Masuk“Ekhem.” Akhirnya Ming Yue berdehem. Menutupi kegugupannya “Mungkin nanti, Nenek. Masalah anak tidak bisa kita paksakan.”Shi Linhua mendengus, sambil menggeleng pelan.“Haish. Apa si bocah menyebalkan itu tidak bisa melakukannya dengan baik? Dasar payah,” gerutunya.Ming Yue tertawa kecil. Sedikit canggung membicarakan hal ini.‘Bagaimana aku bisa hamil? Melakukan itu saja kami belum pernah,’ gumamnya hanya bisa berbicara pada diri sendiri.Namun Shi Linhua tak kehabisan ide.“Kalau begitu kau saja yang menyerang lebih dulu, Yue. Qiang Jun memang sedikit kesulitan karena kondisi tubuhnya. Tapi kudengar malam pertama kalian sangat sukses. Jadi lakukan sesering mungkin-“Belum selesai berbicara, Ming Yue tiba-tiba berdiri.“Saya pulang dulu, Nenek. Sebentar lagi hari mulai gelap. Permisi,” pamitnya.Lalu keluar dari ruangan dengan langkah cepat.Shi Linhua terkekeh dengan tatapan meledek. Seolah menikmati reaksi Ming Yue yang terlihat malu-malu. Sifat jahil Qiang Jun memang berasal dar
Shi Linhua hendak melerai. Tiba-tiba seorang wanita masuk dengan teriakan panik.“Wei Chao!” seru Permaisuri Yi Ran.Langsung menghampiri Wei Chao yang terjatuh dan membantunya bangkit.“Kau tidak apa-apa? Hm?” tanyanya lembut.Wei Chao menggeleng pelan. “Terima kasih, Yang Mulia.”Qiang Yuze mengernyit heran dengan sikap Ibunya.“Ibunda. Kenapa kau menolongnya? Dia sudah menghianatiku,” desisnya dengan tatapan tajam.Yi Ran menelan ludah. Jantungnya berdebar gelisah karena terlalu impulsif. Akhirnya dia berbalik mendekat Qiang Yuze dan mengusap pundaknya, seolah menenangkan.“Tenanglah, Yuze. Ini pasti salah paham, iya kan? Wei Chao?” ujarnya dengan suara lembut.Wei Chao tak menjawab. Hanya terdiam gelisah, memikirkan nasibnya setelah ini.Lao Lan mengepalkan tangan. Dengan tatapan penuh dendam dan rasa terhina. Kesal karena tidak ada yang mendengarkannya. Dia ingin keadilan untuk dirinya.“Ini semua karena kau, Yuze! Kau yang mandul tapi terus mendesakku untuk hamil! Jadi aku terpa
Berita tentang penyerangan dari kerajaan Bailong mulai menyebar di antara para warga perbatasan.Qiang Yuze dan Jendral baru, Gu Bai, sepakat melaporkan hal ini pada kaisar.Mereka bergegas datang ke istana dan langsung pergi ke ruang singgasana.“Salam, Yang Mulia Kaisar,” ucap mereka membungkuk sopan.Kaisar Qiang Mingze menatap kedua orang itu sedikit terkejut.“Bangkitlah. Ada apa kalian datang ke istana bersamaan seperti ini?” tanyanya heran.“Kami ingin melaporkan. Di daerah perbatasan wilayah selatan, ksatria Kerajaan Bailong menyerang warga dan mencuri hasil tambang,” ujar Gu Bai.Qiang Mingze sontak terbelalak.“Apa?!”“Tapi kami berhasil mengalahkan mereka. Walau ada banyak ksatria kita yang terluka parah,” tambah Qiang Yuze menjelaskan.Qiang Mingze mengepalkan tangan, wajahnya mengeras.“Bailong keparat,” umpatnya kesal.Diam-diam, Qiang Yuze dan Gu Bai saling menatap. Bibir mereka tersenyum menyeringai, seolah reaksi Qiang Mingze sesuai dengan apa yang mereka harapkan.Qi
