Bab 17
“Tung-tunggu, Din sepertinya kau salah paham …”
“Salah paham apa coba!?”
“Aku sama sekali belum pernah menikah dan punya anak!” seru Wahyu dengan penuh emosi.
Dina berbalik dengan mata terbelalak kaget mendengar pengakuan mas Wahyu kepadanya.
“Wah, wah, wah Mas! Sungguh terlalu!”
“Ap-apa?! Mas benar-benar …!”
“Kau amnesia sampai melupakan anak-anakmu?! Ini tiga loh Mas, bukan hanya satu!” cerocos Dina dengan kesal. “Apa jangan-jangan kau juga telah melupakan mantan istrimu juga, ibu dari anak-anakmu?!”
Bab 18Wahyu langsung berdiri saat melihat sosok Dina yang turun tapi tidak sendirian! Dia bersama seorang pria misterius yang mengenakan masker dan topi. Ia memanggil Dina tapi karena keadaan saat itu riuh, Dina tidak mendengar panggilannya. Ia mengejar tapi ia tertahan dengan kerumunan orang-orang yang baru masuk ke dalam gedung!Saat ia keluar Dina dan pria misterius itu sudah menghilang! Wahyu menggeram kesal dan menghubungi Dina melalui ponsel untuk mencari tahu keberadaannya.Dina sengaja mematikan nada dering ponselnya agar tidak mengganggu pembicaraannya bersama Christ.“Bagaimana?” tanya Christ menanti jawaban dari Dina.“Tentu saya akan menerimanya tapi saya takut akting saya tidak begitu mak
Bab 19 “Kau mencintainya?” Dia mencintai wanita lain, jawab Dina dalam hati dan hanya bisa menatap Christ dengan perasaan hancur. Iya juga sih, mas Wahyu begitu tampan dan berwibawa, wanita mana yang tidak jatuh hati kepadanya. Pada akhirnya Dina menggeleng dan mencoba menghibur hatinya yang lara. Dia bukan milikku karena itu aku harus memperlakukannya seperti kakak saja dan bukan kekasih, kata Dina memutuskan dalam hati. “Tidak, aku tidak mencintainya, bagaimana mungkin …!” Wahyu langsung berdiri dari mejanya setelah mendengar jawaban Dina tanpa mau mendengar apa-apa lagi. Malam ini dia diantar pulang oleh Christ. Ia tidak menyangka bisa langsung diberi penawaran sebuah proyek film terbaru Christ meski ia ha
Bab 20 Pada saat itu Christ tahu apa yang ia inginkan. Dia menginginkan Dina untuk menjadi miliknya. “Pernikahan kalian semu. Aku menginginkannya …” Wahyu merasa berang dan tidak bisa menahan diri lagi. Ia memukul perut Christ dengan keras hingga Christ mengerang kesakitan untuk memberinya peringatan. “Jangan pernah dekati Dina lagi! Dia itu istriku, mengerti!” Dina membereskan barang-barangnya ke kamar sebelah dengan cepat. Ia merasa kesal dengan sikap mas Wahyu kepada bintang idolanya itu! “Apa-apaan sih hingga mempermalukannya seperti tadi!” Ia menghentakkan kaki dan mondar mandir sambil menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari. “Apa yang kau lakukan!?” seru Wahyu merasa sangat marah melihat Dina membenahi semua paka
Bab 21Wahyu tidak membiarkannya kali ini! “Din, buka pintunya! Kita harus bicara dengan serius!”“Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku akan mengatur hidupku sendiri. Mas atur hidup Mas sendiri!”“Din, Mas bilang buka pintunya sekarang juga! Kita harus bicara serius saat ini!”“Ogah!”“Din!”“Bodo!”“Apa yang salah dengan ucapan Mas tadi!? Mas peduli padamu. Meski pernikahan kita semu bagimu tapi jelas alasan Mas menikahimu karena Mas mencintaimu, bukan! Karena itu wajar kalau Mas merasa cemburu melihat kedekatanmu dengan pria lain!” Wahyu coba me
Bab 22Wahyu membaca ulang setiap kalimat yang tertera di dalam foto. “Jadi …” Wahyu mendehem sambil berkata dengan hati-hati. “Selama tiga tahun kita terikat dalam sebuah pernikahan, entah kita suka atau tidak, kita harus memenuhi semua yang tertuang di surat perjanjian kita, bukan?”Dina terdiam, berpikir sesaat kemudian mengangguk. “Itu benar.”“Kalau begitu aku ingin ada tambahan dalam surat perjanjian kita.”“Apa Mas!?”“Yah, aku mau ada tambahan point di surat perjanjian kita.”“Aku tidak bersedia! Surat itu sudah sah dan sudah kita sepakati bersama sebelum kita menikah.”
Bab 23Dina memukul mas Wahyu dengan perasaan geram. “Tentu saja aku berkata dengan jujur ….”“Oh, yah.” Wahyu tersenyum lega.“Iyalah, aku katakan kalau kita menikah kontrak …”Wahyu menatap tidak percaya mendengar kata-kata Dina. “Apa kau bilang, Din!?”“Aku katakan kalau kita menikah kontrak.”“Dina!”“Apa?”Wahyu menggeram kesal dan menatap Dina dengan penuh kemarahan.“Kenapa? Memangnya Dina salah?”
Bab 24“Kau harus mengaku kalau kau adalah kakak Dina dan bukan suaminya.”Wahyu menggeram merasa terpancing dengan ucapan konyol Christ. “Apa kau bilang?!”Pada akhirnya Wahyu mengalah dan membiarkannya diperkenalkan sebagai kakaknya Dina.Dina merasa tidak enak karena mas Wahyu bersedia melakukan hal itu kepadanya tapi saat mengingat mas Wahyu besok sudah akan pulang ke Indonesia, ia berusaha menutup mata dan membiarkannya.Wahyu bisa melihat kalau Dina sangat bersinar saat ia beradu akting dengan Christ di atas sana tapi keningnya mengerut saat Dina membuat kesalahan dan tanpa merasa sungkan Christ menyemangati Dina. Yang mengesalkan Dina bahkan tidak melirik sedikitpun ke arahnya!
Bab 25“Mas belum pernah menikah.”Dina melotot kesal ke arah mas Wahyu karena ia tidak mau mengakui masa lalunya. Ia berdiri dan terkejut saat tangannya ditahan mas Wahyu.“Mas serius Din.”Dina menepis tangan mas Wahyu yang menahannya. “Mas sedang amnesia saat ini jadi mungkin hal ini wajar kalau Mas tidak ingat pernah menikah dan punya anak …!”“Din, haruskah Mas menghubungi Mama dan Papa untuk meyakinkanmu?”“Coba saja kalau mau.”Wahyu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi kedua orang tuanya sekaligus.Dina menun