Hari ini aku tidak masuk kuliah, rasa pusing dan mual efek dari minuman yang kemarin aku minum membuat tubuhku lemas. Betapa bodohnya aku telah menyakiti diri sendiri.
Selama ini aku terlalu di butakan oleh cinta, cinta yang tak pernah membalas untuk ku. Satu hari aku berdiam dikamar, aku teringat dengan mama, sosok mama yang luar biasa sangat aku rindukan. Tapi rinduku tak bisa memeluknya. Aku duduk di balkon kamar memandang keluar, aku mencoba menata hatiku, selama ini aku terlalu banyak salah kepada mama. Dulu sebelum mama pergi aku berjanji akan menjadi wanita yang baik. Tapi nyatanya hanya karena seorang pria aku seperti ini. Disaat aku sedang memikirkan penyesalan dalam diriku, aku mendengar ketukan dan ucapan salam. Aku tidak merespon, hingga dia menghampiri ku aku pun tetap tidak meresponnya.
Sinar matahari menyeruak masuk di sela-sela jendela yang terbuka, membuat Dina terpaksa membuka matanya."Mmm... papa kenapa dibuka? Dina masih mau tidur pa, Dina masih ngantuk""Din, kamu harus belajar menjadi istri yang lebih baik, bangunlah nak""Azzam gak ada yang nyiapin sarapan" tegas papanya, agar Dina segera bangun"Kan ada bibi Asih pa, kenapa harus Dina""Kamu istrinya, sudah sewajibnya kamu yang melayani kebutuhan suami. Pokoknya papa tidak mau tau, segera mandi yang wangi dan pakai pakaian yang rapih, biar kamu terlihat mempesona didepan Azzam" goda papa sambil tersenyum"Apaan sih pah" Dina turun dari ranjangnya dengan wajah kesalnya dan berjalan ke kamar mandi.Dion papa Dina keluar kamar menuju ruang makan yang bersebelahan dengan dapur, saat berjalan ke dapur Dion melihat Azzam yang seda
Udara pagi masih terasa sejuk, matahari mulai memberi kehangatan untuk bumi. Azzam telah sampai di kampus tempat ia mengajar, saat di perjalanan tadi Azzam berusaha mencari istrinya Dina, tapi dia kehilangan jejak, mungkin saja Dina sudah berangkat dengan taxi, karena dia melihat mang Ojin masih berada di garasi mobil.Aku masuk keruangan ku, meletakkan tas kerja dan beberapa berkas materi kuliah nanti. Melihat jam di pergelangan tangan masih menunjukan pukul tujuh tiga puluh masih ada waktu tiga puluh menit lagi waktu untuk menunggu. Azzam pun berlalu ke perpustakaan kampus, ia ingin mengambil sebuah buku yang bisa menambah revrensi materi mengajarnya.Tak disangka, saat Azzam masuk di ruangan yang penuh dengan buku-buku tersebut, ia melihat istrinya sedang duduk berduaan dengan lawa
Setelah satu jam aku mengisi kelas ini, akhirnya aku mengakhiri pertemuan di kelas D. Tugas yang ku berikan sudah di kumpul oleh Ciko. Dan aku meminta Ciko untuk mengantarnya ke ruanganku.Aku berjalan meninggalkan kelas D dan menuju ruangan ku. Aku ingin bersiap-siap untuk pulang, hari ini jam mengajarku telah selesai. Sesuai janjiku pada abah dan umi, aku akan pindah kerumahku di dekat yayasan. Di saat aku ingin berjalan ke parkiran kampus, aku melihat Dina yang berjalan dengan pria lain, sepertinya pria itu Leo yang aku lihat di perpustakaan tadi. Aku coba menghubinginya tapi tidak di angkat. Aku kirim pesan semoga Dina membaca pesanku."Dina, mas tunggu kamu di parkiran ya, kita pulang bareng, sore ini kita pindah ke rumah mas sesuai ucapan mas dengan papa" pesan terkirim ke DinaHampir sepuluh menit aku menunggu di parkiran dan menunggu balasan dari Dina.Ting
