Share

MOAM# 06. Dilema

Penulis: Ida Andriani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-13 11:42:04

Dua minggu berlalu, Zehra akhirnya bisa menikmati perannya sebagai seorang istri dari Jovan. Alam seolah memberikan kesempatan untuk Zehra merasakan kebahagiaan bersama Jovan walau hanya sebagai pasangan kontrak. Selama Zehra tinggal di rumah Jovan dan Laura, Laura semakin sibuk dan jarang pulang.

"Kamu berangkat lagi pagi-pagi buta begini, Laura?" tanya Jovan yang merasa bosan bertanya pada kepergian Laura.

"Jo, ku mohon jangan berpikiran macam-macam. Aku hanya bekerja, kamu bisa bersama Zehra dulu sementara waktu. Agar Zehra juga bisa cepat hamil. Aku pergi."

Jovan ingin sekali merutuki Laura sebagai istri gila. Bahkan Laura seperti tidak ada sedih-sedihnya saat tahu Jovan selalu bersama Zehra. Laura selalu berdalih agar Zehra bisa cepat hamil dan hubungan mereka bisa cepat berakhir.

Huek!!

Zehra membekap mulutnya karena seperti merasakan sesuatu yang tak biasa dari perutnya. "Astaghfirullah, kenapa rasanya beberapa hari ini mual sekali ya kalau pagi?"

Jovan yang masih menatap kepergian Laura pun menolah, lalu menghampiri Zehra. "Ada apa, Zehra?"

Jovan terkejut karena Zehra begitu pucat. "Ya Tuhan ... kamu pucat sekali, kita ke dokter."

"Tapi, Om. Aku baik-baik saja."

Jovan tak menghiraukan ucapan Zehra. Pria itu langsung membawa Zehra ke dokter karena takut terjadi sesuatu pada istri mudanya. Walau berkali-kali Zehra menolak karena merasa itu hanya salah makan yang berakibat lambungnya naik saja.

"Tuan tidak perlu khawatir, keadaan Nyonya Zehra baik-baik saja. Ini memang biasa terjadi pada ibu hamil muda."

Mendengar ucapan sang dokter, kening Jovan mengerut. "Hamil muda?"

"Ya, Nyonya Zehra tengah mengandung. Dan usia kandungannya sudah 4 minggu."

"Empat minggu, Dok? Tapi kami baru menikah 2 minggu lalu, bagaimana mungkin saya hamil 4 minggu?" Zehra cemas jika Jovan pun menanyakan hal itu.

Jovan pun menoleh pada Zehra karena dirinya juga merasa bingung. "Tolong jelaskan, Dokter."

Zehra dan Jovan akhirnya lega setelah mendengarkan penuturan sang dokter. kehamilan Zehra dihitung dari hari terakhir Zehra haid. Jovan juga yakin jika anak yang dikandung Zehra memang anaknya, karena Jovan ingat betul bagaimana dirinya mengambil mahkota milik wanita muda itu.

"Zehra, terima kasih." Jovan langsung meraba perut Zehra dengan tidak percaya. "Bertahun-tahun aku memimpikan ini, Zehra. Akhirnya aku akan jadi seorang Daddy, aarghh!!"

Jovan berteriak terlalu senang. Zehra pun ikut bahagia karena nyatanya Zehra memang sangat nyaman bersama pria dewasa itu. Selain tutur katanya yang menyejukkan hati, Jovan juga begitu perhatian padanya.

Laura yang baru datang pun langsung nyelonong memeluk Zehra memisahkan Jovan dengan madunya. Laura tak rela melihat Jovan begitu bahagia saat tahu Zehra hamil. Dadanya sakit melihat Jovan trus mengecupi wajah Zehra juga perut Zehra yang masih datar.

"Selamat ya, Ra. Akhirnya pengorbananku tidak sia-sia. Bukankah kamu juga ingin segera keluar dari kehidupan kami, Ra? Sabar, ya. Hanya tinggal menunggu bulan berarti."

Ucapan Laura jelas memukul telak kebahagiaan yang dirasakan Zehra saat ini. Zehra baru sadar jika dirinya tinggal menunggu bulan saja bisa hidup bersama Jovan. Pria yang sudah 2 minggu membuat hidupnya berwarna.

"Iya, Nyonya."

Jovan ikut menelan salivanya mendengar ucapan penuh penegasan Laura. Jovan tahu jika istrinya sudah berkorban menahan sakit hati menikahkan dirinya dengan Zehra agar dirinya bisa punya anak. Namun, bukankah itu memang keputusan gila Laura yang tidak ingin mengandung anaknya?

"Baiklah, Nyonya. Saya siapkan resep obat untuk Anda, ya."

Zehra mengangguk. "Iya, Dokter. Terima kasih banyak."

