Ketika Suamiku Menikah Lagi

Ketika Suamiku Menikah Lagi

last updateLast Updated : 2024-05-18
By:  KhoiriyahkhalimOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
988views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kisah tentang laila dan damar, tentang bagaimana mereka bersama-sama di saat-saat sulit. Sampai datanglah aruna kembali di kehidupan damar. Membuat luka-luka di kehidupan laila

View More

Chapter 1

menikah lagi

“ La, aku menikahi aruna” suara berat mas damar terdengar samar olehku kepalaku mendadak pusing.

“ kami membuat usaha bersama, ini nantinya buat kamu juga biar kamu hidup enak” mas damar membuat alasan tak masuk akal untukku.

“ tanpa kamu bilang setuju atau tidak aku sudah menikah denganya, beberapa hari yang lalu akad nikah kami” bagai petir di siang bolong ucapan mas damar benar-benar membuatku membeku.

“ mas ini tidak benar, pernikahan bukan agar hidup enak setelahnya”

“ lalu apa yang kamu lakukan dulu menikah denganku agar hidupmu enak setelahnya. Dan sekarang aku bangkrut, jadi buruh serabutan” mas damar tersenyum menyeringai mengingat bagaimana aku yang dulu suka dengannya karna dia banyak harta.

“ tapi itu dulu mas, pelan-pelan aku coba berubah untuk menerima semua keadaan kita, berusaha sebaik mungkin iamenjalani takdir” urat leherku menegang bicaraku setera dengan mas damar mencoba menjelaskan bagaimana aku juga berusaha keras melatih diri untuk bisa menerima takdir.

Mas damar anak orang kaya, keluargannya memiliki usahanya penjualan barang bangunan, meski ibu mas damar tak merestui hubungan ku dan mas damar, ayahnya masih berbaik hati mengizinkan mas damar mengelola cabang ritelnya. Tak lamausaha itu menjadi kurus setalah di kelola mas damar alahasil ayahnha teraksa menjual cabang toko itu.

Aku akui mas damar cukup dewasa menerima kenyataan juga bertanggung jawab apa saja ia lakukan mencari nafkahuntuk untuk dan raisa.

“ Kenapa baru mas katakan sekarang kalau menikahi aruna, mas sengaja ya biar rencana mas lancar” bahkan mas damar tak memikirkan perasaanku dan raisa .

“ laki-laki mana coba yang tidak suka dengan aruna, cantik, pintar kaya” aku menghebuskan nafas beratku sambil menunduk menatap baju lusuh yang aku kenakan juga jilbab yang tak kalah lusuh, kulit tagan kering dan kuku polasan yang jauh dari perawatan salon.

Tak ada perempuan yang tak ingin merawat diri terlihat cantik dan bersih terawat tapi perubahan waktu akan mengajari ku banyan hal, aku berusaha tak egois mempergunakan uang nafkah pemberian mas damar untuk untuk kepentinganku sendiri aku membelanjakan untuk kebutuhan rumah tangga.

“ Toh sebenarnya menikah lagi istri nya nggak tahu nggak papa kan” mas damar makin berceloteh sedangkan aku bertambah pusing di buatnya.

Aku salah mengambil keputusan membiarkan mas damar bekerja dengan aruna.

Aku mengalihkan pandanganku saat ku dengar nafas mendengkus kasar. Mas damar sudah duduk di kursi kayu yang sudah reot. Mataku tertuju pada sekantung beras dan beberapa butir telur yang ia letakan diatas meja depan mas damar.

Aku mencuci sisa busa yang menempel di kedua tanganku setelah bersih aku mengibas-ngibaskan jemariku, cucian satu ember penuh menyibukkan sedari tadi

Ia meneguk segelas air putih yang baru aku tuangkan gelas yang tak lagi bening kacanya.

“Ini hari terakhir aku bekerja” ia meletakakan gelas hingga menimbulkan bunyi agak keras. Ia memberitahuku lagi. Kemarin juga sudah bicara seperti itu juragan slamet mengurangi Pekerjanya, proyek bangunanya sudah selesai. Terlebih setelah menikahi istri keduanya usahanya makin kurus untuk menuruti gaya istrinya yang begitu hedon.

“ Nggak papa mas, nanti ada kerjaan baru” aku membuka tudung saji, tempe goreng dan tumis tauge telah aku letakan di mangkuk kecil, tadi pagi aku sempatkan memasak untuknya. Bekeja keras setengah hari pasti membuatnya lapar.

Ia menyantap dengan lahap satu piring nasi lengkap dengan tempe goreng dan tumis tauge hitungan menit ia telah menghabiskan isi piring. Melihatnya membuatku kenyang sendiri.

“ aruna menawarkan pekerjaan untukku” aku meletakan piring kembali, mas damar menatapku lekat. Tak bisa di sembunyikan kekhawatiranya.

