Untunglah kegelapan malam dan cahaya yang remang-remang ini tidak akan bisa menampakkan wajahku yang sudah merah merona karena rasa malu. Dengan berpura-pura tegar, aku menjawab perkataan Raja Edgar dengan berkata, “Baik, Yang Mulia, saya mau.”
Setelah mendengar jawabanku Raja Edgar pun memasang satu buah cincin dari kotak itu ke jari manisku. Setelah aku memikirkannya, aku jadi bertanya-tanya bagaimana Raja Edgar bisa mengetahui ukuran jariku dengan tepat.
“Apakah ini salah satu penyebabnya Raja Edgar melakukan persiapan dengan lama? Jika aku pikir-pikir, membuat semua persiapan ini tidaklah mudah. Mulai dari memilih hari dan membubarkan para pelayan istana, memilih tempat dan mendekornya seperti ini, bahkan hingga merencanakan seluruh adegannya. Jika itu aku, aku sudah tahu sedikit banyaknya rangkaian adegan lamaran dari film atau animasi yang aku tonton, tetapi Raja Edgar tidak. Raja Edgar tidak tahu bagaimana acara lamaran yang sebenarnya dilakuka
"Benar, Lissa. Ia terus mempelajarinya hingga berminggu-minggu. Padahal sejak awal ia mencoba dan gagal, aku bilang kalau ia tidak punya bakat sihir. Akan tetapi, anak ini keras kepala dan mengatakan bahwa segala hal bisa dilakukan dengan kerja keras. Padahal, tidak ada aliran sihir sedikit pun yang mengalir dalam tubuhnya,” jelas Steein.Mungkin aku terkesan jahat, tetapi aku ingin sekali tertawa ketika mendengar cerita itu. Penjelasan Steein ketika menceritakan perjuangan Raja Edgar mengingatkanku kembali tentang bagaimana aku dulu belajar sihir sewaktu pertama ditarik ke dunia ini. Meskipun aku belajar mati-matian, tetapi kekuatanku tidak kunjung muncul. Sekarang, tanpa butuh pelatihan atau hafalan ramalan, aku sudah memiliki kekuatan sihir dan bisa menggunakan kekuatan penyembuhan kapan pun.“Dasar…! Jika siapa saja bisa belajar sihir hanya dengan kerja keras, aku sudah bisa menjadi Saintess sejak awal. Jika itu didasarkan kerja keras, sampai kap
"Ayah … Ibu … Jika aku memang berada di dunia lain, apakah Ibu juga ikut dengan kami dan ada di atas langit ini juga. Jika ya, kalian pasti menyaksikan aku dari atas sana. Seperti yang kalian lihat, aku akan menikah. Apakah aku menikah dengan orang yang aku cintai? Entahlah, aku tidak tahu. Namun, Edgar orang yang baik. Aku berjanji kalau aku akan hidup bahagia. Seperti yang kalian tahu, kalian sudah memiliki cucu di dalam sini,” ucapku sambil mengelus perutku yang buncit.“Aku ingin menjadi orang tua yang baik untuk anakku. Tolong bimbing aku dari atas sana,” ucapku sambil memejamkan mata seolah-olah aku sedang berdoa.Setelah selesai mengucapkan sepatah kata dengan Ayah dan Ibuku, kini aku mengingat satu-satunya saudaraku. Saudara kembarku yang selalu bersamaku bahkan sejak aku berada di dalam Rahim. Meskipun semua rakyat diperbolehkan untuk menyaksikan acara pernikahan kami, tetapi Lissa tidak. Lissa masih dalam masa hukuman dan tidak
"Jangan merendahkan dirimu, Mariana. Aku sangat membutuhkanmu. Aku bahkan tidak mengetahui siapa lagi yang bisa aku andalkan dan percayai untuk tanggung jawab ini,” ujarku untuk meyakinkan Mariana.Mariana akhirnya luluh karena tatapanku yang terus memohon. Dengan mata yang terharu dan bangga, Mariana menjawab permintaanku dengan tegas, “Saya akan menerima tugas dari Yang Mulia.”Tidak cukup dengan kejutan dari Mariana sebagai tamu, aku juga kedatangan tamu lainnya yang tidak kalah penting.“Yang Mulia,” ucap seseorang dengan suara manja padaku. Itu adalah suara khas dari sumber informasi terbesar di Kerajaan Heroit ini tidak peduli apa kedudukannya. Orang itu tidak lain adalah Stella, rekan kerjaku dulu di Departemen Sihir.“Stella!!” seruku riang ketika melihat wajah percaya dirinya yang masih sama seperti di masa lalu.“Salam hormat kepada Yang Mulia Ratu,” ucap Stella untuk memperbaiki salam
