Kontrak Menghamili

Kontrak Menghamili

last updateDernière mise à jour : 2025-02-07
Par:  Diandra KartikaEn cours
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Notes. 4 commentaires
12Chapitres
779Vues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

“Aku menunggu waktu ini tiba hampir 4 tahun, Anne. Mengamatimu dari jauh dan membayangkan tubuhmu tanpa bisa aku sentuh secara langsung. Aku menahan semuanya hingga aku rasa umurmu sudah cukup dan aku berhasil menunggu hari ini tiba.” Jari telunjuknya bermain di sekeliling pusar Anne. Wajahnya menunjukkan jika pria itu sangat senang dengan kegiatannya. Apakah Anne tetap pada pendiriannya? Apakah waktu singkat yang mereka punya tak membuat keduanya saling jatuh cinta? Apa alasan yang membuat pendirian itu ada? Lalu, siapa yang menunggu 4 tahun untuk bertemu Anne?" _____________________________________________________________ Untuk sebuah alasan, membangun komitmen dan menikah tak pernah menjadi wishlist selama 32 tahun Anne hidup. Namun, Jasmine, ibunya mendesak Anne untuk segera menikah dan memberinya cucu. Anne menolak hingga Anne sering membisu dan memilih tinggal sendiri. Anne tetaplah Anne yang teguh dengan pendiriannya. Namun, dia juga anak yang ingin menuruti keinginan ibunya. Tidak, Anne tidak menikah, dia memiliki cara lain dengan mengandalkan apa yang dia punya. Menyewa gigolo yang tak dia kenal daripada para pria yang telah terlibat kencan buta dengannya, kencan buta yang diatur temannya. Sayangnya, uang dan seluruh keuntungan lain yang Anne berikan tak membuat semuanya berjalan mulus. Gigolo itu mengajukan sebuah syarat, dia meminta agar mereka tinggal bersama hingga tujuan Anne tercapai. Anne menolak pada awalnya, sebelum dia kembali dan menuruti keinginan pria itu dengan syarat. “Pertama, jangan mengusik privasiku dan jangan pernah memberi perhatian lebih dari yang seharusnya,” ucapnya dengan nada serius. “Kamu takut jatuh cinta denganku? Yah, aku cukup tahu dengan pesona yang aku miliki. Kamu mengakui hal itu secara tidak langsung, Anne.” Axel tertawa sarkas. "Keep dreaming, Axel.” “Dreams do come true, hang in there.” ——

Voir plus

Chapitre 1

First Meet

“Kamu cukup buat saya hamil dan kamu akan mendapat semua benefits yang tertulis di surat kontrak itu,” ucap Anne dengan suara tegasnya.

Axel melihat kertas putih yang telah dibasahi tanda tangan Anne sebelum menatap perempuan yang berpenampilan layaknya orang dengan prinsip kuat dan sulit digoyahkan. Mereka memang baru pertama kali bertemu. Namun, Axel sangat berani bertaruh jika Anne memang seperti penilaiannya, apalagi perempuan itu memakai setelan kantor hitam yang masih terlihat kasual.

“100 ribu dolar?” Axel menyebutkan jumlah uang yang menjadi bagian paling menarik meski Anne juga memberikan benefits lain di atas kertas itu.

“Kurang? Berapa yang kamu mau?”

Sejak kuliah hingga berusia 32 tahun Anne telah menggeluti dunia bisnis yang semakin menghasilkan setiap tahunnya, dia tidak takut jika harus membayar gigolo itu dengan bayaran yang lebih tinggi dari penawarannya, asal dia mendapatkan apa yang dia mau. Uang bukan batu besar yang menghalangi langkah Anne.

“Untuk sekarang cukup, kurang tahu kalau nanti.”

“Kamu bisa minta berapapun jumlah yang kamu mau setelah saya hamil. Sekarang tanda tangani kontrak itu dan kita bisa mulai semuanya,” titahnya.

Axel menyandarkan punggungnya di sofa, melihat wajah Anne yang hanya diterangi cahaya temaram. Wajah yang masih keras menunjukkan keseriusannya. “Anne, aku emang gigolo dan seks itu hal yang biasa untukku. Tapi karena kamu punya permintaan khusus yang mana kamu mau aku setubuhi sampai hamil, aku juga punya permintaan khusus sebelum menandatangani kontrak itu.”

Anne memutar bola matanya dengan malas. “What’s that?”

“Untuk membuatmu sampai hamil, aku pikir tidak cukup hanya dengan satu malam. Untuk berapa malam yang akan kita habiskan bersama, aku rasa tidak seimbang jika kita hanya berinteraksi sebelum dan sesudah seks yang mana, mungkin hanya beberapa menit saja. Aku akui kamu cantik dan berkarisma, sangat rugi jika aku hanya datang untuk melakukan seks saja.”

