Share

aku yang sendiri

Penulis: Khoiriyahkhalim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 23:08:38

Bab 6

Liburan

Rumah besar berwarna olive muda dan warna putih di beberapa kusennya, asri bergaya klasik. Suasana terlihat lengang aku memberanikan untuk mendekat mengetuk pintu rumah.

ā€œ assalamualaikumā€ ketukan pertama belum ada sahutan dari dalam, kuulangi lagi sampai dua kali belum juga ada sahutan. Ku melepaskan nafas beratku mengurungkan untuk mengetuk lagi memilih pergi.

Baru tiga langkah handle pintu terdengar di tekan perlahan aku membalik badan. Aku menatap seseorang baju tarakota berdiri di ambang pintu, rambutnya rapih clean bagian depan cepol belakang, hanya sedikit keruput yang terlihat wajahnya masih berseri aku tebak ia rutin melakukan perawatan salon.

Aku mendekat sambil membenahi ujung jilbabku yang aku kaitkan di bahu.

ā€œ bu permisi, apa masih nerima pekerja buat bantu-bantu dirumah iniā€ tak menjawab ia hanya menganguk sekali lalu mempersilahka untuk masuk rumahnya.

Aku memperhatikan setiap sudut rumah, terawat dan rapi. Aku mengekor pada perempuan berjalan lambat.

ā€œ Sebelum cucu saya datang, saya Tinggal sendiriā€ ucapnya setelah mempersilahkan duduk.

Aku mengulangi pandanganku ke setiap sudut rumah. Pasti ia merasa sepi berada di rumah sebesar ini hanya tinggal sendirian.

ā€œ Nama kamu siapa ā€ ucapnya singkat, ia hemat bicara sedari tadi ia hanya berbicar sedikit -sedikit

ā€œ Lailaā€ ucapku takdzim

ā€œ sudah pernah bekerja seperti ini?ā€ aku hanya menggeleng.

ā€œ Lalu kamu bisa?ā€

ā€œ saya biasa mengurus rumah sendiri bu, ehh.. nyonyaā€ terakhir aku terbata

ā€œ panggil saya bu soraya, kamu sudah berkeluarga?ā€

ā€œ anak saya sudah berumur 14 tahunā€ aku menjelaskan bahwa sudah memiliki raisa.

ā€œ Kamu bisa mulai bekerja kapan?ā€ ia menggeser posisi duduknya.

ā€œ hari ini, Bisa?ā€ Seperti di dikte perempuan itu selalu berbicara tegas dan lugas.

Aku mengaguk, tak lama ia memberitahu semua sudut rumah dari dapur, ruang tengah yang terpajang foto-foto nya bersama laki-laki dan anak perempuan tamak foto lawas, ada juga frame dengan anak perempuan memegang bolon, halaman belakanv yang asri dengan berbagai tanaman hias dan beberapa tanaman sayur ruang terbuka dengan ranjang santai disana.

ā€œ saya biasa menghabiskan waktu disiniā€ ucapnya sambil berpandangan keluar melipat tangan ke depan dada. Menghela nafasnya perlahan. Aku tak bisa membayangkan di usia tua ku nanti harus berkawan baik dengan sepi hanya tanaman-tanaman yang menemani dan menghabiskan waktu dengan membuat kerajinan tangan tanpa bicara dengan siapa pun.

ā€œ anak ibu dimana?ā€ ucapku pelan, takut meyinggung atau membuatnya sedih.

Ibu soraya menghela nafas panjang, ia tak menjawab hanya menggeleng sambil tersenyum miris. Ia tak bisa menyembunyikan kesedihan dariku. Dibalik raut angkuhnya ada kesedihan yang ia simpan sendiri

Kemudian ia kembali duduk meraih rajutaan ia mengerjakan setiap detail yang terlihat sempurna.

Aku memulai pekerjaanku pertama membersihkan piring dan tevlon katanya bu soraya habis masak dan belum sempat membersihkanya, kemudian mempersihkan membersihkan halaman depan ruang tamu dan ruang belakang yang paling terakhir.

