Share

Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin
Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin
Auteur: Syafitri Wulandari

Bab 1. Malam Terlarang

last update Dernière mise à jour: 2025-08-18 11:47:36

Hotel Axelle

10.30 PM.

Prok…

Prok…

Suara riuh tepuk tangan menggema di ballroom hotel saat sang presdir baru saja memberikan sambutannya kepada seluruh tamu undangan yang hadir.

“Pak Damian keren banget!” teriak seluruh karyawan dengan semangat.

Axelle Group adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi itu mengundang seluruh karyawannya, di hari perayaan ulang tahun perusahaan yang ke-5 digelar begitu sangat mewah.

Acara inti sudah selesai, seluruh karyawan kini menikmati hidangan yang sudah disediakan.

Jessica menatap penuh kekaguman pada sang presdir, tak menyangka ia menjadi bagian dari perusahaan terbesar di kota ini.

“Aku masih tidak menyangka kita berada di sini Audy,” celetuk Jessica tersenyum ke arah sahabatnya.

Audy juga tersenyum, ia sama dengan Jessica merasa bangga dengan pencapaiannya, yang bisa diterima di perusahaan yang begitu disegani.

“Kamu benar, Jes.” Audy menimpali dengan memeluk Jessica dengan erat.

Keduanya sudah seperti keluarga. Saling memberikan support satu sama lain dalam hal apa pun, tak heran kedekatan keduanya begitu banyak dipuji teman-teman mereka.

Di sudut lain, seseorang menatap Jessica dengan penuh kebencian. Ia menyeringai menatap sesuatu di tangannya, pelayan di sampingnya menatap seseorang tersebut dengan takut.

“Malam ini akan menjadi malam yang tidak akan terlupakan untuk kamu, Jessica!” gumamnya dengan sinis.

Ia menatap minuman yang berada di tangan pelayan tersebut, senyumannya begitu licik saat tangannya dengan cepat memasukkan sesuatu ke dalam minuman tersebut.

Ia yakin, setelah itu Jessica tidak bisa mengontrol dirinya. Karena dosis obat perangsang yang ia masukkan sangat tinggi.

“Berikan minuman ini pada gadis gaun biru itu. Ingat jangan salah kasih, kalau tidak kamu akan tahu akibatnya,” ucap seseorang tersebut dengan tatapan yang begitu tajam.

“B-baik…”

Seseorang misterius itu memberikan amplop berisikan segepok uang kepada pelayan. Wajah pelayan tersebut sumringah, lalu ia langsung pergi dengan ekspresi seperti tidak terjadi sesuatu.

“Tamat riwayat kamu, Jessica!”

Sedangkan Jessica menerima minuman itu dengan senang hati. Sebab, ia juga sangat merasa haus.

Audy juga mengambil minuman yang sama, keduanya minum secara bersamaan.

Audy heran menatap gelas sahabatnya yang sudah kosong. Tetapi ia tidak ambil pusing, gadis itu memainkan ponselnya. Dan mulai fokus menatap layar ponsel itu setelah mendapatkan pesan dari kekasihnya yang sudah menunggunya.

Sedangkan Jessica sudah mulai merasa gelisah, tubuhnya terasa begitu sangat aneh. Panas menjalar di seluruh tubuhnya hingga wajahnya memerah.

“A-audy,” panggil Jessica dengan lirih.

Audy langsung melihat ke arah sahabatnya. Ia langsung terkejut melihat wajah Jessica seperti itu.

“Kamu kenapa, Jes? Kamu demam?” tanya Audy yang langsung memeriksa suhu tubuh Jessica dengan tangannya.

“A-aku gak tau. Semuanya terasa begitu panas,” balas Jessica dengan lirih.

Leher jenjangnya mulai mengeluarkan keringat bahkan ballroom hotel yang begitu dingin, tidak bisa meredakan rasa panas di tubuh Jessica saat ini.

