Share

06 . Teman Minum Kopi

"Teman yang baik bisa menjadi pintu rezeki namun teman yang buruk dia akan menutup rezeki."

********

Dengan menumpang kapal Wei Fengying bersama Jacky Lee menuju ke Kota Batam untuk mengambil uang sewa kapal milik ayahnya Jacky , Youpan Lee.

Fengying mengedarkan pandangannya kesekeliling dermaga Batam yang cukup ramai.

"Biasanya apa yang dilakukan orang-orang di demaga ini ,Jack ?"

Jacky pemuda berusia 20 tahun seorang programer di perusahaan IT ternama di Singapura, itu menoleh .

"Kalau orang Singapura yang menyeberang ke Batam itu karena bisnis , seperti kita saat ini. Tapi kalau orang Indonesia ke Singapura sekedar jalan-jalan dan belanja saja."

Fangying mengangguk mendengar penjelasan Jacky. Mereka lalu berjalan keluar Pelabuhan Batam Center setelah selesai dari pos imigrasi untuk melakukan pemeriksaan kartu pass keluar masuk baik dari Batam ke Singapura atau sebaliknya.

Mereka memilih naik taxi untuk bisa ke Nagoya dimana teman Youpan Lee berada. Sebenarnya ada angkutan umum lainnya yang masuk dalam kategori bus umum seperti carry yang merupakan bus milik swasta yang di kelola pemerintah kota Batam . Angkutan berbentuk minivan ini menggunakan model lama dari mobil Suzuki  Carry Van yang bisa memuat 8 hingga 10 orang penumpang.   Tarifnya pun lebih murah sekitar Rp 2.000 - Rp 6.000 tergantung jarak yang di tuju.

Dan penumpang turun dari kendaraan di sepanjang rute tetap.

Atau bisa juga naik Bimbar yang ukurannya lebioh besar dari carry sehingga bisa memuat hingga 16 penumpang dengan tarif Rp5.000 - Rp15.000 tergantung jarak.

Dan ada juga Bus Trans Batam dengan tarif Rp4.000 - Rp15.000, tapi Bus Trans Batam ini tidak melayani seluruh wilayah, distrik dan rute di Batam. Lebih melayani rute ke arah Bandara Hang Nadim, Batam.

Meskipun Batam adalah pulau yang jauh lebih besar daripada luas wilayah negara Singapura. Namun sistem tranfortasi di Batam lebih rendah daripada Singapura. Oleh karena itu, banyak wisatawan domistik atau internasional yang berkunjung ke Batam lebih memilih penyewaan kendaraan pribadi beserta sopirnya.

Fangying menikmati suasana kota Batam dari balik kaca jendela taxi yang mereka naiki. Tak lama sopir taxi pun menghentikan mobilnya di kawasan tujuan wisata di Batam yaitu Nagoya. Asal nama Nagoya sendiri itu didapat saat dilakukannya survei awal pengembangan Otoritas Batam sekitar tahun 1960. Dimana pada saat itu banyak terlihat warga negara Jepang di daerah itu, yang memiliki nama asli Lubuk Bajo. Dan kenapa jadi Nagoya, itu karena bahasa lisan masyarakat ditahun tersebut saat ingin pergi ke tempat orang Jepang dengan menyebut Nagoya, maka jadilah nama tempat itu Nagoya.

"Berarti Batam ini dulunya dikuasai Jepang ?" Fangying memandang kawasan yang di juluki surganya belanja.

"Bukan di kuasai sih, kak. Hanya saja sebagaian besar warga di Nagoya ini adalah orang Jepang. Dan karena masyarakat Batam itu lebih suka menyebut  menyebut suatu tempat dengan kondisi  wilayahnya dar5ipada nama jalan."

"Ohh ... seperti itu . Saya pikir ini adalah daerah kekuasaan orang Jepang."

"Tidak kak, hanya sekedar nama saja."

Mereka kembali melanjutkan langkah menyusuri pertokoan dengan design kuno yaitu rumah tradisional Jepang. Tapi walau terkesan kuno, pertokoan di kawasan Nagoya ini ditata layaknya butuk ternama. Dan barang yang mereka jual pun barang dengan merek ternama dunia, mulai dari tas, jam tangan hingga parfum.

"Kalau mau beli jam tangan, tas dan parfum bermerk dengan harga murah, disini tempatnya kak."

"Bukannya surga belanja di Asia Tenggara itu di Singapura."

"Batam adalah Singapuranya Indonesia." Jacky tampak terkekeh. Dan mereka pun sampai di sebuah ruko yang menjual aneka merek ponsel."Kalau mau beli ponsel berkelas dengan harga bersahabat juga bisa di sini, Kak. Hanya saja hati-hati kalau lagi apes bisa dapat yang ponsel rekondisi."

Fangying kembali mengangguk,"Lalu bagaimana dengan yang ori dengan harga bersahabat?Namanya ori tentumahal."

"Karena kebanyakan barang yang dijual disini adalah barang BM, kak."

"Pantas. Pasti distributornya memiliki ilmu menghilang dari hadapan bea cukai."

Jacky tergelak mendengar pernyataan Fangying, ternyata pria yang dia pikir pendiam dan sombong ini sangat mudah cair dan enak dijadikan teman bicara.

