Share

Jalan Penyucian Jiwa

Kulihat Umi sedang menenangkan Ning Zahira yang tengah tersedu. Aku tidak mau ambil pusing, maka langkahku tak terhenti ketika melintasi mereka.

"Gus." Suara Umi memanggilku. Terpaksa kuhentikan langkahku, lalu memutar badan sembilan puluh derajat.

"Ya, Mi. Ada apa?" tanyaku.

"Bilang sama Aricha, jangan suka mengata-ngatai orang." Umi sedikit melotot ke arahku. Aku kembali memutar badanku sampai menghadap ke arah Umi.

"Icha mengata-ngatai Ning Zahira? Apa tidak salah? Setahuku, Icha sedang menyelesaikan proposalnya di ruang tamu pesantren sendirian." Aku sangat mengenal Icha. Dia bukan tipe penyerang. Dia baru akan menyerang ketika benar-benar tidak mungkin bertahan.

"Ketemu Icha di mana? Kamu menemuinya diam-diam di ruang tamu?" Aku mendelik pada Ning Zahira.

"Gus, jaga bicaramu. Ning Zahira ini calon istrimu." Suara Umi meninggi. Dari awal kedatangannya, aku sudah menduga jika dia dipersiapkan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status