Share

Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)
Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati)
Penulis: Iin Romita

Bab 1. Pengkhianatan

Bab 1. Pengkhianatan

“Sadarlah, Luna! Aku ini selingkuh karena kamu tidak bisa memberikanku keturunan. Dasar perempuan mandul!”

Luna tertegun dan menatap tak percaya suaminya itu. "Apa, Mas? Tega sekali kau ucapkan itu padaku di depannya? Aku ini istrimu! Istri yang menemani kamu selama tujuh tahun lamanya, tapi kau-"

"Haasshh … Diam! Aku tidak ingin mendengarkan suara dari mulutmu lagi! Aku juga muak melihat wajah lugumu itu! Pergi kau dari sini!" potong Daffa kejam sambil menunjuk ke arah luar pintu. 

Namun, Luna tetap diam--mencerna situasi yang sedang dihadapinya. Tadi, dia baru saja menemukan sang suami berselingkuh dengan sahabatnya dan dia ingin mendengar penjelasan Daffa. Tapi, apa yang dia dapat? Pria itu dengan tega malah mencacinya?

Brak!

Karena tidak kunjung menggerakkan kaki, ia terpaksa mendorong keras tubuh itu hingga terjatuh. 

"Ah sakit!" rintihnya

Ditatapnya Daffa yang kedua matanya terlihat merah menatapnya. Bukan ia meminta maaf akan kesalahannya, pria itu malah mengusir Luna dari kediamannya?

Menahan tangis, Luna menatap wajah wanita gila sedang merayu suaminya itu. Seolah sengaja, sahabatnya malah meletakkan kepalanya di atas bahu sang suami dan membelainya lembut. Namun, kedua mata menyorot ke arah Luna yang masih membatu di lantai.

Wajah itu tampak sinis. Dia menarik salah satu sudut bibirnya dan terlihat bahagia melihat Luna diperlakukan seperti itu. 

"Sabar ya, Sayang. Kamu tidak perlu bicara kasar. Hemat tenagamu." Wanita yang bernama Shireen tersenyum pulas setelah mengatakan itu. Jarinya mengelus pipi Daffa lembut penuh hasrat.

Cup!

Alih-alih menolak, Daffa justru mencium pipi wanita itu di depan mata Luna. "Ya, Sayang. Buang energi aku bicara pada wanita buruk rupa ini! Ia tidak sepertimu cantik dan modis! Kamu berbeda. Kamu selalu mengundang hasratku!" 

Tidak ada yang Daffa tutupi sekarang, mereka malah terang-terangan menunjukkan kemesraan mereka di depannya.

"Kalian berdua memang pasangan iblis!" Luna  mencoba berdiri. "Dan kau? Kau wanita murahan! Teman pengkhianat!" 

Batas kesabaran Luna habis, ia pun melayangkan sebuah tamparan ke arah Daffa. Sayang, dengan cekatan, pria itu menghalaunya.

"Kurang ajar sekali wanita ini mengatakan aku iblis, lebih baik iblis dari pada perempuan mandul! Tidak pandai memuaskan suami! Mana kuat Daffa tiap saat bersamamu!" olok Shireen tanpa memikirkan perasaan Luna lagi. Ia merasa sudah menang mendapatkan hati pria itu.

"Security! Seret wanita itu keluar!" ucap Daffa mendadak, hingga pria berseragam berjalan cepat ke arah mereka dan segera menyeret Luna keluar.

"Lepaskan! Saya bisa sendiri!" 

Luna lantas mengibaskan genggam tangan penjaga keamanan itu, dan berjalan keluar dengan membawa luka di hatinya.

"Oh ya satu lagi! Dengar baik-baik, aku akan segera mengurus surat perceraian kita! Setelahnya, kita tidak ada hubungan apapun lagi!" 

Daffa berteriak keras, saat ia sudah jauh dari pandangan. 

Namun, Luna terus berjalan ke luar. Dia tidak ingin para pengkhianat itu melihat wajahnya yang bersedih.

Mempertahankan harga diri yang tersisa, Luna pun masuk mobil pribadinya, dan pergi dari sana. 

