Share

Boneka

Author: Catish13
last update Last Updated: 2022-03-18 08:47:11

Hasil pemeriksaan bulanan kali ini tidak bagus, bahkan termasuk yang paling buruk yang pernah Kyra dapatkan. Ia hanya bisa menghela nafas sepanjang perjalanan kembali dari rumah sakit. Ia merasa tak punya muka untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Mereka akan sangat marah. Bukan, bukan karena mengkhawatirkannya. Mereka memang tak pernah menyukai dirinya yang telah menjadi kelemahan untuk keluarganya, terutama ayah dan perusahaan sang ayah.

Sebenarnya, kalau tidak diminta pulang, Kyra memilih untuk langsung kembali ke Bandung atau menginap di hotel barang semalam untuk sekedar stay-cation sambil meratapi hasil pemeriksaannya. Tapi, kali ini ia harus pulang ke rumah kedua orang tuanya, karena ini sebuah perintah. Ia tak punya hak untuk melawan dan membantah, ia hanya memiliki kewajiban untuk menuruti kedua orang tuanya.

Ia tidak tahu masalah apa lagi yang telah ia perbuat sampai ayahnya meminta langsung padanya untuk pulang. Ia yakin dirinya tak habis melakukan kesalahan apapun. Ia juga tidak menunjukkan kelemahannya pada siapapun. Tapi, kalau diingat-ingat, ia memang sempat terlibat masalah dengan preman dekat kampusnya kemarin. Ia hanya bisa berharap ayahnya tak mengetahui hal itu. Sebagai anak tunggal dan satu-satunya calon penerus perusahaan, ia tahu bahwa ada banyak mata yang selalu mengawasinya dan ada banyak bibir yang akan selalu melaporkan apapun yang terjadi padanya kepada sang ayah.

"Assalamu'alaikum," sapa Kyra sambil melangkah masuk ke dalam rumah melalui pintu depan.

"W*'alaikumsalam," balas seorang perempuan dengan nada yang riang. Kyra langsung menghampiri wanita itu dan mencium punggung tangannya. "Anak Bunda udah dateng, akhirnya. Ayah nungguin, tuh, di ruang kerjanya. Kamu langsung ke sana, ya? Bunda mau masak untuk makan malem kita. Kita bakal makan enak malam ini." Ia mengecup kening Kyra singkat, lantas membalikkan badannya dan pergi begitu saja.

Memang kelihatan ramah, lembut, dan penuh kasih sayang. Tapi, Kyra tahu bahwa ada sesuatu yang membahagiakan dirinya sampai sang bunda bersikap seperti itu padanya. Ia yakin, ini ada hubungannya dengannya. Entah apa, tapi setidaknya ia tidak melakukan kesalahan. Namun, ia tahu betul bahwa akan ada hal besar membahagiakan yang akan terjadi pada keluarganya yang melibatkan dirinya.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk," jawab lelaki di dalam ruangan itu.

Kyra membuka pintu tersebut, seraya melangkah masuk ke dalam ruang kerja seluas 4x4 meter dengan lemari buku yang menempel di dinding kanan dan kirinya. Ia melihat sang ayah sedang berdiri di depan lemari buku di kanan, tengah membaca sebuah buku dengan cukup serius.

"Oh, kamu udah pulang." Ayah menutup buku yang ia baca, lalu berjalan menyeberangi ruangan untuk duduk di sofa. Ia pun mengarahkan Kyra untuk mengikutinya. Kini, mereka duduk berdekatan di sofa yang berbeda. "Gimana hasil pemeriksaan kamu?" tanyanya.

Rasanya Kyra ingin memuntahkan jantungnya saja daripada menjawab pertanyaan sang ayah. "Maaf, hasilnya nggak bagus. Kyra bakal berusaha untuk lebih menjaga kondisi," jawab Kyra tanpa berani menatap langsung pada mata sang ayah.

"Nggak masalah."

"Eh?" Kyra menatap Ayah dengan tercengang.

"Kamu nggak perlu berusaha menjadi sehat. Kamu pergunakan kelemahanmu ini untuk mengikat rasa kasihan mereka," kata Ayah.

"Mereka?" tanya Kyra tak paham. Ia memang cerdas, tapi ia tidak punya ide apa-apa untuk orang-orang yang Ayah sebut 'mereka'. Ia bahkan tidak tahu sedang membicarakan apa.