“Jangan bertele-tele!” potong Anne yang jegah mendengar kalimat panjang Axel.

Axel mendengus. “Tidak sabaran,” ucapnya.

Laki-laki yang membiarkan tubuh atasnya terlihat lantaran kemeja yang tak dikancing itu menjauhkan punggungnya dari sofa, mendorongnya hingga membuat wajah mereka hanya terpaut beberapa senti saja. “Aku mau kita tinggal bersama dan habiskan waktu bersama sampai tujuan kamu tercapai.”

Dahi Anne dengan segera berkerut seraya memundurkan kepala. “To much.”

“Tidak juga. Aku hanya ingin kita tinggal bersama, tidak berlebihan seperti kemauanmu untuk hamil tanpa mau terikat hubungan asmara entah bersamaku atau yang lain.”

“Saya sudah membayarmu dan sudah hak saya mengatur bagaimana kontrak ini berjalan karena saya yang lebih berkuasa di sini. Lagipula, kamu tidak akan rugi sepeserpun. Kamu bahkan mendapat 100 ribu dolar yang bisa kamu tambah nilainya jika kamu mau, mobil keluaran terbaru dan paling eksklusif dan rumah yang luas. Seperti yang kamu bilang, seks sudah jadi hal biasa buat kamu, seharusnya kita tidak perlu tinggal bersama untuk melakukan keinginan saya!” sahutnya dengan menggebu-gebu.

“Kalau itu menurutmu, tidak masalah, kamu bisa cari gigolo lain yang mau menuruti kemauanmu. Lagipula aku tidak terlalu butuh semua benefit itu.” Axel beranjak keluar dari kamar club tempatnya bekerja.

Sepeninggalan Axel, Anne menjadi resah. Axel memang bukan satu-satunya gigolo yang ada di Washington, namun hanya pria itu yang memiliki track record paling bersih dan sesuai dengan kriteria yang dia mau. Jika bukan karena orang tuanya yang menginginkan seorang cucu, Anne tak mungkin bersusah payah mencari gigolo dan membuang waktu berharganya untuk hamil. Anne tidak memiliki impian untuk membangun sebuah keluarga dan memiliki seorang anak!

Sebenarnya masih ada opsi lain, yakni donor sperma. Namun, Anne merasa tidak nyaman dengan opsi itu meski lebih mudah.

“Ah, sial!”

***

“Jadi, kapan kamu menikah?” tanya Jasmine.

Anne yang baru saja duduk di kursi ruang makan langsung mendengus disusul dengan nafsu makan yang menguap.

“Aku tidak pulang malam ini,” ucapnya langsung beranjak pergi tanpa menyentuh selembar roti ataupun meneguk susu yang telah disiapkan untuknya.

Jasmine menghembuskan nafas kecewa mendengar ucapan anaknya. Namun, dia tidak bisa melarang setelah membuat mood Anne jatuh. Anne sendiri telah berada di dalam mini cooper yang dia miliki sejak usia 20 tahun, kado ulang tahun dari orang tuanya yang belum pernah dia acuhkan. Anne bukan orang yang pelit, akan tetapi dia tidak ingin membeli hal yang tak terlalu dibutuhkan apalagi dengan mini cooper-nya yang masih bisa berjalan dengan baik.

Tak langsung menuju perusahaan, Anne berbelok ke salah satu cafe yang tertangkap bola matanya. Sarapan pagi adalah hal yang harus Anne lakukan atau harinya tidak akan berjalan dengan lancar. Membaca daftar menu yang terlihat dengan jelas saat dia berdiri di depan meja pemesanan.

Morning, can I help you?” suara bass mengetuk rungu Anne.

Can I get 1 matcha latte and 2 matcha croissant, please?” Anne kehilangan kemampuan berbicara di ujung kalimat saat beralih menatap waiters yang melayaninya.

Axel tersenyum karir dan tak sedikitpun merasa terganggu dengan kedatangan Anne. “Sure. Dine in or take away?”

Anne yang membisu membuat Axel mengangkat salah satu alisnya. “Miss?”

Anne terkejut, menatap ke arah lain sembari berdehem sebelum kembali menatap Axel yang masis menunggu jawabannya. “Take away.”

Tidak banyak yang Anne lakukan saat menunggu pesanannya selesai dibuat, perempuan dengan setelan kerja itu hanya berdiri sembari sesekali melihat ponsel.

***

“Kamu bertengkar dengan Jasmine lagi?” tanya Genie.