Zehra meremas jari-jarinya melihat Laura yang terus menggenggam tangan Jovan. Rasa cemburu yang harus selalu Zehra tahan ketika momen itu dilihatnya. Gadis itu merasa ada yang tidak beres pada hatinya karena selalu saja sakit hati melihat itu. Padahal, Zehra terus menegaskan pada dirinya jika dirinya tidak boleh jatuh cinta pada Jovan seperti perjanjiannya dengan Laura.

"Ya Allah, apa aku sungguh mencintai Om Jovan?" Zehra memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing, untuk tangan kekar Jovan dengan cepat meraih tubuhnya.

"Ra, kamu baik-baik saja?"

Zehra melihat jelas jika saat ini Jovan begitu khawatir pada keadaannya. "Aku tidak apa-apa, Om. Aku hanya pusing."

Jovan menggelengkan kepalanya membawa Zehra kembali ke tempat tidur. "Tidak, Zehra. Kamu harus dirawat, kamu pucat sekali."

Laura mengepalkan tangannya melihat perhatian Jovan pada Zehra. "Honey, bukankah itu biasa terjadi pada ibu hamil muda? Jadi kamu tidak perlu khawatir seperti itu."

Jovan menoleh pada Laura dengan tatapan tai suka. "Apa maksudmu, Laura? Ini biasa? Lalu kenapa kamu tidak ingin yang hal biasa ini kamu rasakan?"

Ucapan Jovan membuat Laura terdiam seribu bahasa. Laura semakin tak suka karena Zehra berhasil mengambil perhatian Jovan. Namun, Laura sadar jika semua itu karenanya.

"Bagiku, Zehra luar biasa. Dia bahkan bersedia merasakan hal tak nyaman seperti ini karena mengandung anakku."

Laura semakin tak terima. "Jangan lupa jika aku juga sudah berkorban, Jo! Aku berkorban merasakan sakit hati mengingat kamu menyentuhnya. Apa kamu tidak berpikir bagaimana perasaanku, Jo?"

Jovan bangkit dari duduknya, lalu menatap Laura semakin tajam. "Seharusnya kamu tanya pada dirimu sendiri sebelum kamu memintaku menikah dengan Zehra, Laura!"

Zehra hanya bisa memejamkan matanya mendengar pertengkaran demi pertengkaran diantara Jovan dengan Laura. Zehra ingin sekali segera pergi dari keributan itu. Namun, sanggupkah Zehra merelakan anak dan suaminya untuk Laura? Perasaan itu lah yang membuat Zehra dilema, karena nyatanya Zehra sudah mencintai Jovan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 59. Keinginan Elvira

    "Zehra, Leon, kalian pulang lah. Terima kasih karena sudah menjengukku. Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu." Zehra menoleh pada Leon yang mengangguk. "Iya, Om." Zehra masih meremas jari-jarinya cemas. Leon melihat Zehra begitu cemas, seperti ada sesuatu yang Zehra ingin katakan. "Ze, ada apa?" Jovan dan Elvira pun menoleh dan menatap Zehra. "Zehra, ada apa?" Zehra kembali meremas jari-jarinya. "Om, bolehkah aku bawa Andrew pulang ke rumahku? Hanya malam ini saja saat Om Jovan di rawat di sini." Jovan dan Elvira saling tatap. Mereka tahu jika Zehra mungkin khawatir pada keadaan Andrew karena Jovan saat ini tidak di rumah. Namun, Jovan merasa hatinya begitu tak rela membayangkan Zehra dan Leon bahagia bersama Andrew. "Zehra, apa itu tidak mengganggumu dengan Leon?" Zehra menoleh pada Leon. Zehra menunduk karena melupakan Leon sebagai suaminya. "Maaf, Le. Aku lupa izin dulu sama kamu." Leon menelan salivanya mendengar ucapan Zehra yang bahkan melupakan diriny

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 58. Haruskah merelakannya?

    Sekian jam Zehra berada di ruangan Jovan, tak ada sedikitpun tanda-tanda kedatangan Laura. Zehra menoleh pada arah Elvira yang masih terduduk lemah di samping Jovan yang masih terlelap. Zehra bingung harus memulai pertanyaannya dari mana. "Mommy." Zehra memberanikan diri untuk menatap Elvira yang terlihat sendu. Elvira pun menatap Zehra dengan sorot mata yang menyedihkan. "Laura selingkuh, Zehra." Deg!! Tak ada sahutan dari Zehra karena Zehra sudah tahu semua itu. Entah harus senang atau tidak mendengar ucapan Elvira. Sebab, nyatanya semua itu membuat Jovan sampai jatuh sakit karena kenyataan yang terjadi pada rumah tangganya. "Selama ini Jovan selalu berusaha menjadi suami yang baik, yang setia, Jovan selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh Laura. Tapi, kenapa? Kenapa dia tega melakukan ini pada putraku, Zehra?" Zehra menelan salivanya. Zehra bingung harus menanggapi ucapan Elvira seperti apa. Karena Zehra memang sudah tahu jika Laura berselingkuh. Zehra menyesal ka

