Klorofil

Klorofil

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-10
Oleh:  MyZhafranTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
34 Peringkat. 34 Ulasan-ulasan
121Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Diharapkan pembaca bijak dalam menanggapi masalah di novel ini! selamat membaca. Permasalahan antara Lingkar Hitam dan Lingkar Hijau yang rumit membuat Lingkar Hitam menuju masa kehancuran. Tetapi masalah masa lalu masih menghantui Bian sebagai anggota terakhir dari perguruan tersebut. Alva seorang dokter yang menjalani misi syaratnya, bertemu seorang gadis dalam perjalanannya. Awal mula berkenal, rasa tidak percaya dan curiga membuat perjalanan mereka terasa mencekam. Seiring berjalanannya waktu dan sesudah Alva menemukan fakta siapa Bian sebenarnya perasaan itu perlahan berubah. Tetapi mereka sadar, masalah lama membuat takdir mereka saling bertabrakan. Antara impian dan cinta maukah mereka mengorbankan salah satunya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Kejadian yang ditentukan

Alva berulang kali memutar bola matanya untuk mencari sosok gadis yang ingin ditemuinya. Dengan nafas terengah-engah dia memaksakan diri untuk segera bangkit dari rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. Beberapa saat yang lalu, sesaat sebelum dia tumbang tak sadarkan diri seorang gadis memukulinya dengan keras. Dan dia tahu, saat ini gadis itu berada dalam bahaya. 

“Biaaan!” teriaknya. Sudah tidak ada seorang pun yang berada di tempat itu. Ia ditinggal sendirian dikarenakan yang lain tahu, jika dia hanya akan menjadi pengganggu dari rencana mereka. Laki-laki itu segera memaksakan dirinya untuk mengikuti jejak yang tertinggal di tempat tersebut. Bekas sayatan pedang, serta kipas milik Bian yang mematahkan ranting pohon maupun jejak kaki yang tertinggal.

Dia berlari dan terus berlari. Jejak yang tertinggal benar-benar berbekas sehingga Alva tahu dia harus ke mana. Hingga tak lama kemudian, suara besi yang beradu terdengar sayup-sayup. Sebuah pertarungan sengit terjadi tak jauh dari tempat Alva berdiri. Seorang gadis melawan sekelompok orang yang memiliki pita disetiap lengan kanannya. Gadis itu sudah mulai babak belur. Lengannya sudah terluka, bahkan beberapa bagian pakaiannya sudah robek dan terlepas dari tempatnya. Tampaknya mereka belum menyadari kehadiran Alva.

Brakk!

Sebuah ranting pohon terjatuh saat kipas Bian berhasil dihindari oleh salah satu orang yang ikut mengeroyoknya.

“Cepatlah menyerah! Kami akan membuat kematianmu lebih mudah dan tidak menyakitkan,” ucap seorang pria yang paling tua di antara mereka.

Tak lama kemudian, kipas yang Bian lemparkan tadi kembali ke tangannya. Dia memandangi pria itu dengan dingin. Bian mengangkat lengan kirinya yang menggenggam kipas tadi, lalu melemparnya ke arah pria tersebut. Dengan sigap, pria itu mengayunkan pedangnya sehingga kedua besi itu beradu dengan kuat. Sedikit percikan api keluar di antara kipas dan pedang tersebut. Dengan sekuat tenaga, pria itu mendorong pedangnya sehingga membuat kipas itu berbelok.

Namun, bukanlah hal yang sulit bagi Bian untuk mengendalikan gerak Kipas yang sangat cepat dan berbahaya miliknya. Kipas itu kembali kepadanya tanpa menyebabkan luka sedikit pun di tangan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Kipas yang terbuat dari besi, sangat tajam di bagian atasnya dan sangat berat. Ditambah lagi dengan kecepatannya yang bukan main-main saat bergerak yang bisa menyebabkan tubuh seorang terbelah menjadi dua. Tetapi di tangan gadis itu, kipas maut itu terlihat seperti kipas biasa yang bisa dia lemparkan sesuka hatinya. Hal itu juga menjadi pertanyaan bagi sekelompok orang yang sedang mengejarnya.

“Profesor, tunggu!” teriak Alva kepada pria tersebut. Sontak semua perhatian teralihkan kepadanya.

“Jangan mengganggu!”

