Share

Bab 2. Kesucian yang Ternoda

Kedua kaki Kinara terasa bergetar hebat, bersamaan dengan detak jantungnya yang berpacu melebihi kecepatan pada umumnya. Ia beranjak dari posisinya, dan mulai terlihatlah siluet seorang pria yang tengah bertelanjang dada, dengan membawa sebuah botol minuman di tangan kirinya.

"Jesica, kamukah itu, Sayang? Akhirnya kamu kembali padaku." Pria itu meracau tak jelas, entah siapa yang sedang dipanggilnya dengan sebutan Jesica.

Kinara mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar, untuk mencari tahu barangkali ada orang selain mereka berdua di dalam kamar tersebut. Namun, tak ada seorang pun yang terlihat di mata Kinara, dan memang hanya ada dirinya serta pria bertubuh kekar itu saja di dalam kamar.

"Jesica, jangan marah-marah terus seperti itu. Aku sedih kalau kamu selalu bersikap seperti itu kepadaku," racau pria itu lagi sambil melangkah semakin mendekati Kinara.

Ia berjalan dengan sempoyongan, mungkin karena pengaruh alkohol yang sudah dikonsumsinya, dan sepertinya pria itu sudah menenggak minuman haram itu dengan porsi yang cukup banyak.

Kinara tak dapat lagi menyembunyikan perasaan takutnya. Dadanya bergerak naik turun mengikuti deru napasnya yang juga tersengal-sengal, menahan rasa cemas karena takut kalau pria itu akan memarahi, bahkan mungkin menyiksanya lebih dari yang ia bayangkan sebelumnya.

"Jesica, kenapa kamu hanya berdiri di situ? Kemarilah, Sayang. Ayo kita lalui malam ini bersama-sama." Pria mabuk tersebut melambaikan tangannya kepada Kinara, dengan kedua mata yang nyaris terpejam.

Mengetahui bahwa pria itu sudah salah mengira dan menganggap bahwa dirinya adalah Jesica, tentu membuat tubuh Kinara semakin gemetar ketakutan.

"Ma …. Maafkan saya, Tuan. Sa…. Saya hanya mengantarkan makanan Tuan saja," suara gadis itu tersendat, seakan tercekat di tenggorokan tanpa ia mampu meloloskannya.

Kinara berniat untuk menunjukkan baki di atas meja yang tadi sempat dibawanya. Namun, sebelum ia berhasil menunjukkannya kepada pria bersuara garang tersebut, Kinara telah lebih dulu merasakan tangannya ditarik paksa, hingga membuatnya merintih kesakitan.

"Aaa, apa yang Anda lakukan?" pekik Kinara ketika ia melihat bayangan pria itu semakin mendekati tubuhnya, bahkan dengan kasar menarik pergelangan tangan Kinara.

Pria yang sedang berada dalam pengaruh alkohol itu segera menarik tubuh Kinara ke dalam pelukannya, hingga gadis cantik itu bisa merasakan tubuh kekar dengan otot-ototnya yang begitu liat, berada dalam balutan kulit yang terasa begitu halus saat tangan Kinara tak sengaja menyentuh dada yang tak mengenakan penutup tersebut.

"Jesica, kembalilah padaku, Sayang. Aku sangat mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku," bisik pria itu tepat di telinga Kinara, hingga hembusan napas hangatnya yang bercampur aroma alkohol itu menguar, membuat Kinara tiba-tiba merasa pusing.

"Ma …. Maaf, Tuan. Saya bukan Jessica, tapi saya Kinara, dan hanya seorang pelayan di sini," balas Kinara dengan gugupnya, sebab ia merasa takut jika sampai pria yang nampak temperamen itu tiba-tiba saja mengamuk padanya.

Namun, diluar dugaannya tiba-tiba saja pria itu justru tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Kinara.

"Hahaha. Jesica, apa yang kamu katakan? Kamu adalah Jesica milikku, dan malam ini akan menjadi malam yang sangat berkesan untuk kita berdua." Pria itu menyeringai dengan kedua mata yang menatap intens kepada Kinara.

Melihat tatapan lapar yang seakan siap untuk menerkamnya, membuat lutut Kinara kembali bergetar hebat. Debaran kencang di jantungnya sudah tak bisa ia kontrol lagi, terlebih ketika pria itu secara tiba-tiba meraih tengkuk Kinara dan menekannya dalam. Sebelum Kinara menyadari apa yang telah terjadi, pria itu sudah menautkan bibirnya terlebih dahulu pada bibir manis dan ranum milik Kinara. Gadis cantik yang tak mengerti apa-apa itu berusaha untuk berontak dan melepaskan diri. Namun, usahanya itu sia-sia saja, karena tenaga kecilnya tak bisa membuat tubuh kokoh itu bergeser sedikit pun. Ia tetap saja terkungkung dalam pelukan pria yang secara tiba-tiba memagut bibirnya dengan kasar.

