Share

Bab 4 Berpaling

        Senang selaki terimakasih sayang, Anjelin menutup telepon dengan Rey. Mendengar suara romatis kekasihnya itu Rey hanya bisa tersenyum dengan memeluk Hp didadanya.

        Kelas hari itu sangat ricuh, teman sekelas heboh karena ketua kelas dan wakilnya kembali terlambat datang ke sekolah. Meskipun kali itu guru mengajar adalah waka Kurikulum yang terkenal tidak killer. Tetap saja teman satu kelas takut.

        Tiba-tiba Rey datang bersamaan dengan guru kelas, ternyata mereka sebelum masuk kelas ada pertemuan di ruang guru. Ketika guru masuk ke kelas, tidak lama Melody juga masuk membawakan sebuah dokumen untuk diberikan kepada guru.

        Teman sekelas hanya bisa terdiam mengetahui hal itu. Mereka menampakkan wajah bersalah sudah salah berprasangka. Guru itu memberikan pengumuman bahwa Rey dan Melody terpilih mewakili sekolah untuk ikut lomba duta putra dan putri nasional.

Tentu harus ada pemilihan ketua dan wakil kelas baru XI IPA 4. Siswa kelas itu hanya bisa terdiam perlahan semua menundukkan kepala.

        Waka Kurikulum yang sudah pro dengan Rey menunjuk siswi dan siswa yang beberapa waktu lalu memaki-maki Rey dengan perkataan yang kasar. Tersentaklah mereka berdua dan dengan pasrah menerima.

        Rey dan Melody reflek bertatapan dan tersenyum puas. Suasana Rey dan Melody kini menjadi kian baik. Perlahan Rey juga mulai sedikit melupakan tindakan Melody.

        Meskipun demikian, bukan berarti mereka sudah baik sepenuhnya. Waktu persiapan menjadi duta menuntun mereka untuk saling bertemu hampir setiap hari diluar jam sekolah.

        Belajar materi, balajar membuat penampilan menarik, dan banyak-banyak mengkaji duta-duta internasional merupakan aktivitas Rey dan Melody untuk persiapan duta.

        Rey dan Melody saling bertukar informasi maupun dokumen materi. Kini dapat terlihat mereka sudah akur. Rey dan Melody juga sudah mulai berchattingan.

        Kini mereka semakin sibuk setiap harinya, guru juga setiap saat memanggil mereka ke sekolah, ke studio, dan ke perpustakaan tanpa mengenal batasan waktu. Memang kompetensi duta nasional ini menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh sekolah.

        Tipikal Melody yang agak tomboy membuat para pelatih harus dengan sekuat tenaga menjadikan dia sebagai perempuan feminim. Meskipun sering Melody menolak menggunakan pita.

        Ada saatnya Rey melihat Melody berlatih jalan feminim. Dia terkekeh-kekeh karena melihat wajah Melody yang sudah tersiksa.

“Pak siksa terus Melody pak, biar bisa belajar jadi cewek sesungguhnya!”

“Awas kamu ya, kalau aku sudah selesai aku kasih pelajaran, baru tahu rasa.”

        Saling meledek kini menjadi kebiasaan mereka. Sudah 4 jam mereka berlatih dan belajar. Hari juga sudah malam. Rey langsung pulang karena sudah dihubungi oleh ayahnya.

        Rey yang hendak pulang menggunakan blacky si mobil kesayangannya, berhenti menyapa Melody. “Kamu ngapain, kok masih disini?”

        Meldoy menjawab dengan nada cemas, “iya ini sopir aku belum bisa jemput, Yoga juga repot”. Karena alasan itu Rey yang tidak bisa membiarkan perempuan sendiri di pinggir jalan, menawarkan untuk mengantarkannya pulang.

        Rey kaget ternyata ruamh Melody satu arah dengan rumahnya. Berkali-kali Rey berkata LOH. Mengetahui ekspresi keheranan Rey, Melody hanya bisa tertawa semakin keras.

        Pertama kali Melody dapat tertawa dengan tulus sesuai suasana hatinya. Mereka saling bercerita mengenai jajanan favorit mereka yang sering lewat depan rumahnya “Oh iya itu aku juga suka Rey, cilok mata panda” begitulah asik mereka bercengkrama.

        Terimakasih Rey! Ucapakan Melody pada Rey yang mengantarnya pulang. Rey hanya membalas dengan mengangguk dan tersenyum. Secepat kilat Rey melaju pulang.

