Share

Bab 2 Double Date

        Menjelang pertemuan yang direncakan oleh Yoga, Melody berdandan dengan sangat cantik, memakai gaun yang indah dan begitu seksi dilengkapi memakai sepatu pesta yang cantik, semua dipenuhi warna merah muda. Yoga menyambut pacarnya yang telah datang dengan senyum lebar.

        Hati Yoga bergetar, ia semakin bangga memiliki pacar yang begitu mempesona. Acara malam itu adalah perayaan geng CB di sebuah taman kota. Kebetulan Yoga adalah wakil ketua geng motor CB. Masing-masing anggota harus membawa kekasihnya datang. Begitulah cerita singkatnya.

        Rangkaian pertama acara itu menampilkan wajah tampan Yoga menyanyi di depan undangan, tepuk tangan undangan begitu ramai.

        Tiba-tiba Melody yang duduk di kursi didekati oleh anggota geng CB yang lain, lelaki itu mencubit gemas wajah Melody. Karena ketakutan Melody pindah di samping panggung Yoga bernyanyi.

        Melody dibuat mabuk oleh Yoga. Kekacauan Melody saat mabuk, membuat Yoga segera pulang mengantar kekasihnya ke rumah. Sepanjang jalan, Melody merayu Yoga agar sudi menyanyi untuknya.

Sayang nyanyi dong, aku mau denger suara kamu nyanyi lagi!

Iya aku nyanyi spesial untukmu. Jawab Yoga dengan nada lembut.

        Tidak terasa lagu yang begitu romantis, membuat Melody menitikkan air mata dipangkuan Yoga. Hatinya begitu bergetar, kepalanya semakin pusing, seakan mengingat sesuatu, dan badannya mengeluarkan keringat dingin.

        Yoga mengetahui itu, tetap mengira bahwa itu reaksi tubuh Melody akibat banyak minum. Yoga tidak menghiraukan, dan terus melanjutkan nyanyi.

        Yoga yang merasa panas, membuka sedikit jendela mobilnya. Ia mulai membayangkan hari pernikahan yang indah dengan Melody. Tertunduk memandang wajah dipangkuannya, kemudian dikecup kening wanita cantik itu.

Pak gang depan belok kiri, itu rumah Melody. Nanti bapak tunggu depan gerbang saja biar saya yang membawa masuk!

Permisi! Selamat malam, saya membawa Melody pulang.

        Pemilik rumah itu keluar, ternyata yang membuka pintu adalah ayah Melody. Segera mengambil alih Melody dari gendongan Yoga. Silahkan pulang! Perintah lelaki paruh baya itu.

        Bergidik bulu kuduk Yoga melihat sikap dingin dari ayahnya Melody. Berkali-kali menggosok lengan tangan kanannya, untuk menghilangkan ketakutannya.

       Yoga kembali dalam perjalanan. Mobil sport warna hijau, hampir mirip dengan milik seseorang di lajukan oleh sopir dengan nyaman. Yoga menghubungi kawannya, meminta agar diperbolehkan menginap dirumahnya. Kawan itu menjawab iya.

        Ting tong ting tong suara bel rumah temannya itu. Ketika keluar mereka berdua berjabat tangan ala pemuda hitz zaman sekarang. Yoga dipersilahkan masuk. Sedangkan sopir disuruh pulang membawa mobil kebanggaan Yoga itu dengan hati-hati.

“Kenapa bro, malam-malam mau nginep rumah ku?”

“Eh iya Rey, aku mau nginep aja biar tidak menghalusinasi yang tidak-tidak dirumah” ternyata temannya itu adalah Reymond.

“Kamu lagi tidak diusir kan habis kumpul sama geng motor, secara pacar kamu kaya anti banget” selidik Rey

“Enggak lah Bro, malah dia datang pakai baju indah sekali. Udah lah ayo tidur”

        Kamar Rey yang memang unik, terdapat dua AC, dua jendela besar dengan salah satu jendela dilukis grafity “Break Down”. Udara malam yang segar, bisa melihat langit dari kamar, secara kamar Rey berada di lantai 2. Pantas Yoga betah menginap dirumahnya.

        Malam itu mereka berdua berbincang-bincang karena kegalauan menghadapi keluarga pacarnya masing-masing sambil minum kopi. Selang 30 menit kemudian mereka pergi tidur.

        Rey Rey bangung udah jam 6 aku mau pulang, hari ini masih masuk sekolah. Aku cabut duluan ya? Belum sepat di balas Yoga sudah beranjak pergi

        Rey yang masih mengantuk, hanya bisa membuka mata dengan pelan dan mencoba duduk dengan perlahan. Mencium aroma tidak sedap, dia reflek dan melihat ke bawah kakainya. Shit aku ngompol.

“Selamat pagi mamaku yang sangat cantik, ala ala penari India” tersenyum sembari memeluk mamanya yang menyiapkan makanan di meja makan.

“Pagi kembali, anakku yang dari dulu manja banget”

“Sekarang kan udah hampir kelas tiga SMA ma, udah dewasa dong”

“Iya deh iya, mama percaya aja”

“Ah mama, I Love You, aku berangkat dulu assalamualaikum” pamit Rey sembari mencium pipi mamanya

“Waalaikumussalam, hati-hati sayang. Bawa mobilnya pelan-pelan ya!”

        Ya, jawab Rey sambil lari ke tempat parkir. Tancap gas Rey karena takut telat sekolah. Jarak rumahnya dengan sekolah juga lumayan jauh.

