Share

Bab 3

Author: Delly Asmal
last update Last Updated: 2025-01-14 12:04:26

“Aryan, kamu baik- baik saja?”

“Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya.

Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.

“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila.

Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh.

Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.

Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.

Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.

“Baiklah kek,” ucap Aryan.

Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.

Sudiro memberikan sebuah kitab kepada Aryan.

“Kamu pelajari tentang padepokan, semua ada di sana,” ucap Sudiro.

Laila tampak sedikit bingung saat melihat Sudiro menatap tajam ke arah Aryan.

“Baiklah kek,” ucap Aryan.

Laila menarik lengan baju Aryan, seperti ada sesuatu yang ingin di ucapkan, dia hanya meliriknya. Akhirnya terjadi sesuatu dengan Sudiro. Dia kesakitan seperti orang ingin menghembuskan nafas terakhir.

“Kakek!” teriak Aryan.

Anehnya Sudiro berusaha berdiri untuk melakukan sesuatu, yaitu ritual yang biasa dia lakukan. Namun, ritual tersebut ditolak, lalu Sudiro diangkat dan dihempaskan oleh sosok mengerikan yaitu Jin Marid. Dia menyerap kekuatan Sudiro.

Di sudut ruangan berdiri sosok tinggi besar memandangi Sudiro dia menyeringai ke arah Aryan. Laila yang melihatnya secara spontan menarik Aryan dengan membuat dia kaget.

“Ada apa Laila?” tanya Aryan.

Laila hanya diam, dia tidak mengatakan sesuatu pada Aryan. Sehingga membuat Aryan bingung, karena saat ini kakeknya sedang terbaring tidak berdaya.

“Jika tidak ada yang ingin kau katakan biarkan aku melihat kakek untuk yang terakhir kalinya.” Ujar Aryan sedikit ketus.

Laila tidak menjawab, dia hanya bisa mengikuti Aryan dari belakang. Tak lama Sudiro menghembuskan nafas terakhirnya. Aryan mulai meneteskan air matanya.

‘Rasanya tidak adil semua meninggalkanku’ ucap Aryan dalam hatinya.

“Aryan, sudahlah jangan bersedih kita harus segera mengurus jenazah kakek.” Ujar Laila.

“Baiklah,” sahut Aryan.

Semua murid-murid dan warga padepokan Naga Hitam berkumpul, mereka membantu pengurusan pemakaman Sudiro.

Anehnya cara pemakaman yang mereka lakukan tidak seperti biasanya, Aryan bingung harus bagaimana. Akhirnya salah satu murid Sudiro menyampaikan apa yang harus dilakukan Aryan.

Pemakaman dilakukan dengan dua buah makam, satu makam untuk jenazah sedangkan satu lagi kain kafan yang sudah disediakan. Ritual dari ritual dengan terpaksa Aryan lakukan. Semua mata mereka tertuju kepada Aryan. Setelah selesai pemakaman Aryan bertanya kepada Laila.

“Laila, apakah seperti ini pemakaman dilakukan?” tanya Aryan.

Laila tampak sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan Aryan.

“Kenapa kamu diam saja Laila?” tanya Aryan kembali.

“Nanti kamu juga tahu sendiri,” jawab Laila.

Saat mereka kembali ke padepokan rombongan orang-orang berbaju hitam menghadangnya.

“Siapa kalian?” tanya Lailla.

“Eh, kamu bocah. Masih setia kamu di Naga Hitam?” tanya seseorang.

“Aku bertanya siapa kalian, kenapa kau balik tanya?” ketus Laila.

Ternyata mereka tidak suka dengan ucapan Laila. Tanpa aba-aba mereka menyerang Laila dan Aryan.

Aryan bingung, sebab dia belum menguasai apa-apa dari perguruan Naga Hitam. Dia hanya punya bela diri dari tempat belajarnya dahulu.

Bugkkhh!!

Satu pukulan mengenai punggungnya Aryan hingga dia terjatuh.

“Aryan!!” pekik Laila.

Laila mencoba mendekatinya namun, seseorang yang tiba-tiba mengikutinya membuka topengnya lalu,

“Dika,” ucap Laila.

“Lebih baik, kau berikan surat wasiat Sudiro bersama peti yang kau simpan.” Ujar Dika.

Dika mencoba menarik kerah baju Aryan secepat kilat Laila mencegahnya.

