Share

Bab 5

Penulis: Gekko
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-17 11:39:17

Ming Yue mendengus pelan. “Kalau begitu coba saja iris lengan Anda dan buktikan khasiatnya.”

Pria itu mengangkat alisnya, lalu mengeluarkan sebuah belati dari balik jubahnya. Tanpa ragu, ia benar-benar menggores lengannya sendiri. Ming Yue sontak terperanjat, wajahnya berubah kaku, padahal ia sama sekali tidak bermaksud serius dengan perkataannya tadi.

“Apa yang kau lakukan?!” serunya kaget.

“Seperti yang Anda katakan, saya sedang memastikan khasiatnya,” sahut tuan Song santai.

Dan saat lengannya yang teriris mengeluarkan darah, pria itu mengambil botol kecil tadi dan meneteskannya. Perlahan, luka di lengannya tertutup kembali dengan sangat cepat. Sedangkan Ming Yue masih terpaku, dia tak menyangka pria itu benar-benar nekat melukai dirinya hanya demi membuktikan ucapannya. Sepertinya orang-orang Song She memang aneh.

“Ternyata memang benar.” Pria itu mengangguk, terlihat mulai percaya. “Ini bisa jadi penemuan yang luar biasa.”

Ming Yue menghela napas panjang, lalu kembali menata ekspresinya agar terlihat tenang seperti biasa.

“Sekarang, bisakah kita bicara tentang kesepakatannya?” tanyanya.

“Tentu saja.” Tuan Song menatapnya penuh minat. “Tapi saya ingin tahu, dari mana Anda mendapatkannya? Anda membuatnya sendiri?”

“Itu rahasia bisnis. Tidak bisa kukatakan pada siapa pun.” Ming Yue menjawab tegas, nada suaranya tak memberi celah untuk dibantah.

Tuan Song tertawa kecil. “Benar juga. Kalau begitu, akan saya siapkan kontraknya.” Ia menarik sebuah kertas dari laci meja, bersama pena bulu angsa, lalu mulai menuliskan perjanjian mereka.

Isi kotrak itu jelas, Ming Yue akan memberikan eliksir tersebut secara berkala, meskipun dalam jumlah terbatas. Sebagai gantinya, Ming Yue meminta agar dukungan Song She serta melindungi keluarganya apa pun yang terjadi, dan ia pun akan mendapat keuntungan dari penjualan elixir. Itu syarat yang mudah bagi Song She, karena mereka sendiri diberi keuntungan dengan memiliki elixir langka itu.

“Oh ya satu hal terakhir,” ucap Ming Yue dengan wajah lebih serius. “Jangan berikan pada orang-orang dari istana kekaisaran.”

“Kenapa?”

“Tak bisa kukatakan alasannya. Dan jangan beri label harga yang murah.”

Tuan Song memiringkan kepala sambil tersenyum tipis. “Tentu saja. Benda seberharga ini mungkin akan mencapai 100.000 keping emas.”

Ming Yue terbelalak. “Se–seratus ribu?”

“Kenapa? Keberatan? Atau justru terlalu murah?” Tuan Song terlihat santai, seolah harga itu hanya sebutir kacang baginya.

Ming Yue menggeleng cepat. “Tidak. Terserah kalian bagaimana menjualnya.”

Dalam hatinya, ia tak pernah menyangka bahwa beberapa tetes darahnya bisa dipatok harga setinggi itu. Padahal di kehidupannya yang lalu, darah yang sama harus ia relakan sampai habis, tanpa imbalan apa pun, hanya untuk memenuhi ambisi seseorang.

“Baiklah, kurasa urusanku sudah selesai.” Ming Yue berdiri, hendak pergi.

“Tunggu,” tuan Song menghentikan, lalu pria itu membunyikan lonceng di sampingnya.

Tak lama kemudian muncul seorang petugas toko yang Ming Yue temui sebelumnya.

“Dia Xiao Lin, dia akan jadi pelayan pribadimu, jaminan dariku bahwa seluruh keluargamu akan dilindungi,” ucap tuan Song memberitahu.

Ming Yue menyipitkan mata, lirikan tajam melintas sekilas. ‘Cih, kau pasti hanya ingin memata-mataiku,’ batinnya sinis.

Namun ia tak benar-benar mengatakannya. “Baiklah. Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Song.” Ia menunduk tipis, lalu berbalik meninggalkan ruangan, dengan Xiao Lin mengikuti langkahnya dari belakang.

