Home / Urban / Ah! Mantap Mas Ramli / Bab 9 Lebih cepat!

Share

Bab 9 Lebih cepat!

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-10-30 19:20:26

"Kenapa, Bu Vina takut? Jangan takut, saya tidak mungkin menyakiti Bu Vina.

Justru, dengan ukuran sepanjang ini saya dengan mudah menyemaikan benih di rahim Bu Vina biar cepat hamil!" kata Ramli menenangkan wanita itu.

Vina yang terlanjur basah, sekalian ia terpaksa nyemplung.

Tanpa menunggu lama-lama, ia meminta Ramli untuk segera melakukan. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit.

"Sudah, jangan tunggu lama-lama lagi, buruan masukin!" desak Vina sambil menyiapkan dirinya untuk segera dimasuki raganya oleh pria itu.

"Sesuai perintah Bu Vina. Buka lebar-lebar kakinya, Bu. Biar saya lebih mudah melakukan penetrasi!" jawab Ramli yang bersiap menembus ke dasar inti tubuh Vina.

Dengan bermodal miliknya yang tegak menantang, Ramli akan melakukan tugasnya sesuai tanda tangan kontrak. Ya, sekali lagi, menghamili istri majikan.

Meskipun jantungnya terasa berdebar, Vina mengikuti perintah Ramli untuk membuka kedua kakinya lebar-lebar. Kedua mata wanita itu ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yudo Gunarto
mantep. ...mantep lebih dalem ...yach lebih cepat,... aoch. rasanya.
goodnovel comment avatar
Deni Amel
keren critanyh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 164 digigit serangga betina

    Namun Vina harus segera menolong Ramli yang sepertinya pria itu tidak bisa naik sendiri ke permukaan. Justru Ramli makin menengah apalagi airnya makin penuh, belum lagi kedalaman kolam yang cukup dalam. Vina khawatir Ramli tidak bisa berenang dan nyawanya akan terancam. Terpaksa, mau tidak mau Vina harus masuk ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan Ramli. Meskipun ia sedang hamil, tapi Vina masih bisa berenang aktif, renang adalah olahraga favoritnya. Wanita itu segera masuk ke kolam dan ia segera berenang ke tengah untuk mendekati Ramli. "Bu Vina hati-hati!" teriak Bagas dari atas. "Keren ya, kak! Bu Vina pandai berenang juga!" sahut Ayu. Sementara itu, Vina segera meraih tangan Ramli dan berusaha untuk membawa tubuh besar pria itu untuk menepi. Ramli memegangi tangan dan juga tubuh Vina, pria itu nampak lemas karena kram itu sudah menyiksanya. Setelah beberapa saat, Vina berhasil membawa Ramli ke tangga di tepian kolam. Lalu wanita itu meminta Ramli untuk segera naik.

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 163 mengisap darah Ramli

    Vina melihat Ramli yang sedang berdiri di tepian kolam renang sambil menundukkan kepalanya. Wanita itu mengira jika Ramli sedang sibuk memeriksa kolam renang itu. "Nah, itu dia ayah kalian!" ucap Vina kepada kedua bocah yang digandengnya. Bagas dan Ayu sangat senang sekali karena akhirnya mereka bisa bertemu lagi dengan sang ayah. "Ayah! Eh, ayah sedang ngapain tuh?" ucap Ayu. "Kita kagetin yuk, Dek! Tapi kamu jangan berisik biar ayah nggak noleh!" sahut Bagas. Ayu pun mengangguk dan mereka berjalan mengendap-endap agar Ramli tidak mendengarnya. Di sisi lain Vina sendiri mendukung kedua anak itu, wanita itu berjalan di belakang Bagas dan Ayu sambil berjalan pelan-pelan. Namun, tiba-tiba saja Bagas berhenti dan menoleh ke arah Vina yang berada di belakang. "Kenapa berhenti?" tanya Vina dengan suara super pelan. "Bu Vina aja deh yang jalan duluan!" jawab Bagas yang juga dengan suara bisik-bisik, tapi bukan bisik-bisik tetangga. "Tapi kenapa? Katanya kalian mau ngagetin aya

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 162 menggigit di bawah sana

