Share

Bab 47

last update Last Updated: 2025-06-28 14:14:28

Andara memejamkan mata sambil mengelus perutnya. Ia tidak tahu bagaimana reaksi Shankara jika mengetahui rencananya untuk bercerai dengan Ananta.

Semakin mendekati rumah, detak jantung Andara berdebar semakin kencang. Andara tidak pernah sekhawatir ini menghadapi Shankara.

Taksi yang Andara tumpangi berhenti tepat di depan rumah. Andara turun setelah mengucapkan terima kasih.

Andara tidak langsung masuk. Sejenak ditatapnya pintu rumah yang tertutup rapat sembari menenangkan perasaannya.

Andara memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. Setelahnya ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Tangannya sedikit gemetar saat melakukan itu.

Pintu terbuka dalam dua kali ketukan. Calista yang membukanya. Kakak iparnya itu terkejut melihat presensi Andara. Namun kemudian tatapannya berubah hangat.

"Andara...," ucapnya pelan lalu membawa Andara ke dalam pelukannya.

Andara membalas pelukan itu dan seketika tubuhnya melemas mengingat apa yang akan ia sampaikan nanti.

"Masuk, Ra, Abang ada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 246

    Entah ini kebetulan atau karma kecil untuk Ananta. Tapi sebagian anak-anak memang memiliki kepekaan alami. Mereka bisa menangkap luka yang tidak pernah diceritakan dan menyimpan potongan-potongan rasa sakit yang diwariskan diam-diam dari ibunya. Itu pula yang terjadi pada Kaivan.Meski anak itu masih kecil dan ia tidak tahu apa yang terjadi pada kedua orang tuanya kandungnya, namun semesta bekerja dengan caranya sendiri. Ada rasa asing yang mengendap di dada anak itu setiap kali berada di dekat sosok ayahnya. Rasa yang tidak bisa ia jelaskan, tapi cukup untuk membuatnya menjauh."Om, Kai mau pulang ke Bandung. Kai nggak mau di sini. Kai mau sama Mama. Kai mau sama Papa." Kaivan mulai merengek diiringi oleh air matanya yang berjatuhan."Kai, katanya kita mau lihat lumba-lumba. Dia lucu lho. Dia bisa loncat, terus nanti Kai bisa pegang juga. Kalau di Bandung mana ada lumba-lumba." Shankara berusaha membujuk keponakannya itu. Ia tidak mau rencananya gagal. Ia harus bisa mendekatkan Kaiva

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 245

    Pagi-pagi sekali anak-anak itu sudah bangun. Mereka mengguncang-guncang badan Shankara yang masih pulas dalam tidurnya.“Om, bangun! Bangun! Kita mau jalan-jalan!” teriak Kaivan dengan suara khas anak kecil.Thalia ikut menepuk-nepuk lengan papanya. “Pa, ayo! Kai sudah siap, aku juga sudah ganti baju.”Shankara membuka mata dengan malas lalu mengusap wajahnya. “Astaga, pagi-pagi sudah ribut. Kalian ini nggak bisa lihat Om masih ngantuk?” gumamnya, meski senyum tipis menyelip di bibirnya.Namun, begitu melihat wajah ceria kedua anak itu, kantuknya seketika menguap. “Om janji mau ajak jalan-jalan.” Kaivan meraih tangan Shankara, menarik-nariknya dengan penuh semangat.“Janji ke mana?” Shankara mengernyit, pura-pura lupa.“Katanya mau lihat lumba-lumba di Ancol!” sahut Kaivan cepat. Matanya penuh binar. “Kak Thalia juga mau, kan?”Thalia mengangguk bersemangat, rambutnya bergoyang. “Iya! Aku udah nggak sabar mau lihat lumba-lumbanya loncat-loncat."Shankara menghela napas pasrah. Ini ba

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 244

    Informasi yang diterimanya dari Kaivan membuat Andara tidak kuasa menahan rasa penasaran.Shankara yang keselamatannya semakin terancam, dengan cepat mengambil alih handphonenya dari Kaivan sebelum anak itu bicara macam-macam."Hai, Ra, nggak usah dipikirin ya yang dibilang Kai.""Siapa yang sakit, Bang? Tadi Abang mampir ke mana dulu?" buru Andara menyelidiki."Itu, Ra, supplier spare part langganan Abang. Jadi tadi Abang mampir dulu. Makanya baru nyampe rumah jam segini.""Sakit apa? Kenapa kayaknya Kai takut?""Oh itu. Jadi teman Abang itu diinfus makanya Kai bilang jarum. Ada yang mau kamu omongin lagi sama Kai? Abang mau rebus air panas buat mandi dia." Shankara buru-buru mengalihkan."Coba kasih hpnya ke Kai, Bang."Ponsel Shankara pindah pada Kaivan. Selama hitungan menit ibu dan anak itu mengobrol berdua. Shankara mendengarkan dengan saksama. Syukurlah Kaivan tidak lagi membahas soal Ananta.