Tuan Song masih duduk di kursinya. Ia mengangkat botol kecil itu, mengayunkannya perlahan sambil tersenyum samar.

“Hmm, sepertinya seratus ribu keping emas masih terlalu murah.” Tatapannya jatuh pada lengannya yang kini sama sekali tak memiliki bekas luka. Bahkan tabib terbaik pun tak pernah bisa melakukan hal sehebat ini.

Dari balik tirai, sosok pria berpakaian serba hitam muncul dan membungkuk hormat. “Tuan, apa Anda yakin dengan kesepakatan ini? Rasanya hanya akan memberikan banyak keuntungan bagi Nona Ming.”

Tatapan Tuan Song berubah tajam. “Kau meragukan pendapatku?”

Pria berpakaian hitam itu langsung menunduk segan. “Tidak tuan, hanya saja-“

“Tidak perlu mempermasalahkan hal ini,” ucap tuan Song menyela dengan tegas.

“Baik tuan.” Bawahannya hanya bisa mengangguk patuh. Namun dalam hati dia bergumam. ‘Baru kali ini kulihat Tuan langsung menerima tawaran kerja sama dengan mudah. Sepertinya obat itu sangat luar biasa.’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 13

    Tanpa memberikan kesempatan untuk protes, Qiang Jun meremas pinggang istrinya dengan cukup kuat hingga gadis itu meringis.“Ahk!”Qiang Jun menyeringai kecil. “Benar, seperti itu. Tapi lebih lembut lagi,” bisiknya.Satu tangan Qiang Jun memeluk pinggang Ming Yue, sementara tangan satunya meraih tiang ranjang dan menggoyangkannya perlahan. Suara berderit kayu pun terdengar, seolah menambah irama palsu dari malam pertama yang tengah dia ciptakan.Ming Yue menahan nafas, wajahnya memerah karena kesal bercampur malu.“H-hentikan, Yang Mulia, apa—” Namun sebelum ia melanjutkan kata-katanya, Qiang Jun menarik tengkuk Ming Yue agar lebih mendekat padanya.“Ada sekretaris Kaisar, utusan Ibu suri dan pelayan Permaisuri di luar, jika kau tak ingin benar-benar melakukannya, kita harus ‘lewati’ malam ini dengan baik, kau paham maksudku kan?” bisik Qiang Jun memberitahu.Ming Yue tercekat, sarulah saat itu ia tersadar. ‘Ah benar, aku lupa,’ pikirnya.Tradisi di keluarga kekaisaran, mereka diam-dia

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 12

    Iring-iringan pengantin wanita akhirnya tiba di depan Istana Kekaisaran. Para pelayan berbaris rapi di sisi kiri dan kanan, sementara para pejabat serta kerabat istana menundukkan kepala penuh khidmat.Dari dalam tandu, Ming Yue, sang pengantin wanita, akhirnya melangkah turun. Dan di ujung pelataran, pengantin pria sudah menanti. Qiang Jun, duduk tegak di kursi roda, mengenakan pakaian pengantin berwarna merah pekat dengan corak awan keberuntungan.Meski tubuhnya tampak ringkih, wajahnya memancarkan pesona luar biasa, garis wajah yang tegas, serta tatapan mata yang dalam. Sekilas, pria itu benar-benar tampak seperti sosok Pangeran dalam lukisan.Ming Yue terdiam sejenak begitu langkahnya menginjak keluar.‘Terakhir yang kuingat dia seperti orang sakit dan sangat kurus, tapi jika sehat dia memang lebih tampan dari Qiang Yuze,’ pikirnya, dengan jantung berdegup lebih kencang tanpa ia sadari.Qiang Jun mengulurkan tangan. “Selamat datang, istriku,” ucapnya dengan suara berat namun terde

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 11

    Mendengar hal itu, sudut bibir Ming Yue terangkat membentuk seringai kecil. “Kau bilang apa? Milikmu?”Lao Lan tersentak, baru saat itu ia menyadari kebodohannya sendiri, kata-kata yang harusnya tersembunyi justru meluncur begitu saja.Ming Yue terkekeh, tawanya terdengar meremehkan.“Kau bilang Putra Mahkota milikmu? Jangan terlalu berkhayal, Lao Lan. Hampir semua orang mengagumi Putra Mahkota, sainganmu itu sangat banyak, jadi tidak perlu sekesal ini,” ucapnya, lalu melirik pada Xiao Lin yang masih merias rambutnya. “Benar kan Xiao Lin?”“Betul Nona,” jawab pelayan itu mengangguk, dia menahan senyuman menyadari bagaimana Ming Yue mempermainkan sepupunya.Wajah Lao Lan memerah, bukan karena malu, tapi karena amarah yang memuncak. Tangannya terkepal erat, berusaha menahan diri.“Kalau begitu,” desis Lao Lan. “Kenapa kau tidak memilih Putra Mahkota? Itu kesempatan emas! Kau bisa menjadi Permaisuri di masa depan!”Ming Yue menghela napas pelan, lalu menatapnya datar.“Entahlah, aku tak

