Share

Bab 4

Author: Cinta94
last update Huling Na-update: 2025-08-08 12:16:33

Sudah hampir 2 minggu John menjadi OB di Cullen, dia sudah mengetahui bagaimana pekerjaan OB dan juga karyawan lainnya. John sendiri adalah nama samaran yang Shayne gunakan agar identitas aslinya tidak diketahui oleh orang-orang di Cullen.

Shayne Rafan Cullen dia adalah pewaris tunggal Cullen Corp. Pria tampan dengan tinggi 182cm ini baru saja menyelesaikan studinya di London. Sebelum dirinya mewarisi kursi CEO, dia ingin mengetahui secara langsung bagaimana para karyawannya bekerja, dia ingin turun langsung untuk memastikan kinerja karyawannya.

Karena jika dia langsung menjabat sebagai CEO, maka semuanya akan bersikap manis padanya, semuanya akan terlihat normal dan patuh. Seperti saat ini, dia dan Dion akan menuju lantai 15 dan kali keduanya bukan hanya membawa pembersih kaca dan meja saja, tetapi alat pel beserta ember dan juga beberapa peralatan lainnya yang jika menaiki tangga akan terasa repot membawanya.

"Ngapain kita berdiri di sini, John. Kalau ketahuan Ibu Monika bisa habis kita" panik Dion yang menjadi rekannya hari ini.

"Bu Monika? Siapa dia?" Tanya John.

"Aduh, dia Manager di perusahaan ini, dia orang yang sering bertemu dengan para petinggi terutama Tuan Cullen, jangan sampai dia mengadukan kita langsung pada president direktur. Bisa habis kita!" Jawabnya.

"Dan satu lagi gue dengar-dengar anak dari Tuan Harist yang baru saja kembali ke Indonesia akan menjabat sebagai CEO baru di sini. Lo harus tahu dari info yang gue dapet Tuan muda Cullen itu sangat tegas, kejam, tidak bersahabat sama sekali. Pokoknya kita harus disiplin" sambung Dion.

Shayne sendiri merasa terkejut mendengar penilaian orang-orang terhadap dirinya, apalagi ketika dia dipandang sebagai orang yang kejam, sungguh itu tidak benar.

"Lo tahu dari siapa?" Tanya John.

"Dari karyawan di dalamlah. Asal lo tahu, mereka suka bergosip kalau jam istirahat"

"Terus lo nguping? Apa lo ikut gosip bareng mereka?"

"Gak ada waktu buat gosip OB kaya kita tuh!"

"Terus sekarang ini kita lagi ngapain kalau bukan gosip?" Kata John.

"Ini mah kita ngobrol. Eh, ayok kelamaan ngobrol nanti ketauan Pak Rian kena omel lagi"

Baru saja pintu lift terbuka dan John mengajak Dion untuk masuk, suara seseorang lebih dahulu mengintrupsi kedua pria ini yang membuat tak jadi melangkah.

"Hei!! Mau kemana kalian?" Teriak seseorang dari arah belakang.

Dion dan John menolehkan kepala mereka. Dion yang sudah mengenal wanita itu pun seketika membulatkan kedua matanya sempurna dengan perasaannya yang gugup. Kepalanya pun dia tundukan lalu menoleh ke arah temannya yang bersikap santai, tangan kanannya pun menepuk punggung John dan memberikan isyarat agar memberi hormat seperti yang Dion lakukan.

John pun menundukan kepalanya seperti yang Dion lakukan.

"Kamu OB baru?" Tanya Bu Monika pada John.

Dion menyenggol lengan John kembali karna pria itu diam saja.

"Iya!"

"Pantas. Beritahu temanmu ini, bagaimana memberi hormat pada atasan dan teruntuk OB tidak diperbolehkan menaiki lift, apalagi membawa barang-barang seperti ini, membuat tidak nyaman karyawan yang lain!" Ketus Monika.

Dion yang melihat John akan melakukan protes kembali langsung menarik lengannya. "Baik, Bu. Nanti saya akan beritahu teman saya ini" ucapnya seraya menundukan kepala.

Tanpa merespon, Monika langsung masuk ke dalam lift meninggalkan dua pria ini.

Dion melepaskan nafasnya kasar selepas kepergian Monika. "Lu benar-benar ya, John. Sudah ayok!" Gerutunya seraya menarik lengan John dan mengajaknya menuju tangga darurat.

"Alana" panggil Clara seraya menarik kursinya mendekat pada Alana.

Alana menatap Clara untuk merespon panggilan temannya itu.

"Siap-siap kita akan kedatangan CEO baru yang muda, lebih fresh, tentunya tampan" ucap Clara.

Alana mengkerutkan keningnya. "CEO baru?" Tanyanya kembali.

"Duh, lo belum tahu info apa, Al?" Gemas Clara.

