Share

bab 7

Author: May za
last update Last Updated: 2022-08-27 21:24:11

HASUTAN MAMA FATMA

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

"Rian telpon,"Bunda berkata sambil mengoles bibir dengan pewarna khusus, tanpa menoleh kearahku.

"Apa ada hal penting?"

Aku duduk ditepi ranjang menunggu Bunda selesai merias diri.

"Tidak, hanya menanyakan kita sedang ada dimana, mungkin dia merindukanmu," kata Bunda sambil terkekeh, Bunda bukan hanya sekedar sosok Ibu bagiku, bersamanya juga terkadang berasa seperti bersama sahabat.

"Sini Bunda bantu make over." Bunda mendekat kearahku, menarik tanganku untuk duduk dimeja rias.

"Tidak usah, Ana bisa sendiri," Tolakku, jika Bunda yang beraksi sudah pasti penampilanku seperti ondel-ondel.

Aku tidak suka make up berlebihan, aku lebih suka yang sederhana dengan polesan sedikit bedak juga lipe ice agar tidak terlihat pucat.

Berbeda dengan Bunda yang masih suka memakai segala jenis make up, katanya supaya ayah betah memandang.

Padahal apapun keadaan Bunda akan selalu terlihat cantik dimata Ayah.

"Mau kemana?" Bunda bertanya saat aku sudah selesai dengan ritualku.

"Kemana aja yang penting jalan." Aku melangkah keluar, diikuti bunda dibelakangku.

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

POV AUTHOR

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’

Sementara dikediaman Rian, ia sedang gelisah sendiri, mondar mandir seperti setrikaan.

"Mas duduklah aku pusing melihatnya!" Kata Sarah dengan ketus, bagaimana tidak, setelah kepergian Ana, Rian tidak bisa tenang, ia khawatir Ana akan menceritakan tentang Sarah kepada wanita yang ia sebut Mertua.

"Tidak usah dilihat!" Jawab Rian acuh.

"Rian! bersikaplah lembut kepada Sarah, dia istrimu dan sedang mengandung cucu mama!" Fatma yang baru datang dari arah dapur duduk disamping Sarah.

"Biarkan saja Ana pergi, akan lebih baik jika tidak kembali," Fatma melanjutkan kalimatnya lagi.

Ia mengelus lembut perut Sarah, menganggap bahwa yang dikandung Sarah memang benar-benar cucunya.

"Dan kita akan menjadi gembel!" Rian tidak tau dengan jalan pikiran Ibunya, jika Ana tidak pulang sudah pasti mereka akan kehilangan semuanya, Aset yang Rian miliki semua atas nama Ana.

Sebenarnya bagi Rian bukanlah takut kehilangan harta, ia justru lebih takut kehilangan sosok istri seperti Ana.

"Makanya kamu jadi lelaki jangan bodoh!" Fatma berusaha mempengaruhi anak lelakinya.

"Maksud mama apa?" Tanya Rian, kini dirinya ikut duduk namun Rian lebih memilih duduk dilantai.

"Kamu harus bisa membujuk Ana supaya mau menjadikanmu direktur dan mengatasnamakan perusahaan atas namamu," Bagi Fatma semua halal asal bisa mendapatkan kekayaan dengan cara instan, ia tidak ingin hidup miskin namun juga tidak mau hidup bersama malaikat penyelamatnya.

"Dan mama kira aku kan melakukannya?" tanya Rian angkuh, sekarang Rian paham dipikiran Mamanya hanya ada uang dan uang, Mamanya tidak mau peduli darimana asalnya.

"Kamu harus melakukannya kalau ingin kehidupan kita lebih baik!"

"Benar kata Mama mas, kamu harus bisa membujuk Ana supaya mau menyerahkan perusahaan atas namamu, setelah itu kita bisa menikah dan membesarkan anak kita bersama-sama" Sarah ikut mencoba mempengaruhi akal sehat Rian.

"Diamlah! aku tidak butuh pendapatmu," meski berkata lembut, namun penuh penekanan, membuat wajah sarah memerah menahan marah.

"Rian, jangan seperti itu kepada Sarah, dia sedang hamil, mama tidak mau terjadi sesuatu kepada cucu Mama karena Emosi Ibunya tidak stabil."

Fatma tidak terima dengan penolakan Rian atas saran dari Sarah.

"Lagian mama setuju dengan pendapat dari Sarah, kamu harus bisa membuat perusahaan itu atas namamu, lalu nikahi Sarah secara resmi, dan wanita mandul itu buang sejauh-jauhnya."

Fatma sudah bisa bayangkan jika perusahaan itu jatuh ketangan anaknya, maka kehidupan mewah besannya akan menjadi miliknya, diam-diam selama ini Fatma selalu iri dengan kehidupan Lisa.

