Home / Rumah Tangga / Madu Suamiku / Bunda, Om ini siapa?

Share

Bunda, Om ini siapa?

Author: Aisyah Ahmad
last update Last Updated: 2025-09-05 23:54:04

Di taman Rumah sakit itu, anak-anak tengah bermain dengan Dani. Saat Zahra mendekat keduanya langsung menghambur ke Bundanya.

"Bundaaaa"

"Hei, kalian pada makan apa itu??? "

"Ini, ice krim jagung bunda. Enak lho, tadi di beliin om Dani."

"Waaaah, terimakasih om Dani."

"Nda... Ngantuk... "

"Iya sayang, Zahwa udah ngantuk? Ayo kita pulang."

"Horeeeee," Keduanya bersorak hore, lalu mereka berlari menuju ke mobilnya Dani.

"Ayo mbak,"

"Aku kayaknya pulang naik taxi aja deh Dan. Kamu temenin ibuk aja disini. Soalnya ibuk sendirian loh,"

"Hm? Terus perempuan itu kemana?"

"Siapa? Nisa? Pulang tadi katanya ibuk, di suruh pulang."

"Oh... Nggak apa deh mbak, Dani antar dulu. Cuma sebentar kok, nanti Dani balik sini lagi."

"Dua jam lho Dan, bolak balik."

"Iya, nggak apa kali mbak, ibuk juga pasti ngerti. Kasihan itu Ray sama Zahwa udah masuk mobil kok. Udah Ayo nggak apa lah. Nanti aku telfon Dinda suruh nemenin ibuk bentar. Atau, ibuk sendiri dulu juga nggak apa-apa mbak,"

"Eum... Ya udah deh Ay
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Madu Suamiku   Cukup sampai disini

    "E... e a a""Jadi gagu mendadak kan, yang ketiga Suami mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami. Sekarang lihat dirimu itu mas, seperti apa. Kalau karena kecelakaan, mungkin oke ya, masih aku temani sepanjang hidupmu. Masalahnya ini akibat ulahmu sendiri. Ulahmu yang bejat itu hingga dirimu menjadi semenjijikkan sekarang, jadi aku yakin, kamu tidak akan bisa membantah gugatan yang aku layangkan. ""Neng... Pikirkan anak anak. Mereka pasti akan butuh ayahnya,""Oh soal itu kamu tak perlu khawatir mas. Aku bisa jadi Bunda sekaligus Ayah buat dia. Lagian sudah biasa""Ya ya ya. Aku tahu aku tahu. Jangan jangan, kamu memang sengaja kan, biar bisa bebas jalan bareng dengan laki laki lain. Iya ? Biar kamu bebas mengubah hubungan gelap mu dengan si pengacara itu kan?""Ck. Dangkal sekali pikiranmu ya mas, kalau kamu selingkuh ya selingkuh aja mas, nggak usah memutar balikkan fakta dan menurutku sama sepertimu!""Nyatanya memang begi

  • Madu Suamiku   Keputusan

    "Ya kemungkinan besar juga iya, Mbak Nisa. Mengingat mbak Nisaa juga sama terinfeksi. Cuma mbak Nisaa belum parah. Mbak Nisa belum menemui dokter kandungan kah?""Sudah kok dok, sudah minum obatnya juga, cuma ya emang dua hari ini Nisa tidak meminumnya karena habis. Nisa nggak kontrol lagi. Nisa pikir udah nggak apa-apa kan, soalnya Nisa rasa juga baik-baik saja. Baru tadi pagi Nisa lihat ini. Seingat Nisa tadi malam belum ada kok,""Begini ya mbak Nisa... Pemberian ARV pada pasien terinfeksi itu paling tidak, minimal rutin selama 6 bulan. Dan setiap bulannya juga perlu ada evaluasi. Jadi walaupun belum terlihat adanya gejala, tetap harus rutin ARV nya.apalagi posisi ibuk ini sedang hamil, kan.""Oh, gitu ya dok, baik dok... Nanti saya ke dokter kandungan lagi untuk kontrol juga ambil ARV.""Iya mbak. Lebih cepat lebih baik."Sementara Dimas masih di ranjangnya, masih terus meracau. meratapi nasibnya yang entah kedepan seperti apa. Kalimat kalimat Dinda tentang amputasi juga masih ter