        Rey yang belum terbiasa terlambat, hanya bisa berkata kasar di jalan karena takut gelar siswa rajinnya ternodai, secara dia juga ketua kelas.

        Membicarakan soal ketua kelas, apa kabar dengan hari ini. Sesampainya di tempat parkir sekolah, ia segera berlari ke dalam kelas. Tetap saja mengemudi dengan kecepatan di atas rata-rata tidak membuatnya untuk tidak terlambat.

        Rey dihukum berdiri di luar kelas. Tidak berselang lama, Melody izin masuk ke dalam kelas dan juga langsung disuruh berdiri di luar ruang kelas sampai bel istirahat berbunyi.

        Mereka berdua saling berdiam diri. Mereka berdua juga saling tidak percaya bisa telat masuk sekolah apalagi di jam guru killer, otomatis terancam penurunan nilai nanti.

       Ketika guru killer itu keluar, Rey mengikutinya sampai ruang guru tidak terkecuali Melody. Mereka meminta tugas agar keterlambatannya bisa di maafkan, dan dibuku presensi tidak di alfa. Namun mereka tahu bahwa usahanya hanya sia-sia.

        Kembali ke kelas. Rey jadi bahan amukan rekan-rekannya. Mereka semua sampai memukul meja dengan keras menyalahkan Rey.

Ketua kelas kok bisa terlambat, memalukan dan akhirnya kita semua dihukum ujian mendadak tadi!

Jika memang tidak sanggup jangan bergaya menerima mandat itu! Imbuh laki-laki kurus di samping cewek langsing itu

Tampang saja ganteng, tapi tugas sekecil gitu saja diabaikan! Tambah sengit teman-teman kelasnya menyikapi keterlambatan Rey.

        Melody yang mendengar itu iku geram. Dia iku menendang meja di depannya dan melotot ke arah teman-temannya itu.

“Bisa-bisanya menghakimi ketua kelas sendiri dengan kejam. Kalian jangan lupa selama ini siapa yang mempersiapkan pembelajaran setiap pagi. Jangan lupa dia juga yang menanggung kesalahan kalian karena kompak tidak mengerjakan PR. Kamu si cewek model katanya, coba gantiin jadi ketua kelas mulai besok” mengakhiri ucapan itu sambil menendang kursi yang menghalangi jalnnya.

        Rey yang terdiam karena memang itu adalah kelalaiannya ikut keluar namun dia kekantin. Rey berjalan mengingat dia minum kopi, sedangkan ia tahu betul bahwa kopi adalah larangannya. Karena jika minum kopi membuat dia berhalusinasi saat tidur dan susah bangun.

Aneh ya memang aneh Rey itu. Kini dia mendekati Melody dengan wajah yang sinis. Makasih ya?

Tidak perlu terimakasih dan jangan bawa perasaan alias baper.

        Mendengar itu Rey kembali tidak tersentuh. Memakan soto kesukaannya dengan lahap adalah cara Rey membuang depresinya.

       Belum juga selesai makan, sudah mendapat telepon dari Yoga. Ia memaksa Rey untuk membawa kekasihnya bersenang-senang menikmati hari libur nasional.

        Awalnya Rey menolak, tapi dia teringat selama sekolah di SMA ini ia jarang mengajak pacarnya yang sekolah di sekolah model untuk jalan keluar. Akhirnya menyetujui ajakan Yoga. Boleh deh aku juga ingin tahu pacarnya sahabat gua itu kaya gimana ya?

       Tiba hari libur, Yoga membagikan tempat yang harus didatangi Rey dengan pacarnya. Karena masih pagi, Rey dengan cepat memakai jaket kulit warna cokelat bertuliskan break down di punggungnya.

        Tampan sangat luar biasa terpancar dari wajah Rey. Ia menyusul kekasinya di rumah. Dengan tersenyum membawa kekasihnya keluar dan berpamitan dengan ibunya.

       Kecanggihan mobil Rey membawa mereka ke tempat tujuan, meskipun di sana sulit sinyal. Perdana keluar bareng dengan durasi yang lama membuat dua sejoli ini bernyanyi-nyanyi dan bergandengan tangan dengan senang selama berkendara.

“Clarisa sayang, terimakasih ya udah mau menyempatkan ikut bermain dengan aku. Padahal hari ini ada jadwal kamu photoshoot”

“Iya Rey, aku justru senang kita hampir tidak pernah main sejauh ini lo” ucapan itu membuat hati Rey semakin luluh

        Iya Clarisa Anjelina kekasih Rey sejak ia menduduki bangku kelas 3 SMP. Mereka selalu dikata-katakan pasangan tercupu. Kini mereka membuktikan menjadi pasangan terpopuler.

        Siapa yang tidak kenal dengan Clarisa, sapaan di luar Anjelin. Ia merupakan murid model yang paling laris fotonya. Selain tubuhnya yang impian semua wanita, ia juga sempat mewakili lomba kreasi gaun dari bahan plastik bekas dan berhasil meraih juara satu nasional.

        Ketika Rey memakirkan mobil, mereka berdua keluar mobil dan menikmati udara pinggir pantai pagi itu. Rey menggandeng tangan Melody dan mengajaknya ke arah Yoga.

        Yoga juga tidak kalah romantis, ia merangkul pundak kekasihnya. “Bro aku disini, wah tos dulu akhirnya kita bisa double date” ucap Yoga kepada Rey.

        Rey yang senang langsung ketawa. Melirik ke arah kekasihnya Yoga. Yoga yang hendak memperkenalkan pacarnya “Rey ini pacar ku….”

HAH KAMU!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status