Share

Lolos Dari Neraka
Lolos Dari Neraka
Penulis: Kelinci Nanbo

Bab 1

Penulis: Kelinci Nanbo
“Kamu setuju atau nggak kalau aku menjalin hubungan dengan putrimu?”

Larut malam, aku tengkurap di atas ranjang. Tubuhku menelungkup sepenuhnya, pinggul terangkat tinggi, membiarkan pria di belakangku mencengkeram rambutku kuat-kuat, menghentakkan tubuhku seolah-olah sedang menunggang kuda.

Kata-kata yang ingin keluar dari mulutku berubah menjadi desahan yang gemetar.

“Me… memangnya ada orang minta restu dari ibu pacarnya… dengan cara begini….”

Namaku Elvina, aku seorang guru bahasa inggris.

Malam itu, aku datang ke rumah muridku yang bernama David, untuk memberikan les tambahan.

Baru saja menjelaskan satu materi, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, disusul dengan bunyi pakaian dilepas dan suara perempuan menggoda. Terdengar mulutnya sedang sibuk melakukan sesuatu.

“Besar sekali… ugh… mulutku… sudah nggak muat lagi.”

Awalnya, kupikir itu anggota keluarganya yang pulang, jadi aku pun cuek saja.

Namun, lama-kelamaan suara di luar semakin panas dan keras, membuatku curiga. Aku pun membungkuk diam-diam, mengintip lewat celah pintu.

Dari sudut pandangku, terlihat seorang pria tinggi kekar. Tingginya hampir dua meter. Dia sedang memamerkan perut berotot yang berkilau dan menindih seorang gadis bertubuh ramping, lalu dengan brutal menggerakkan tubuhnya sekuat tenaga.

“Ugh, aku nggak kuat lagi… kamu benar-benar ahli mempermainkan perempuan….”

Tubuh putih mulus si gadis bergetar hebat, seolah tak sanggup menahan hajaran dari pria itu dan mulai mengeluarkan suara lirih seperti tangisan tertahan.

Aku menutup mulutku tak percaya, mata membelalak melihat pemandangan di depanku.

Gadis itu Mia, putri tiriku.

Delapan tahun lalu, saat baru saja lulus kuliah, aku sedang bersiap menikah dengan pacarku. Tapi, saat menjalani pemeriksaan kesehatan pranikah, aku didiagnonis mengidap kelainan bawaan yang membuatku mandul.

Padahal, menurut dokter, peluang untuk sembuh cukup besar kalau menjalani operasi kecil. Kalau tetap tidak berhasil, masih bisa coba program bayi tabung.

Namun, pacarku malah memilih memutuskan hubungan.

Setelah putus dari pacarku, lewat kenalan seorang kerabat, aku bertemu dengan pria yang sekarang jadi suamiku. Dia seorang duda yang memiliki seorang putri berusia sepuluh tahun. Kami saling jatuh cinta dan akhirnya menikah dalam waktu singkat.

Namun kemudian, suamiku meninggal dunia karena kecelakaan. Sejak saat itu, aku menjadi janda dan membesarkan Mia seorang diri sampai dewasa.

Sungguh tak pernah terpikirkan olehku, aku akan menyaksikan sisi Mia yang begitu memalukan dan itu terjadi di rumah muridku sendiri.

Terutama pria yang bersamanya itu, kulitnya gelap dan tubuhnya kekar sekali.

Sedangkan Mia begitu putih, mungil dan ramping. Dia sanggup menahan itu semua?

Melihat Mia terengah-engah sampai nyaris kehabisan napas, tenggorokanku jadi kering dan keringat dingin mulai membasahi dahiku.

Apa yang harus kulakukan?

Tiba-tiba, David yang berdiri di belakangku ikut mengintip keluar, “Itu pacar baru kakakku. Nafsunya tinggi sekali, tapi cepat lelah.”

“Minggu lalu, aku dan kakakku main bersamanya seharian, dia sampai pingsan….”

Aku terkejut mendengarnya, reflek berbalik dan mendorong David, melarangnya untuk bicara sembarangan.

Namun, tubuhnya justru mendorongku hingga aku terhuyung dan terjatuh telungkup di lorong ruang tamu. Rokku bahkan terangkat sampai ke pinggang, memperlihatkan celana dalam renda transparan yang kukenakan.

“Bu guru!”

Melihatku terjatuh, David segera mendekat, berniat membantuku berdiri.

Namun, tangannya malah bergerak sembarangan. Tangan kirinya meremas dadaku, sementara tangan kanannya menyelusup di antara pahaku dan mengait ke atas, membuat tubuhku terangkat dalam posisi tengkurap.

“Ugh… kamu….”

