Share

Bab 40

last update Dernière mise à jour: 2025-06-25 19:47:33

"Dia mau tidur di sini?" ulang Andara, seolah ingin meyakinkan diri bahwa ia tidak salah dengar.

"Iya. Kenapa? Kamu cemburu?"

Andara menggeleng cepat. "Aku nggak cemburu, aku jijik," jawabnya.

Ananta terdiam. Sedikit terperangah mendengar jawaban itu. Entah dapat keberanian dari mana sehingga Andara mampu mengucapkannya.

Sebelum Ananta membalas perkataannya, dengan cepat Andara keluar dari kamar setelah terlebih dahulu mengenakan pakaian.

Tepat di depan kamar Ananta, Andara bertemu dengan Marcella yang menunggu di sana.

"Hai istrinya Ananta, sorry mengganggu," sapa Marcella dengan senyum terbingkai di bibirnya.

Andara tahu kata 'istrinya Ananta' yang selalu perempuan itu ucapkan adalah ejekan untuk mengolok-oloknya. Cara halus untuk mengingatkan bahwa kata istri itu adalah status. Sedangkan hati Ananta tidak pernah dimiliki olehnya.

"Masuk aja, kamu udah ditunggu," jawab Andara mencoba terdengar biasa. Luka di hatinya ia sembunyikan di balik ketenangan palsu.

"Wah, pengertian sekali
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
agneslovely2014
wanita indah dalam ketegarannya
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
emang butuh "perawatan" si ananta ini.....hmmmm "kuat" ga ya Andara mengatasi "sakit"nya si suami....
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 42

    Sudah dua puluh menit Andara berkutat di dapur. Matanya ngantuk akibat kurang tidur karena harus mengurus Ananta semalam. Tapi Andara paksakan untuk tetap terbuka.Mungkin bagi orang luar Ananta terlihat seperti pria kaya yang misterius dan antisosial karena tidak adanya pembantu di rumah lelaki itu. Tapi bagi Andara, ia tidak akan heran oleh semua itu. Ia tahu persis apa alasannya. Apalagi kalau bukan karena Ananta ingin menyiksanya. Ananta ingin Andaralah yang melakukan semua pekerjaan rumah tangga. Mulai dari memasak hingga membersihkan rumah. Bahkan menyetrika baju Marcella. Padahal di luar sana ada yang namanya laundry. Sekali lagi, Ananta ingin menjadikan rumah itu neraka yang sunyi dan Andara adalah budak di dalamnya."Kalau sudah selesai antar ke kamarku. Marcella lagi ingin makan di kamar."Andara mendengar perintah itu. Berasal dari mulut Ananta yang berdiri di belakangnya. Andara mengangguk tanpa suara."Jangan lupa setelahnya bersihkan semua. Aku nggak mau ada barang yan

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 41

    Andara berada di kamar Ananta dengan perasaan yang sulit ia beri nama. Tangannya kosong. Tidak ada obat yang bisa ia temukan di rumah itu. Suara napas teratur Marcella di kamar itu membuat udara terasa pengap. Perempuan itu tidur seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah tidak sadar lelaki yang berjam-jam lalu ia rebut kini tidak lagi berada di sisinya. Ia segera keluar.Andara memutuskan untuk kembali ke kamar. Untuk sesaat ia hanya bisa duduk di tepi ranjang tanpa tahu berbuat apa. Tangannya gemetar. Jantungnya berdebar tidak karuan.Sedangkan Ananta meringkuk di bawah selimut dengan tubuh kedinginan seolah hujan deras di dalam mimpinya tadi tembus ke dunia nyata.Seharusnya setelah perlakuan menyakitkan yang tadi diterimanya Andara bisa mengusir Ananta sekarang. Ia berhak, bukan? Ia juga bisa berteriak, memukul Ananta dengan bantal atau mendorongnya dengan paksa. Tapi ia tahu itu tidak akan mengubah apa pun. Tidak akan mengubah siapa yang menjadi pilihan Ananta.Dengan ragu tangan Andar

