Share

Bab 3 Dipaksa Akur

        Saling tidak nyaman, dan bermanja mengajak pacarnya pulang adalah rasa yang ditunjukkan Melody dan Rey kepada pasangannya.

        Clarisa melihat tingkah kesal dan manjanya Rey untuk mengajak pulang, membuatnya tertawa dan membawa badan Rey ke dalam pelukan.

        Berbeda dangn Yoga, ia malah semakin bertanya pada Melody apa yang membuatnya bermusuhan dengan Rey. Pertanyaan itu membuat Melody semakin kesal. Kekesalan melody memuncak ketika melihat pasangan musuhnya romantis.

        Melihat tatapan tajam Melody kearahnya. Rey malah menunjukkan pelukan eratnya kepada Anjelin. Mengetahui itu Melody berlari ke arah batu karang yang jaraknya jauh dari tempat Yoga.

“Sayang udah ya jangan marah-marah lagi” rayu Yoga pada Melody

“Sudah jangan banyak bicara aku badmood ya ini” ketus Melody pada Yoga

        Kemudian mereka menikmati suasan pantai dengan gaya romatis yang berbeda. Rey mengajak Anjelin bermain lumpur dan berlari. Sedangkan Yoga duduk santai dan Melody bersandar dipundaknya namun sesekali melihat ke arah Rey.

        Tidak ada yang bisa mengalahkan keromantisan pasangan Rey dan Clarisa. Mereka berjuang masuk sekolah yang jadi impiannya bersama-sama.

        Berjuang bersama untuk merubah diri menjadi tidak cupu lagi. Saling melengkapi dan menyempurnakan adalah deskripsi dari pasangan itu.

        Yoga yang jenuh mengajak Melody untuk bermain yang sama dengan Rey. Mengetahui itu Melody merasa senang. Mereka berdua akhirnya bermain lumpur. Berbagai tantangan yang diberikan masing-masing selalu berhasil. Akhirnya mereka berdua tidak menikmati, dan memutuskan untuk mencari kerang.

        Rey dan Clarisa Anjelin masih asik bermain, kali ini dia main tebak-tebakan. Jika tidak bisa menebak gerakan yang diberikan maka akan dilempar lumpur. Sesederhana itu bisa membuat mereka bahagia.

        Melihat pacaranya yang kesal. Yoga menenangkannya “udah sayang tidak usah iri, bukannya mereka seperti anak kecil?”, kalau kita kan beda kita pacaran udah sangat jauh mainannya. Yoga sambil tersenyum mengusap kepala Melody. Melody hanya bisa luluh dan terus mengumpulkan cangkang kerang.

        Tidak terasa mereka bermain dengan dunianya sendiri. Waktu sudah sore, masing-masing dari mereka membersihkan diri.

        Yoga sebagai koordinator memberikan pesan kepada Rey, Anjelin, dan Melody “Kalian segera bersih-bersih, disebelah tempat parkir mobil kita ada kamar mandi. Terus habis itu kembali ke sini ya, dinner”.

        Rey menggandeng tangan Anjelin mengajak ke mobil untuk mengambil baju ganti. Bergantian mereka membersihkan diri. Disusul oleh Yoga dan Melody. Tetap saja Rey dan Melody tidak sudi untuk saling melihat apalagi menyapa.

Sayang sudah giliran kamu ya sini aku pegang t-shirt kotormu.

        Kesabaran dan perhatian Anjelin sempat membuat Yoga bengong, tetapi segera disadarkan oleh Melody yang tiba-tiba menepuk pundaknya “Nah jangan bengong gitu, lihat begitu saja, aku juga bisa sabar seperti dia.”

        Tiba giliran Melody yang mandi terakhir, Yoga dengan setia menunggu di depan pintu. Karena jarak kamar mandi dengan parkiran mobil yang dekat, tidak heran jika Yoga dan Rey saling bersahutan untuk bercanda. Anjelin mendengar itu hanya tertawa kekeh.

        Berbeda dengan Melody, ia semakin cemburu ketika mendengar Yoga memuji pacarnya Rey bahwa ia wanita tersabar yang menghadapi tingkah bocah kecilnya Rey, tiba-tiba terdengar suara ADUH.

        Peralatan mandi Melody terlempar jatuh. Yoga yang panik menggedor-gedor pintu, tapi tidak kunjung dibuka oleh Melody. Melihat kejadian itu, Rey dan Anjelin juga ikut panik.