ā€œ kamu sudah izin suamimu karna hari ini kamu langsung kerja?ā€ aku yang sedang membersihkan tanaman hias dari debu membalikkan badanku menghadap ke arahnya

ā€œ nggak bukā€

ā€œ lalu suami mu nggak marahā€ bu soraya menghantikan aktivitas menggulung benang rajut yang sedari tadi menyibukkanya.

ā€œ Nggak bukā€

ā€œ meski saling percaya, sebagai istri harus izin suami kalau kemana manaā€

Aku tersenyum miris pada bu soraya, bahkan tak perlu izinnya kalaupun ku pergi ke belahan bumi manapun

ā€œ Iya buā€ aku menahan mulutku untuk mengatakan kesedihan-kesedihan yang menimpa ku.

ā€œ Yang penting kerjasama dan harus menguatkanā€ aku mengganguk pelan, tak begitu kenyataanya mas damar malah membuatku sedemikian rapuh dengan mengira aku yang begitu gila harta dan menuntut kesejahteraan padanya.

Mataku merembas, sulit untuk menyembunyikan dari bu soraya, aku mengusap sudutnya agar buk suroya tak cepat menyadari tangisku.

ā€œ setelah membersihkan tanaman hias kamu boleh pulangā€ ia mendongak di jam dinding yang sudah menunjukan pukul lima sore, aku tak menyadari perputaran waktu.

ā€œ tapi kamu besok kesini lagi kan?ā€

Matanya kini menatapku, aku hanya mengangguk pelan dan menyunggingkan senyum padanya.

setelah selesai membersihkan pot aku berangsur keluar rumah

Sore hari aku baru kembali kerumah, sudah hampir gelap. aku membawa nasi goreng sisa dari rumah bu soraya beliau memberikan padaku.

Aku seharianaku meninggalkan raisa tanpa berpamitatan

ā€œ Ya, yaā€ handle pintu aku tekan, pintu tak terkunci. Aku tundukkan badanku meraih anak kunci yang berada dibawah pot. Kami selalu menyimpan di tempat yang sama. Mas damar juga tahu tempat penyimpanan rahasia ini.

Ruangan masih dalam keadaan gelap, aku menekan saklar melangkah menuju kamar raisa tak ku temukan dia disana, ranjangnya sudah rapih dengan selimut yang terlibat dan bantal yang tertumpuk. Raisa tak di rumah.

Rasanya sudah kehabisan tenaga bahkan untuk menuruti emosiku yang ingin marah pada diri sendiri, raisa kemana perginya?

Aku kedapur meraih teko berisi air minum dan menaruh bungkusan nasi goreng yang sedari tadi di tanganku .

Aku membuka tudung saji, telor yang aku masak tadi pagi juga masih utuh. Raisa tak makan seharian? Aku mengusap wajahku kasar. Tak ada yang bisa ku tanyai bahkan untuk menghunginya aku tak memiliki ponsel.

Nafasku mendadak sesak raisa hilang. Lututku serasa lemas duduk di kursi kayu menangkup wajahku. Menagis sejadi jadi, tak ada yang aku miliki selain dia.

Aku menenggelamkan wajahku kedalam tangan terlipat, tiba-tiba aku ingat elsa teman raisa itu pasti memiliki kontak raisa, ya aku bisa meminta tolong padanya untuk menghubunginya.

ā€œ tak berdering hanya memanggil, telpon selular juga di luar jangkaun tanteā€ ucap elsa, langkah gontai kembali ke untuk kembali ke rumah. Membuka pintu kini aku benar-benar sendiri.

Mataku sulit terpejam, menata langit langit kamar yang plafon tripeknya sudha usang, ada bercak coklat di sebainya karna terna air hujan akibat genteng renggang.

Rasanya air mataku tak ada habisnya mataku masih menggenang, sebentar aku terhanyut dalam lamunan. Tak semua di dunia ini akan tetap sama termasuk putri kecilku yang kini tumbuh besar juga mas damar, aku menghela nafas panjang.

ā€œ Ibuā€ suara raisa samar terdengar aku menangis sambil tersenyum bahkan suaranya terekam jelas di memoriku.

ā€œ Ibuā€ suara raisa terdengar lagi. Aku bergegas bangkit dari ranjang beraih cepat jilbab instan di ranjang berlari menuju pintu.