“Hem, ternyata kekuatan kau bertambah!” tukas Dika.

Duggkh!

Dika terhempas oleh tendangan kilat Laila.

“Jangan coba-coba mengganggu Aryan?” ujar Laila.

“Ha-ha-ha , sebelum aku mendapatkan peti dan surat wasiat itu, aku tetap akan mengacak-ngacak tempat ini!” ancam Dika.

Akhirnya Dika meninggalkan tempat itu, Laila hanya berdiri terpaku sedangkan Arya mendekatinya.

“Laila, kenapa dia selalu datang?” tanya Aryan.

“Nanti aku ceritakan. Lebih baik kamu mulai latihan dan menguasai semuanya,” ujar Laila.

Setelah sampai di padepokan Laila kaget, salah satu mereka berlari mendekatinya. Laila kaget melihat semua berantakan, dia pun berlari melihat ke dalam.

Aryan bingung saat mendengar suara Laila yang kencang menggelegar secara tiba-tiba. Laila pun berteriak.

“Ariiiii ...!!”

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 101

    Sekelebat bayangan itu mencoba mencegah Ari, akhirnya dia terjatuh. “Ari!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, enak saja kau tidak bisa mengambil Ari begitu saja.“ Ucapnya. Aryan yang melihat makhluk itu merasa sangat emosi. Dia akhirnya melawannya, kali ini dengan kekuatan yang sedikit membabi buta. Dia merasa tidak menerima semua hal. Setiap kitab yang dia dapatkan, disembunyikan di balik tubuhnya.“Jika kau menyentuh Ari, akan aku masukkan kau ke neraka!” seru Aryan.“Sombong sekali kau bocah gendeng.” Aryan semakin marah, dia melawannya dengan jurus tendangan tanpa bayangan, makhluk itu bingung begitu melihat banyaknya tendangan yang di terimanya. Karena merasa terancam dia menyandera Ari dengan sebuah cambuk api.Ari masih dengan wajahnya tanpa senyum dan tawa. Dia tak bicara sedikit pun namun, kelihatan di wajahnya kesakitan yang amat sangat. Aryan berusaha menyelamatkannya. Sedikit berhati-hati, sedikit lengah akhirnya dia bisa merebut Ari, dengan segera Ari di tarik oleh Aryan untu

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 100

    “Kenapa kau masih di sini?” Aryan balik bertanya pada sosok penunggu padepokan tersebut, anehnya dia santai tidak menggubris ucapan Aryan. Mereka semua diam, tidak ada pergerakan sama sekali. Aryan hanya menunggu apa yang akan di lakukan padanya. Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu pada Aryan.“Aryan kau ingin menikahi Laila?” Aryan yang mendengarkannya, bingung mereka saling pandang. Makhluk ini tidak emosi justru seperti ingin membantunya. Dia mendekati Aryan lalu memperhatikan Aryan. Namun, Aryan dan Zian justru bersiap-siap agar tidak tertipu oleh yang tak kasat mata ini.“kalian jangan takut, justru aku ke sini ingin meluruskan niat kalian.” “Maksudmu apa?”Makhluk itu diam saja, lalu dia membentangkan tangannya ke langit untuk memperlihatkan sesuatu. Ternyata sebuah bayangan masa depan, terlihat Aryan dan Laila yang tampak hidup bahagia. “Kau jangan merekayasa, kau siapa?”“Jangan bingung Aryan, ini nyata.”Laila terdiam, dia menatap Aryan. Memastikan dia akan percaya h

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 99

    Aryan yang melihat kedatangan Jin Marid, membuat dia muak. Dia perhatikan dari ujung kepalanya sampai ke kakinya. “Apa yang kau lihat?” tanya Jin itu.“Aku ingin segera memusnahkanmu!” jawab Aryan.“Ha-ha-ha, bocah kau baru umur berapa, lagakmu sombong sekali!” Aryan terdiam, saat ini dia hanya menunggu apa yang akan di lakukan oleh Jin tersebut. Tak lama benar saja, ternyata tangan Jin tersebut sudah bersiap akan menyerangnya. Wuushhh!Untung Aryan berusaha mengelaknya, dia melesat bak angin bersama Laila. Saat itu keluar manusia yang sudah tak berbentuk seperti manusia dari dalam tanah. Bau busuk yang menyengat membuat Aryan dan Laila mual.“Makhluk apa mereka Aryan?” tanya Laila.“Ehm, itu manusia yang sudah lama mati. Dibangkitkan oleh Jin.” Jawab Aryan.Mereka menutup mulutnya masing-masing, yang dihadapi kali ini bukan manusia. Tapi bangkai manusia yang di hidupkan. Mereka menyerang secara bergantian, Aryan melumpuhkan mereka satu persatu.Begitu juga dengan Laila, merek

