Beranda / Romansa / MENJEMPUT ISTRIKU / 092 Suasana Baru

Share

092 Suasana Baru

Penulis: Wolfy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-31 17:29:06

**Bab 092 Suasana Baru**

Di dalam rumah sederhana milik Garran dan Sania, suasana hangat terpancar dari perapian yang menyala di sudut ruangan. Meja makan kayu di tengah ruangan dipenuhi dengan hidangan sederhana, tetapi cukup untuk mengenyangkan. Kaiden, Garran, dan Sania duduk bersama Atthy, menikmati makan malam mereka dengan tenang setelah hari yang panjang.

Penduduk Megrav, seperti kebanyakan masyarakat Skythia, adalah orang-orang yang telah ditempa oleh kehidupan yang keras. Mereka tumbuh dalam lingkungan di mana perang, perampokan, dan perjuangan bertahan hidup adalah hal yang biasa. Namun, mereka bukanlah orang-orang yang mudah menyerah. Mereka menghadapi setiap cobaan dengan ketabahan, keikhlasan, dan senyuman. Hidup harus terus berjalan, tak peduli seberapa dalam luka yang mereka bawa.

"Para pelanggan mulai mengeluh lagi," Kaiden membuka percakapan sambil memotong roti di tangannya. "Mereka kesal karena hanya b

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MENJEMPUT ISTRIKU   099 Julius Amshel

    **Bab 099 Julius Amshel**Kerumunan di stasiun Nauruan tetap ramai, namun kehadiran seorang pria berseragam militer di antara mereka perlahan menciptakan ruang kosong di sekitarnya.Tatapan Julius Amshel begitu dominan.Sosoknya tegak dan berwibawa, mantel militernya menjuntai sempurna tanpa ada satu pun lipatan yang tidak pada tempatnya. Dia tidak tergesa-gesa, tetapi tatapannya menuntut perhatian.Saat matanya menangkap sosok yang dicarinya, bibirnya menyunggingkan senyum tipis, bukan kehangatan, melainkan otoritas."Lady Athaleyah."Athaleyah, yang tengah berjalan bersama Saihan dan Kevin, segera berhenti.Sesaat, matanya membesar karena terkejut, tetapi hampir seketika juga ia kembali tenang, menyembunyikan reaksinya di balik ekspresi lembut yang tak terbaca.Dari sudut matanya, Saihan dan Kevin bertukar pandang s

  • MENJEMPUT ISTRIKU   098 Kedengkian Seorang Wanita

    **Bab 098 Kedengkian Seorang Wanita**Hanya tiga stasiun lagi sebelum kereta mencapai Nauruan. Perjalanan panjang mereka hampir berakhir. Besok pagi, mereka akan tiba di stasiun utama Nauruan, mengakhiri perjalanan yang penuh ketegangan terselubung dan pertemuan tak terduga.Saat kereta berhenti di Stasiun Velgrad, salah satu persinggahan terakhir sebelum perbatasan Nauruan, para penumpang turun untuk meregangkan tubuh atau mencari makanan. Seperti biasa, Athaleyah memilih duduk di salah satu kedai kecil, menikmati secangkir kopi sambil membaca koran.Ketenangan sesaat itu kembali terusik."Hei."Suara yang akrab itu terdengar di sampingnya. Tanpa perlu menoleh, Athaleyah sudah tahu siapa yang datang. Adrian Velmore.Dia tidak bergerak, hanya melirik sekilas dari sudut matanya sebelum kembali menatap lembaran koran. Sejak pertemuan pertama mereka beberapa har