Alana pun menggelengkan kepalanya. Clara semakin merapatkan kursinya. "Anak tunggal Tuan Harist yang baru saja kembali dari studynya di London akan menjadi CEO Cullen Corp dan membuat wajah baru pada perusahaan kita" jelasnya.

"Tuan Harist hanya memiliki satu putra?"

"Yes, dia hanya memiliki putra satu-satunya. Kabarnya, setelah mendiang istrinya meninggal Tuan Harist tidak pernah mau menikah lagi dia sudah menutup hatinya rapat-rapat dan fokus membesarkan anaknya" jawab Clara.

"Emm, setia banget ya. Sudah tajir, setia pula, panutan banget sih. Pasti sifatnya itu akan menurun pada anaknya ini. Sudah tampan, mapan, pintar pula aah ideal banget kan" lanjutnya memuji Shayne.

"Lo pernah ketemu sama anaknya Tuan Harist?" Tanya Alana penasaran karena sedaritadi temannya ini terus memuji pewaris Cullen itu.

Dengan polosnya Clara tersenyum seraya menggelengkan kepala. Alana memutar bola matanya, dia benar-benar heran dengan temannya ini, bagaimana bisa dia memuji seseorang namun dia sendiri belum pernah melihat orang tersebut.

"Eiiits, tapi ini info valid banget dan pastinya pewaris Cullen ini tampan dan pintar. Gue mau baris paling depan kalau dia buka pendaftaran untuk jadi istrinya. Lo tahu kan dia anak tunggal itu bearti gue gak ada saingan karena gue jadi satu-satunya menantu kesayangan keluarga Cullen" khayalan Clara yang indah.

Lagi-lagi Alana hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Gue doain biar khayalan lo terkabul!" Sahutnya, "tapi, jangan terlalu tinggi ngekhayalnya nanti kalau jatoh sakit banget!" Lanjutnya.

"Jahat banget lo!" Rajuk Clara lalu menarik kembali kursinya menuju kubikelnya.

Alana hanya tersenyum melihat tingkah temannya ini. Dalam pikiran Alana berpikir bagaimana caranya dia untuk membantu perusahaan sang ibu agar memenangkan tender ini. Tetapi dia tidak memiliki koneksi apa pun di Cullen karena dia karyawan baru di sini.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 dan ini waktunya mereka untuk beristirahat.

"Siang semuanya. Ada yang mau titip makan siang?" Tanya John di ruangan departemen marketing.

"John, sini!" Panggil salah seorang tim marketing.

"Iya, mba Gladis" jawabnya seraya berjalan menghampiri Gladis.

"Belikan makanan biasa ya untuk saya dan teman-teman saya ini, jangan sampai ada kesalahan!" Tegasnya.

"Baik, Mba"

"Mas John" kali ini Alana yang memanggil.

"Siap, mba Alana" karena Alana yang sopan membuat John pun senang jika Alana menitip makan padanya.

"Saya dan Clara mau soto yang kemarin ya, nanti tolong antar di pantry saja, kita tuggu di sana" kata Alana dan tak lupa mengucapkan kata tolong.

John tersenyum dengan kepala yang dia anggukan. "Siap, mba Alana"

John pun keluar dengan selembar kertas yang dia bawa, itu tertulis pesanan para keryawan hari ini.

"Senyum-senyum lo, pasti karena mba Alana ni?" Goda Dion.

Keduanya bertemu di loby dan memiliki tujuan yang sama untuk membelikan pesanan para karyawan.

"Berisik banget Dion!"

"Selamat siang!" Ucap seseorang membuat langkah John dan Dion terhenti.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Luka Cinta   Bab 5

    Malam hari di sebuah apartemen mewah dua pria sedang berbincang dengan sebuah dokumen di atas meja."Ini data yang lo minta" kata Arlo seraya menyodorkan sebuah dokumen ke atas meja.Arlo adalah asisten pribadi Shayne, jika berada di kantor, terlepas dari pekerjaan Arlo dan Shayne adalah teman dekat, mereka sudah berteman dari SMA. Arlo terlahir dari keluarga yang sederhana, selepas kuliah dia memasukan lamaran di Cullen dan perusahaan lainnya. Meskipun dua berteman dengan Shayne tetapi dirinya tidak mau mengandalkan koneksi dengan temannya itu. Dia ingin mencari pekerjaan dari hasilnya sendiri tanpa melibatkan orang dalam.Setelah menunggu beberapa minggu Arlo mendapatkan panggilan interview dari dua perusahaan dan salah satunya dari Cullen. Di perusahaan sebelumnya Arlo diterima sebagai Manager, namun dirinya memilih untuk bekerja di Cullen sebagai kepala divisi, dia ingin memulai dari bawah tidak ingin langsung memiliki jabatan tinggi karena dia belum memiliki pengalaman banyak.Se