Air mata Kinara lolos begitu saja, ketika si pria kekar dengan rakus mengeksplor seluruh rongga mulut Kinara dengan lidahnya, bahkan bibir dari pria itu juga beberapa kali memberikan tanda berwarna merah muda pada leher Kinara.

"Tu …. Tuan, ampun! Saya bukanlah wanita yang Anda maksud." Dada Kinara terasa sesak karena menahan tangisnya, meratapi nasibnya karena kini tubuh sucinya telah dijamah dengan begitu mudah oleh seorang pria yang bahkan sama sekali tak dikenalnya.

Akan tetapi, rupanya pria tersebut semakin berhasrat ketika melihat gerakan dada Kinara yang naik turun, tampak sangat menggoda di matanya.

"Kamu diam saja, Sayang. Dan kita nikmati malam ini, berdua saja. Tanpa adanya pengacau itu," bisik pria itu lagi.

"Tuan, tolong jangan lakukan ini. Saya mohon, Tuan." Kinara bagaikan seorang pengemis yang tengah meminta belas kasihan, dan itu memang benar adanya.

Bagaikan kesetanan, pria itu sama sekali tak mau menghiraukan permohonan gadis malang tersebut. Bahkan dengan kasar ia mulai mengangkat tubuh ramping Kinara, dan segera menghempaskannya ke atas ranjang. Kinara pun segera berteriak dan meronta-ronta meminta pertolongan. Namun, tampaknya tak ada seorang pun yang mendengar teriakannya, dikarenakan suasana hotel yang memang sedang sangat ramai.

Tiba-tiba saja pria itu melepaskan ikat pinggang yang melingkar di celana bagian atasnya, kemudian mulai menurunkan celana panjangnya itu, lalu melemparkannya ke sembarang arah. Sembari menatap liar pada Kinara yang sedang terbaring dan menangis di atas ranjang, pria itu justru menyeringai dengan lebih mengerikan.

Kedua mata Kinara terbelalak sempurna, saat pria itu berjalan mendekat dan langsung merangkak naik ke atas ranjang. Secepat mungkin Kinara berusaha untuk bangkit dan berlari, tetapi terlambat karena pria itu sudah lebih dulu mencengkeram ujung bajunya.

"Tidak, Tuan! Jangan lakukan ini! Tuan akan menyesal nantinya," pekik Kinara dengan kedua kaki yang terus menendang ke tubuh pria tersebut, tetapi pria kekar itu sangat pandai mengelak.

Dengan sigap, pria mabuk itu kemudian menindih tubuh Kinara, dan mengunci kedua tangan gadis itu dengan mengangkatnya di atas kepala sang gadis. Lalu secara paksa ia mulai melepaskan kancing kemeja yang dikenakan oleh Kinara, dan melemparkannya ke sembarang arah. Kinara terus saja berteriak dan berontak, sampai akhirnya ia merasa sangat kelelahan dan begitu lemas.

Melihat Kinara yang mulai lemah, pria itu semakin melancarkan aksinya dengan melucuti semua pakaian yang melekat di tubuh gadis malang tersebut. Hingga menyisakan dua penutup berwarna senada, yang melindungi bagian indah milik Kinara dari kedua netranya yang rakus.

Pria itu menelan ludahnya susah payah, ketika melihat dua buah aset milik Kinara yang begitu menantang untuk ia jamah. Kelakiannya segera bangkit ketika menyaksikan dua bukit kenyal yang dibalut oleh kulit putih bersih nan mulus tersebut.

Rasanya ia sudah tak mampu lagi menahan hasratnya yang sejak tadi meminta untuk disalurkan. Pria itu lalu melepaskan penutup benda tersebut, dan segera melahap sepasang benda itu dengan rakus. Cukup lama ia bermain-main di area menggemaskan itu, sampai akhirnya ia pun tiba pada permainan inti.

Dikeluarkannya si junior yang sedari tadi terus saja mendesak meminta pelampiasan. Bergegas ia mengarahkan miliknya itu menuju lubang kenikmatan surgawi milik Kinara. Dengan sekali hentakan, pria itu berhasil memasukkan ujungnya pada tubuh Kinara, tetapi rasanya begitu sulit untuknya memasuki tubuh tersebut.

"Hah, kenapa susah sekali?" kesal pria itu.

Namun, ia tak berputus asa dan tetap berusaha untuk kembali melancarkan aksinya. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya dalam sekali hentakan yang cukup kuat, ia berhasil melesakkan seluruh miliknya, hingga terbenam seluruhnya ke dalam tubuh Kinara.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara jeritan dari wanita yang sedang berada di bawah kungkungannya.

"Arrghh, sakit," pekik Kinara sembari memejamkan kedua mata, hingga air matanya jatuh meleleh membasahi pipinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status