Seorang pria dengan garis wajah sama dengan Fangying dan Jacky menyambut mereka dengan ramah."Saya pikir tuan Youpan sediri yang datang, karena saya ada punya sedikit pembicaraan terkait cuan."

"Maaf, paman. Hari ini kedai laksa papa sedang kedatangan banyak pengunjung, sehingga tidak bisa kemari."

"Baiklah, padahal ini adalah hal yang sangat butuh disegerakan." Pemilik toko ponsel bernama Chen Yue Yin, dengan sedikit raut kecewa. lalu pria itu memberi Jacky tas plastik kecil berisi lembaran uang yang cukup banyak,"Ini untuk uang sewa setengah tahun ini saja dulu, ya. Papa kamu sudah tahu kok."

Jacky mengangguk dan memasukkan tas berisi uang itu kedalam tas cangklong yang dibawanya." Terima kasih banyak , paman Chen."

Fangying yang sedikit merasa penasaran dengan perkataan tuan Chen tadi mencoba memberanikan diri untuk menanyakan. " Tuan Chen, jika berkenan. Bisakah saya mengetahui bisnis apa yang akan ada buat dengan kakak saya, Yupan."

"Apa benar, anda adiknya Yupan?" Tuan Chen bertanya dan dianggukin oleh Fangying juga Jacky.

"Saya Wei Fangying, baru tiba dari Shanghai seminggu yang lalu."

Tuan Chen tampak menganguk-angguk, lalu pandangan pria itu kembali terarah ke Fangying."Apa anda punya waktu untuk minum kopi?"

"Tentu saja."

Tuan Chen lalu mengajak Fangying kesebuah kafe untuk mengobrol tentang bisnis, banyak hal yang bisa didapat oleh Fangying tentang ilmu bisnis akar rumput. Pria bermata sipit itu menyimak apa saja yang di beberkan tuan Chen.

"Bisnis ini memang tidak langsung terlihat hasilnya, dia lebih mirif ragi pada adonan roti yang perlahan mengembang dan menjadi nikmat setelah jadi. Tapi dia juga memiliki resiko, jika kita terburu-buru maka yang sudah mengembang tadi bisa kempis kembali."

Tuan Chen menampakkan senyumnya mendengar analisa yang diberikan oleh Fangying, raut wajahnya menyiratkan rasa puas juga senang,"Saya setuju dengan analisis anda. Satu bisnis yang baik itu saat kita memulainya dari nol secara alami tanpa bantuan bumbu instan yang bisa membuatnya langsung jadi. Proses dari perkembangan itulah yang menjadikan bisnis yang kita bangun akan bisa bertahan lama."

Kali ini ganti Fangying yang mengangguk,"Lebih baik terlihat lemah di permukaan tetapi memiliki akar yang kuat didasarnya. Dengan begitu lawan tak akan memandang kita sebagai ancaman."

"Pemikiran anda sangat luar biasa, tuan. Saya suka berbicara dengan, tuan."

"Saya juga suka, tuan Chen. Saya jadi dapat ilmu baru yang belum saya dapatkan selama ini."

"Lalu kapan kita bisa bergerak? karena rekan saya sudah siap dengan dananya."

"Semakin cepat semakin baik, tuan.'

"Baik, kalau begitu tiga hari lagi. Datanglah tuan kesini ajak Yupan, kita bicarakan skema bisnis ini didepan tuan Derek selaku pemilik dana."

"Baik, tuan Chen. Saya akan tandai diagenda saya pertemuan kembai kita tiga hari kedepan."

Tuan Chen lalu menyalami Fang ying dengan senang,"Apakah tuan Fang, berencana tinggal lama di sini?"

"Saya masih belum tahu, tapi dari apa yang saya dengar dan lihat di berita maupun para pekerja Indonesia yang banyak bekerja di Singapura. Saya sepertinya tertarik untuk mencoba peruntungan saya di Indonesia, khususnya di pulau Jawa."

"Baik, jangan sungkan jika membutuhkan bantuan. Saya akan senang hati membantu tuan. Dan jika tuan bersedia, saya punya kerabat di Surabaya dia memiliki usaha pengolahan hasil perternakan, nanti bisa belajar kultur masyarakat disana dengan kerabat saya itu."

"Tentu saja saya bersedia." Fangying menjawab dengan cepat juga mantap. Dia tak ingin memiliki perasaan ragu untuk langkah awalnya menuju masa depan. "Kopi di kafe ini sangat nikmat sekali."

"Ini kopi Arabika asli dari Gayo, Aceh. Rasanya memang nikmat."

Fangying mengangguk dan menghabiskan kopinya, dia baru ingat kalau dirinya harus segera kembali ke Singapura sebelum senja. Segera di temuinya Jacky yang sudah menunggunya di toko ponsel milik tuan Chen. Bergegas keduanya menaiki taksi menuju Pelabuhan Batam Center untuk menyeberang kembali ke Singapura.

Dan hal baik yang Wei Fabng ying dapat hari ini, tak salah mencari temansambil  minum kopi. Karena ketika bertemu teman yang tepat maka kita bisa mendapat manfaat, tetapi bila kita terlalu terburu-buru, teman buruk yang kita dapat, Karena bisa jadi malah kita yang dimanfaatkan.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status