Share

Let Me
Let Me
Penulis: Bee Happy

Prolog

'Ri, maaf aku tidak bisa pamit secara langsung, tapi aku sudah dikejar waktu. Aku kuliah dulu ya, nanti malam kita bertemu.'

Begitulah pesan dari Regina yang dibaca oleh Maria. "Ck," berdecak, Maria menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan kesal. "Menyebalkan sekali," gerutu Maria mengusap wajah suntuknya.

Maria itu hanya ingin satu hal, bisa berduaan dengan Regina, itu saja. Sangat simple bukan? Namun, sangat sulit ia dapatkan, sialan.

Kembali membawa tubuh duduk, Maria menuruni ranjang.

"Mau ke mana?" Namun, ingat ada Mario di sini, pria itu yang sedari tadi diam mengupas buah apel langsung saja bersuara saat melihat gerakan Maria.

"Bukan urusanmu," menjawab ketus.

"Itu urusanku, kau dititipkan denganku." Datar nan santai, Mario meletakan buah dan pisau yang ada di tangan ke meja depan sofa.

"Aku bukan barang dan diam saja sebagai penonton." Maria sudah menarik pakaiannya yang terlipat rapih di atas nakas sisi ranjang.

"Sorry, Maria, di sini aku bukan penonton."

Terkejut, Maria auto menoleh saat mendengar suara Mario tepat di belakang telinganya.

"Aku pemeran," lanjut pria itu merampas pelan pakaian Maria dari tangan si wanita yang masih terkejut, terbengong akan aura Mario.

"Jadi, diam di sana sebelum aku melakukan hal yang tidak pernah kamu bayangkan."

Kedua mata Maria membulat lebar, apa pula maksud pria ini? "Kembalikan pakaianku!" ujar Maria begitu sadar dari keterkejutan.

Bahu Mario mengedik, Maria melihat itu, si pria terlihat menantang dirinya walau kini sedang memunggungi. "Kembalikan atau-"

"Apa?" tanya Mario memotong, memutar tubuhnya agar mereka kembali saling menatap.

Well, jarak tubuh keduanya sudah lumayan jauh, sekitar tujuh sampai sepuluh langkah.

"Aku akan melakukan hal yang tidak pernah kau bayangkan," ucap Maria mengikuti kalimat Mario.

Si pria tersenyum kecil. "Lakukanlah, aku suka hal mengejutkan."

Siapa yang menyangka Mario akan bersikap begini? Tidak ada! Termasuk Maria bersama smirk antagonisnya, mulai melangkah mendekati Mario.

Berdiri saling berhadapan, mereka menatap satu sama lain, dua anak manusia dengan nama yang beda tipis, Maria dan Mario sama-sama memasang mimik menantang, tidak mau kalah, tidak mau memperlihatkan kelemahan, keduanya punya tekad yang sama kuat untuk menang.

"Kau menantangku, Mario?" berbisik tanya, suara ini menggeram rendah menahan emosi.

"Jika itu sebutan menariknya," balas Mario santai, namun tetap datar.

Maria diam, menggempalkan kedua tangan, menatap tajam tepat ke dalam mata kaum adam di depannya.

"Maka aku terima tantanganmu." Dengan gerakan cepat tubuh Maria melompat naik memeluk leher Mario.

Bugh!

Membuat si pria jatuh terjengkang ke atas lantai rumah sakit dengan sadisnya. Punggung Mario pantas mendapatkan ucapan mampus sangkin sakitnya.

"Aku juga suka yang menantang." Sedang Maria tidak merasa bersalah, menarik pakaian yang ada digenggaman Mario dengan senyum menang.

Kalau sudah begini, Mario tahu tandingannya bukan sembarang wanita. Dan adegan mereka belum selesai, Maria kembali berdiri, ambil jarak mundur dari Mario.

Wanita dua puluh lima tahun itu melepas kancing pakaian pasien yang ia gunakan dengan pelan, masih sambil menatap pria di bawahnya, Mario yang masih belum bergerak bangkit.

Ini seru, Mario sudah tertarik dan semakin mendekat maka dia semakin tertarik, perfec, gadis itu berhasil membuat satu pria ingin menaklukannya. "Ya, itu tadi sangat menarik," gumam Mario bangkit dari posisi, menyugar rambut yang sedikit berantakan dengan kelima jari tangan kanan.

Maria mengedikan bahu, tidak pakai malu ia berganti pakaian di depan Mario.

Ugh, ini cobaan, tanpa bisa dicegah Mario mengulum bibirnya sendiri. Apakah Maria tidak sadar dia cukup seksi di mata kaum adam? Bahkan Jefri dan Bio pun mengakui. Andai saja wanita itu cukup normal dan waras, pasti semua tampak mudah.

"Aku pastikan kau tidak keluar dari sini, Maria," ujar Mario mengambil langkah, mengikis jarak.

"Itu tekadmu, tapi tekadku berbeda, sorry."

God! Maria memang lawan Mario, dan entah sejak kapan si pria sudah berdiri di depan Maria yang baru memakai pakaiannya. "Maka ayo kita lihat tekad siapa yang akan tercapai," bisik Mario.

Oh ya, mereka menyenangkan!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status