Langit menampilkan layung oranye yang indah.Ming Yue dan Qiang Jun baru tiba di markas Song She saat sore hari. Perjalanan mereka cukup jauh dari desa penempa.Qiang Jun segera mengantar Ming Yue ke ruang pribadi tabib long. Dan kebetulan dia sedang ada di markas.“Tabib Long! Aku ingin meminta bantuanmu,” seru Ming Yue langsung menghampirinya.Tabib Long yang berdiri di depan rak buku itu menoleh.“Katakan saja Putri. Aku pasti membantu,” jawabnya ramah.Ming Yue senyum tipis. Sedetik kemudian wajahnya berubah serius.“Apa kau pernah dengar wabah kematian?”Mendengar hal itu, seketika tabib Long sedikit memucat.“Dari mana kau tahu itu, Putri?”“Jawab saja apa kau sesuatu?” balas Ming Yue tak sabar. Dia melihat sepertinya tabib Long mengetahuinya.Tabib Long akhirnya menghela nafas panjang.“Wabah itu pernah melanda desa terpencil di suatu pulau bertahun-tahun lalu. Penyebarannya sangat cepat dan belum ada penawarnya sampai sekarang. Aku pun hampir terkena wabahnya jika tak cepat-ce
Di gerobak sederhana yang memuat kayu. Ming Yue duduk bersebelahan dengan kusir di sampingnya. Menyamar dengan pakaian biasa dan tudung menutupi wajahnya“Kenapa kau harus ikut juga, dasar keras kepala,” gerutu Qiang Jun.Dialah kusir yang mengemudikan gerobak itu. Dengan pakaian yang sama menyembunyikan identitasnya.Ming Yue melipat kedua tangannya di dada.“Aku ingin memastikannya sendiri,” balasnya tak mau kalah.Tujuan mereka saat ini menuju lokasi para penempa besi. Seperti yang dikatakan pejabat kementerian sebelumnya. Mereka ada di bawah komando Qiang Yuze yang sedang membuat senjata perang.Qiang Jun hanya mendengus. “Terserah. Saat tiba di sana tetap bersamaku.”Ming Yue tersenyum puas. Namun dalam kepalanya masih memikirkan hal lain.“Menurutmu anak haram Permaisuri itu siapa? Apa dia masih anak=anak?”Karena di kehidupan sebelumnya, Ming Yue sama sekali tak pernah mendengar tentang hal ini. Sepertinya Permaisuri menutup fakta ini rapat-rapat.“Aku juga tidak tahu. Tapi aku
Setelah menguping, pembicaraan Lao Lan, Ming Yue dan Suaminya kembali ke kediaman.Ming Yue langsung pergi ke kursi kerja, mengecek catatan tentang ingatan sebelumnya.Terheran-heran kenapa beberapa kejadian terjadi lebih cepat sekarang.Dan terbukti benar. Tanggal yang seharusnya terjadi berbeda, tapi kejadiannya tetap sama.Ming Yue menghela nafas frustasi.‘Aku harus mulai berhati-hati sekarang. Qiang Yuze bahkan sudah mulai mempersiapkan pasukan untuk perang. Itu seharusnya masih lama terjadi’ batinnya.Namun, seseorang menahannya.“Yue!”Qiang Jun menggenggam bahunya, membuat mereka bertatapan. Sangat jelas wajah Ming Yue terlihat lesu.“Kau harus istirahat. Pekerjaanmu bisa kau lakukan lain kali,” katanya menasihati.Ming Yue menggeleng.“Aku masih harus menata ulang rencanaku. Bisa gawat jika terjadi sedikit kesalahan,” balasnya melepaskan genggaman di bahu.Quang mendengus pelan.“Aku tahu kau pasti khawatir dengan semua yang terjadi. Tapi tubuhmu juga perlu istirahat, paham?”