Audy mulai ragu untuk meninggalkan Jessica sendiri.

“Aku telepon Andreas kalau aku tidak bisa menemuinya. Kamu lebih penting,” ujar Audy yang tak tega dengan Jessica.

Jessica mencegah Audy. Ia tahu bagaimana Audy sangat mencintai Andreas, Jessica tidak ingin merepotkan sahabatnya.

“K-kamu pergi saja, Audy. Kasihan Andreas sudah menunggu. A-aku bisa kembali ke kamar kita sendiri.”

“Kamu yakin?” tanya Audy merasa ragu.

Jessica mengangguk yakin, walaupun tubuhnya sudah sangat merasa aneh. Keduanya berpisah di sana.

“Nanti aku suruh orang untuk antar obat ke kamar ya.”

Jessica berjalan sempoyongan ke arah kamar hotelnya.

“Ahhh…. Ini panas sekali,” racau Jessica yang ingin segera melepaskan seluruh pakaiannya.

Mata Jessica mulai berkunang-kunang, ia mulai mengambil kartu akses kamar di dalam tasnya, tetapi kartu akses tersebut sama sekali tidak bisa digunakan.

Gadis itu mulai merasa panik, Jessica berpindah ke kamar yang lain karena menganggap dirinya salah kamar.

“S-siapa pun tolong aku!” ucap Jessica dengan gelisah.

“M-mbak, tolong saya. Kartu akses kamar saya tidak bisa digunakan,” ucap Jessica menatap pelayan tersebut dengan penglihatan yang tidak jelas.

“Sebentar, Mbak. Kamar hotel nomor berapa Mbak?”

“409, Mbak.”

Pelayan tersebut tersenyum, ia membantu Jessica menuju kamar yang bukan kamar gadis itu.

Di seberang sana seseorang tersenyum licik saat pelayan memberikan kode ‘oke’ dengan tangan.

“Ini kamarnya ya, Mbak. Saya tinggal dulu.”

“Terima kasih, Mbak.”

Setelah tugasnya selesai ia langsung pergi meninggalkan Jessica begitu saja.

“Masuk ke dalam jebakan!” ucapnya dan berlalu pergi begitu saja setelah memastikan Jessica masuk ke kamar hotel yang di dalamnya sudah ada seseorang.

“Aku gak sanggup lagi!”

Jessica melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya. Kulit putih mulus, tubuh yang terlihat begitu seksi bahkan parasnya yang sangat cantik bisa memikat lawan jenis dengan sangat mudahnya.

Seseorang yang sedang duduk di sofa, menelan ludahnya dengan kasar. Melihat adegan perempuan melepaskan pakaian secara langsung di hadapannya dan semakin membangkitkan gairahnya yang sejak tadi ia tahan.

Ia tersenyum licik, akal sehatnya mengatakan jika perempuan yang ada di hadapannya saat ini memang berniat menggodanya.

Damian berdiri, dengan langkah sempoyongan dan mata berkabut akan gairah, pria itu membalikkan tubuh Jessica begitu saja menjadi menghadap ke arahnya.

Matanya menggelap, ia langsung mencium Jessica dengan rakus. Damian Maheswara Axelle—presdir Axelle Grup itu sudah tidak mampu lagi menggunakan akal sehatnya.

Tubuhnya begitu terbakar, akibat ia meminum alkohol yang sudah dicampur dengan obat perangsang. Dirinya dijebak dengan seseorang hingga ia jadi seperti ini.

“Emmphh…”

Kemeja putih yang melekat begitu ketat di tubuhnya yang berotot, ia lepaskan dengan tak sabaran.

“Kamu sengaja menggoda saya hmm?!” Damian menggigit bibir Jessica dengan pelan.

Jessica yang syok hanya bisa terdiam, menatap presdirnya dengan tubuh yang bergerak gelisah. Sentuhan tangan besar itu seakan mematikan sistem kerja sarafnya.