Bian yang melihat kehadiran Alva di tempat itu menatapnya. Kedua mata mereka bertemu, tanpa berkata apa-apa mereka saling bisa merasakan perasaan masing-masing. Tiba-tiba Bian segera berlari meninggalkan tempat itu.

“Tunggu! Biarkan aku yang mengejarnya,” pinta Alva.

“Kau pikir aku akan membiarkanmu mengejarnya sendirian? Setelah apa yang terjadi selama ini?” jawab pria itu. Semua anggota yang hendak mengejar Bian berdiam diri di tempat, dikarenakan tidak menerima perintah dari sang profesor.

“Percaya padaku Prof, aku akan menyelesaikan janjiku. Aku yang pertama menemukannya, maka aku yang akan mengakhirnya.”

“Terkadang aku berpikir, sebenarnya kau berada dipihak siapa Alva? Awal berjumpa aku sudah mengingatkanmu agar segera mengakhirinya. Sekarang sudah berbulan-bulan sejak pertemuan itu, kau masih belum menyelesaikannya. Itu bukanlah hal yang wajar. Lingkar Hijau saja hanya membutuhkan satu malam untuk menghancurkan satu kubu Lingkar Hitam. Di mana semua ajaran yang sudah kau terima?”

“Kumohon, biarkan aku menyelesaikan ini Prof. Sebelum dia pergi lebih jauh lagi,” pintanya. Dia tidak berani menatap mata pria yang sangat dihormatinya itu.

“Aku harap kau tidak mengecewakanku,” mendengar ucapan tersebut, Alva segera bergegas mengikuti arah kemana Bian melarikan diri.

Dia terus berlari menyusuri hutan. Jejak kaki yang tertinggallah yang memberinya petunjuk. Dia menghentikan langkah kakinya saat menjumpai sebuah jurang yang terbentang di hadapannya. Bukan jurang sesungguhnya, namun sebuah air terjun yang sangat curam. Jika terjatuh dari tempat itu, kemungkinan besar kau hanya akan menyisakan raga yang kosong. Atau jika kau beruntung kau akan terjatuh di sungai yang entah berapa dalamnya, mungkin juga kau akan terjatuh di tanah dengan tubuh yang bersimbah darah. Tidak ada yang tahu kau akan mati di mana.

Alva mendongakkan kepalanya ke sebuah pohon yang berada di tepi jurang tersebut. Gadis yang ingin ditemuinya sedang duduk di dahan pohon untuk membalut lukanya.

“Bisakah kau turun sebentar? Aku akan mengobati lukamu,” bujuknya. Seketika Alva sadar, itu bukanlah kata yang seharusnya dia lontarkan. Lagi-lagi Bian memandanginya dengan dingin.

“Sebaiknya kau pergi. Aku sedang tidak ingin membunuh siapa pun. Atau, kau ke sini datang untuk membunuhku?” tanya Bian. Alva tersentak kaget. Untuk sesaat dia membisu. Dia takut salah memberi jawaban dan hanya akan memperkeruh keadaan.

“Aku tidak tahu jika takdir kita akan berbenturan seperti ini. Seandainya saja saat itu aku tidak mengacuhkanmu,” lirih Alva.

Bian berdiri dan melompat turun. Mereka saling berhadapan. Sejenak, mereka saling tak bersuara. Mereka hanya berdiam diri dengan saling bertukar tatapan yang tidaklah menyenangkan. Alva yang memberikan tatapan penuh kebingungan, dan Bian yang mengeluarkan tatapan penuh emosi.

“Lebih baik kau selesaikan urusanmu denganku. Aku tahu kau membutuhkan kepalaku sebagai bukti kesetiaanmu dengan Lingkar Hijau dan sebagai syarat kau bisa terlepas dari organisasi itu. Kurasa ini kesempatanmu. Aku tahu, bukanlah hal yang sulit bagimu untuk membunuh seseorang sepertiku.”

“Bian, kumohon. Bantu aku keluar dari posisi ini. Aku ingin menunjukkan kesetiaanku kepada Lingkar Hijau, tetapi dilain sisi aku tidak mau mengambil resiko untuk kehilanganmu,” lirih Alva lagi.

“Tak bisakah kau mengatakannya dengan keras seperti biasa? Ini kesempatanmu bukan? Aku juga sudah tidak bertenaga untuk melawan.”