“lalu, mas terima” aku duduk kembali di kursi kayu reot sedikit keras hingga terdengar dercitan.

Ia malah mengangkat kedua tanganya.

“ Kamu sering ketemu mas sama aruna?”

Aku tahu mas damar juga mempunyai lembaran-lembaran kisah bersama aruna semasa SMA.

Aku kembali menatap mas damar yang terdiam, mata indahnya berkedip terirama, lama aku memandangnya. Menikmati wajah teduhnya, yang paling aku suka pipi nya yang di tumbuhi rambut yang tak tebal namun terlihat rapih.

Otot lengannya semakin jadi karna angkat beban yang ia lakukan setiap hari.

“ aku dan aruna tidak ada apa-apa”

Aku mengaguk-angguk mencoba memahami apa yang di katakan mas damar, aku juga baru ingat perempuan itu yang meninggalkan mas damar dan memilih lelaki lain. Membuatnya sedemikian rapuh.

“mas kamu nggak papa kalau memang kerja sama aruna” aku senyum terpaksa setelah menyelesaikan kata terakhirku.

“ Maksudku, kamu nggak papa jadi bawahan aruna” aku memperjelas kata-kataku.

“ Lah mau gimana la, ini terpaksa” ia memutar putar gelas. Jarang ku lihat wajah putus asa mas damar.

Setelah banyak diskusi dan kesepakatan yang kami buat selama mas damar tak baper. aku mengizinkan ia bekerja dengan aruna.

“ demi kamu, demi raisa, aku terima” itu katanya dulu saat menerima pekerjaan dari aruna. Air mataku meleleh sebelum sampai jauh aku mengusapnya dengan tanganku. Mas damar bangkit dari tempat duduknya menyilangkan tanganya ke depan dada. Entah apa yang merasukinya mas damar bukan dia yang dulu.

“jangan menangis ini juga demi kamu demi raisa ku tak akan menelantarkan kamu juga raisa. Dia juga pasti mendapatkan pendidikan yang bagus aku bisa membiayainya.

“ Mas bukan kah kita masih bisa berlayar, kita bersama-sama perbaiki bahtera kita. Bukan mencari bahtera lain, rumah tangga kita di uji dengan sedikit berkurangnya harta”

“ tak ada yang perlu di perbaiki la, kamu istri penurut, tak pernah membangkang, pemarah dan akhir akhir ini kamu mengurangi tuntutanmu padamu. Lagi pula kamu juga masih menjadi istriku aruna tak keberatan. Aku hanya memperbaiki nasib kita” ucapan mas damar menyayat hati.

“ Lagi pula aku butuh penyegaran” ucap mas damar. lagi-lagi ini soal visual, sejauh yang ku mengingat aku memang jauh berubah saat dulu mas damar mengejarku. Tak secantik dulu tak seterawat dulu.

“ mas jangan lakukan ini, aku coba bertahan hidup dalam kekurangan tapi kalau di duakan aku tak pernah membayangkan”

“ ya jangan di bayangkan, jalani aja “ mas damar enteng bicara tapi menyakitkan untukku. Mas damar berbicara tanpa sedikitpun rasa kasian padaku.

Bagaimana dia berubah secepat ini setelah bertemu aruna, atau memang perasaannya dengan aruna tak pernah berubah, ia tetap mencintai meskipun telah menikah denganku.

Aku menutup mulutku agar tak terdengar tangisku, mas damar menatap lekat padaku, mas damar tak bergeming dari tempat duduknya ia bahkan telah kehilangan dirinya, kehilangan simpatinya untuk sekedar menenangkanku.

“ laila jangan menangis berlebihan, ini demi kebaikan kehidupan kita, kamu tak akan kekurangan suatu apapun” ucap mas damar. Apakah ini soal harta lagi, bagaimana mas damar berfikir aku segila itu dengan harta.

“ nanti kamu juga bisa pindah ke rumah yang lebih besar, lebih nyaman” mas damar masih tetap membujuk. sedang ku menahan nafas yang sedari sesak tak ada angin tak ada tapi petirnya menyambar hingga tinggal puing puing.

“ Aku kesini hanya untuk mengatakan ini” mas damar bangkit dari kursi kayu dercitnya membuatku turut terperanjat mengikuti langkahnya menuju pintu luar.

“ mas tolong jangan lakukan ini” aku mengekor padanya dengan air mataku yag masih berderai.

“ Mas apa yang nanti apa yang harus aku katakan pada raisa” isak tangisku sedikit ku tahan.

“ Dia juga akan senang, kalu kehidupananya enak seperti dulu”

“ mas aku mohon” aku meraih tangan mas damar, ia melepasnya perlahan dan berlalu pergi.

Dadaku semakin terasa sesak dan kaki tak mampu menahan bobot tubuhku, menangkup wajah dengan tanganku menahan tangis agar tak terdengar oleh raisa yang masih terlelap, ini begitu menyakitkan untukku.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status