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 57. Jovan sakit

    Tok! Tok! Tok! Zehra dan Leon menoleh apa arah suara. Leon pun menarik senyumnya melihat siapa yang datang. Walau bagaimanapun perasaan cemburu itu pasti ada. Apalagi saat Leon teringat bagaimana Jovan menyentuh Zehra. "Apa kami ganggu kalian?" Elvira langsung menghampiri Andrew yang sudah terlelap. "Tidak kok, Moms. Andrew baru saja tidur. Aku stok ASI-nya dulu sebelum pulang." Elvira menoleh pada Jovan yang tidak mengatakan apapun selain hanya terdiam menatap wajah sang putra. Elvira begitu iba karena Jovan pasti saat ini begitu tersiksa. Selain Laura selingkuh, kini Jovan pun harus merelakan Zehra untuk Leon. Elvira pun menoleh pada Leon yang begitu setia menunggu Zehra. "Leon, terima kasih karena kamu masih mengizinkan isterimu memberikan ASI-nya pada Andrew." Leon mengangguk. "Tidak masalah, Aunty. Aku menerima apapun masa lalu Zehra, jadi aku pun harus rela saat-saat seperti ini, bukan?" Zehra menoleh pada Leon. "Terima kasih, Le." Jovan masih belum ingin m

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 56. Milik Leon

    Plak!! Elvira menampar pipi Laura begitu keras. "Ini untuk kamu yang sudah mengkhianati putraku." Plak!! Elvira kembali menampar Laura. "Ini untuk sakit hatiku sebagai ibu dari Jovan." Plak!! Elvira masih belum puas. "Ini untuk kamu yang sudah membodohiku juga Jovan." Elvira hendak kembali menampar Laura, namun. Laura keburu berlutut. "Ampun, Mommy. Aku tahu aku salah, Moms. Aku mohon maafkan aku, Moms. Aku masih mencintai Jovan." "Cih!! Kamu bilang kamu cinta pada putraku? Lalu apa yang sudah kamu lakukan padanya, Laura?? Setelah apa yang Jovan berikan padamu, tapi kamu tega melakukan semua ini? Kamu memang pela**r, Laura!!" Jovan yang baru saja datang, menghentikan langkahnya. Laura menoleh pada arah suaminya. Laura tahu jika Jovan memang pria baik dan setia. Penyesalan itu terlihat dari sorot matanya, hanya saja, Laura memang lebih mencintai Mike dari pada Jovan. "Kita pulang, Moms. Untuk apa Mommy buang-buang waktu datang ke sini?" Jovan meraih tangan Elvira denga

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 55. Jovan yang malang

    Brak!! "Aarghh!!" Jovan menggusar rambutnya prustasi. "Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Laura!" Jovan tidak menyangka jika nasibnya bisa semalang itu. Selama ini Jovan merasa begitu beruntung memiliki istri seperti Laura. Namun, nyatanya Jovan salah. Nyatanya Jovan adalah orang bodoh yang tidak bisa mengenali siapa Laura sebenarnya. Serapat-rapatnya mengubur bangkai, lama-lama tercium juga. Jovan tidak menyangka jika pertemuannya dengan Zehra adalah sebuah anugrah besar. Selain Jovan bisa merasakan rasanya menjadi seorang Daddy, kini Jovan pun bisa tahu siapa Laura sebenarnya. Jovan mengambil handphonenya, lalu menghubungi sang asisten. "Gerald, tolong segera kamu cek siapa nama pemilik di Royal Company cabang 1." Jovan berusaha untuk tetap kuat dan sadar karena Andrew. "Andrew, putraku." Jovan pun segera menemui sang putera yang untungnya masih anteng dalam mimpinya. Susi pun keluar dari kamar Andrew sesuai perintah Jovan. Pria itu mengecup kening sang bayi deng

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 54. Kamu milikku

    "Honey, apa kamu baik-baik saja? Aku merindukanmu, Mike." Laura mengecupi Mike yang sudah beberapa hari tidak ditemuinya. "Apa ini perbuatan Leon?" Laura meraba luka-luka di tubuh juga wajah Mike. Mike masih terdiam walau nyatanya begitu senang karena akhirnya bisa lolos dari sekapan Leon. Namun, Mike masih bingung siapa orang yang menyelamatkan Zehra hari itu, karena Leon dan asistennya datang setelah Mike babak belur. "Aku bersumpah akan membuat mereka menyesal sudah membuatmu seperti ini, Mike." "La, aku memang di sekap oleh Leon, tapi bukan Leon yang membuatku seperti ini." Laura menatap Mike dengan kening yang mengerut heran. "Apa maksudmu, Mike?" Mike menarik napasnya, lalu beranjak dari baringannya. "Hari itu ada pria asing memasang topeng menyelamatkan Zehra, dan Leon baru datang setelah aku seperti ini." "Apa?" Laura mencoba berpikir. "Jika bukan Leon, lalu siapa yang menyelamatkan Zehra, Mike?" "Aku juga tidak tahu, tapi sudahlah. Untuk saat ini itu tidak p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status