“Pergilah! Jalani kehidupan yang kau inginkan. Negara penuh kedamaian yang kuceritakan kepadamu bukanlah sebuah kebohongan. Tempat itu nyata. Kau bisa ke sana dan memulai kehidupan yang baru. Aku…a-aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak bisa meninggalkan Lingkar Hijau begitu saja, dan aku tidak bisa membunuhmu. Pergilah Bian, sebelum mereka ke sini. Aku akan mengatakan jika kau mati terjatuh ke dalam jurang ini. Pergilah!” Alva terus menundukkan kepalanya. Begitulah kebiasaannya saat dia merasa tertekan.

Dia dikejutkan saat Bian menyodorkan sebuah kipas dongker beserta sarungnya. Kipas itu sudah berlumuran darah milik Bian. Darah yang keluar akibat pertarungan sebelumnya.

“Ambillah. Aku harap kita tidak berjumpa lagi,” begitulah ucapan Bian saat menyerahkan kipas miliknya.

Mendengar ucapan itu, mata Alva berkaca-kaca. Namun seketika keadaan berubah saat sebuah pisau melayang dan hampir mengenai leher Bian. Jika Bian tidak melompat dan menghindar, maka dua pisau sudah menancap di tubuhnya pula. Mereka semua berkumpul di tempat itu. Alva semakin panik, dia sadar dengan keadaaan tersebut. Dia tidak bisa lagi memanipulasi cerita kematian Bian.

“Aku benar-benar tidak habis pikir dengan hasil kerjamu yang sekarang Alva. Kau adalah anak didik kebanggaanku. Aku sudah berharap lebih padamu. Kurasa memberimu sedikit kebebasan hanya akan merusak akalmu,” ucap profesor. Lagi-lagi Alva tertunduk membisu.

“Mari kita lihat yang satunya. Bukankah sebuah keajaiban kau masih bisa hidup sampai saat ini? Seharusnya saat itu kau ikut mati bersama teman-temanmu sehingga kalian bisa berada di kuburan yang sama. Tapi ya, tidak ada yang tahu soal kematian,” ucap profesor.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
94%(32)
9
6%(2)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
34 Peringkat · 34 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
nala
apa jangan jangan Bian memang benar hilang ingatan... yg lain manggil dia Ariana. dia sendiri tidak kenal siapa Ariana. mantap Thor. terasa teka tekinya. lanjut
2021-10-27 09:31:41
2
user avatar
siti soleha
keren ceritanya
2021-10-11 17:58:04
3
user avatar
Ezzel kalila
Good, semangat thorr:D
2021-10-08 18:25:31
2
user avatar
Aily Ar
Keren thor ceritanya aku tunggu bab selanjutnya
2021-10-07 23:16:18
2
default avatar
Naonao
suka banget sama author yang penulisannya rapih gini. semangat kak, ditunggu next ceritanya^^
2021-10-07 14:04:00
1
user avatar
nala
wuih power Bian bukan main main. Rupanya Alva diam diam menyeramkan juga ya..., makin seru aja nih. lanjut thor
2021-09-28 21:55:46
2
user avatar
Kurni naziha
Ceritanya bagus kak... aku suka. Nextt...
2021-09-27 10:51:05
2
default avatar
bittermelon
Seru banget asli!!! Waktu sampe nggak berasa pas baca
2021-09-27 07:10:57
2
user avatar
Nayla
Lanjut ceritanya, bagus ka
2021-09-26 19:55:06
1
user avatar
Christina
bagus kak, seru, next yaa
2021-09-25 23:26:32
2
user avatar
Aksara Rindu
Keren banget ceritanya. Next Thor.
2021-09-25 22:45:29
2
user avatar
Putri Affrilia
ceritanya menarik.. semangat nulisnyaa kakakk
2021-09-25 21:43:11
2
user avatar
Ursa Mayor
Bab 1 itu udah seru banget acara pengroyokannya. Gimana selanjutnya, ya?
2021-09-25 20:44:27
1
user avatar
miss.possan
rasa nonton film box office. lanjut up thor
2021-09-25 17:40:24
1
user avatar
Ei Rin
wah kereennn... semangat terus lanjutkan Thor..
2021-09-25 08:07:01
2
  • 1
  • 2
  • 3
121 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status