“Tidak.”

Genie menghembuskan nafas, cukup jengah dengan drama yang sudah terjadi hampir 3 tahun ini dan dia selalu menjadi perantara mulut saat sepasang ibu anak itu bertengkar.

“Apa satupun pria yang aku kenalkan padamu tidak ada yang kamu suka? Ayolah, Anne, kamu bosan mendengar permintaan Jasmine tapi kamu tidak terlihat ingin mengakhirinya.”

“Aku tidak ingin menikah, Genie. Kamu tahu alasannya ‘kan?”

“Lalu?”

Anne mengacuhkan laptopnya, menatap teman sekaligus sekretarisnya dengan serius. “Jasmine ingin memiliki cucu, aku bisa menyanggupi hal itu tapi aku perlu waktu. Kamu tahu kalau membuat anak hanya butuh sel sperma bertemu sel telur tanpa perlu menikah?”

Anne memikirkan apakah dia harus memberitahu Genie tentang tindakan yang baru saja dia ambil  atau tidak.

“Katakan padaku apa yang kamu pikirkan. Kamu memang pintar, tapi dalam hal ini kamu nol besar.”

Bola mata hazel itu berputar, Anne bukannya nol besar, hanya saja, dia malas memikirkan hal yang tidak penting. Menjadi wanita karir adalah impiannya, hal lain diluar itu Anne buang jauh-jauh dari otak dengan IQ tingginya.

“Semua pria yang kamu kenalkan padaku, aku akui mereka tampan. Namun, aku cukup ketat untuk memiliki hubungan cinta dengan pria. Aku menyelidiki apapun tentang mereka dan aku tidak suka dengan track record yang aku dapatkan. Tapi aku mendapat satu pria di Washington yang memiliki track record cukup bagus, aku bertemu dengannya kemarin, membawa surat perjanjian yang hasil akhirnya tidak sesuai.”

Bibir Genie terkatup untuk beberapa saat sebelum kembali dapat berucap. “Aku yakin kamu menawarkan sesuatu bernilai fantastis, alasan apa yang buat dia tidak setuju?”

“Dia mau kita tinggal bersama sampai tujuan kontrak itu tercapai dan aku menolak hal itu. Aku tidak ingin orang lain mengusik privasiku, Gen!”

Wajah cantik Anne menunjukkan rasa frustasi yang mencekiknya sejak tadi malam. Anne ingin membuat Jasmine bahagia dengan menuruti keinginan wanita itu, namun Anne juga tidak bisa memaksa dirinya untuk membiarkan pria asing masuk terlalu jauh dalam hidupnya.

“Kenapa dia ingin tinggal bersamamu?”

“Dia tidak memberi alasan yang aku pahami.”

“Kamu tidak punya pria lain dengan track record seperti dia?”

Anne menggeleng.

“Hanya tinggal bersama ‘kan? Itu bukan hal yang sulit, kamu masih bisa tetap menutup diri darinya hingga tujuanmu tercapai.”

“Aku tidak berpikir seperti itu. Tinggal bersama lebih seperti mimpi buruk bagiku.”

“Lalu kamu ingin terus bertengkar dengan Jasmine? Kamu bisa obrolkan hal ini terlebih dahulu dengannya, membuat perjanjian lain sebelum kalian tinggal bersama, membuat do’s and don'ts. Aku pikir dia tidak jauh berbeda denganmu. Memangnya dia bekerja sebagai apa? Dan kalau kamu berpikir, tinggal bersama adalah mimpi buruk bagimu, apa kamu takut memiliki perasaan lebih dengannya?”

Anne mengetuk jarinya di atas meja kerja, sedangkan Genie yang merasa haus meneguk minuman yang berada di atas meja itu.

“Gigolo dan aku tidak mungkin memiliki perasaan lebih dengannya!”

Dengan mata bulatnya yang membola, Genie terbatuk hingga mulutnya tak bisa menahan seluruh air yang baru saja mengisi rongga mulut itu.

What the fuck?!”

Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

Plus de chapitres

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

default avatar
Nastiti Araya
tak ikuti kemana pun kamu pergi kak di .... lope novel mu sekebon
2025-01-25 12:27:36
0
user avatar
Tika Mony
ok. lanjut.
2025-01-24 20:19:25
0
user avatar
Deni Ayutrisnawati
𝚖𝚋𝚔 𝚍𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚌𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚜𝚒𝚗𝚒
2025-01-24 19:11:25
0
user avatar
Deni Ayutrisnawati
𝚖𝚋𝚔 𝚍𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚌𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚜𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚋𝚔
2025-01-24 19:11:25
0
12
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status