Sena yang sibuk dengan pekerjaannya di gudang, lalu harus mengurus acara ulang tahun ayah mertuanya, tiba-tiba dipanggil ke ruang kerja.Begitu masuk di ruang kerja, Sena melihat Ducan dan Natasha ada di dalam ruangan, berdiri menghadap sang kepala keluarga.Sena menghela napas dan bertanya di dalam hati. Kali ini apalagi?Ayah ducan bertanya kepada Sena. "Kamu bawa handphone?"Sena mengeluarkan handphone dari sakunya. "Lihat media sosial dan baca apa gosip terbaru tentang kamu." Perintah ayah Ducan.Sena menaikan salah satu alisnya lalu membuka akun media sosial miliknya, sejak menikah Sena jarang membuka akun media sosialnya. Natasha tersenyum tipis di samping Ducan.Ducan diam dan hanya melihat Sena yang melihat handphone jadulnya dengan serius.Sena membaca gosip mengenai dirinya yang tidak mau menikah dengan Ducan, lalu mengatakan Ducan adalah pria mesum dan hanya mengandalkan harta keluarganya.Rekaman pertengkaran dirinya sebelum menikah dengan Ducan dan dikonfirmasi ayah Sen
"A! Aaah... sayang... sayang... kumohon!" Jerit Natasha yang kesakitan karena tiba-tiba Ducan mendorongnya ke atas tempat tidur dan masuk ke dalam dirinya.Hanya tubuh bagian atasnya di atas tempat tidur, Natasha takut keguguran karena Ducan main kasar. "Sa- sayang! Tolong, tolong jangan kasar. Ah!" Ducan memaksa masuk ke dalam Natasha dan bergerak secara kasar. "Keguguran? Bukankah kamu bisa punya anak lagi jika keguguran?"Natasha menjerit di dalam hati. Apakah kamu sudah gila?!Ducan meremas dada mungil Natasha dengan tangan kiri sementara tangan kanannya mencekik leher Natasha.Kedua tangan Natasha berusaha melepas cekikan dari Ducan. Upayanya sia-sia karena Ducan terlalu erat mencengkram dirinya.Natasha pasrah menerima semua perlakuan kasar selama Ducan bahagia dan masih mempertahankan dirinya.Ducan membalik tubuh Natasha hingga punggungnya menghadap Ducan.Natasha menggeleng lemah. "Tidak, tolong jangan belakang!"Ducan mengabaikan permohonan Natasha dan masuk lewat belakang
Di pagi hari, Sena terbangun dengan kepala sakit. "Nyonya, tuan besar memberikan perintah supaya anda tidak masuk kerja hari ini, tuan Adrian yang akan mengurus surat izinnya.""Kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Sena sambil memijat keningnya."Tuan muda membawa anda ke kamar, dokter bilang anda terlalu lelah dan stres. Istirahat satu hari sudah cukup, sebentar lagi ulang tahun tuan besar, anda harus fit."Sena bingung. "Ducan yang membawaku?""Ya, nyonya."Sena teringat dengan pertengkaran mereka semalam di taman. "Nyonya, apakah ada yang ingin anda makan atau minum sesuatu yang hangat?"Sena menggeleng pelan. "Tidak, aku ingin istirahat sebentar."Pelayan mengangguk paham lalu keluar kamar Sena.Ducan yang berdiri cemas di luar kamar, bertanya ke pelayan yang keluar kamar. "Istriku sudah bangun? Dia butuh sesuatu?""Tuan muda, nyonya muda hanya ingin istirahat.""Aku dengar kemarin dia tidak sempat makan malam, perutnya pasti masih kosong. Aku akan mengirim makanan untuk dirinya,
"Sate?""Ya, aku pikir jauh lebih baik memberikan sate untuk makanan pembuka atau sesuatu yang ditusuk sehingga para tamu undangan bisa menikmati makanannya juga.""Apakah anda ingin membuat para tamu makan sambil berdiri?""Bukankah itu tidak sopan?""Ada orang kaya yang menerapkan aturan tata krama dan ada yang tidak, anda ingin ikut yang mana?""Sate hanyalah pilihan, yang lain bisa mengambil menu makanan yang lain. Aku ingin coba merakyat."Kepala pelayan menatap curiga Natasha. "Anda melakukan ini bukan karena alasan lain?""Alasan seperti apa contohnya?"Kepala pelayan berpikir sebentar lalu mengangguk setuju. "Saya akan mengikuti saran anda dan mengubah beberapa menu.""Mengubah? Ditambahkan saja tidak apa, aku tidak ingin orang lain jadi bekerja sia-sia." "Ada beberapa menu makanan yang tidak bisa dibuat secepatnya, sementara sate juga membutuhkan waktu untuk bisa matang dengan sempurna. Salah satu menu harus mengalah.""Begitu ya, aku jadi merasa bersalah pada Sena. Padahal d