Tak sabar untuk membuka pintu, raisa benar-benar berada diambang pintu, dengan mas damar yang juga berdiri disana.

ā€œ Raisa ngantukā€ ia menerobos melewatiku wajah letihnya begitu jelas, aku melihatnya sampai tak terlihat lagi.

ā€œ mas, kenapa sih melakukan segala sesuatu semaumu, aku hampir nangis semalaman menunggu raisa dan kamu membawanya pulang selarut ini.

ā€œ aku ajak dia liburan. jangan salahkan aku, kamu nggak di rumah laā€ yang keluar dari mulutnya ialah pembelaan. Sudah selarut ini aku malas mendengarkanya. Dengan cepat aku menutup pintu keras membiarkan dia di luar tak lupa suara mobil berderu. Air mataku menetes lagi. Mas damar oh mas damar

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā kukira kau rumah

    happy reading jangan lupa kasih luvšŸ’–ā€œraisaā€ ucapku, raisa masih betah di kamar meskipun aku sudah pulang, ia selalu sibuk dengan ponselnya hanya gelak tawa yang aku dengar. Bukan karna mengobrol denganku tapi ia tertawa karna melihat ponsel pintarnya.ā€œ oiya hampir lupa, tadi ada yang kesini nyariin ayah, raisa bilang nggak ada terus nyariin ibu?ā€ā€œ siapa, raisa kenal?ā€ ia menggeleng.ā€œkatanya mau kesini kalau ibu pulangā€ ucapnya lagi.Aku tak pernah membuat janji dengan siapapun apa lagi laki-laki, kalaupun teman mas damar bukannya mereka tahu kalau mas damar sudah menikah lagi dan tk tinggal disini.Aku sudah selesai sholat magrib dan membaca belembar mushaf alquran, raisa lebih dulu makan, ia lebih suka memesan dari pada yang aku masak, mas damar menghujaninya uang.Aku mengunyah satu suap capcay, buk soraya selalu membawakan sayur yang aku masak sebagian untukku. Suapan terakhir lalu aku meminum air putih. Membawa piring kotor kedapur untuk langsung mencuci.ā€œTok tokā€ aku segera

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā takdir

    Bab 11Sepanjang hari berlarut dalam kesedihan, ayah tak pernah mendapat simpatiku seteah menikah lagi. Meski kadang ia membujukku dengan berbagai hal, memberiku barang barang mahal yang aku suka, mengajaku jajan atau mengajakku belanja ke mall.Menurutku istri baru ayah cukup cantik. Kulitnya bening seperti kaca dan pakain-pakaiam modis dan terlihat mahal. Begitukah sifat alami laki laki ia akan cepat bepaling dengan mengemukakan berbagai alasan padahal alasan sebenarnya ibu tak cantik lagi seperti dulu. Kata ayah begitu, ibu primadona. ā€œ hai cantik, mataku mengerjap menoleh kearahnya tante aruna mendekat padaku menyodorkan eskrim coklat.Aku memperhatikan setiap detail yang ia kenalkan baju santai tapi tetap modis dan sepatu bagus miliknya berwarna putih sporty nan casual.ā€œ Instagram kamu apa? Nanti tante followā€ ia mendekatiku yang sedari berkutat dengan handponeku, tak penting yang kulakukan hanya melihat reels lucu-lucu, itu hanya pengalihan untuk membuatku terliahat sibu

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā sepuluh

    Bab 10 Damar Kehidupan yang berbeda jauh dengan yang aku jalani dulu tak ada aktivitas pagi yang begitu menyibukkan. Aruna selalu meminum kopi dan duduk santai di ruang santai Tak ada riuh aktivitas memasak atau keriwehan lain. Hanya hening di pagi hari di rumah besar aruna. ā€œ ternyata kita aja nggak cukup masā€ aku yang mendekat mencium bahunya kini mendongakkan kepalaku. ā€œ aku nggak mau hamil diusiaku yang segini masā€ perlahan aku melepasakan tangan yang aku lingkarkan pada pinggangnya. ā€œ kamu bisa menjemput raisa, mengajaknya tinggal bersama kita disini, pasti menyenangkan punya anak perempuan yang sudah besarā€ " tak perlu mendengarkan orang lain, aku kamu cukup. lagi pula tak semudah yang kita fikirkan raisa, tetep memilih hidup bersama ibunya meski kehidupanya kekurangan. Belum lagi rasa bencinya padaku belum hilangā€ Aruna juga tahu bagaimana raisa tak bersemangat saat liburan bersamanya. ā€œ kamu ini ayahnya, kamu punya hak atas diaā€ aruna bicara penuh penekan. " lagi pul