  • MENJEMPUT ISTRIKU   097 Memancing di Air Keruh

    **Bab 097 Memancing di Air Keruh**Setelah percakapan dengan Adrian dan Casandra berakhir, Athaleyah dengan tenang melangkah kembali ke kompartemen mereka. Saihan dan Kevin sudah lebih dulu berjalan di depannya, tidak memberikan komentar apa pun tentang interaksi yang baru saja terjadi di ruang tunggu Stasiun Grevin.Saat mereka memasuki kompartemen, Kevin duduk lebih dulu dengan santai, menyandarkan kepalanya pada dinding gerbong sambil menghela napas panjang. "Akhirnya, kita bisa kembali duduk dengan tenang. Aku tidak mengira kita harus berhenti selama ini hanya karena longsoran salju."Saihan tetap diam, memilih untuk duduk di dekat jendela, menatap pemandangan bersalju yang mulai bergerak perlahan saat kereta kembali berjalan. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seakan tidak tertarik dengan percakapan sebelumnya maupun kondisi perjalanan mereka.Athaleyah mengambil tempat duduk di sebera

  • MENJEMPUT ISTRIKU   096 Pertemuan

    **Bab 096 Pertemuan**Saat menunggu keberangkatan kembali di Stasiun Grevin, Athaleyah duduk dengan anggun di salah satu kursi kayu yang berjejer di ruang tunggu kelas atas. Matanya menatap jendela besar yang memperlihatkan hamparan salju di luar, seakan menikmati ketenangan sebelum perjalanan kembali berlanjut. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama."Athaleyah?"Sebuah suara yang akrab namun membawa kenangan masa lalu menyapanya. Athaleyah menoleh dan mendapati seorang pria berpenampilan rapi berdiri di hadapannya. Rambut hitamnya tertata dengan sempurna, mantel panjang berwarna gelap membungkus tubuhnya dengan kesan aristokrat yang khas."Adrian Velmore," jawab Athaleyah dengan senyum tipis, menampilkan kesopanan yang terlatih.Adrian menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ada keterkejutan, ada rasa penasaran, dan ada sesuatu yang lebih dalam di balik sorot matany

  • MENJEMPUT ISTRIKU   095 Memancing di Air Keruh

    **Bab 095 Syal**Udara di ruang kerja Hugh berat oleh kelelahan yang tidak diucapkan. Matahari musim dingin menyusup pelan melalui celah jendela tinggi, memantulkan bayangan panjang di atas lantai batu. Di belakang meja kayu besar, Hugh duduk membungkuk sedikit, tangan kirinya menopang pelipis, sementara tangan kanan menelusuri dokumen dengan gerakan lambat, nyaris malas. Bukan karena ia lengah, tapi karena pikirannya sudah jauh melampaui tinta dan lembaran-lembaran kertas itu.Di hadapannya, Alwyn berdiri seperti biasa, ramping, rapi, tak tergoyahkan. Sementara di samping Alwyn, Helena berdiri dengan sikap tenang, namun matanya mengamati Duke muda itu dengan kecemasan yang tak ia tunjukkan secara terang-terangan."Helena, ini saja yang kita dapatkan?" tanya Hugh. Suaranya tidak keras, tapi cukup untuk menghentikan detak jarum jam di ruangan itu."Ya, Tuanku," jawab Helena pelan, tapi mantap. "Tuan A

  • MENJEMPUT ISTRIKU   094 Pertemuan

    **Bab 094 Kekhawatiran**Senja di Kedai MegravUdara di luar kedai membeku hingga menusuk tulang. Tapi di dalam, hangatnya api dari tungku, aroma seduhan herbal, dan suara kayu yang berderak menciptakan suasana yang nyaris nyaman. Langit di luar berwarna jingga pekat saat pintu kayu berat itu terbuka, dan Marek melangkah masuk, mengguncang salju dari ujung mantel bulunya.Beberapa kepala mendongak. Pengembara hanya melirik sekilas, tapi para penduduk asli Megrav yang mengenalnya langsung menyapa dengan senyum ramah.''Selamat sore, Ibu Marek!'' seru Pak Rollo, tukang sepatu tua yang duduk di pojok bersama istrinya.''Ah, sore, Pak Rollo. Kau masih ingat janjimu untuk memperbaiki sepatu suamiku?'' balas Marek dengan senyum kecil.Rollo terkekeh. ''Tentu saja. Tapi beliau jarang di desa akhir-akhir ini. Terlalu sering mengurus para prajurit yang nyasar!''

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status