Bab 368 Monster dari segala monster“Bedebah! Kau ke manakan kain ikat kepalaku berengsek?” bentak Kusman naik pitam.Dia hendak menebas leher Galuh menggunakan goloknya, namun segera ditahan oleh Kasman karena sesepuh perguruan tidak menginginkan Galuh mati.“Hahaha, kain kumal busuk itu telah aku makan. Salah kalian karena tidak memberiku sedikit pun makanan. Bukankah sudah kukatakan bahwa aku sangat lapar!” Galuh tertawa terbahak-bahak.Dia terpaksa memakan sumpal tersebut karena tidak tahan dengan rasa lapar, sementara siksaan dari kedua pria itu dirinya nikmati sebagai hiburan yang sudah tidak lama dia dapatkan.Galuh tahu, kelompok yang menawannya adalah golongan hitam. Tetapi dia tidak bisa membunuh mereka karena perguruan tersebut telah berbesar hati menyelamatkan banyak warga.Hal itu Galuh ketahui saat dirinya dibawa masuk ke dalam goa, di mana di ruang tengah goa terdapat ribuan penduduk yang hidup bergantung pada perlindungan kelompok tersebut.Sedangkan pak tua yang menan
Bab 367 Inti Bunga Api HitamBersamaan dengan terurainya pola simbol keabadian, peti sarkofagus kaisar iblis di depan Lintang juga langsung terbuka, menampilkan gumpalan api hitam berwujud bunga yang melayang di atas jasad seorang anak kecil bertubuh gendut.Jasad anak itu terlihat mengenakan pakaian mewah kekaisaran, memiliki satu tanduk kecil di atas keningnya. Sementara dibagian mulut terdapat dua taring tajam berwarna hitam.Wujudnya hampir sama dengan manusia, berkulit putih, memiliki bulu mata dan alis serta hidung yang tidak terlalu mancung.Sedangkan parasnya seperti bocah berusia 4 tahun, begitu lucu dan menggemaskan.Namun Lintang tidak peduli terhadap jasad anak itu, dia bahkan tidak memperhatikannya karena sedang fokus memandangi bunga inti api hitam.Begitu juga dengan Limo dan Asgar, mereka sama-sama melebarkan mata terkesima dengan aura kuat inti api tersebut.“Me-mengerikan,” Asgar terbata belum pernah merasakan hawa panas sekuat ini.“Kwiii, kwiii,” angguk Limo memben
Bab 366 Mantera Pembangkit Jiwa“Maaf Limo, aku mungkin tidak sengaja telah memicu jebakan di pintu lorong. Tapi jika dilihat dari dampak kehancurannya, aku yakin sang kaisar iblis terdahulu memang sudah merencanakan ini. Dia sengaja memasang jebakan penghancur di ruangan altar agar peti persemayamannya ditemukan,” tutur Lintang ikut merasa bersalah.Dia tahu tentang perjanjian Limo dengan para cacing karena sebelumnya Lintang bisa mendengar percakapan mereka.“Kwii,” Limo menarik napas dalam sebelum kemudian menggeleng sebagai tanda tidak masalah.“Hahaha, jangan khawatir beruang jelek. Aku akan membantumu menghadapi mereka,” Asgar tertawa terbahak-bahak.“Kwii,” ketus Limo.“Biar nanti kupertanggung jawabkan kepada mereka, maaf Limo,” Lintang kembali mengungkapkan penyesalannya.Setelah itu, dia kemudian berjalan menghampiri sarkofagus sang kaisar, meraba setiap aksara pada permukaannya.“Apa? Sial! Ini ternyata bukan segel, tapi mantera pembangkit jiwa,” Lintang melebarkan mata tid
Bab 365 Sarkofagus Kaisar Kuno“Cih! Apa kau lupa? Bahaya adalah teman kita, sementara kematian merupakan mimpi terindah yang sengaja selalu kita kejar. Hanya saja aku tidak mau kita mati secara terpisah,” ketus Asgar.“kwii, kwiii,” angguk Limo membenarkan.“Maaf, ini mungkin salahku,” Lintang menunduk malu.Namun setelah itu dia segera mengajak keduanya menjelajah lebih dalam wilayah reruntuhan karena ada suatu benda yang harus dirinya dapatkan.“Kwi, kwii?” tanya Limo penasaran.“Panjang ceritanya Limo, namun aku membutuhkan bunga inti api hitam untuk memulihkan kekuatanku. Dan bunga tersebut ada di reruntuhan ini,” jawab Lintang.“Sudah kuduga, aku memang merasakan kekuatanmu melemah begitu pesat,” ujar Asgar.“Begitulah, ayo teman-teman, kita tidak bisa membiarkan Madu Lanang menunggu lebih lama lagi,” angguk Lintang.Setelah itu, mereka selanjutnya melesat masuk menyusuri reruntuhan. Sampai ketika tiba di sebuah altar, Lintang menemukan satu lorong menuju ruang bawah tanah.Asga
Bab 364 Petuah Limo dan Cacing Iblis“Kalian lihat sendiri, kuil yang kalian jaga kini telah menjadi reruntuhan. Sementara kaisar iblis yang memberi perintah waktu itu kini telah tiada sehingga tidak ada lagi yang perlu dijaga?” ujar Limo.“Krauuu, kraauuu, krauuuuuu,” para cacing yang lain mulai mempertanyakan peran mereka di kehidupan ini, membuat cacing paling besar terpaku tidak mampu menjawabnya.“Jika aku boleh memberi saran, maka menurutku sekarang kalian bebas memilih jalan hidup masing-masing karena ikatan janji kalian bersama kaisar iblis telah berakhir tepat dengan kematiannya,” tutur Limo memberi pengertian.“Aku tahu, ini tentu akan sulit bagi kalian. Tapi percayalah, melanjutkan hidup akan lebih berati dari pada harus membuang nyawa untuk hal yang tidak berguna,” sambung Limo.“Baiklah! Itu hanya saran dariku karena semua keputusan ada di tangan kalian. Namun kumohon, biarkan aku dan kedua sahabatku memasuki reruntuhan. Aku berjanji tidak merusak apa pun di sana,” tutup
Bab 363 Kemampuan Misterius LimoWush! Wush! Wush!Ribuan lidah milik cacing iblis raksasa berlesatan ke arah Lintang berniat mencabik tubuhnya.Ternyata selain memiliki gerigi, kulit yang tebal, serta lontaran bola energi, cacing-cacing iblis tersebut juga mampu memanjangkan lidahnya.Bukan hanya panjang, tetapi di ujung lidah itu terdapat taji, semacam mata tombak yang menekuk mirip sabit namun memiliki dua sisi tajam.Jangankan tubuh Lintang, batuan besar sekali pun mampu mereka hancurkan dalam satu hantaman membuat serangan lidah cacing raksasa tersebut amat sangat membahayakan.Sementara Lintang saat ini telah banyak kehilangan energi, bahkan kekuatan Sthira miliknya juga telah mencapai batasnya.“Apa? Sial!” Lintang melompat mundur menjauh, berusaha menghindari serangan.Namun jumlah cacing yang banyak membuat pemuda itu terdesak. Sehingga mau tidak mau Lintang harus pasrah menerima ribuan hujaman taji milik lawan.Dan dapat dipastikan dalam kondisi seperti itu, Lintang akan tew