Share

10. Keinginan Sania

Mas, kok malah diam?" tanya Sania saat aku tidak kunjung merespon ucapannya.

Kurubah posisi tidur, dengan meletakkan tangan di bawah kepala sebagai pengganti bantal. Menatap langit-langit kamar, jujur, aku tidak bisa memberi jawaban apapun pada Sania.

Kutarik napas dalam, memandang wajah ayu Sania yang bersandar di dadaku.

"Kita bahas lain kali saja, Sania. Beri aku waktu," kataku beberapa saat kemudian.

Sania bangkit, dia duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ada rona kekesalan dan kekecewaan di wajahnya.

"Kenapa Mas, bukankah selama ini kamu yang selalu menginginkanku untuk menjadi pendampingmu? Kamu selalu bilang kalau aku lebih pantas untuk kamu pamerkan kepada teman-temanmu, karena aku supel dan pandai bergaul dan lebih cantik dibanding Laila. Tapi kenapa sekarang kamu berubah pikiran?" cerca Sania.

Ada sesuatu di dada yang seolah meronta ketika Sania kembali membandingkan dirinya dengan Laila.

"Sania, Laila sudah tiada. Tolong jangan kamu ungkit sesuatu tentan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status