"Sate?""Ya, pasangan tuan muda ingin menambah menu sate. Saya pikir lebih baik mengubah beberapa menu supaya tidak menjadi beban untuk kalian semua."Chef menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Saya tidak masalah mengikuti aturan rumah ini, tapi apa benar tidak apa-apa memakai hidangan sate?""Ya, tidak masalah. Tuan besar juga setuju."Kedua mata chef terbelalak. "Tuan besar juga setuju?"Kepala pelayan merasa aneh dengan sikap chef. "Ada apa? Apakah ada masalah?"Chef menggeleng cepat. "Tidak, tidak ada masalah. Saya hanya terkejut karena ada perubahan mendadak, bagaimana dengan hidangan barbeque?""Pada awalnya saya juga memikirkan hal yang sama dan sempat menawarkan ke pasangan tuan muda, tapi jika saya pikir ulang, lebih baik jangan. Barbeque biasanya dinikmati untuk pesta bebas, sementara pesta yang diadakan adalah ulang tahun tuan besar, jadi saya tidak bicara mengenai hal ini ke tuan besar.""Ah, begitu." Chef menjadi canggung. Begitu kepala pelayan keluar dari dapur, para p
Ulang tahun ayah Ducan, mengundang rekan bisnis, keluarga cabang dan teman dekat. Acaranya bertema gold dan terlihat sederhana tapi mewah dan elegan.Masing-masing tamu membawa kado dan menyerahkannya ke penerima tamu lalu menyerahkan undangan untuk validasi."Acaranya diadakan di rumah lagi ya?""Tuan besar lebih suka mengadakan acara di rumah daripada di luar.""Hm? Siapa wanita di samping tuan muda?""Ah, itu- dia kekasih tuan muda.""Hah?!""Gosip yang aku dengar, nyonya belum bisa memiliki anak sehingga tuan muda mencari wanita lain untuk mendapatkan penerus.""Bukankah itu hanya alasan karena tuan muda berselingkuh?""Jangan bicara terang-terangan seperti itu, anggap saja tidak tahu apa pun."Para keluarga cabang saling bergosip begitu melihat sosok Natasha yang mendampingi Ducan.Sena menjadi cemas, ketika melihat dari lantai dua, tidak ada yang melihat sosoknya karena sembunyi di balik tiang. Para tamu sudah berdatangan tapi entah kenapa perasaannya tidak enak. "Sena."Sena t
"Dia juga anak perempuan yang dijual keluarganya, aku takut punya menantu seperti itu."Natasha pasang tampang polos. "Sena di rumah juga melakukan pekerjaan dengan baik, meskipun terlihat agak kuno.""Ah, benar. Aku juga melihat saat dia jatuh di tangga dan didorong Ducan. Hanya pakaian dan perhiasan yang dikenakannya, aku sampai lupa dengan wajahnya."Para wanita di sekeliling Natasha tertawa begitu mendengarnya."Berarti wajah Sena hanya wajah biasa, dia tidak terlalu cantik. Saat melihat video dia menghina Ducan pun, wajahnya biasa saja.""Jangan mengingatkan aku dengan video itu, aku jadi kesal. Ada ya, anak perempuan liar seperti itu, ayah Ducan memang sangat baik.""Kamu juga jangan mau kalah dari Sena, lebih baik keluarga Emrick memiliki menantu yang bisa menghasilkan pewaris dan berbaur dengan banyak orang dari pada menantu yang hanya mengandalkan nama keluarga suaminya."Natasha mengangguk malu.Para wanita yang sempat berbincang dengan Sena di pesta sebelumnya, mengerutkan
"Selly, kamu mau kemana?"Selly balik badan dan melihat tunangannya yang khawatir karena dia hendak keluar."Masalah keluargaku bisa dibicarakan dengan baik, mood mereka tidak baik karena ulah keluarga utama. Kamu jangan jauh dari aku, ya."Selly tersenyum. "Aku tidak masalah. Aku masih bisa membedakan mana ucapan sengaja atau tidak sengaja, tidak apa.""Senang mendengarnya, kamu mau kemana?""Aku mau ke toilet sebentar, lagipula kamu tidak mungkin bisa keluar cepat karena masalah di atas panggung itu.""Oke."Sementara di atas panggung, Sella tiba-tiba muncul dan makan dengan santai. "Hmm- enak sekali, jarang ada pesta konglomerat menghidangkan sate. Ini enak lho, Natasha.""Wah, Sella. Kamu sudah datang? Terima kasih atas pujiannya, tidak berani aku ambil karena hanya meneruskan pekerjaan Sena." Elak Natasha"Oh." Sella mengangguk paham lalu mengalihkan tatapan ke Sena. "Kakak sepupu, ini enak lho. Kenapa tidak mau makan?"Ducan membela Sena. "Sena tidak suka sate, jangan memaksanya