"Pasangan Aswangga Ciptadi dan Cantika Wahyuningtyas, pemilik D'Kratos Group," jawab Ayah. "Ayah dan Bunda, juga mereka, telah sepakat untuk menjodohkanmu dengan anak tunggal mereka."

Kyra hanya bisa tercengang tak percaya. Selama ini, hidupnya sudah seperti boneka yang selalu dikendalikan kedua orang tuanya. Ia kira, setelah diperbolehkan kuliah di Bandung, ia bisa mendapatkan kebebasan lebih banyak lagi, terutama tentang jodoh. Tapi, ternyata ia salah. Ia tak akan pernah bisa lepas dari kekangan kedua orang tuanya.

"Baik."

***

Selama seminggu setelah ia diberitahukan ayahnya bahwa ia akan dijodohkan dengan anak dari teman bisnis ayahnya, ia sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia banyak melewatkan perkuliahannya, banyak melamun, bahkan ada satu hari di mana ia memilih untuk tidak hadir kuliah dan hanya mendekam di dalam unit apartemennya. Ia resah dan gelisah. Ia bukan tipe perempuan yang dapat dengan mudah menyukai seorang lelaki. Apalagi, ia tak tahu bagaimana sosok lelaki yang dijodohkan dengannya.

Kyra ingin mencari tahu, tapi ia terlalu takut untuk mengetahu sebuah kenyataan. Ia tahu sedikit banyak tentang Aswangga dan Cantika, juga tentang D'Kratos. Ia pun tahu bahwa dengan perjodohan ini akan mendatangkan keuntungan bagi dua perusahaan. Intinya, ini perjodohan bisnis. Ia hanya tak menyangka bahwa nasibnya akan seperti ini. Ia lebih baik tidak tahu apa-apa tentang lelaki yang dijodohkan dengannya. Ia akan siap dengan kejutan.

"Udah siap, Nak?" tanya Bunda sambil mendorong pintu kamar Kyra. "Wah! Anak Bunda cantik banget. Bunda tahu kamu bakal cocok sama gaun itu. Tapi, kamu kayaknya kurusan, ya? Kamu harus jaga berat badan kamu, jangan terlalu kurus, jangan terlalu gendut. Kamu harus sempurna secara fisik."

Kyra menatap dirinya di cermin dengan tak bersemangat. Ia sangat tidak suka bundanya menyinggung soal kesempurnaan fisik. "Baik."

"Yaudah. Yuk! Ayah udah nungguin di ruang tamu." Sambil merangkul lengan Kyra, Bunda menarik tubuhnya keluar dari dalam kamar. "Inget, ya. Jangan lupa tetep senyum. Kalau kamu ngerasa nggak enak badan, harus ditunjukkan dengan jelas supaya dapat simpati mereka, tapi buat jangan seakan-akan kamu benar-benar lemah. Ngerti?"

"Baik."

Ayah sudah memakai jas formal yang sangat rapi, tengah berdiri di ruang tengah sambil merapikan dasinya. Ketika Kyra menuruni anak tangga di belakang Bunda, Ayah membalikkan badan dan menatapnya. Ia tersenyum, tapi tentu saja itu bukan senyum yang tulus dari sang ayah pada anaknya yang telah tumbuh dewasa. Itu adalah senyum kepuasan yang mengungkapkan bahwa ia bangga pada diri sendiri yang telah berhasil membesarkan seorang anak perempuan untuk menjadi seperti yang ia inginkan.

Kyra duduk di kursi penumpang paling belakang, sedangkan ayah dan ibunya duduk di kursi penumpang tengah. Mobil Alphard putih ini dikemudikan oleh supir pribadi sang ayah, Pak Omar namanya. Lalu, mereka pun meninggalkan kediaman Mahesa yang bak mansion bangsawan Eropa itu.

Pertemuan itu dilaksanakan di sebuah restoran Jepang terbaik di kawasan Jakarta. Mereka sudah dipesankan ruangan VIP khusus untuk pertemuan mereka dengan keluarga pendiri D'Kratos. Perjalanan cukup memakan waktu karena kemacetan, dan hal itu yang membuat Kyra semakin tidak tenang. Kondisinya memang tidak begitu baik sejak pagi tadi, dan ia semakin merasa sesak karena kecemasan. Kalau bisa, ia ingin pingsan saja agar acara malam itu dibatalkan. Tapi, tentu saja, jika sampai ia yang menjadi penyebab pertemuannya dibatalkan, ia akan mendapatkan hukuman.