Tenggorokanku terasa pekat dan kering karena belum membasahi tenggorokanku dengan setetes air pun sejak acara dimulai, itu menyebabkan cairan merah yang aku genggam itu menjadi godaan terbesar. Karena tidak bisa menahannya lebih lama lagi, aku pun ingin meminta bantuan anggur itu untuk membuat tenggorokanku tetap stabil.“Jangan diminum!”PRANG!!Yang barusan itu adalah teriakan Raja Edgar. Dalam waktu yang begitu singkat, tiba-tiba saja Raja Edgar merebut gelas dari tanganku dan mencampakkannya ke lantai.Setelah mengambil kembali gelas yang dipegang delegasi itu, Raja Edgar memberikan perintah, “Tangkap pelayan itu sekarang!”Pelayan yang tadinya membawa anggur dan memberikannya kepada kami langsung menyadari bahwa perintah penangkapan itu ditujukan padanya, jadi ia segera melarikan diri dengan cepat. Namun, ia tidak berhasil karena para Kesatria istana jauh lebih terlatih daripada dirinya. Dalam waktu singkat, ia sudah di
Tiba-tiba, kenangan ketika telepon berdering dan berita bahwa kedua orang tuaku meninggal dunia melintas. Kenangan mengerikan itu membuat napasku sesak dan bulu kudukku merinding. Aku meletakkan tangan di dadaku dan meremasnya untuk mengurangi sakit di denyut jantungku.“Kenapa … kalian melihatku menderita seperti ini tanpa melakukan apa-apa?” protesku pada mereka karena mereka hanya melihatku dari samping dengan wajah tenang sementara aku sedang kesakitan.“Nak … Kami tidak bisa menyentuhmu. Kami juga tidak bisa lagi membantumu untuk sekarang. Kamu merasakan rasa sakit karena ingatanmu di masa lalu. Kamu memang tidak mengingat semuanya, tetapi kamu sudah berhasil melewati kepedihan itu dan terus tumbuh dengan baik,” balas Ayahku.Ibuku juga menambahkan, “Lissa … kami tahu bahwa kami orang tua yang tidak sempurna. Kamu mungkin beberapa kali sakit hati karena perlakuan kami kepadamu berbeda dengan saudaramu, teta
"Lissa … sepertinya ini adalah akhir dari kita. Aku pikir, ucapanku padamu benar. Walau aku ada di sini, itu tidak berarti kita sudah mati. Akan tetapi, itu tidak berlaku untukku. Sampai jumpa, Lissa … Ikatan takdir kita … Ayo kita putuskan di sini. Jika masih ada kehidupan lain … semoga kita tidak ada hubungan apa pun. Ah, tidak … semoga kita tidak bertemu…,” ucap Rissa.Begitu selesai mengatakan kalimat itu, aku menyaksikan kepala Rissa dipenggal dan terlepas dari tubuhnya. Namun, penampakan itu tidak jelas dan berupa bayangan hitam Rissa. Begitu Rissa menghilang, kabut yang ada di sekitarku juga perlahan menghilang. Bukan hanya kabut itu, tetapi Steein, Karl, Raja Edgar, dan juga kehadiran diriku juga menghilang dari tempat itu.*****SAAAA…..Aku mendengar suara hujan yang sangat deras. Setelah sekian lama aku di dunia ini, baru ini aku menyaksikan hujan dengan kedua mataku sendiri. “Sistem
"Kalian kenapa?” tanyaku pada mereka.“Karl … Steein, bolehkah kalian keluar sebentar? Aku ingin berbicara dengan Lissa,” ucap Raja Edgar.“Baik, Yang Mulia,” balas Karl dan Steein secara serempak.Firasatku mengatakan bahwa pembicaraan yang akan aku lakukan dengan Raja Edgar adalah pembicaraan yang berat, karena Karl langsung lega ketika diperintahkan untuk pergi. Ia juga melangkah dengan cepat seolah-olah ingin segera keluar dan tidak terlibat dalam pembicaraan ini.“Lissa … sebelumnya aku ingin meminta maaf…,” ucap Raja Edgar untuk mengawali pembicaraannya.Firasatku semakin buruk begitu mendengar pembukaan kalimat yang mengerikan itu.“Apa yang membuat Yang Mulia meminta maaf?” tanyaku sambil mempersiapkan hatiku untuk mendengar kemungkinan terburuk.“Sebelumnya, aku ingin menceritakan tentang kesalahan Rissa. Mengenai peristiwa penyerangan ketika kam
"Aku juga tidak mengerti maksudnya, tetapi ia mempelajari kekuatan Saintessnya dan mengubahnya menjadi sihir jahat. Di pisau yang ia tusukkan padamu, ia memasukkan kekuatan jahatnya. Itu yang membuat kemampuan Saintess untuk menyembuhkan dirimu sendiri tidak bekerja dengan baik. Kamu mungkin tidak tahu, tetapi di dua minggu pertama, keadaanmu kritis. Beberapa kali kamu berteriak histeris karena kesakitan,” jelas Raja Edgar.Ia mengerutkan dahinya ketika membicarakan hal itu seolah-olah ia yang merasakan kesakitan itu di masa lalu. Ekspresi Raja Edgar itu membuatku lebih terharu atas ketulusan Raja Edgar. Posisiku yang di ambang kematian pasti menjadi kenangan yang begitu menyakitkan baginya.Raja Edgar mencengkeram selimut yang menutupi tubuhku untuk melampiaskan emosinya yang memanas. Ia berkata dengan wajah mengerikan, “Aku sangat marah! Jadi aku menemui wanita itu di dalam penjara. Padahal aku berencana untuk menakut-nakutinya dan membuatnya menderita ka