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 98

    Laila menunggu apa yang akan terjadi di langit, saat dia melihat sebuah kilatan dan cahaya yang bersinar. Seolah-olah kilat itu akan menyambar tubuhnya.“Apa lagi ini?” Laila bingung, dia merasa tidak sanggup menghadapi apa yang terjadi, di bawah serigala lapar menunggunya terjatuh. Sedangkan padepokan sudah menjadi rumah para jin peliharaan Sudiro.Tak lama sebuah cahaya melesat ke hadapannya, berubah menjadi sosok yang dia kenal, Dika. “Ha-ha-ha, akhirnya kau sendiri kan!” Dika mendekati Laila.“Jangan coba-coba kau menyentuhku!” ucap Laila. “Kenapa kau takut?” tanya Dika dengan angkuh.Laila terdiam, dia merasakan hal buruk akan menimpanya, dia melihat Dika yang tampak lebih kuat. Rasa khawatir merasuk ke dalam hatinya, apakah dia bisa mengalahkan Dika. Bingung bercampur menjadi satu, Laila hanya bisa menunggu Aryan yang sedang memulihkan kekuatannya. Dika memperhatikan perlindungan yang dibuat olehnya, dia menyentuhnya akhirnya hilang. Laila yang melihatnya kaget, itu art

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 97

    Zian tidak main-main dengan kekuatannya, dia juga melayangkan tendangan tanpa bayangan. Kepala makhluk itu bingung, mencari kaki Zian yang sebenarnya. “Kurang ajar!!” seru makhluk itu.“Kau akan rasakan ini!!” “Buugkhhh!!” “Duugkkhh!” Makhluk itu terjatuh, tersungkur, sedangkan Zian hanya tersenyum sinis. Begitu dia melihat makhluk itu terjatuh.Dia tidak memberi peluang sedikit pun. Hingga Naga hitam pun tak memberi kesempatan padanya. Dia berteriak lalu mengeluarkan api dari mulutnya.Makhluk itu terbakar, hangus seperti kayu bakar. Zian merasa puas apa yang telah dia lakukan. Naga hitam kembali ke pedang yang di pakai Zian. Lalu berubah menjadi sinar berwarna biru yang melesat ke tubuh Aryan. Zian menolong Laila yang terluka, dia melihat Laila yang sudah tak berdaya. “Kak Laila, bertahanlah.” Ucap Zian yang tengah memberi energi murni padanya.Wuushhh ... Sebuah sinar masuk ke tubuh Laila, tak lama dia pun siuman. Saat dia bangun sebuah darah berwarna hitam keluar. “

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 97

    Aryan mengambil waktu untuk bertapa, Laila hanya bisa menemaninya. Sosok yang sejak tadi memperhatikan mereka akhirnya menampakkan dirinya. Laila kaget begitu melihatnya. Sosok itu seolah-olah ingin menerkamnya atau menghabisinya. “Siapa kau?” tanya Laila. “Ha-ha-ha, jangan pernah kalian bersatu!” Laila bingung dengan ucapan sosok tersebut, wajahnya menyerupai seekor kadal. Namun, tubuhnya berwujud manusia. Wajahnya yang sangar tidak membuat Laila takut sedikit pun. “Jika kau mengganggu Aryan hadapi aku lebih dahulu!” “Gadis kecil yang sombong!” Laila bersiap-siap untuk menyerangnya, tapi justru sosok itu malah mengejar Aryan. Laila kaget bukan main, tak menyangka dia secepat itu mengejar Aryan. Untung Aryan tidak bisa di sentuhnya, Laila sudah memberi perlindungan buatnya. “Sialan!!” “Hem, kau licik, aku atur strategi.” Ucap Laila percaya diri. Sosok itu geram saat Laila mengatakan hal tersebut, akhirnya dia menyerang Laila. Dia mengeluarkan kayu yang berada di ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status