Bos besar dunia bisnis bercerai dan membesarkan anak sendiri. Aku pun buru-buru menikah lagi dengannya. Selama lima tahun menikah, aku berhenti dari pekerjaanku dan sepenuhnya menjalani peran sebagai ibu rumah tangga yang baik sekaligus istri yang setia. Sampai mantan istri Neil tiba-tiba bersiap untuk kembali ke negara ini. Malam itu juga, putra Neil yang berusia lima tahun, melempar semua barang-barangku dari kamar utama ke kamar tamu. "Kamu cuma ibu tiri! Kamu nggak boleh tidur sama ayahku! Aku nggak mau ibuku sedih! Kamu harus keluar dari rumah kami!" Para pembantu tertawa mengejek, sementara Neil hanya mengangkat alis dan menasihatiku dengan enteng. "Anak berpihak ke ibu kandungnya itu wajar. Jangan terlalu dipikirin. Sekarang yang jadi istriku 'kan kamu." Aku hanya mengangguk patuh dan mulai membereskan koperku yang berantakan dengan tenang. Tengah malam, Neil mencoba naik ke tempat tidurku. Aku menolaknya. "Perjanjian pernikahan kita tinggal dua hari lagi. Dua hari lagi, kita cerai."
Узнайте большеMelihat Neil, Wayne langsung mundur ketakutan. "Aku ... aku nggak mau balik ke tempat itu!"Namun, orang di belakang Neil tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Orang itu maju dan mengangkat Wayne seperti mengangkat anak ayam, lalu membawanya pergi.Aku menatap pemandangan itu dengan heran. "Apa yang terjadi?"Neil duduk di hadapanku, tatapannya tampak rumit. "Quela sudah kumasukkan ke penjara dan anaknya kukirim ke panti asuhan. Tapi, dua hari ini si bocah kabur. Hari ini aku akhirnya berhasil menemukanmu."Aku hanya mengangguk dan mencela, "Kulihat dulu kamu lumayan peduli sama dia. Kenapa nggak kamu besarkan saja?"Wajah Neil langsung menjadi suram. "Aku memang buta waktu itu. Demi dia, aku mengatakan hal-hal yang menyakitimu. Maaf."Aku terkekeh-kekeh. "Nggak perlu minta maaf, karena aku juga nggak berniat memaafkanmu."Neil menatapku lekat-lekat, masih belum menyerah. "Yuko, apa benar-benar nggak ada harapan lagi?"Aku menuangkan secangkir teh, lalu menyodorkannya ke depan Nei
Kerumunan mulai riuh. Semua mata tertuju padaku, menunggu jawabanku.Aku berkata pelan, "Maaf, aku menolak."Suasana pesta mendadak menjadi dingin. Sekretarisku yang berambut pirang dan bermata biru melangkah maju, mengangkat gelas ke arah Neil sambil bercanda."Maaf, Pak Neil. Bu Yuko sudah punya pasangan. Kamu ingin mencuri perhatian dariku ya?" Usai berkata demikian, dia menggandengku pergi tanpa menoleh ke belakang.Neil mengejarku hingga ke luar aula, akhirnya menangkap pergelangan tanganku dan bertanya dengan nada tak rela."Yuko, selama lima tahun ini, kamu sama sekali nggak pernah mencintaiku? Kamu sungguh tega bertindak sekejam ini?"Aku segera melepaskan tangannya dan menyahut dengan dingin, "Neil, jangan terlalu tinggi hati. Kalau saja wajahmu nggak mirip dengan dia, menurutmu aku akan menikahimu?"Neil terkejut. "Mirip dia? Siapa?"Aku mencibir. "Bukan urusanmu."Aku langsung masuk ke kursi penumpang depan dan menutup pintu dengan keras.Neil merapat ke jendela, menatapku d
Setelah aku mengizinkannya, Neil perlahan duduk di hadapanku."Yuko, aku tahu Quela mengirimkan video itu kepadamu. Saat itu aku habis minum sedikit, jadi nggak sempat menghindar. Tapi, sekarang aku sudah mengusir Quela dan anaknya dari hidupku ...."Aku menyela dengan suara tenang, "Kalau ada yang mau dibicarakan, langsung saja. Aku sibuk, masih ada banyak kerjaan."Neil menggigit bibirnya, seperti ingin bicara, tetapi ragu-ragu. Akhirnya, dia berucap, "Maafkan aku, Yuko."Begitu mendengar tiga kata itu, kelopak mataku sedikit berkedut. Selama lima tahun pernikahan, ini pertama kalinya aku mendengar permintaan maaf darinya. Ternyata Neil juga bisa minta maaf.Dia menunduk, suaranya penuh ketulusan. "Selama ini aku telah menyakitimu. Baru setelah kamu pergi, aku sadar betapa berharganya kamu untukku. Kita masih bisa mulai dari awal lagi, 'kan?"Tanganku yang memegang pena sontak membeku. Aku menatapnya tanpa ekspresi.Neil terlihat gugup, telapak tangannya bahkan basah oleh keringat. J