*****

Luna kini mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. 

Pikirannya kalut, dan air mata yang berjatuhan disekanya berulang kali.

 Pikirannya penuh, membuatnya Rasanya, ia tidak bisa lagi berpikir jernih. 

"Pria kejam kamu, Mas!" " umpat Luna menahan tangis.

Tanpa sadar, wanita itu menambah kecepatan mobilnya.

Namun, saat akan menginjak rem, Luna begitu terkejut. "Kenapa ini? Kenapa pedal rem tidak berfungsi?" 

Segala cara dilakukan Luna. Jika ia tidak berhenti sekarang juga, akan ada korban nanti karenanya. 

Terpaksa, perempuan cantik itu membanting kemudi. Namun, tanpa disadari ada pengendara lain berlawanan arah.

Brak!

Sebuah hantaman keras pun terjadi pada mobil tersebut.

"Argh!"

Kepala Luna terasa sangat pusing akibat terhantam kemudinya.

Perempuan itu berusaha membuka matanya. Sayup-sayup, ia mendengar suara rintihan orang lain.

"Tolong! Tolong!"

Suara lirih itu terus saja terdengar di telinga Luna.

Perlahan, Luna pun keluar dari mobilnya dan berjalan tertatih mendatangi sumber suara.

Meski dengan luka parah di sekitar tubuh dan wajahnya, Luna tetap berusaha mencari tahu suara itu berasal.

"Tolong! Tolong!"

Lagi, suara itu terdengar. Kali ini bahkan hampir serak.

"Da-dari mana asal suara itu berasal?" gumam Luan terbata-bata. Dengan penglihatan yang hampir buram--akibat luka di dekat matanya--perempuan itu berusaha mengerjapkan mata agar dapat melihat lebih jelas.

Dan, berhasil. Tak lama, ia menemukan seorang wanita di bawah sebuah mobil dalam posisi terbalik tepat di tepi jurang. Sedikit saja mobil itu bergerak, maka wanita itu dan mobilnya akan terjun bebas. 

"Astaga!" pekik Luna tak percaya sambil mempercepat gerakannya, hingga meraih tangan korban lainnya.

Sayangnya, keadaannya jauh lebih buruk dari pada dirinya.

"Ayo aku bantu kamu keluar dari mobil ini!" Dengan tubuh penuh luka, Luna masih berusaha keras mengeluarkan wanita yang terjebak dalam sebuah mobil mewah dengan kondisi terbalik dan rusak berat. 

"Tidak perlu. Selamatkan saja dirimu! Tidak ada harapan. Tubuhku kini terjepit dan aku susah keluar dari jendela ini. Pintu mobil pun sudah tidak dapat terbuka," balas wanita itu lemah, seakan sudah pasrah akan mautnya. 

Luna menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu harus bisa keluar dari sini. Kamu harus selamat!" 

Lagi, usahanya begitu keras mempertahankan wanita dalam mobil. Sayang, uluran tangannya tidak mampu membantu.

Saat Luna sedang mencari cara, perlahan mobil itu justru mulai jatuh ke jurang. 

“Simpanlah ini untukku!" Wanita itu tiba-tiba memberikan sebuah dompet berwarna Nude ke tangan Luna. 

"Argh…!" Luna berteriak keras begitu menyadari situasi di hadapannya. Namun, tanpa sadar, pakaian Luna pun ikut tersangkut di mobil itu.

 

Tubuh Luna pun ikut terseret. Keduanya tergelincir bersama. 

Beberapa kali, Luna merasakan tubuh dan kepalanya terbentur bebatuan. Terus begitu, hingga akhirnya tersangkut di sebuah ranting pohon besar. 

Boomm! 

Mobil yang jatuh ke dasar jurang pun meledak, hingga api melahap isinya.

Di ambang batas kesadaran, Luna menitikkan air mata, hingga akhirnya semuanya gelap. 'Apa aku akan berakhir seperti ini?'

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
deg deg"nya sama kek mau ketemu setan gak Kak..? hihi
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Terimakasih atas singgahnya kak. .....️
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
Baru Baca 1 ban dah degdegan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status