Home / Romansa / Kecanduan Ciumanmu / Rembulan di Kyoto

Share

Rembulan di Kyoto

last update Last Updated: 2021-11-07 17:15:27

Seusai makan malam, mereka semua masih berbincang sembari minum sake. Kenzo memang ingin mempererat tali silaturahmi dengan keluarga Midori. Dia masih belum mampu memikirkan bagaimana cara dia mendekati Midori setelah liburan Midori dan keluarganya di Kyoto usai. 

"Kenzo, perusahaan mobil keluargamu itu apakah melakukan ekspansi ke luar Jepang seperti Honda, Toyota, Mitsubitsi, dan sejenisnya?" tanya Leeray yang masih baru mendengar merk kendaraan milik perusahaan keluarga Kenzo.

"Iya, Paman Leeray, mungkin tidak seterkenal kendaraan berbahan bakar fosil. Kendaraan listrik baru booming setelah Tesla mulai terkenal, bukan? Kami mendukung program green energy, Paman Leeray. Mungkin Paman ingin mencoba satu unit? Saya bisa mengirimkannya ke Perth," tutur Kenzo dengan cerdas.

Leeray tersenyum mendengar jawaban Kenzo. Dia menyukai pemuda itu, bukan hanya anak konglomerat, tetapi memang genius berbakat. Kenzo mengingatkannya pada Deasy ketika awal dia mengenal istrinya dulu.

"Baik. Kurasa aku ingin mencoba mobil produksi pabrikanmu di Jepang saja, apa bisa? Kalau memang bagus dan nyaman dikendarai, mungkin aku akan memesan 20 unit untuk dioperasikan di mal dan hotelku di Perth," balas Leeray sembari mengamati Kenzo lalu meminum sake yang dia suka rasanya.

Mendengar perkataan Leeray, Kenzo pun agak terkejut. Harga 20 unit mobil listrik pabrikannya itu nilainya sekitar 200.000 US$, itu nilai penjualan yang besar untuk 1 transaksi.

"Tentu saja bisa, Paman Leeray. Besok pagi saya akan mengajak Paman ke dealer mobil perusahaan saya yang di Kyoto untuk test drive beberapa type mobil. Kami membuat desain mobil yang umum seperti sedan, MPV, dan van double cabin agar penggunaannya lebih nyaman sesuai kebutuhan konsumen, baik itu komersil maupun penggunaan pribadi," jawab Kenzo menjelaskan dengan profesional produk mobil pabrikan milik keluarganya.

"Kau pemuda yang hebat, Kenzo. Baiklah, kita berangkat besok pagi, aku akan menunggu kabar darimu." Leeray kemudian bertanya pada Midori, "Midori Sayang, apa kau jadi berjalan-jalan melihat bunga sakura mekar besok? Rencananya berangkat pukul berapa?"

"Jadi dong, Pi. Midori berangkat pagi dari hotel mungkin setelah sarapan bersama mami dan Posei. Kami ingin melihat-lihat di pasar dan pusat perbelanjaan juga bila ada barang yang menarik untuk dibawa pulang," jawab Midori dengan. bersemangat.

"Hmmm ... tapi Papi ingin pergi ke dealer mobil Kenzo besok pagi. Bagaimana ya? Papi tidak nyaman melepas kalian bertiga sendiri ...," ujar Leeray sembari berpikir.

Kenzo pun berkata, "Paman, besok biar sopir pribadiku yang mengantar mereka jalan-jalan di Kyoto. Paman ikut mobilku saja, aku yang akan menyetir ke dealer. Bagaimana?"

Leeray pun lega mendengar saran Kenzo, pemuda itu sepertinya terbiasa mengambil keputusan dan tanggungjawab sama sepertinya sejak masih muda dulu. "Aku setuju, Kenzo. Aturlah seperti itu besok pagi. Terima kasih atas bantuanmu," ujar Leeray sembari tersenyum pada Kenzo.

"Baik, Paman Leeray. Jangan sungkan," balas Kenzo sembari menundukkan kepalanya.

"Sepertinya ini sudah larut malam, aku dan keluargaku akan kembali ke kamar. Terima kasih untuk makan malamnya, Kenzo," pamit Leeray sembari berdiri dari kursi yang menempel di lantai itu.