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā barra

    Pov Barra Mataku cepat beralih saat melihat sesorang berdiri di depan gerbang. Wajahnya tak asing untukku hanya sekarang lebih terlihat tirus. Ia tak sempat melihatku karna sengaja mebuka kace sedikit. Tak menyangka di pertemukan dengan keadaan yang begitu berbeda laila perempuan yang dulu aku dambakan .[laila kalau kamu gelapnya malam biarkan aku jadi barra sampai terang tiba]Laila mengembangkan senyum usai mendengarkan itu Aku menggelengkan kepala mengingat bagaimana dulu omong kosong itu keluar dari mulutku. Hari ini seperti permintaan Mama, aku mengajak lintang ke rumah mama, sebenarnya aku malas menuruti keinginan mama mertuaku tapi ia terus memaaksa kadang ada perdebatan perdebatan antara kami Rumah mama terlihat begitu sepi, hari hari di laluinya seperti itu, tak ada alya, lintang atau aku membersamainya. Lintang berlari bersemangat masuk kerumah. Menghamburkan pelukan pada mama, perempuan yang disebutnya nenek itu memeluk lama nan penuh kehangatan ia mengusap punggung d

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā ada kebencian

    semakin menunduk, agar mas barra tak menyadari .Aku bisa bernafas lega, mas barra tak mengenaliku, karna aku yang jauh berbeda dengan dulu tak ada jilbab, tak ada wajah kusam dan tak juga telihat tua.Tak bisa membayangkan bagaimana menertawakan dengan keadaanku sekarang. Harusnya dari dulu aku menyadari bahwa roda berputar, kehidupan akan berganti. Aku meninggalkan mas barra demi mas damar yang mengejarku dan dengan harta yang lebih banyak. Aku menunggu beberapa saat sampa makan malam keluarga selesai. aku tak lapar, hanya lelah aku ingin segera pulang.Langah kaki terdengar teratur, aku menengok ada gadis berambut menutupi bahunya, tangannya penuh dengan piring kotor yang tertumpuk.ā€œ Biar saya saja, nonaā€Aku meraih piring-piring yang di bawanya tapi ia memertahan. Dan memasukan ke wastafel.ā€œNggak papa saya saja, disana masih ada bekas sayur tanteā€ dengan ramah ia mengatakan.Mas barra masih duduk disana, Aku menghindari bertatap muka dengannya aku khawatir ia mengenaliku, me

  • Ketika Suamiku Menikah LagiĀ Ā Ā tak akan lagi sama

    DamarBerat meski hanya untuk menampakkan wajahku padany,a laila terlanjur sakit hati. aku beranikan melangkah menuju rumah, mungkin saja laila masih mengis seperti yang ia lakukan saat terakhir aku kerumah ini.Aku menatap atap rumah yang sudah tak kokoh hanya tinggal beberapa bulan lagi rumah ini bisa di tempati aku menyewanya hanya satu setengah tahun tanpa sepengetahuan laila.Atas keinginan ibu aku menjemput raisa, berusaha berbakti padanya dengan mengikuti semua yang ia katakan termasuk menikahi aruna.ā€œ Raisaā€ tak ada sahutan dari dalam, pintu langsung terbuka saat aku mendorongnya. Sepi dan lengang. Tak terdengar suara ribut benturan wajan dan spatula saat laila masak, atau teriaknya saat membangunkan raisa.ā€œLailaā€ ucapku lirih, menuju kamar kami tak kudapati ia disana, semua terlihat rapi bantal yang sudah tertata dan mukena yang terlipat di letakan kursi kayu dan di nakas alquran yang terbuka, aku menutupnya. Setelah membaca laila lupa menutup dan meletakan dengan benar.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status