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 40

    "Dia mau tidur di sini?" ulang Andara, seolah ingin meyakinkan diri bahwa ia tidak salah dengar."Iya. Kenapa? Kamu cemburu?"Andara menggeleng cepat. "Aku nggak cemburu, aku jijik," jawabnya.Ananta terdiam. Sedikit terperangah mendengar jawaban itu. Entah dapat keberanian dari mana sehingga Andara mampu mengucapkannya. Sebelum Ananta membalas perkataannya, dengan cepat Andara keluar dari kamar setelah terlebih dahulu mengenakan pakaian.Tepat di depan kamar Ananta, Andara bertemu dengan Marcella yang menunggu di sana."Hai istrinya Ananta, sorry mengganggu," sapa Marcella dengan senyum terbingkai di bibirnya.Andara tahu kata 'istrinya Ananta' yang selalu perempuan itu ucapkan adalah ejekan untuk mengolok-oloknya. Cara halus untuk mengingatkan bahwa kata istri itu adalah status. Sedangkan hati Ananta tidak pernah dimiliki olehnya."Masuk aja, kamu udah ditunggu," jawab Andara mencoba terdengar biasa. Luka di hatinya ia sembunyikan di balik ketenangan palsu."Wah, pengertian sekali

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 39

    Tangan Ananta masih berada di kulit Andara. Hangatnya masih terasa. Irama napas mereka baru saja reda setelah gelombang-gelombang gairah, dendam dan tekanan yang menyatu di kamar itu.Ananta sudah melepaskan tangan Andara dari scarf yang mengikatnya. Begitu juga dengan penutup matanya. Perempuan itu tidak lagi melawan. Ia kehabisan tenaga setelah lelah berteriak. Hanya saja ia tidak kuasa menahan tangis. Sambil membelakangi Ananta yang berada di balik punggungnya Andara tersedu-sedu.Ananta tidak bersuara. Ia hanya diam seolah begitu menikmati tangisan perempuan itu. Sedangkan tangannya melingkari tubuh polos Andara.Di sela-sela isak, Andara merasakan Ananta menggeser tubuh hingga semakin rapat dengannya. Lelaki itu mengecup pundaknya dengan lembut.Andara benar-benar tidak mengerti pada sikap Ananta. Ananta seperti ... entahlah. Andara sulit untuk menjelaskannya. Setelah tadi menyakitinya, Ananta bersikap seolah tidak terjadi apa-apa."Jangan nangis lagi," bisik lelaki itu di teling

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 38

    Shankara mengembuskan napas panjang sambil menatap layar ponselnya dengan galau. Perasaan pria itu begitu kalut. Masalahnya, sudah tiga hari ini ia mencoba menghubungi adiknya, namun selalu berakhir di kotak suara. Begitu juga dengan pesan yang ia kirim. Hanya centang satu yang keluar. Jadi, bagaimana mungkin Shankara tidak khawatir?Padahal biasanya adiknya itu selalu menjawab. Jika tidak mengangkat panggilan, ia akan membalas dengan pesan singkat atau stiker random, yang memberitahu bahwa setidaknya ia baik-baik saja. Namun, tidak kali ini. Hanya hening. Dan keheningan itu membuat Shankara nyaris gila.Dan Shankara bukanlah tipe orang yang hanya diam jika dihadapkan pada keadaan seperti ini. Andara adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa. Shankara bukan hanya kakak bagi Andara, melainkan juga rumah untuk pulang."Gimana, Ka? Masih nggak bisa dihubungi?" tanya Calista yang sejak tadi memerhatikan suaminya itu."Voice mail. Chat juga centang satu," jawab Shankara resah. Calista

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 37

    "Maaf, Pak, ada yang bisa saya bantu?" Suara Mirza terdengar di balik punggung Andara yang berdiri mematung."Dari tadi saya telepon ke sini tapi nggak tersambung," ucap Ananta datar.Mirza melempar pandang pada telepon. Sejak tadi telepon itu tidak berbunyi."Dari tadi memang nggak ada bunyi telepon, Pak. Mungkin jaringannya ber–""Sudah berapa jam kamu di sini?" potong Ananta sebelum Mirza menyelesaikan perkataannya."Baru beberapa menit, Pak. Apa Bapak butuh sesuatu? Mungkin saya bisa bantu.""Apa kamu nggak punya pekerjaan selain duduk-duduk di sini?"Kata-kata Ananta yang datar namun bermakna tajam itu membuat Mirza gugup."Maaf, Pak. Tadi saya baru dari lantai sepuluh karena Andara nggak balik-balik. Saya pikir ada apa.""Sejak kapan itu menjadi kewajiban kamu? Apa ada di dalam job desc?"Mirza menelan ludah. Kehilangan alasan untuk menjawab. Andara ingin membuka mulut, membela Mirza, mengatakan bahwa semua ini adalah kesalahannya karena dirinya terlalu lama berada di lantai se

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status