Ketiga teman Kenzo dan juga Kenzo ikut berdiri untuk menghormati Leeray. Mereka pun berjalan kembali ke kamar masing-masing.

Angin malam bertiup menggetarkan pintu dan jendela kamar Midori. Gadis itu sulit untuk tidur karena tadi sore sudah beristirahat selama 2 jam. Dia pun mengenakan yukata di luar gaun tidurnya yang tipis lalu membuka pintu teras untuk menikmati langit malam di Kyoto.

Dia memasang earphone bluetooth di telinganya sembari duduk di teras kamarnya. Angin yang berhembus terasa sejuk lembab, dia sangat menikmati keheningan malam dengan lagu berirama lembut yang terdengar dari earphone -nya. Midori pun memejamkan matanya sambil duduk bersandar di kayu penyangga atap yang berdiri di teras.

Sementara itu Kenzo pun merasa sulit tidur dan berjalan-jalan di taman belakang penginapan itu yang berhadapan dengan kamar Midori. Dia agak terkejut melihat Midori duduk di teras sambil memejamkan mata di sana. 'Apa gadis itu baik-baik saja?' pikirnya. Dia pun berjalan mendekat.

Ternyata Midori sedang mendengarkan musik, Kenzo pun duduk di sebelahnya dan tidak mengganggu gadis itu. Dia hanya mengamatinya dalam diam. Paras Midori begitu cantik, dia yang tidak pandai bersyair puitis pun rasanya ingin membuat puisi ketika menatapnya.

Ketika Midori membuka matanya dia sontak terkejut setengah mati karena ada Kenzo di hadapannya.

"Astaga! Aku terkejut, Kenzo. Mengapa kamu diam saja dan tidak menyapaku? Jantungku seperti ingin melompat karena terkejut!" protes Midori dengan sedikit kesal.

Kenzo pun tertawa kecil dan merasa bersalah. Dia pun berkata, "Aku takut mengganggumu, Midori. Kenapa di teras malam-malam begini?"

"Aku masih belum bisa tidur, lagipula langit malam ini sungguh indah, rembulan purnama begitu terang dan juga bintang-bintangnya bersinar terang. Aku suka memandangi langit malam. Di Australia bagian selatan bahkan langitnya begitu unik, warnanya berubah-ubah dari hijau, biru, ungu, kuning, hingga merah muda. Kau pernah dengar Aurora Australis?" jawab Midori sambil berceloteh, dia mulai akrab dengan Kenzo.

"Ohh aku pernah melihatnya di foto serta video internet. Memang sangat memukau keindahan Aurora Australis. Aku harap suatu hari bisa melihatnya langsung. Namun, rembulan purnama di Kyoto pun indah, Midori. Apa kau juga menyukainya?" balas Kenzo sembari bertopang dagu menatap Midori.

Midori menatap ke langit dan tersenyum lalu menoleh ke arah Kenzo. "Kau benar, aku menyukai rembulan purnama di Kyoto. Sepertinya itu membuat suasana menjadi romantis, bukan?" ucapnya.

"Romantis ...?" ucap Kenzo seraya tertawa kecil. Lalu diapun melanjutkan, "Aku tidak keberatan berbagi momen romantis bersamamu, Cantik."

"Hey, bukan itu maksudku ...," sahut Midori dengan kikuk.

"Apa kau sudah punya pacar, Midori?" tanya Kenzo serius sembari menatap sepasang mata biru itu.

"Aku tidak punya pacar. Dan ... tidak berminat untuk berpacaran. Itu agak merepotkan bagiku," jawab Midori sembari mengernyitkan alisnya tidak  nyaman.

"Wow, kau berbeda sekali dengan gadis-gadis yang kukenal. Mereka sepertinya berlomba-lomba untuk memiliki pacar," ujar Kenzo bingung.

"Well, aku berbeda ... aku suka kebebasan, memiliki pacar pasti begitu mengikat. Aku tidak ingin terikat oleh siapapun saat ini," balas Midori sembari menatap langit malam.

Kenzo pun agak kecewa karena gadis incarannya ternyata sekalipun single, memiliki pandangan buruk tentang berpacaran. Bagaimana caranya mengubah pendapat Midori tentang berpacaran?

