Share

Bab 8

Sama halnya seperti kemarin Luna menghentikan taxi di halte dan menunggu Herrys di sana. Menaiki busway yang di naiki Herrys tanpa sepengetahuan lelaki itu. Kali ini Herrys tidak menghentikan busway di depan universitas, tetapi di depan sebuah rumah sakit swasta. Luna mengikuti lelaki itu seperti bayangan, tanpa terlihat dan tanpa di ketahui .

Herrys menyusuri lorong rumah sakit dan memasuki sebuah ruangan dokter. Tidak ada yang perlu di curigai dengan gerak-gerik Herrys pagi ini sehingga Luna memilih untuk menunggu lelaki itu di taman depan rumah sakit. Ia agak membenci rumah sakit, benci bau dan hawa yang ada dalam bangunan tersebut.

Gadis itu mengenakan headset ke telinga sambil sesekali memandang pintu rumah sakit menunggu sosok Herrys.

"Kenapa kamu menendang bola itu terlalu keras? Kamu lihat sekarang bola itu menggelinding jauh. Sana minta sama om itu!" Dua orang bocah laki-laki berseragam rumah sakit yang sedang bermain bola menarik perhatian Luna. Ia memperhatikan bocah yang kecil berjalan menjauhi partnernya dengan cemberut.

"Om itu bola aku!" Sang bocah memintah bolanya yang sekarang berada di tangan seorang laki-laki berkursi roda, memakai seragam yang sama. Lelaki dua puluh tujuh tahun itu menyerahkan bola pada bocah itu dan mengusap kepalanya.

"jangan sampai kehilangan lagi"

Bukankah itu Kevinardian Isnandar? Aku memang belum bertemu langsung dengannya. Tetapi aku masih mengingat dengan jelas fotonya. Kebetulan sekali.

Luna menegang saat seseorang datang meraih pegangan kursi roda Kevin dan membawanya pergi. Lelaki itu Reza Isnandar. Seseorang yang paling Luna benci di dunia ini. Luna sangat ingin mengikuti dan menembak kepala lelaki itu sekarang juga. Tidak itu terlalu mudah untuknya. Luna akan menghacurkannya terlebih dahulu.

sosok Herrys yang keluar dari pintu rumah sakit menyadarkan Luna. Herrys adalah prioritasnya saat ini. Nanti akan banyak kesempatan untuk mendekati Reza Isnandar.

                                  *****

ini sudah lebih dari setengah jam Luna memperhatikan Herrys yang berjalan bolak-balik di depan kelas. Sebenarnya anak itu berniat masuk kelas atau tidak sih? Luna geram sendiri memperhatikan tingkah Herrys yang hendak masuk kelas tapu seperti takut akan sesuatu. Herrys berjalan kedepan sekitar sepuluh langkah memgangi tali tasnya dengan kencang lalu berbalik lagi dengan sepuluh langkah yang sama. Barangkali pada putaran yang ke dua belas kali Herrys tidak lagi berbalik dang melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Perpustakaan, kembali tempat itu menjadi tujuan Herrys.

oke. Ini kesempatanku mendekatimu!

Luna sengaja hendak menjangkau buku yang sama dengan yang akan di ambil Herrys.

"Oh maaf" Luna memulai aksinya.

"Tidak apa-apa. Ini" Herrys menyerahkan buku yang di tangannya kepad Luna.

"Tidak usah, kau yang menemukan buku itu terlebih dahulu."

"Aku sudah membaca buku ini berkali-kali. Aku senang ada mahasiswa lain yang juga menyukai karya sastra klasis. Jarang sekali ada mahasiswa di rak ini, kalaupun ada paling anak-anak kelas sastra."

Karya sastra klasik? Cerita Cinderella saja hanya kubaca separuh. Terlalu malas membaca cerita yang menye-menye. Ensiklopedi, itu baru buku!

"Kau sepertinya bukan anak sastra? Aku tidak pernah melihatmu di kelas sastra sebelumnya."

"ah ya... aku mahasiswa baru, jurusan..." Kuna melihat kembali profilnya dalam berkas administrasi, "sastra inggris"

Astaga? Sastra? Aku harus bekerja keras dengan buku-buku membosankan ini?

"Pantas saja aku tidak pernah melihatmu. Jadi kau adalah siswa pindahan yang di bicarakan itu?"

"aku tidak menyangka jika aku seterkenal itu. Lalun.. Laluna Aurora." Luna mengulurkan tangannya pada Herrys.

"Herrys.. Herrys Pramu Ilyas."

"Kau tidak ada kelas?"

"Seharusnya aku ada kelas umum.."

"Lalu?"

"Itu.." Herry mengantung kalimatnya.

"Tidak masalah jika kau tidak ingin mengatakannya." Luna memandangi wajah Herrys, gadis itu harus mengorek informasi kenapa Herrys ke rumah sakit pagi ini. " wajahmu tampak pucat, kau sakit? Apa perlu ku antar ke rumah sakit?"

"Tidak... tidak perlu, sebelum ke sini aku dari rumah sakit."

"Hmm?"

"Bayangan itu datang lagi seseorang seperti mengikutiku. Semenjak kakek... ah tidak... apa yang ku bicarakan? Maaf aku harus pergi!" Herrys meninggalkan Luna terburu-buru. 

jangan terburu-buru Luna, buat dia menceritakan segalanya kepadamu sedikit demi sedikit. Setidaknya kau mengetahui sesuatu hari ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status