat rakyat biasa berjuang untuk bertahan hidup.Namun, di kejauhan, di balik tembok tinggi yang memisahkan distrik kumuh dari bagian kota lainnya, menara-menara megah dengan atap keemasan berdiri angkuh.Distrik bangsawan

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengadilan Klan dan Api Biru.

    "Serahkan dirimu," Rustam memerintah. "Hadapi pengadilan klan.""Kita semua tahu pengadilan itu hanya formalitas," Jasper menjawab. "Kalian sudah memutuskan hukumanku.""Kau membunuh putraku!" Rustam berteriak, kesedihannya berubah menjadi kemarahan murni. "Kau pantas mati!"Dengan geraman marah, Rustam berubah menjadi serigala besar dengan bulu keperakan. Ia melompat ke arah Jasper, diikuti oleh beberapa anggota klan lainnya.Jasper tidak punya pilihan. Dengan satu gerakan cepat, ia melepaskan kekuatan barunya.Api biru keemasan menyembur dari kedua tangannya, membentuk dinding api yang mengelilinginya. Para serigala berhenti mendadak, mundur dari panas yang membakar."Aku tidak ingin membunuh siapapun lagi," Jasper berteriak di atas suara api yang berderak."Biarkan aku pergi, dan aku tidak akan pernah kembali.""Tidak akan!" Faris mengangkat tongkatnya, menggumamkan mantra kuno. Angin kencang bertiup, berusaha memadamkan api Jasper.Jasper merasakan kekuatan Faris mendorong apinya,

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Dikepung oleh Bayangan Serigala.

    Reyna - gadis itu mundur, menggelengkan kepalanya."Kau... kau membunuh mereka. Kau membunuh Zahir.""Aku tidak bermaksud," Jasper mencoba menjelaskan, suaranya penuh keputusasaan. "Kekuatan ini baru. Aku tidak bisa mengendalikannya.""Kau seorang penyihir," bisik Reyna, masih mundur. "Kau berbohong pada kami semua.""Reyna, kumohon," Jasper melangkah maju, tapi gadis itu berbalik dan berlari, menghilang di antara pepohonan.Jasper tahu ia tidak punya banyak waktu. Reyna akan kembali ke perkampungan dan memberitahu semuanya. Ia harus sampai ke rumah Saraya, mengambil barang-barangnya, dan pergi sebelum seluruh klan mengejarnya.Dengan kecepatan barunya, Jasper berlari melalui hutan, melewati pohon-pohon dan semak belukar dalam gerakan kabur. Ia sampai di tepi perkampungan dalam waktu singkat, berhati-hati menyelinap di antara rumah-rumah untuk menghindari perhatian.Rumah Saraya tampak tenang saat ia masuk. Wanita itu sedang menyiapkan makanan di dapur, dan menoleh dengan terkejut saa

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Tanduk Perak dan Pembalasan.

    Jasper mengendap di balik semak belukar tebal, mengamati cekungan di hadapannya. Zahir dan lima pemburu lain berkumpul di sana, masih dalam wujud serigala mereka.Mereka tampak lelah setelah semalaman berburu tanpa hasil. Beberapa telah kembali ke wujud manusia, termasuk dua teman Zahir yang membantu menjebaknya.Tanduk perak Wendigo tergenggam erat di tangan Jasper. Bukti kemenangannya, bukti bahwa ia berhasil bertahan hidup dari rencana keji mereka.Kemarahan menyala dalam dadanya, bersama dengan energi baru yang mengalir dalam pembuluh darahnya."Kita sudah mencari sepanjang malam," salah satu pemburu yang telah kembali ke wujud manusia berkata."Tidak ada tanda-tanda Wendigo."Zahir, masih dalam wujud serigala hitamnya, menggeram rendah. Ia berputar dalam lingkaran kecil, tampak gelisah dan frustrasi."Mungkin kita harus kembali," pemburu lain menyarankan. "Patriark akan kecewa, tapi selalu ada perburuan berikutnya."Zahir berubah kembali ke wujud manusianya dalam gerakan mulus. T

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kebangkitan Api Biru Keemasan.

    Jasper tidak berhenti.Ia terus mengalirkan energi ke dalam apinya, membuat tornado itu semakin besar dan panas. Wendigo berputar dalam kesakitan, mencoba memadamkan api, tapi sia-sia.Api keemasan Jasper terlalu kuat, terlalu lapar.Dalam hitungan menit, tubuh Wendigo mulai runtuh menjadi abu. Tanduk peraknya jatuh ke tanah dengan dentingan keras, diikuti oleh sesuatu yang berkilau merah dari dalam tubuhnya yang terbakar.Saat api padam, yang tersisa hanyalah tumpukan abu dan dua benda: tanduk perak yang menjadi target Perburuan Malam, dan sebuah kristal merah sebesar ibu jari yang berkilau seperti bara api.Jasper merangkak mendekati sisa-sisa Wendigo, mengabaikan rasa sakit di kakinya.Ia mengambil tanduk perak itu, merasakan beratnya yang tidak wajar untuk ukurannya. Tapi perhatiannya lebih tertarik pada kristal merah yang berdenyut seperti jantung."Monster core," bisiknya, mengenali benda itu dari pelajarannya di Institut Sihir Magentum. "Inti api."Inti monster adalah kristalis

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pertarungan Api dan Bayangan Wendigo.

    Sepasang mata putih tanpa pupil menatap Jasper dari kegelapan terowongan.Cahaya dari bola api kecil di tangannya menyinari sosok tinggi kurus yang perlahan melangkah maju. Kulitnya pucat seperti tulang yang lama terkubur, dengan tekstur kasar bagai kulit pohon mati. Tanduk perak mencuat dari kepalanya, berkilau dingin di bawah cahaya api.Wendigo Perak. Makhluk legenda yang menjadi target Perburuan Malam."Jadi kau nyata," bisik Jasper, mundur hingga punggungnya menyentuh dinding lubang.Makhluk itu menggeram, suaranya seperti angin musim dingin yang menyapu tulang-tulang kering. Ia membuka mulutnya, menampakkan deretan gigi setajam jarum yang tersusun dalam tiga baris.Lengannya yang panjang dan kurus berakhir dengan cakar melengkung yang tampak mampu mengoyak baja.Jasper menggenggam belati Reyna erat-erat, meski tahu senjata sekecil itu tidak akan banyak membantu. Kakinya yang terluka berdenyut nyeri, mengingatkannya bahwa ia tidak dalam kondisi untuk bertarung, apalagi melarikan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status