"Apa kau pernah berpacaran, Midori?" tanya Kenzo dengan nada halus.

Midori menggelengkan kepalanya.

"Mau mencoba menjadi pacarku?" tanya Kenzo lagi sembari tertawa.

"Pacar sehari mungkin ... hahaha," gurau Midori.

"Boleh."

"Kau gila."

"Coba saja ...ayolah, mau?"

Midori terdiam dan belum mau menjawab Kenzo. Dia pun menatap wajah pemuda itu. 

"Baiklah. Pacar sehari." Midori mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Kenzo yang tanpa ragu disambut oleh Kenzo dengan jabatan tangan erat.

"Deal. Pacar sehari." Kenzo pun tersenyum puas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kecanduan Ciumanmu   Kebahagiaan yang Adil Dari Semesta (THE END)

    Pada pertengahan musim dingin di Jepang, Midori melahirkan putera pertamanya untuk Kenzo. Bayi kemerah-merahan yang lahir melalui jalur normal tanpa harus menjalani operasi Cesar itu menangis kencang saat menghirup napas pertamanya di dunia.Kenzo memberinya nama Kenshin yang artinya kebenaran yang sederhana atau bisa diartikan sebagai kejujuran. Makna lainnya juga menyiratkan sebuah pengorbanan. Ada banyak kisah penuh pengorbanan yang melatar belakangi kehadiran bayi kecil itu sehingga sesuai dengan namanya.Seluruh keluarga besar Watanabe menyambut kehadiran generasi penerus mereka yang berharga dengan penuh kebahagiaan. Sebuah pesta besar digelar di kediaman Watanabe yang ada di Tokyo. Kakek Akehito mengundang sesama tetua kenalannya dari berbagai klan untuk memperkenalkan Kenshin Watanabe.Bayi laki-laki itu memang berambut hitam lebat seperti ayahnya, tetapi ketika matanya terbuka sepasang mata biru terang yang identik dengan genetik ibunya nampak jelas menunjukkan jati dirinya.

  • Kecanduan Ciumanmu   Suamiku yang Perkasa

    Acara resepsi pernikahan yang hanya mengundang kolega dekat, sanak saudara kedua mempelai, serta teman-teman dekat Kenzo itu berakhir sekitar pukul 17.00 waktu Jepang. Mereka berdua dilepas di halaman depan rumah keluarga Kenzo oleh semua tamu dengan mobil pengantin sedan Genoz warna hitam berhias bunga-bunga segar nan cantik itu.Tangan Kenzo melambai keluar kaca jendela mobil yang melaju menjauh menuju ke Hotel Imperial Tokyo. Dia sengaja memesan kamar pengantin di sana agar besok paginya dapat menemui keluarga besar Indrajaya saat sarapan dengan layak. Kenzo memang belum mengenal banyak saudara serta kerabat dekat istrinya dengan baik."Selamat untuk pernikahan Anda, Tuan Muda Kenzo dan Nona Midori!" ucap Yamaguchi yang menyetir mobil pengantin."Terima kasih, Yamaguchi!" jawab Kenzo dan Midori kompak lalu mereka tertawa bersama.Kenzo dan Midori berdebar-debar sepanjang perjalanan mobil menuju ke hotel. Keduanya masih sangat hijau dalam melakukan hubungan suami istri. Pacaran mere

  • Kecanduan Ciumanmu   Pernikahan yang Dinantikan

    Setelah lewat 2 minggu semenjak Kenzo dirawat di rumah, pemuda itu sudah mulai pulih kondisinya. Kesibukan persiapan pernikahannya jelang hari H membuatnya berdebar-debar teringat tak lama lagi dia akan menjadi seorang suami dan mungkin juga ayah."Midori, besok masa tenang sebelum pernikahan. Jadi hari ini adalah saat terakhir kita bisa bertemu sebelum kamu dipingit," ujar Kenzo sembari menggandeng tangan Midori menyusuri jembatan kayu panjang di pesisir Teluk Tokyo.Langit senja saat dilihat dari tepi pantai memang luar biasa indah. Angin dari arah laut menerbangkan rambut panjang Midori yang tergerai. Kenzo berhenti melangkah lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Midori dan mereka pun berdiri berhadapan. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Midori.Usai berciuman dia pun berkata, "Rasanya masih sama seperti ketika kita pertama kali berciuman di Kyoto. Rasa buah strawberi atau apel. Hahaha." Kenzo merasa dirinya begitu konyol terkenang saat itu."Aku marah dan