Sebuah sensasi luar biasa yang belum pernah kurasakan sebelumnya tiba-tiba menyerang hebat, membuatku tak bisa menahan teriakan. Ujung jari kakiku yang bertumpu pun nyaris terangkat dari lantai dan tanpa sadar, otot bokongku menegang kencang.

Satu-satunya hal yang bisa kurasakan hanyalah paha yang menjepit lengan tangannya bergerak hebat, tak bisa berhenti sama sekali.

Begitu aku akhirnya bisa mengatur napas dan berdiri dengan stabil, barulah kusadari kalau Dennis dan Mia sudah tidak ada di sofa.

Hanya dari suara-suara yang terdengar dari kamar lain, aku bisa menebak kalau mereka masih terus melakukan hal itu.

“Bu guru, kamu kenapa?”

“Nggak… nggak apa-apa.”

Melihat sorot mata David yang penuh godaan, sekujur leherku langsung merinding, hampir saja aku terjatuh lagi. Dengan panik, aku mendorongnya menjauh.

“Kamu masuk dulu ke kamar. Kalau aku nggak memanggilmu, jangan keluar!”

Begitu dia masuk ke dalam, aku langsung terduduk di lantai. Pelan-pelan, aku mengangkat rokku dan menunduk melihat, ternyata sudah basah kuyup.

Ya ampun!

Bisa-bisanya aku tergoda?

Padahal aku bukan wanita murahan. Sejak suamiku meninggal, aku selalu menahan diri, tak pernah sekalipun terpikir untuk mencari laki-laki lain.

Namun sekarang, aku sampai bingung sendiri.

Pemandangan yang sempat kulihat tadi, ditambah dengan perlakukan David barusan, membangkitkan kembali sedikit kenangan hubungan intimku dulu.

Untuk pertama kalinya aku sadar, ternyata seorang pria bisa sebuas banteng liar.

Tanpa perlu teknik, tanpa perlu gonta-ganti posisi, hanya dengan kekuatan murni, bisa sepenuhnya menaklukkan seorang wanita.

Itu sesuatu yang tak pernah mampu dilakukan mantan pacar dan suamiku.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lolos Dari Neraka   Bab 7

    Mia tak bisa menahan rasa takutnya dan menjerit keras.Teriakannya menembus kekacauan yang sedang terjadi.“Jangan pukul ibuku!”Teriak Mia sambil menangis saat melihatku bertarung melawan Dennis.Meski tenaganya kecil, dia tetap memberanikan diri dan menggigit lengan Dennis dengan keras.Namun, tentu saja tubuh kecilnya bukanlah tandingan Dennis. Sekali kibasan, tubuhnya langsung terhempas ke lantai.Melihat putriku jatuh, naluri keibuanku benar-benar meledak.Aku berteriak marah dan nekat menerjang Dennis seperti orang gila, sambil berteriak ke arah mereka, “Cepat pergi!”Sebuah pukulan keras dari Dennis membuatku terjatuh ke lantai dan tinju-tinjunya menerpa tubuhku tanpa ampun.Setiap pukulan membawa rasa sakit luar biasa. Tulang-tulangku terasa menjerit, otot-ototku gemetar dan setiap napas bagai sayatan.Dengan susah payah, aku membuka mata, samar-samar kulihat dua sosok kecil berlari menjauh. Saat itu juga, hatiku sedikit tenang.Asal mereka selamat, itu sudah cukup.Begitu mer

  • Lolos Dari Neraka   Bab 6

    Tak lama kemudian, kesempatan pun datang.Sekarang saatnya!Aku mengepalkan tangan, mengambil jepit rambut tajam yang sejak tadi kusimpan dibawah tubuhku, lalu mengarahkan seluruh tenagaku untuk menusuk matanya.Teriakan menyayat dari mulut David langsung pecah memenuhi ruangan. Dia berguling-guling di lantai sambil memegangi matanya.Mumpung dia kesakitan dan kehilangan akal, aku dengan sigap meraih gantungan kunci di pinggang celananya dan berlari ke arah pintu.Kedua gadis kecil di belakangku sempat terkejut melihat pemandangan yang mengerikan itu. Mata mereka terbelalak, wajahnya membeku dalam ekspresi ketakutan.Tanganku gemetar saat mencoba membuka pintu. Beberapa kali kunci tak pas dengan lubangnya karena aku terlalu panik. Aku menahan napas dan mencoba fokus.“Aaarghh! Mataku!”David masih berteriak kesakitan di belakangku. Aku takut suara teriakannya bakal menarik perhatian Dennis. Aku pun memaksa diri untuk tetap tenang.Klik! Akhirnya terdengar suara kunci terbuka. Aku langs