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 10

    Ming Yue teringat di kehidupan sebelumnya, kala itu, Qiang Yuze memang pernah terluka saat menangkap perampok di sebuah toko. Kebetulan Ming Yue sendiri melihat kejadian itu ketika sedang keluar rumah. Para perampok ditangkap, dan Qiang Yuze yang sedang menyamar, akhirnya ketahuan identitasnya oleh prajurit istana.Orang-orang yang menyaksikan langsung terpesona oleh keberaniannya, seorang Putra Mahkota yang rela mempertaruhkan nyawa demi rakyat. Reputasinya pun melambung tinggi.Namun, hanya Ming Yue yang akhirnya tahu kebenarannya. Semua itu hanyalah pencitraan murahan. Perampok yang ditangkap bukanlah penjahat sungguhan, melainkan orang suruhan Qiang Yuze sendiri.Ming Yue di kehidupan lalu yang sudah terlanjur jatuh cinta kepadanya, dengan bodohnya justru membantu mengobati luka Qiang Yuze diam-diam. Di sana rahasianya terbongkar, dan sejak itulah hidupnya terjerat, berakhir di sisi seorang pria yang hanya memanfaatkannya.Ming Yue mengepalkan tangannya erat, hingga buku-buku jari

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 9

    Hari-hari berlalu, kabar tentang pernikahan Pangeran Kedua dengan putri keluarga Ming menyebar cepat ke setiap sudut kekaisaran.Tiap sudut jalan, kedai teh, hingga rumah pejabat dipenuhi bisik-bisik penuh rasa ingin tahu. Banyak yang terkejut, tak menyangka ada seorang gadis yang bersedia menikah dengan Pangeran yang terkenal cacat dan sangat jarang muncul.Di halaman kediaman Ming, seorang gadis yang tengah jadi perbincangan hangat malah terlihat santai sambil menarik busur di tengah latihannya.“Yue, aku akan bertanya sekali lagi, kau yakin akan menikah dengan Pangeran Kedua? Dia 5 tahun lebih tua darimu,” tanya An Beiye guru bela dirinya. Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama.Ming Yue menoleh sekilas, bibirnya melengkung tipis dan menjawab. “Aku yakin, guru. Dan memangnya kenapa usia kami berbeda 5 tahun? Itu hal biasa, sudahlah jangan bertanya lagi.”An Beiye menghela nafas berat. “Kakakmu bahkan masih belum menikah.”Ming Yue menarik anak panah lain dari tab

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 8

    Beberapa hari berlalu. Di dalam ruang utama kediaman Permaisuri yang luas, dengan pilar merah menjulang dan tirai sutra. Seorang wanita paruh baya mengenakan jubah brokat berhiaskan benang emas. Dialah Permaisuri Yi Ran, wanita anggun yang tengah menikmati teh paginya.Tiba-tiba seorang pelayan perempuan masuk, dia mendekat lalu berbisik pelan. “Yang Mulia, perjodohan Putra Mahkota dibatalkan, Putri keluarga Ming memilih menikah dengan Pangeran kedua.”Cangkir teh hampir terlepas dari tangan Yi Ran. Ia menoleh cepat, matanya yang tajam mendelik penuh rasa terkejut. “Apa? Pangeran kedua? Tapi kenapa?” Pelayan di sampingnya menunduk semakin dalam. “Saya tidak tahu alasannya. Hanya itu yang bisa saya cari tahu.”Yi Ran mendengus keras, wajahnya menegang. Kemudian menyilangkan kedua lengan di dada, tubuhnya dipenuhi aura kemarahan.“Cih! Dasar gadis bodoh! Sia-sia aku menuruti Kaisar hingga menunda pernikahan Putraku, hanya demi memenuhi perjanjian Kaisar terdahulu dengan keluarga Ming.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status