        Melihat Hp Rey terkaget ternyata ada riwayat panggilan Anjelin sebanyak 10 kali. Anjelin yang lama tidak direspon oleh Rey, mengirimkan pesan “Rey aku dirumah sakit”. Sontak Rey kaget dan langsung tancap gas ke rumah sakit.

        Rey memeluk Anjelin sembari menenangkannya. Ternyata mama Anjelin sakit, dan dinyatakan koma dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan. Mendengar dokter memutuskan mamanya untuk dibiarkan di ruang ICU, Anjelin menjerit penuh kesedihan.

        Selama ini, ia hanya hidup dengan mamanya, karena papanya sudah tiada. Dengan penuh kesedihan Anjelin mengambil alih bisnis mamanya yaitu jualan kosmetik di marketplace.

        Rey juga sering mengunjungi mama Anjelin, dan sering berbisik “Ma, tenang saja ada saya yang menjaga Anjelin”. Anjelin berangsur-angsur semangat, mamanya hanya koma dia tidak meninggalkan selamnya.

“Sayang aku mulai seminggu ke depan akan sulit dihubungi dan maaf apabila jadi jarang menjenguk mama dan menemani kamu”

“Iya selama ini udah cukup buat aku bangkit Rey, kamu harus fokus mempersiapkan pemilihan duta ya, harus berhasil”

“Iya pasti” Rey mencipum kening Anjelin.

        Rey tiba ditempat persiapan, ia datang dengan wajah murung dan seperti tidak bersemangat. Hati dan fikirannya masih tertinggal di samping Anjelin.

“He Rey, kenapa kamu muka tampan tapi kok murung terus?” tanya Melody dengan sedikit meledek.

“Diam kamu.”

“Hey ditanya kok malah gitu”. Debat Melody pada Rey.

“Kamu tidak tahu apa-apa mending diam saja deh”.

“Ya makanya kasih tahu. Soal Anjelin ya?” kekeh Melody bertanya.

“Iya mamanya koma akibat penyakit kompilasi kambuh, dan kini Anjelin mengurus hidupnya sendirian” penjelasan Rey dengan pelan.

“Sudah sabar, karena proses itu dia pasti akan menjadi lebih mandiri” Melody menguatkan Rey sembari menepuk-nepuk pundak Rey.

“Selama ini, dia sudah lebih dari mandiri” sanggah Rey.

“Iya, yang penting dengan adanya kamu dia dapat kembali bersemngat. Yaudah ayo latihan” Melody menatap dalam wajah Rey.

        Rey hanya bisa mengikuti perkataan Melody. Latihan kali itu mengenai konteks menyanyi berbahasa Inggris. Rey dan Melody dipilihkan lagu duet.

        Seru! Iya Rey yang tidak hafal menjadikan beberapa lirik lagu yang terbalik-balik itu membuat pelatih maupun Melody untuk tertawa.

        Harus mengganti berbagai judul lagu tetap saja Rey kesulitan menghafal urutan lirik lagu. Melody yang merasa gemas mencubit hidung Rey. Seketika Rey menatap Melody dengan kaget.

        Ternyata Rey membalas mencubit hidung Melody dengan keras. Akhirnya mereka saling mengejar untuk membalas. Menggelitik, mencubit dilakukan oleh mereka berdua agar tidak bosan di latihan

        Setelah selesai latihan, mereka berdua sama-sama telentang di lantai ruangan. Menikmati helaan nafas yang sempat terengah-engah karena latihan keras hari ini.

        Rey yang terlelap sudah tidak bisa merespon apapun di sebelahnya. Ditambah hari itu pelatih membawakan kopi Thailand. Melody yang mencoba membangungkan Rey untuk pulang malah tidak kunjung bangun.

        Ia mencoba mencubit lagi hidung mancung Rey. Rey yang merasa geli, menyeret Melody ke dalam peluakannya. Melody yang merasa tidak bisa melepaskan diri, hanya bisa diam dan menempelkan kepalanya di atas dada Rey.

        Ia menikmati detak jantung Rey. Ia merasakan aroma yang berbeda dari laki-laki pada umumnya berada di Rey. Melody semakin menikmati tubuh Rey. Dan membelai rambut Rey. Rey yang hanya tersedar setengah mengira itu hanya halusinasi dan tetap memeluk Melody.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status