  • Lolos Dari Neraka   Bab 5

    Aku dan Mia saling berpelukan erat, tak tahu sampai kapan hidup dalam kurungan ini akan berakhir.Setiap kali malam tiba, seluruh ruang bawah tanah ini akan gelap gulita, bahkan sampai tak bisa melihat jari sendiri.Di tempat yang dingin dan lembap ini, aku dan putriku terjebak dan waktu seolah berjalan sangat lambat.Namun, seiring berjalannya hari, kami mulai terbiasa dengan gelap dan lembapnya tempat ini.Namun, keinginan untuk kabur justru semakin hari semakin kuat.Aku harus membawa Mia keluar dari neraka ini.Setiap kali datang memberi kami makan, hanya satu dari mereka yang muncul, entah itu David atau Dennis. Biasanya mereka hanya datang setiap tiga hari sekali.Dua hari sisanya, saat mereka tidak muncul, itulah satu-satunya kesempatan kami untuk melarikan diri.Aku mulai mengamati dinding dan lantai dengan seksama, mencari celah atau tempat tersembunyi yang mungkin bisa jadi jalan keluar.Namun, setelah menelusuri sekeliling, hasilnya nihil.Tempat ini hanyalah ruang bawah tan

  • Lolos Dari Neraka   Bab 4

    Melihat sosok David yang belum pernah kulihat seperti ini, aku langsung terpaku di tempat. Kemudian, aku langsung bersujud di lantai, nyaris memohon padanya,“Mia demam tinggi, aku butuh obat penurun demam!”Namun, wajahnya sama sekali tak menunjukkan emosi, seolah semua ini tak ada hubungan dengannya.“Itu bukan urusanku.”David benar-benar tak peduli dengan permohonanku. Penderitaan dan keputusasaanku seperti tak terlihat olehnya.Aku tak percaya, itu kalimat yang keluar dari mulutnya.Di luar, hujan masih mengetuk-ngetuk jendela, seperti memukul dadaku dengan keras, menimbulkan gelombang kecemasan yang tak berhenti.Sangking putus asanya, suaraku sampai bergetar menahan tangis. Aku nekat mengungkit kenangan semalam, berharap dia mau membantu.“David, tolong… anggap saja demi diriku, berikan sedikit obat untuk Mia, ya? Dia nggak boleh terus dibiarkan begini.”Aku merendah sedalam-dalamnya, tapi tetap saja tak ada belas kasihan dari dirinya.Dengan pandangan meremehkan, dia menatapku

  • Lolos Dari Neraka   Bab 3

    Melihat keadaan yang semakin tak terkendali, rasa panik terus-menerus membanjiri hatiku, “Awas!”Dalam kepanikan, aku berteriak sekuat tenaga, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman mereka.Namun, diriku mana mungkin bisa melawan dua pria dewasa. Baru saja hendak melawan, tanganku sudah langsung ditahan erat, sama sekali tak bisa bergerak.Kedua tanganku mencengkeram sprei sekuat tenaga, ujung jariku sampai memutih karena terlalu keras mencengkeram. Setiap otot tubuhku berusaha melawan, tapi aku tahu betul, semua itu sia-sia.Perlahan, harapanku pun larut dan benar-benar putus asa.Di tengah pandangan yang kabur, akhirnya aku kehilangan kesadaran sepenuhnya.Aku terbangun karena rasa dingin yang begitu menusuk. Begitu membuka mata, hanya ada sedikit cahaya yang masuk dari celah di atas kepala, cukup untuk menerangi sedikit area di sekitar kami.Cahaya itu bagaikan benang tipis, samar-samar menyinari dinding dan lantai.Udara penuh dengan kelembapan, dinding, serta lantainya dilapisi

  • Lolos Dari Neraka   Bab 2

    Entah sudah berapa lama waktu berlalu, sampai akhirnya teriakan nyaring dari Mia menembus dinding dan menyadarkanku dari lamunan.Wajahku langsung memanas, bukan hanya karena menguping, tapi juga karena lamunan liar yang tiba-tiba muncul dan membangkitkan hasrat yang sudah lama kupendam.Dibandingkan dengan siksaan fisik, justru pikiranku sendiri yang membuatku merasa malu dan terpuruk.Beberapa menit kemudian, Mia keluar dari kamar, mengenakan kaus pria yang panjangnya hanya sampai paha. Jelas terlihat tak memakai pakaian dalam. Sambil mengusap pipinya, dia berjalan keluar dengan posisi tubuh yang agak aneh.“Ibu, kok kamu di sini?”“Harusnya aku yang bertanya padamu.”Aku mengambil celana dalam renda warna merah muda dari pojok sofa dan menyodorkan ke tangannya, “Cepat pakai ini.”Tiba-tiba, lelaki muda bertubuh kekar keluar dari kamar. Dia hanya mengenakan celana dalam dan bentuknya yang menonjol jelas terlihat, susah untuk diabaikan.Tubuhnya sangat tinggi, lengannya bahkan hampir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status