Ia ingin menolak, tetapi tubuhnya seakan mendamba sentuhan itu.

“Ahhhh…ahhhh….”

“L-lepas!” pinta Jessica.

Matanya berkaca-kaca, perasaannya sudah tidak karuan. Tetapi ia tidak bisa mengelak jika sentuhan itu mengobati tubuhnya yang terbakar.

Damian menyeringai licik. “Kamu sendiri yang masuk ke dalam kamar saya. Itu artinya kamu sudah menyerahkan diri kamu ke saya bukan?”

Jessica mencoba melepaskan diri, tetapi tubuhnya tidak bisa diajak bekerja sama.

Ini gila!

Tubuhnya sangat suka dengan sentuhan tangan Damian.

Damian menggendong tubuh Jessica ke atas kasur dengan mudahnya. Tubuh mungil itu tenggelam di tubuh besar Damian.

“Hiks…. Saya mohon lepaskan saya!” pinta Jessica dengan menangis.

“Ahhh….” Namun sialnya, suara laknat itu terdengar dari bibirnya saat tangan Damian menyentuh dadanya.

“Setelah kamu masuk ke kamar saya itu artinya tidak ada jalan keluar lagi,” bisik Damian dengan suara serak dan beratnya.

Awalnya Jessica menolak, tetapi sentuhan Damian membuat dirinya hilang akal.

Di tengah cahaya lampu yang temaram, tangisan yang berubah menjadi desahan kenikmatan, Jessica menyerahkan dirinya pada sang presdir begitu saja.

Tubuhnya meliuk-liuk berirama dengan Damian, semakin dalam pria itu menyentuhnya, semakin hasratnya terbakar. Seakan sedang meneguk segelas air di gurun pasir yang sangat panas.

Nikmat….

Bergairah….

“Pak Damian, saya mohon lebih dalam lagi!” pinta Jessica menjerit.

Gadis itu mencakar punggung Damian dengan kuat, perih pada intinya tidak ia hiraukan lagi. Sebab, Jessica menjadi perempuan yang berbeda malam ini karena pengaruh obat perangsang yang ia minum.

“A-aku…”

Damian kembali menciumnya, tidak memberikan waktu Jessica untuk berbicara.

“Sialan! Nikmat sekali!” racau Damian yang terus bergerak di atas Jessica dengan cepat.

“Arggh…. Saya tidak bisa menahannya lagi!”

Damian ambruk di tubuh Jessica saat keduanya mendapatkan pelepasan bersama.

“Kamu tidak bisa menghilang begitu saja setelah ini wanita jalang,” racau Damian tanpa sadar karena setelah itu ia benar-benar tidak sadarkan diri memeluk Jessica yang sudah terlelap di sampingnya.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Mawar_Merah
Damian sudah mengambil kesucian Jessica 🥲
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 58. Obat Perangsang

    “Akhirnya dia tertidur juga,” gumam Damian lega.Sejak tadi Renald bahkan tidak mau tidur, anak itu terus memeluk dirinya dengan erat. Ingin menolak tetapi Damian merasa kasihan, walaupun hatinya sangat kesal.Damian perlahan memindahkan tangan Renald yang memeluk dirinya. Ia ingin segera kembali ke rumahnya, di mana ada Jessica dan Aland di sana.Pukul sudah menunjukkan jam 10 malam, pria dingin itu gelisah takut Jessica dan Aland ternyata sudah pulang.“Sialan! Aku harus tertahan di sini karena bocah yang bukan anakku,” gumam Damian kesal.“Tunggu aku, Baby. Sebentar lagi aku datang.”Damian keluar dari kamar Renald.Suara gemuruh terdengar, dari balik jendela Damian melihat kilat menyambar dan hujan turun dengan deras, tetapi itu bukan halangan untuk dirinya menemui sang pujaan hati penghangat ranjangnya.Udara yang dingin akan berganti hangat jika ia sudah berbagi peluh bersama dengan Jessica.Langkahnya tegas menuruni anak tangga hingga Damian terdiam saat pelayan di rumah ini me