Mereka pun tiba di restoran Jepang itu, lalu langsung diarahkan oleh seorang waitress perempuan ke ruang VIP yang sudah mereka pesan. Katanya, pihak keluarga D'Kratos sudah tiba lebih dulu, mengingat pihak keluarga D'Kratos-lah yang menyusun perjodohan ini. Hal itu semakin membuat Kyra tidak tenang. Jantungnya pun berdetak semakin kuat dan cepat, sampai rasanya ia ingin memuntahkan jantungnya itu.

"Kyra, sini, Nak," panggil Ayah dengan nada lembut. Dengan wajah yang terpasang tenang, Kyra mendekati Ayah dan berdiri di sampingnya. "Ini, kenalin, temen bisnis Ayah yang paling deket. Ini Om Angga, dan ini Tante Tika."

Kyra mencium punggung tangan sepasang suami istri itu bergantian. "Kyra, Om, Tante," sebutnya dengan ramah sambil menyunggingkan senyum, namun matanya tidak ikut tersenyum.

"Duh, cantik banget, deh. Ini lebih cantik daripada di foto," kata Tika. "Kamu kuliah di ITB, 'kan, ya? Jurusan apa?" tanyanya berbasa-basi.

"Desain Komunikasi Visual, Tante," jawab Kyra.

"Oh, gedungnya nggak jauh dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, 'kan?" tanya Angga, dan Kyra menganggu. "Anaknya Om dan Tante juga kuliah di ITB, tahun terakhir. DIa di jurusan Sistem dan Teknologi Informasi."

"Oh?" gumam Kyra penasaran. "Siapa namanya? Mungkin Kyra kenal," kata Kyra.

"Raka. Raka Akmana."

"Eh?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kyraka   Last but Not Least

    Tentu saja, masalah akan selalu datang dalam hidup sebagai pewarna kehidupan. Masalah berat akan terasa ringan saat ditanggung bersama, saat ada orang yang mau memberikan dukungan meski hanya dengan keberadaannya. Dan, itulah yang terjadi pada hidup Kyra semenjak ia bertemu dengan Raka. Dulu, rasanya ia bisa mengakhiri hidupnya kapan saja. Tapi, kini ia memutuskan untuk terus bertahan dan berjuang karena ia sudah memiliki orang-orang yang berharga. Raka sebagai suaminya, Arden sebagai anaknya dan Raka, sang bunda yang sudah berubah, dan kedua mertuanya yang selalu perhatian.Semenjak Mahesa Group bergabung di baqah D'Kratos, ada banyak sekali perubahan yang sangat baik yang membuat Mahesa Group yang sempat menurun akibat kasus Pratama pun bisa kembali naik dengan sangat cepat. Dalam waktu 1 tahun saja, semua sudah kembali stabil. Kyra bahkan bisa melakukan pekerjaan remot dari jarak jauh. Ia pun punya banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Arden dan Raka. "Babe." Kyra menoleh dan

  • Kyraka   From Bandung To Jakarta

    Kehidupan Kyra sealam di Bandung adalah kehidupan terbaiknya sejak sebelum hingga sesudah mengenal seorang Raka. Namun, ia yakin bahwa dengan tinggal di rumah baru, mencari suasana baru, dan lingkungan bermasyarakat yang baru, ia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dan terbaik di banding sebelumnya. Apalagi, kini telah banyak yang berubah di dalam hidupnya. Mulai dari pernikahannya dengan Raka, memiliki Arden sebagai anak mereka, perubahan sikap NIrmala, diterimanya dengan baik sebagai seorang Kyra yang penyakitan oleh banyak orang, dan kini ia sudah memiliki jantung yang lebih baik berkat bantuan ICD hingga memberinya kesempatan hidup lebih baik. Ia tidak pernah berhenti berterima kasih pada Bandung. Dan, mulai hari ini, ia, Raka, dan Arden akan menetap di Jakarta.Ada begitu banyak alasan yang membuat mereka memilih untuk pindah ke Ibu Kota. Pertama, tentu karena lokasi dengan perusahaan jauh lebih dekat. Orang tua mereka juga dapat berkunjung lebih sering tanpa