Fatma bermimpi suatu saat bisa mengalahkan Lisa dari segi materi, dan jalan satu-satunya adalah merebut perusahaan milik suami Lisa.

"Aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu," Rian berkata dengan lesu, sebelumnya kehidupannya sangat baik, tidak pernah ada masalah, Ana juga sangat menghormatinya juga menghargai Ibunya, meskipun bisa dibilang mereka hanya numpang hidup pada Ana, namun Ana tidak pernah mempermasalahkan soal itu.

"Jangan jadi anak durhaka kamu!" Selalu seperti itu yang menjadi senjatanya, jika Rian tidak mau menuruti perintah Fatma.

"Ma, tolonglah biarkan semua mengalir apa adanya,"

"Kenapa kamu begitu mencintai wanita mandul itu?" bentak Fatma.

"Cinta tidak butuh alasan ma, yang pasti aku tidak ingin kehilangan istriku."

"Bodoh!" Bentak Fatma

Sedangkan sarah yang mendengar kalimat Rian semakin meradang, ia ingin segera menyingkirkan Ana sebelum Ana membongkar tentang jati dirinya yang sebenarnya.

"Aku kekamar dulu!" Rian memilih beranjak, Tidak ingin berlama-lama menghadapi Sarah juga Fatma.

"Rian kenapa kamu tidak pernah menemani Sarah tidur? kamu sebagai lelaki harus adil, sesering apapun kamu meniduri Ana, dia tidak akan pernah hamil," Fatma masih berusaha meracuni pikiran Anaknya.

Sedangkan Rian yang hendak menapaki tangga mengurungkan niatnya. Ia berbalik menghadap Fatma juga Sarah, menatap mereka secara bergantian.

"Hanya sedang memastikan sesuatu".

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 19

    "Brengsek kamu!" Teriak seorang wanita, aku yang hendak bangkit mengurungkan niatnya. Kembali duduk dan melihat, ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Ma-maya?" Lelaki itu tergagap menyebut nama wanita yang baru saja datang dengan sejuta kemarahan yang siap ia luapkan."Kenapa? Kaget?" Wanita itu tersenyum sinis dengan seringai diwajahnya. "Kamu memang tidak pantas membersamaiku." Lanjutnya lagi."May maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya lagi, aku dijebak may, percayalah perempuan licik ini yang menggodaku."Elak lelaki yang tidak aku tahu namanya."Mas!" Teriak Sarah tidak terima. "Bukannya kamu janji akan menikahiku setelah berhasil menguasai harta wanita tua itu." Sarah menunjukan jarinya kearah perempuan bernama Maya.Sepertinya pertunjukkan semakin menarik, dan sarah juga belum menyadari keberadaanku."Jaga ucapanmu perempuan murahan!" Kata Maya sambil melirik kearah perut Sarah. "Mungkin kamu bisa dengan mudah menipu pria bodoh ini, tapi tidak denganku.""Ma

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 18

    KESIALAN SARAH๐Ÿฆ‹๐Ÿฆ‹๐Ÿฆ‹Saat beralih dari buku menu menghadap pintu masuk, aku melihat sosok yang sangat aku kenal sedang menggandeng pria dengan mesra."sarah!" Teriakku dalam hati, kalau teriak beneran bisa disangka orang gila, dan juga bisa menyebabkan target buronan kabur.Jiwa kepoku meronta-ronta ingin segera dituntaskan, tentang bagaimana sarah bisa kabur padahal aku sudah meminta Pak Roni untuk berjaga dengan siaga.Pasti ada yang tidak beres dengan kelakuannya."Liatin apa sih?" Bunda mengagetkanku. Tiba-tiba saja sudah ada didepanku mengikuti arah pandanganku."Owh sahabat laknat?" Tanya Bunda lagi sebelum aku menjawab pertanyaan sebelumnya. Sebenarnya ini bukan pertanyaan lebih tepatnya pernyataan."Tidak usah heran dia memang seperti itu abaikan saja." Bunda berkata lagi setelah tidak ada jawaban terdengar dari bibirku.Apa tadi Bunda bilang, dia memang seperti itu? Artinya Bunda tahu kelakuan sarah yang sebenarnya? Atau Bahkan tahu lebih banyak dari sekedar yang aku tahu..