  • Kecanduan Ciumanmu   Pilihan Terbaik Midori

    Ketika keluarga Indrajaya sampai di kediaman Watanabe, mereka diantarkan ke ruang tamu yang lebih hangat dibandingkan aula besar. Sekalipun sambutan dari keluarga besar Kenzo nampaknya ramah, tetapi Leeray tidak menurunkan kewaspadaannya. Sudah menjadi kebiasaannya sebagai pengusaha bahwa setiap kesepakatan selalu ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Hanya saja mereka belum mendengarnya."Silakan duduk, Semuanya. Terima kasih sudah bersedia memenuhi undangan kami," ujar Kakek Akehito Watanabe dengan nada ramah.Leon menerjemahkan jawaban dari kakak sulungnya, "Selamat siang, Semuanya. Terima kasih telah menerima kehadiran kami dengan ramah."Pemuda itu kali ini benar-benar serius mendengarkan setiap patah kata dari kedua belah pihak keluarga baik Watanabe maupun Indrajaya karena dia menjadi penyambung lidah mereka. Dengan diam-diam Leon menghidupkan fitur perekam suara di ponselnya untuk dokumentasi yang dapat dia berikan ke Kenzo yang tidak hadir bersama mereka dalam pertemuan ini.

  • Kecanduan Ciumanmu   Saat Belahan Jiwaku Membuka Matanya

    Leeray menggantikan ayah ibunda Kenzo yang telah semalaman menjaga putera mereka di ruang ICU. Dia merasa kagum dengan keberanian pemuda Jepang itu saat menperjuangkan cintanya di hadapan tetua keluarga-keluarga yang super kolot memegang teguh tradisi mereka. Beruntung tim dokter bedah Rumah Sakit Tokyo dapat diandalkan sehingga Kenzo masih tertolong nyawanya. Usus pemuda itu robek di beberapa sisi saat tertancap pedang samurai yang digunakan untuk melakukan hara kiri di hadapan altar leluhur klan Watanabe kemarin siang.Dari kaca jendela ruang ICU, Midori memandangi papinya yang menjaga kekasihnya di dalam sana. Alat bantu napas dan selang infus beserta beberapa kabel yang terhubung ke mesin pendeteksi denyut jantung serta kualitas saturasi oksigen semuanya dipasangkan ke tubuh berotot Kenzo yang tertutupi pakaian pasien warna biru muda. Matanya masih terpejam erat dengan napas stabil perlahan.Tiba-tiba ada pergerakan dari tubuh kekasihnya. Midori segera berlari ke meja jaga perawa

  • Kecanduan Ciumanmu   Cinta Terlarang yang Tak Pernah Padam

    Kedua biksuni itu melepas kepergian gadis tak bernama yang ditinggalkan sekelompok ninja di depan pintu kuil beberapa jam sebelumnya. Kini gadis yang tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh penuh luka itu telah diinfus di dalam ambulance yang melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah peristirahatan milik keluarga Yamada di Osaka.Tuan Kenji Yamada mengusap wajahnya yang jelas menampakkan kelelahan. Dia belum sempat beristirahat sejak kemarin karena mengurusi kisah asmara putera sulungnya, Takeshi. Cinta terlarang yang menyisakan kepahitan. Gadis dari klan Tokugawa itu nyaris mati dan dibuang jauh dari kediaman keluarganya. Bila dia boleh jujur, nuraninya menangis mengetahui masih ada praktik-praktik tradisi kolot yang tak berperikemanusiaan. Zaman telah berganti akankah manusia masih tetap berdiri di jalan lama dengan mengeraskan hati seperti Tuan Masumi Tokugawa? batin pria itu prihatin."Apa kau sudah menghubungi Takeshi agar memanggil dokter ke rumah di Osaka, Ito?" tanya Tuan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status