  • Madu Suamiku   Pusaka di ujung ancaman

    Bu Sukma melangkah masuk ke kamar yang memang tidak tertutup itu. Dimas dan Nisa keduanya berada tepat di depan lemari."I ibuk belum tidur?""Bagaimana ibuk bisa tidur kalau kalian saja ribut! Ada apa lagi? Dan kamu, ibuk ndak pernah ngajari kamu kasar sama wanita ya! Ibuk setuju dengan ucapan gendhuk tadi. Ibuk juga kecewa, tapi ibuk ndak mau adik dan anakmu di posisi yang sama, merasakan hal yang sama. Hidup itu karma berjalan. Dan hukum alam itu tabur tuai. Sudah, sudah cukup kamu menyiakan satu wanita!." Dimas hanya terdiam saja sembari menunduk, persis seperti anak kecil yang sedang di omelin ibunya."Ibuk itu malu sebenernya kalau mau marahin atau negur kamu. Udah gede, ndak pantas. Tapi di biarkan kok ndak ngerti ngerti. Sudahlah, selesaikan masalah kalian baik-baik. Ndak usah teriak teriak, ribut ribut. Sudah malam. Malu di dengarkan tetangga! Kalau masih mau ribut, Sana Keluar dari rumah ini ribut di hutan sana!"Bu Sukma pun akhirnya berlalu ke kamarnya. Sementara Nisa kemb

  • Madu Suamiku   Ketika hidup mulai hancur

    "Pakai nomor baru lagi.""Astaga, curang. Ngapain lagi sih dia ? Mau bikin ribut apalagi?""Nih. Tapi ya... Aku juga sih yang salah. Ucapan dia nggak salah kok,"Resti membaca sebuah pesan itu yang membuatnya geleng-geleng kepala."Bener bener nggak ada otaknya ya dia. Kalau ngomong itu lo nggak ada filternya. Dia ngomong seolah dia paling bener sendiri. Ngomongin soal pantas tak pantas. Ini lo cuma ngopi sama jajan aja udah kayak ke gapp di hotel aja. Lah dia.""Ya tetap aja, statusnya aku kan juga masih sah istrinya dia. Aku pergi tanpa... ""Za, Aku lo udah eneg udah gedek sama laki mu itu, Aku jadi kamu, udah tak buang tuh ke segitiga bermuda biar di makan hiu megalodon.""Uhuk!""Astaga, Zean. Pelan pelan minumnya, kenapa sih?""Nggak nggak, aku nggak salah dengar tadi. Sejak kapan kamu percaya sama hiu megalodon Rest?"Zahra juga tertawa cekikikan dengan kalimat Resti tadi. "Sejak gaul sama Rayyan dan Zahwa tuh.""Ahahaha. Resss Res.""Btw Za, kok Dimas bisa tahu kamu lagi kelua

  • Madu Suamiku   Antara Luka dan Rasa

    Zahra tampak menghela nafas lalu menyenderkan kepalanya. "Memangnya bisa, Res? Posisinya aku lagi hamil begini. Sebenarnya itu sih yang aku pikirkan."'Cyyyyiiiiiittttttttt!!!!! '"Zahraaaaa!!! Kamu, ck. Ah!!! Za, kamu kan Alumni mahasiswa terbaik lho Za!!!! Gimana ceritanya hal sesimpel gitu aja nggak tahu! Nggak tahu, apa saking butanya karena kecintaan kamu sama kakang Dimas itu sih sampai lupa!""Ehehehe""Cerai saat hamil baik dalam UU Perkawinan, PP 9/1975, KHI, maupun hadis, tidak ada yang mengatur mengenai larangan menceraikan istri saat sedang hamil. Apalagi gugatanmu juga kuat. Cuma ya itu. Masa idah mu nanti sampai habis melahirkan. Soal masa idah coba nanti tanyakan sama ustadz atau ustadzah yang lebih fasih dalam hal ini. Soalnya aku hanya bicara berdasarkan hukum saja""Iya ya Res... Aku kok... Aduh... Aku terlalu fokus sama kata-kata orang katanya kalau hamil ya cerainya nggak sah... Kalau hamil nggak bisa pisah, dll""Helleh Za, Za! Basi itu mah! Udah kalau emang kamu

  • Madu Suamiku   Saat Hati Memilih Pergi

    "Ono opo sih nduk, teriak-teriak.""Nisa nggak ada!""Nggak ada gimana maksudnya? Orangnya keluar?""Enggak, dia pergi. Dia pergi bawa baju-bajunya kok.""Lho lho lho. Kok gitu?""Nggak tahu mbak, buk. Dia takut kali, takut kalau kesalahannya terbongkar. Makanya dia milih kabur. Takut di marahin atau... "" Astagfirullah."Sesaat terdengar ribut di luar. Hingga membuat mereka bertiga juga langsung keluar."Ayo masuk! Kamu mau kabur kan? Hah? Apa yang kamu lakukan, dan kau mau kabur? ""Lepasin! Lepasin! Kamu siapa, nggak usah ikut campur! Lepasin !"Di luar ternyata Resti ribut dengan Nisa. Resti yang baru saja memarkirkan mobilnya ke halaman, langsung keluar. setelah itu menyeret Nisa keluar dari dalam mobilnya."Astagfirullah, ini ada apa?""Ada apa Res? Kok kamu bisa sama Nisa ?""Iya, Za. Ini orang mau kabur kan? Apa yang udah dia lakukan Za? Aku tadi ketemu di gang sana, dia buru buru mau pergi kayak ketakutan. Eh dia malah naik mobil aku di kira mobil grab. Ada apa emangnya?""S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status