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 243

    Shankara menarik napas panjang sambil membujuk Kaivan agar tetap bertahan di sana. Lelaki itu berlutut di lantai sembari meletakkan kedua tangannya masing-masing di bahu Kaivan."Kai, coba dengar Om dulu." Ia mencoba menenangkan Kaivan yang gelisah. "Malam ini kita menginap di sini, besok baru kita pulang ya?" bujuknya."Nggak mau!" Kaivan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Kai mau main sama Kak Thalia.""Tapi Kak Thalia nggak ada di rumah. Dia di rumah Tante Calista.""Kalau gitu Kai mau pulang ke Bandung sekarang. Kai mau telepon Mama. Suruh Mama jemput sekarang." Kaivan mulai merengek.Shankara semakin panik. Ia tidak mau Kaivan mengadu pada Andara yang membuat semua jadi kacau."Ka, nggak usah dipaksa," ujar Ananta. Suaranya terdengar lemah.Shankara menatap sahabatnya itu. Ia bisa merasakan perasaan Ananta. Lelaki itu pasti sangat sedih."Ya udah, kita telepon Mama, tapi nanti kalau udah nyampe rumah ya." Shankara memutuskan untuk mengalah daripada memperunyam suasana. "Sekarang

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 242

    Anak kecil itu memandangi pria dewasa di sebelahnya dengan benak dipenuhi pertanyaan. Ia berusaha menyerap informasi yang tidak sanggup ia cerna."Papa? Papa Kai, kan, lagi di Bandung, Om," ujarnya bingung.Shankara sempat terdiam sepersekian detik, lalu tersenyum kaku. "Oh iya, Om lupa. Om salah bicara. Bukan papa Kai maksudnya, tapi teman Om."Kaivan memiringkan kepalanya. “Teman Om?"“Iya, dia teman Om. Orangnya baik. Nanti Kai bisa kenalan,” jawab Shankara, mengusap kepala mungil itu.Bocah itu tampak belum sepenuhnya puas dengan jawaban sang paman, tapi akhirnya mengangguk kecil. “Kalau baik, Kai mau. Tapi Om ikut ya?”“Ikut dong. Om nggak bakal ninggalin Kai.”Shankara menggandeng tangan Kaivan menuju rumah. Setiap langkah kecil bocah itu terdengar jelas, seakan menambah degup jantung yang berkejaran di dada Shankara sendiri. Ia tahu cepat atau lambat kebenaran akan terungkap, tapi untuk saat ini ia memilih menjaga agar hati anak itu tidak kaget terlalu cepat. Dan tentu saja aga

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 241

    Andara menata pakaian Kaivan ke dalam koper kecil berwarna biru. Kaivan duduk di tepi ranjang. Kakinya yang mungil berayun-ayun. Sesekali ia mencoba memasukkan mainan dinosaurus kesayangannya ke dalam koper.“Kai, cuma boleh bawa satu mainan, sayang. Itu koper isinya baju, bukan kebun binatang,” ucap Andara sambil melipat kaus bergambar lumba-lumba.“Tapi Kai mau bawa T-Rex sama Triceratops juga,” rengek bocah itu dengan wajah penuh strategi.Andara menghela napas, lalu menatap matanya yang bundar. “Dua mainan, nggak lebih. Mama titip T-Rex, Kai boleh pilih satu lagi buat dibawa. Deal?”“Deal!” seru Kaivan ceria, lalu menyelipkan Triceratops kecil ke sudut koper.Shankara yang dari tadi bersandar di pintu setelah Kaivan memaksa melihat kamarnya yang estetik, hanya tersenyum melihat interaksi ibu dan anak itu. “Ra, jangan terlalu keras, namanya juga anak-anak. Kalau bawa mainan segambreng juga nggak masalah.”Andara spontan memandang. “Abang gampang ngomongnya. Nanti kalau barangnya ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status