Share

Lingerieku Dipakai Pembantuku
Lingerieku Dipakai Pembantuku
Penulis: Siti_Rohmah21

Bab 1

"Mbak Mona, baru pulang dari luar kota ya?" tanya tetanggaku, Bu Susi. Ia melakukan kegiatan pagi seperti ibu-ibu kompleks biasanya, menyapu halaman rumah. 

Aku yang baru saja memarkirkan mobil Honda Freed warna putih kesayanganku sontak mengeluarkan kepala dari kaca.

"Ya, Bu, sebentar ya ngobrolnya, saya matikan mesin mobil dulu," jawabku sambil cabut kunci mobil.

Kemudian, aku lepaskan seat belt yang masih kukenakan, lalu turun dari mobil dan menghampirinya, sekalian memberikan oleh-oleh dari kota Bandung.

Sebelum pulang, aku membeli mochi untuk Rinta, pembantuku yang bekerja di rumah hanya setengah hari. Ya, aku hanya memintanya bekerja setengah hari, mencuci dan masak untuk suamiku. Setelah itu kupastikan ia pulang. Sebab, kami memiliki perjanjian khusus di atas materai. 

Aku mendekatinya, lalu menyodorkan mochi ke tangannya. "Ini oleh-oleh untuk Bu Susi," ucapku sambil menyunggingkan senyuman. 

"Loh ini buat Rinta ada nggak?" tanya Bu Susi balik.

"Ada, aku sudah beli lebih," jawabku singkat. 

Bu Susi celingukan ke arah rumahku, seperti mengintai seseorang. Lalu mulutnya mendekat di telingaku. "Mbak Mona, Rinta itu semalam bermalam di sini," bisik Bu Susi. 

Aku terkejut mendengar penuturan tetangga yang usianya lebih tua dariku itu. Anaknya juga sudah dua dan beranjak dewasa. Sedangkan aku, masih berusia 24 tahun, belum memiliki anak pula.

"Bu, nggak mungkin Rinta seperti itu, kami ada perjanjian, jika dia melanggar maka akan didenda 10 juta rupiah," bisikku juga.

"Ya sudah kalau Mbak Mona nggak percaya, saya masuk dulu ya Mbak, terima kasih oleh-olehnya," timpal Bu Susi sedikit melipat wajahnya seraya tersinggung karena aku tidak percaya. 

Tinggal di perumahan itu sensitif, kadang ada banyak ibu-ibu macam Bu Susi ini, mudah menggosip dan mengadu domba, tersinggungan pula. Kalau sudah ketemu yang seperti ini, aku hanya menggelengkan kepala. 

Aku pun masuk ke dalam. Lalu langsung menuju dapur karena aroma masakan sudah tercium dari pelataran rumah. 

"Wah, masak apa, Rin?" tanyaku pada asisten rumah tangga yang bekerja sudah enam bulan lamanya. 

"Loh, Ibu sudah pulang? Kirain besok, Bu," sahut Rinta membuatku mengernyitkan dahi. Sebab, aneh sekali mesin mobil tidak ia dengar, padahal aku udah sempat ngobrol juga dengan Bu Susi. 

"Emm, kamu sibuk masak ya, sampai tidak dengar suara mesin mobil? Udah nih oleh-oleh buat kamu, aku mau mandi dulu, abis itu siapin sarapan ya, Rin," suruhku kemudian beranjak ke kamar.

Aku mandi di bawah shower yang mengericik air. Rasa lelah pun hilang seketika dihujani air hangat yang kusetel supaya tidak masuk angin karena baru saja pulang sudah langsung mandi. Tekanan air pada shower membuatku terpejam ketika air mengucur di kepala. 

Selepas mandi, aku meraih handuk yang berada di gantungan baju. Namun, aku terkejut ketika melihat lingerie milikku menggantung di sana.

"Lingerie? Bukankah aku di Bandung selama lima hari? Dan sebelum aku pergi pun cucian sudah tidak ada," gumamku sendirian di kamar mandi.

Aku menghela napas, seketika terlintas ucapan Bu Susi tadi. Aku terdiam, berusaha untuk tidak berpikir negatif dengan wanita yang berkelahiran tahun 2000 itu. Ya, usia Rinta 3 tahun lebih muda dariku.

Kemudian, aku menggosok tubuh ini dengan handuk, lalu menggosok rambut juga supaya cepat kering. Setelah itu berpakaian dan segera ke dapur lagi untuk sarapan. 

Aku menghentakkan kaki, awalnya kencang, tapi dari jauh aku mendengar suara orang yang sedang bicara melalui sambungan telepon. 

"Untung kamu berangkat lebih pagi, Mas, istrimu pulang lebih cepat, tapi aku takut nih, soalnya lupa dengan lingerie milik istrimu yang belum kuamankan ke mesin cuci, bagaimana ini, Mas?" Aku mendengar sedikit percakapan Rinta. Itu pasti Mas Ari yang dihubunginya. Tidak salah lagi, yang dikatakan Bu Susi pasti benar. 

Aku melipat kedua tangan ini di atas dada, dan berdiri tepat di belakang Rinta. Dengan senyuman yang sengaja kulayangkan, aku menepuk bahu wanita berparas ayu itu.

Ia menoleh sambil menggenggam ponsel yang tadinya diletakkan di telinga. Sebab, ia pasti tahu yang menepuk bahunya adalah Monalisa Maharani. Matanya terlihat membulat bak seperti orang yang tersedak biji rambutan. 

"Lingerie?" sindirku dengan sengaja. 

---------

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
baca pertama langsung ketahuan keren
goodnovel comment avatar
KokoSan
bagussssss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status