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 17

    "Apa!"Aku dan Alea berteriak bersama, dan Pak Arfa yang katanya manager jangan ditanya, mengangkat kepala saja tidak berani.Bagaimana bisa aku yang notabene anak Bunda Lisa tidak tahu jika butik ini milik Bundaku.Kemana saja aku selama ini? Bahkan masuk butik ini saja baru pertama kali, aku memiliki butik langgananku sendiri yang memang milik Bunda juga. Tapi tentang butik ini aku sama sekali tidak mengetahuinya.Bahkan saat opening saja aku tidak diundang, benar-benar Bunda durhaka sama anak."Biasa aja kali beb," kata Bundaku santai. Apa katanya tadi, biasa? Bagaimana bisa aku bersikap biasa dengan keterkejutan ini, seberapa banyak aset yang Bunda miliki, apakah ini butik terakhir yang tidak aku ketahui setelah beberapa waktu lalu restoran tempat aku dipermalukan karena lupa bawa dompet saat makan bersama teman-teman ternyata juga milik Bundaku dan parahnya awalnya aku juga tidak mengetahui jika restoran itu milik Bunda.Yang aku tahu Ayah hanya seorang pengusaha tekstil tempat

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 16

    "Mba Aku mau gaun itu!" Kata seorang wanita dimeja kasir ketika melihat gaun yang akan aku beli belum dimasukan papperbag.Enak saja katanya, mau ini. Padahal aku dulu yang menginginkannya."Maaf Nona tapi baju ini milik Nona yang ada dibelakang anda," kata pelayan itu ramah, yang aku tau dari nametagnya bernama Rina, sambil menunjuk kearahku."Tapi aku menginginkannya." Kata perempuan yang aku belum tau wajahnya seperti apa, karena meskipun mbak pelayan sudah memberitahu itu milikku yang ada dibelakangnya, perempuan itu tetap tidak mau menengok kebelakang."Sekali lagi mohon maaf nona, tapi ini memang sudah dibeli, Nona bisa memilih model dan warna lain." Mbak pelayan masih bersikap ramah dan mencoba sabar menghadapi pembeli tak ada akhlak model perempuan begitu.Mau tidak mau akhirnya perempuan itu menghadap kearahku, kemudian tersenyum sinis."Dia tidak akan pernah bisa membayar, lihat saja penampilannya." Katanya sambil memandang remeh kearahku.Aku yang memakai kacamata hitam mem

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 15

    "Kalian mau kemana?" Begitu sampai diujung tangga paling bawah, Lagi-lagi Mama mengganggu momen romantisku."Mengantar Ana kedepan." Jawab Mas Rian singkat.Kami berjalan beriringan menuju pintu."Mengantar!" Tanya Mama namun dengan suara yang sedikit keras, lebih seperti bentakan, ah entahlah, bertanya tapi dengan sebuah penekanan.Kami menghentikan langkah yang memang belum benar-benar keluar pintu."Iya ma, Ana akan pergi," Mas Rian menjawab.Biarkan saja Mama menjadi urusan Mas Rian aku malas meladeninya."Sendiri? Benar-benar istri urakan, malam-malam keluyuran sendiri padahal ada suami, dan suami hanya mengantar sampai depan, kasihan sekali kamu Rian dapat istri tidak punya moral." Panjang lebar Mama memberi ceramah, lebih tepatnya cacian."Sudah selesai ma? Tanyaku, "bukankah itu baik jika Ana pergi sendiri, artinya Mas Rian ada dirumah tanpa aku, dan Mama bisa melaksanakan aksinya untuk mendekatkan Mas Rian dengan Sarah?" Aku berkata dengan pelan."Bagus lah jika kamu sadar di

  • Kubalas Madu dengan Manisnya Racunย ย ย Bab 14

    RASA YANG SAMA๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’"Ma, itu punya Ana!" Teriak Mas Rian, Baru kali ini aku melihat Mas Rian berani berkata dengan menaikan nada beberapa oktaf, biasanya dirinya akan berbicara dengan lembut."Ka-kamu berani membentak Mama?" Mama juga sepertinya shok mendengar perkataan Mas Rian.Sebenarnya ini belum bisa dibilang membentak.Hanya karena Mas Rian selalu berbicara lembut setiap harinya, sekalinya berkata sedikit keras sudah terasa seperti membentak."Maaf Ma, bukan maksud Rian membentak Mama," Raut bersalah jelas terlihat diwajah Mas Rian."Memang wanita mandul itu bukan wanita baik-baik, membawa pengaruh buruk sama kamu!" Mama menatap kearahku.Selalu seperti itu, apapun yang terjadi aku selalu menjadi kambing hitamnya.Tidak pernah sekalipun wanita itu menghargaiku, aku memang tidak pernah peduli akan hal itu, dulu aku hanya ingin berbakti, tapi sekarang? entahlah, apakah aku masih kuat bersandiwara atau tidak.Terlalu sakit jika terus mendapat hinaan seperti ini, ingin rasanya mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status