Pagi ini aku terkejut dengan keputusan pria yang bersetatus suami ku, oups.. cuma status ya, aku tidak tertarik dengan kehadirannya sedikitpun. Dua puluh lima tahun aku hidup bersama papa di rumah mewah ini, dan di rumah ini pula aku punya banyak kenangan dengan mama, malah dengan gampangnya dia mengajakku untuk pindah kerumahnya. Sebenarnya aku tidak terima dengan keputusan dia yang tiba-tiba. Ingin menolak tapi papa memberi izin kalau anak semata wayangnya ikut dengan pria tua ini. Aku berlari keluar dengan membawa tas kuliahku, tanpa berpamitan dengan papa. Rasanya aku kecewa yang kedua kalinya dengan keputusan papa. Aku berlari keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan papa. Aku menaiku taxi yang kebetulan lewat didepan rumah. Meminta supir taxi mengantarkanku ke kampus.Saat aku sampai di pintu gerbang kampus, aku buru-buru berjalan ke perpustakaan, hari ini ak
Pelajaran sesi pertama telah selesai, kini aku sedang berada di kantin kampus lma kamu Din" ucap Leo sambil tertawa dan duduk di sampingku"Leo leo... kamu ini lucu ya""Apa kamu bilang Din? Aku lucu, emang kamu pikir aku badut?" Ucap Leo yang memotong ucapanku dan sedikit memicingkan matanya kedekat wajahku"Bukan itu maksud aku Leo. Ahk sudahlah tidak usah di bahas. Kamu baru keluar kelas ya?" Tanyaku pada Leo, karena dari jam istirahat tadi dia tidak kelihatan."Iya nih, tadi dosennya ngasih tugas banyak banget, kalau belum kelar itu tugas gak di kasih istirahat" ucap Leo yang mulai memesan minuman.
Saat ini kami menuju mall terbesar dikota ini, semoga saja dengan adanya Leo aku bisa sedikit terhibur, dan melupakan semua masalahku ini. Aku tak tau apa yang akan terjadi nanti disaat aku dan pria tua itu hanya tinggal berdua saja di rumahnya. Tommy yang sudah bahagia dengan pilihannya, sedangkan diriku menderita dengan takdirku."Hey non, kenapa? Kok sedih gitu mukanya?" Tegur Leo membuyarkan lamunanku. Hampir saja air mata ini meluncur ke pipiku. Aku segera mengalihkan pandanganku keluar kaca mobil disampingku. Ternyata kami sudah sampai di parkuran mall."Kita sudah sampai ya?" Ucapku yang berbicara tanpa menoleh kearah Leo"Sudah dari tadi kali non. Kamunya aja yang sibuk dengan pikiran sendiri" u
Suara adzan telah berkumandang, Azzam terbangun dan bersiap melaksanakan sholat dua rokaat, Azzam melihat ke atas ranjang, Dina masih tertidur dengan pulas. Azzam membiarkan dia tertidur hingga dia terbangun sendiri, hari ini jadwal kuliahnya jam dua siang. Azzam tidak ingin mengganggu tidurnya.Setelah berpakaian koko dan sarung, Azzam berjalan ke luar rumah menuju masjid yang tidak jauh dari rumah. Suatu kebiasaan baginya untuk sholat berjamaah.Setelah selesai sholat subuh berjamaah Azzam bergegas pulang ke rumah. Hari ini jadwalnya mengajar di yayasan, sebelum berangkat mengajar Azzam ingin menyiapkan sarapan istimewa untuk Dina."Assalammualikum" ucapnya saat memasuki rumah, terlihat suasana rumah
Kini Dina sudah berada di hotel Fave tempat sepupunya berada. Dia menunggu sepupunya di cafe yang sudah di janjikan. Dina memesan minuman dan memainkan ponselnya. Tidak lama berselang orang yang di tunggunya pun tiba."Hei adikku yang paling cantik" suara Rara yang kuat mengagetkan Dina. Dina berdiri dan memeluk Rara."Kakakku yang paling sibuk, aku rindu" ucap Dina mempererat pelukannya"Hahaha.. maklumlah Din, kamu tahu sendiri kan" ucap Rara sambil melepas pelukan mereka dan duduk saling berhadapan."Bunda gimana kabarnya Ra?" Tanya Dina.