        Kaki yang terpelintir akibat jatuh membuatnya sempoyongan untuk berdiri. Melody memaksakan kakinya untuk mengenakan celana jeansnya. Setelah selesai berpakain, ia membuka pintu.

        Kaget melihat di depan pintu terdapat tiga wajah orang yang panik, akhirnya dia tertawa ringan “Tida apa-apa, hanya terpenlintir saja,” mendengar itu Rey dan Anjelin lega dan kembali ke samping mobil.

        Dikarenakan Yoga yang masih sibuk dengan kaki Melody. Rey dan Anjelin yang mengurus pelaksanaan dinner untuk double date itu, dengan senang hati mereka membakar makanan laut dan menyiapkan minuman dengan dua variasi ada rasa melon dan mangga.

        Tidak tertinggal, resep andalan menambah nafsu makan dari mama Rey adalah membentuk nasi di piring menjadi love. Anjelin yang sudah terbiasa, ia hanya melihat dengan senyuman ke arah Rey.

        Persiapan dinner sudah selesai, Rey segera memanggil Yoga untuk ke pinggir pantai. Yoga mengiyakan dengan menggendong Melody.

        Wah! Kata yang muncul dari mulut Yoga dan Melody. Mereka takjub melihat dekorasi tempat makan itu. Padahal rencana Yoga dan Melody tidak sampai seindah itu.

“Bagaimana Yoga dan Melody, apakah suka dengan persiapan kami?” tanya Anjelin dengan lembut.

“Tentu” jawab Melody dengan senyuman dan Yoga masih keheranan.

        Akhirnya mereka berempat berada di tempat yang sama. Melihat bentuk nasi love, Melody menjadi senang karena dianggap lucu dan mulai memakannya dengan anggun.

        Perlahan mereka menyantap habis menu makan malam itu, yang tersisa hanyalah bakarannya saja. Memanfaatkan momen itu, Yoga membuka suara untuk membuat Rey dan Melody tidak saling bermusuhan.

"Melody Rey, aku tahu kalian berada di sekolah yang sama. Tidak pantas jika kesayangan aku harus bermusuhan dengan sahabat kecil aku. Emangnya kalian ada masalah apa sebenarnya"?

Rey dan Melody hanya bisa diam.

"Sayangku Rey memang masalah kalian tidak bisa dibicarakan dan diselesaikan dengan baik ya, mumpung kita berempat berada disini? Tanya Anjelin dengen memegang tangan Rey".

Tetap saja Rey dan Melody hanya bisa diam dan saling bertatap dingin.

        Sejenak mereka berempat hanya bisa saling diam. Yoga dan Anjelin yan sudah merencanakan momen itu, merasa rencananya gagal begitu pula dengan Yoga.

        Sedangkan Rey dan Melody hanya bisa melepas pandangannya ke pantai. Mereka bergelut dengan pikirannya antara berbaikan atau tetap bermusuhan.

        Terlalu lama duduk terdiam, Anjelin yang sudah mengetahui bakal lama marahnya Rey jika dibiarkan dia tenggelam dalam pikirannya, memutuskan untuk mengajak ketiga orang itu membangun tenda. Akhirnya mereka bertiga menurutinya.

        Setelah selesai membangun tenda, Anjelin mengajak Melody untuk tidur satu tenda sedangkan Rey dengan Yoga. “Selamat tidur kalian” ucap Yoga kepada kekasih dan teman-temannya.

        Meskipun di dalam tenda, mereka tidak langsung tidur. Anjelin sibuk menulis sebuah cerita di buku diarynya. Sedangkan Melody hanya bisa berbaring menahan sakit di kakinya dengan merasakan kesepian di hatinya.

        Rey dan Yoga di dalam tenda saling menatap langit, seperti biasa mereka mengobrol santai dengan menikmati kopi hangat malam itu.

        Hingga larut malam, mereka berempat sudah tidur. Tidur dipinggir pantai dengan diiringi suara ombak, membuat suasana semakin damai dan hening. Bulan bergerak dengan kakinya, dan batu karang berdiri dengan kokohnya.

        Kini keinginan dua sejoli yaitu Anjelin dan Rey untuk healing ke pantai sudah tercapai. Hal itu berkat Yoga. Ia menemukan catatan kecil di tasnya Rey, bahwa ada rencana ia mengajak Anjelin ke pantai.

        Rey juga menuliskan bahwa, keinginan Anjelin untuk menghabiskan waktu seharian dengannya di pantai. Bagi Anjelin pantai adalah tempat ternyaman mengekspresikan sifat kekanak-kanakan mereka berdua.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status