  • Kyraka   Harmonis

    Masalah dengan Hisyam dan Galih telah selesai. Mereka berdua mendapatkan hukuman kurungan penjara seumur hidup tanpa remisi atau pengurangan hukuman saat menjalani masa pidananya. Berbeda dengan ibu Hisyam, ia mendadpatkan hukuman kurungan penjara 20 tahun dan sejumlah denda. Sementara untuk Margaret yang telah menuntut cerai pada Hisyam dan disetujui akan mendapatkan hukuman penjara 5 tahun penjara dengan sejumlah keringanan-keringanan yang telah Kyra berikan. Memang, dilihat dari sisi mana pun, Margaret juga korban.Sudah tiga bulan berlalu semenjak resminya penggabungan perusahaan Mahesa menjadi berada di bawah D'Kratos. Selama tiga bulan itu, Kyra menjalani masa istirahatnya dengan cukup tenang. Satu bulan pertama memang sangat tenang untuknya, karena Raka telah menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya memimpin Mahesa Group. Tapi, setelahnya Kyra kembali memegang jabatan sebagai Direktur Utama Mahesa Group meski dilakukannya dari jarak jauh. Tentu saja hal itu akan mencipta

  • Kyraka   Operasi

    "Kalian heboh banget, sih," tukas Kyra sambil bangkit perlahan-lahan dengan bertumpu pada tangan kanannya. Lantas, ia menutup luka di lengan kirinya yang dalam dan mengeluarkan banyak darah.Bagi Kyra, menerima luka tembakan adalah hal yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan sejak dulu. Ada banyak bekas luka yang ia miliki di tubuhnya, dan kini ia harus mendapatkannya kembali. Memang lukanya tidak parah karena ia sempat menghindar di saat-saat terakhir. Meski sudah memakai rompi anti peluru di balik baju yang ia pakai, untunglah luka yang ia dapat hanya luka dalam di lengan kirinya akibat tertembak."Da-Darahnya banyak banget!" kata Raka terbata-bata.Kyra mengangguk. "Daging aku kecongkel panjang dan dalam, jadi wajar darahnya banyak gini. Aku mungkin bakal butuh transfusi kalau dibiarin. Aku juga bakal pingsan," kata Kyra dengan santai. "Karena acaranya juga udah kacau, aku pergi duluan, ya? Kakak urus sisanya aja, nanti nyusul ke rumah sakit. Aku sama King."King sudah mengangkat t

  • Kyraka   Launching

    Kyra sudah siap, pun dengan Raka. Arden mereka titipkan pada Nirmala yang sekarang selalu menjauhi keramaian dan acara-acara besar semenjak kasus Pratama. Bundanya itu lebih senang bersama cucu pertamanya, menghabiskan masa tua dengan bahagia dan jauh dari hal-hal yang merepotkan. Kyra dan Raka turun dari mobil yang sama. Acara launching peresmian bergabungnya Mahesa dengan D'Kratos ini dilaksanakan di ruang aula utama di gedung Mahesa Group. Tentu bukannya tanpa maksud. Hanya di Mahesa Group inilah keamanan bisa terjamin jauh lebih baik. Bagaimana pun juga, Mahesa Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan terbaik se-Indonesia, meski sekarang menurun dan kalah saing semenjak kasus Pratama. Namun, Kyra terus berusaha untuk kembali ke posisi sebelumnya.Tentu saja acara ini amat sangat ramai dan meriah, karena bukan hanya mengundang masing-masing orang penting dari kedua perusahaan, tapi juga orang penting se-Indonesia, termasuk pejabat-pejabat negara yang terlibat di du

  • Kyraka   Persiapan

    "Kamu serius, Kyra?" tanya Raka. Ia baru saja sampai di rumah dan mendapati Kyra sedang berbaring di atas karpet depan televisi, sambil menemani Arden berguling-guling dan mencoba merangkak. "Menunda operasi itu resikonya besar buat kamu. Apalagi, kamu udah memutuskan untuk menunggu Margaret keluar dari penjara untuk menggantikanmu. Kamu tahu kalau tubuh kamu nggak kuat, 'kan? Sekarang aja kita harus mempersiapkan persidangan."Kyra merebahkan tubuhnya terlentang, membuat Raka mendekat untuk bersimpuh di sebelahnya, dan tiba-tiba saja mengecup bibir sang istri. "Duh, Kak. Mendadak amat," ujar Kyra sambil mendorong pundak Raka pelan. Perlahan, ia mengguling tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas pangkuan Raka. "Nggak lama, kok, aku menunda operasinya. Cuma sampai dua kali sidang. Aku janji."Raka menghela napasnya kasar sambil geleng-geleng kepala. "Aku nggak habis pikir, deh, sama kamu, Kyra. Kamu selalu berhasil bikin aku jantungan dan gila."Dengan ringannya, sang istri malah terkek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status