    Bagas dan Ayu menatap takut ke arah Tuan Andreas. Kedua bocah itu nampak membawa kue-kue yang mereka pungut tadi dengan kardus yang sudah penyok. Vina melihat anak-anak itu tampak membawa sesuatu. "Kalian bawa apa ini? Wah, ini kue?" tanyanya sambil memegangi kardus yang berisi kue itu. Namun dengan cepat, Tuan Andreas melarangnya. "Jangan disentuh, Vin! Itu kue kotor, jangan diambil!" katanya dengan suara besar. Kedua bocah itu nampak takut dan tidak berani menatap kedua mata Tuan Andreas. Vina menoleh ke arah sang papa dan wanita itu tetap membawa kue yang dibawa oleh Bagas dan Ayu. "Maksud papa apa?" tanyanya menyelidik. "Mereka datang ke rumah ini bawa makanan apa itu! Makanan desa yang sudah pasti tidak higienis dan kamu jangan sampai memakannya! Papa sudah menyuruh mereka membuangnya tadi, tapi diambil lagi, menjijikan!" kata pria itu tanpa iba. Vina menghela napas panjang dan akhirnya tahu kenapa kedua anak itu menangis. "Pa, Bagas dan Ayu jauh-jauh datang ke sini

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 161 kenapa dibuang

    Kedua bocah itu saling menatap, mereka tidak tahu jika pria tua itu adalah ayahnya Vina. Lalu, Bagas memberanikan diri untuk berkata. "Kami sedang tidak meminta sumbangan, Pak! Kami hanya ingin bertemu dengan ayah!" jawab Bagas. Sayangnya, pengakuan bocah itu seketika mendapatkan hardikan dari Tuan Andreas. "Ayah! Siapa ayahmu? Kamu pikir di sini ada ayah kalian!" sahut pria itu tanpa menunjukkan senyumnya sama sekali. "Ada, ayah kami tinggal di sini, Pak. Namanya Ramli!" jawab Bagas. Tuan Andreas terkejut saat mendengar nama Ramli disebut. Seketika pria itu teringat tentang permintaan putrinya yang ingin sekali bertemu dan tinggal bersama anak-anak Ramli. "Ohhh, jadi kamu anak-anaknya si Ramli?" jawab Tuan Andreas sambil menyilangkan kedua tangannya, menatap kedua bocah itu secara bergantian. Di sisi lain Vina masih ada di kamar sedangkan Ramli tampak sedang membersihkan kolam belakang rumah, sehingga ia tidak tahu kedatangan kedua anaknya. Bagas dan Ayu dengan cepat menjawa

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 160 minta sumbangan

    Setelah menggoda Ramli, Vina bergerak mundur sambil tersenyum nakal. Namun tangannya masih memegang tangan Ramli dan menarik pria itu untuk masuk ke kamar. "Vina, Vina. Jangan! Ini sangat bahaya dan papamu bisa tahu. Sebaiknya kamu istirahat saja, jika aku ada di sampingmu terus, aku nggak bisa jamin kamu bisa istirahat!" katanya sambil garuk-garuk pelipisnya. Vina segera membuang tangan Ramli, bukan karena wanita itu marah, namun ia mengetahui jika sang Papa sedang datang menghampiri mereka. Ramli yang masih belum menyadarinya, pria itu beranggapan bahwa Vina memang sedang marah. "Kamu marah lagi? Jangan keseringan marah nanti anak-anak kita ikutan jadi pemarah kayak ibunya, kayak aku dong, sabar, pendiam dan selalu legowo!" kata Ramli dengan lugunya. "Ssssttt! Ada Papa!" sahut Vina sambil memberikan kode kepada Ramli. Pria itu langsung terdiam dan waspada. Sebenarnya ia ingin sekali pergi karena ia tak ingin bertemu dengan Tuan Andreas lagi. "Brengsek! Pria itu lagi!

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 159 gaya helikopter

    Rangga menunjuk wajah Ramli dengan penuh emosi. Ia sadar jika dirinya tidak mungkin bisa menghadapi Ramli, mengingat fisiknya terlalu besar untuknya. "Ingat, Ramli! Aku tidak akan pernah biarkan hidupmu tenang! Mungkin sekarang kamu masih dibela sama Papa, tapi aku tidak akan pernah biarkan kamu mendekati istriku. Ingat! Perjanjian kita sudah berakhir dan aku bisa saja melakukan sesuatu pada keluargamu! Bukankah aku dulu sudah pernah bilang, jika kamu melanggar perjanjian, maka aku tidak segan-segan melakukan sesuatu pada anak-anakmu!" Kata-kata Rangga tentunya membuat Ramli geram. Bagaimana pun juga tidak akan ada yang boleh menyentuh keluarga kecilnya. Setelah mengatakan itu, Rangga segera pergi meninggalkan Ramli yang terlihat menatapnya tajam. "Berani kamu sentuh keluargaku, nyawamu adalah penggantinya!" gerutu Ramli dengan tatapan matanya yang serius. Sementara itu, Vina sudah berdiri di belakang Ramli. Wanita itu sedang memastikan jika Rangga sudah pergi. "Gimana? Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status