Setelah berkata demikian, Neil pergi tanpa menoleh sedikit pun.....Sesampainya di Palis, aku pindah ke sebuah rumah kecil dua lantai bergaya barat. Aku membagi uangku menjadi dua bagian. Sebagian untuk dana operasional, sebagian lagi untuk berinvestasi dalam sebuah usaha.Jurusan kuliahku dulu adalah manajemen keuangan. Jika dulu aku tidak gegabah menikah dengan Neil, seharusnya aku sudah punya karierku sendiri.Namun, tidak ada kata terlambat untuk memulai usaha. Aku orang yang sangat sigap. Hari kedua setelah pindah, aku langsung membuat rencana dan mencari lokasi untuk bisnisku.Satu bulan kemudian, perusahaanku sudah beroperasi dengan stabil dan mulai terlihat di pasar.Aku sibuk luar biasa. Sekretarisku mengetuk pintu kantorku dengan hati-hati. Setelah aku mengizinkan, dia baru membuka pintu sedikit dan menjulurkan kepalanya ke dalam."Bu Yuko, ada wanita yang namanya Quela ingin bertemu denganmu."Tanganku yang sedang menandatangani dokumen sontak terhenti. Aku mencoba menginga
Di sisi lain, Neil duduk di meja makan. Jemarinya perlahan mengusap permukaan gelas anggur. Mengingat wajahku yang pucat, entah kenapa hatinya terasa tidak tenang.Makanan hampir habis. Quela duduk di sampingnya. Aroma parfum yang menyengat langsung menyelimuti tubuh Neil. Neil mengernyit, lalu tangan Quela menyentuh punggung tangannya."Neil, hari sudah malam. Gimana kalau kita ke rumahku saja? Kita minum sedikit lagi," ucap Quela dengan suara lembut.Neil menarik tangannya. "Lain kali saja, sudah malam. Aku harus bawa Wayne pulang."Tanpa menunggu jawaban dari Quela, dia langsung berdiri dan mengajak Wayne pulang. Namun, saat mereka tiba di rumah, sosokku sudah tak ada lagi di sana.Rasa gelisah di hati Neil semakin merajalela. Dia mengeluarkan ponselnya. Ketika melihat sebuah pesan, hatinya semakin kacau.Dia mencoba meneleponku berulang kali, tetapi semua panggilan menunjukkan bahwa nomorku sedang di luar jangkauan.Tepat saat itu, bel rumah berbunyi. Neil segera membuka pintu. Nam
Tak lama kemudian, pintu depan tertutup dengan bunyi yang keras. Aku duduk di sofa, menarik sudut bibirku tanpa bersuara sedikit pun.Aku sudah berkali-kali membahas soal perceraian, tetapi Neil sama sekali tak menganggap serius. Mungkin karena dulu aku terlalu mencintainya.Semua cinta dan perhatian kuberikan tanpa sisa untuk Neil dan Wayne, hingga mereka merasa tak akan pernah kehilangan diriku. Mereka berpikir aku tidak akan benar-benar pergi.Namun, kali ini mereka salah besar. Aku sudah tak sanggup lagi tinggal di sini. Entah Neil mau tanda tangan atau tidak, hari ini aku tetap akan pergi.Aku duduk lama, hingga rasa sakit di perut perlahan menghilang. Tiba-tiba, layar ponselku menyala. Muncul sebuah pesan. Aku membukanya, ternyata dari Quela.[ Kamu sudah menikmati hidup sebagai istri Neil selama lima tahun. Sekarang aku kembali, saatnya kamu enyah dari sini. ]Segera setelah itu, masuk sebuah video. Dalam video itu, Wayne berlari masuk ke mobil, duduk manis di pangkuan Quela sam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Комментарии