  • Luka Cinta   Bab 4

    Sudah hampir 2 minggu John menjadi OB di Cullen, dia sudah mengetahui bagaimana pekerjaan OB dan juga karyawan lainnya. John sendiri adalah nama samaran yang Shayne gunakan agar identitas aslinya tidak diketahui oleh orang-orang di Cullen.Shayne Rafan Cullen dia adalah pewaris tunggal Cullen Corp. Pria tampan dengan tinggi 182cm ini baru saja menyelesaikan studinya di London. Sebelum dirinya mewarisi kursi CEO, dia ingin mengetahui secara langsung bagaimana para karyawannya bekerja, dia ingin turun langsung untuk memastikan kinerja karyawannya.Karena jika dia langsung menjabat sebagai CEO, maka semuanya akan bersikap manis padanya, semuanya akan terlihat normal dan patuh. Seperti saat ini, dia dan Dion akan menuju lantai 15 dan kali keduanya bukan hanya membawa pembersih kaca dan meja saja, tetapi alat pel beserta ember dan juga beberapa peralatan lainnya yang jika menaiki tangga akan terasa repot membawanya."Ngapain kita berdiri di sini, John. Kalau ketahuan Ibu Monika bisa habis

  • Luka Cinta   Bab 3

    "Hai nona, butuh supir untuk antar pulang?" Tanya seorang pria yang sudah berdiri disamping Alana.Alana menolehkan kepalanya melihat si pemilik suara, namun wanita ini sama sekali tidak terkejut, nampaknya dia sudah mengetahui siapa pemilik suara ini."Dengan senang hati tuan Ezra!" Jawabnya.Saat ini Alana tengah berada di halte bus dekat kantornya. Dia sedang menunggu bus untuk mengantarkannya pulang.Ezra mengembuskan nafasnya kasar, dia merasa kesal karena tidak bisa mengejutkan sahabatnya ini."Ayolah, Al, susah sekali membuatmu terkejut" protesnya.Alana hanya tersenyum manis mendengarnya. Bagaimana tidak kesal, setiap kali Ezra ingin membuat kejutan untuk Alana, wanita itu akan selalu mengetahuinya. Hanya dari suara Ezra saja Alana sudah bisa mengenalinya."Lain kali aku akan berpura-pura terkejut, tuan" candanya."Ah, sudahlah. Ayo, masuk mobil" ajak Ezra.Tanpa basa basi Alana segera berjalan dan membuka pintu mobil, dia pun segera masuk ke dalam disusul oleh Ezra.Mobil hit

  • Luka Cinta   Bab 2

    Hari pertama Alana memulai aktifitas barunya sebagai karyawan di Cullen Corp. Mengenakan celana panjang navy, blouse putih dan outer berwarna senada dengan celana."Semangat, kamu pasti bisa!" Ucap Ayra.Ya, di hari pertamanya ini Alana diantarkan oleh Ayra. Bukan Alana yang meminta, tetapi Ayralah yang memaksa untuk mengantarkan.Menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskanya kembali. Mengangkat kedua tanganya dengan jari-jari yang dikepal. "Semangat!" "Aku turun ya, Kak. Dan kakak hati-hati di jalan!" Pesan Alana."Siap!" Jawabnya.Alana melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung yang menjulang tinggi ini. Dia tersenyum pada karyawan lain yang sepertinya mereka pun baru tiba. Wanita cantik ini memang terbilang ramah dan sopan.Memasuki lift yang akan membawanya ke lantai dimana tim marketing bekerja. Alana tiba di lantai tujuannya, kini dia merasa bingung karena harus mencari kubikelnya."Hai, kamu Alana?" Tanya seorang wanita yang ntah dari mana asalnya ini.Alana tersenyum den

  • Luka Cinta   Bab 1

    "Kakaaaaaak!" Seru Alana begitu membuka pintu toko bunga."Kak Ayra" panggilnya lagi seraya berjalan menyusuri lorong mencari sang kakak."Ya, ada apa?" Sahut Ayra yang berada di lorong kedua, ternyata dia tengah menyusun bunga-bunga.Sorot mata bahagia jelas terpancar dengan kedua sudut bibir yang terangkat sempurna."Aku diterima di Cullen Corp, Kak!" Serunya kembali lalu memeluk tubuh Ayra sambil sedikit melompat-lompat kegirangan.Ayra pun tak kalah senangnya dengan sang adik. Dia memeluk dan ikut melompat bersama."Wah, Kakak senang sekali mendengarnya. Ini benar-benar kabar gembira dihari yang cerah" ucapnya.Keduanya melerai pelukan lalu saling menatap dengan wajah yang memancarkan kebahagiaan."Aku akan traktir Kakak makan siang, tapi nanti setelah aku mendapatkan gaji pertamaku" ucapnya."Baiklah, Kakak akan menunggu satu bulan lagi agar bisa ditraktir oleh adikku ini, hm" jawabnya.Mereka pun tertawa bahagia. Sungguh, mungkin bagi Alana kebahagiaannya saat ini adalah Ayra, k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status