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 57. Rencana Audy

    Suara deru mesin mobil terdengar. Audy berlari cepat menuju pintu. Matanya sembab, hidungnya memerah, terlihat sekali ia baru saja menangis.Di depannya ada Damian yang menatap datar ke arah dirinya. Langkah tegas pria itu mendekati Audy, terlihat sekali ia enggan untuk pulang.“Akhirnya kamu pulang juga, Mas.”Lega sekali hati Audy melihat kedatangan suaminya, walaupun pria itu terkesan acuh tak acuh kepadanya.“Badan Renald panas, anak kita mencari kamu sejak semalam,” adu Audy dengan lirih agar Damian bisa bersimpati sedikit saja terhadap Renald dan dirinya.Lima tahun menikah, ia sama sekali belum mengenal suaminya seperti apa. Damian selalu membatasi dirinya, ia lelah tetapi Audy tidak ingin kehilangan Damian begitu saja.Audy mencintai Damian, ia tidak ingin wanita di luar sana merebut suaminya. Sebenarnya ia frustasi, karena Damian sama sekali tidak tertarik kepadanya. Ia harus apa supaya Damian mau menyentuhnya?“Kenapa kamu tidak membawa Renald ke rumah sakit? Mama macam ap

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 56. Godaan Jessica

    Audy mengancam Damian dengan suara gemetar menahan tangis, ia sudah sering mendengar suaminya bersama wanita lain tetapi kali ini entah kenapa hatinya begitu sakit. Kenapa Damian tidak pernah mau menyentuhnya dan malah memilih jalang di luar sana?Kenapa pria itu begitu tega dengan dirinya?“Sial!” umpat Damian dengan kesal.Damian melempar ponselnya begitu saja saat sambungan telepon sudah dimatikan oleh Audy di seberang sana.Ancaman Audy tidak bisa ia abaikan begitu saja karena wanita itu begitu nekad. Ia tidak ingin Audy mengetahui Jessica lah wanita yang sudah bersamanya.“Pergilah!”“Sebentar lagi, Baby! Aku tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja!”Jessica menyeringai. Sudah dapat dipastikan ia menang daripada Audy.“Audy, lihatlah suamimu lebih mementingkan aku daripada kamu. Aku jadi tidak sabar mengetahui reaksi kamu jika aku dan Mas Damian memiliki hubungan khusus bahkan kami sudah sering bercinta,” gumam Jessica di dalam hati dengan liciknya.Damian kembali menuntaskan g

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 55. Sentuh Aku Lagi, Mas! (21+)

    “Aku apa, Mas?” tanya Jessica dengan tak sabaran.Wajah Damian yang semula tegang, kini tersenyum tipis. Dan bahkan mengecup bibir Jessica dengan sekilas.“Kami memang saling mengenal, Baby. Papamu pengusaha dan aku juga. Tentu saja kami sering terlibat dalam urusan bisnis,” ucap Damian pada akhirnya—ia belum bisa mengaku sekarang karena akan membuat hubungannya dan Jessica runyam.Wajah Jessica yang tadinya dingin dan menatap tajam ke arah Damian kini berubah. Apa yang dikatakan Damian benar, mereka sama-sama pebisnis, mana mungkin tidak mengenal satu sama lain bahkan Damian juga turut hadir di pesta pertunangannya dengan Aaron.“Benar juga. Tapi aku masih penasaran siapa Damian yang merubah sikap Papa menjadi dingin itu,” gumam Jessica menghembuskan napasnya pelan.Damian menaikkan Jessica ke dalam pangkuannya, tubuh wanita itu yang mungil begitu mudah ia angkat.“Tidak usah kamu pikirkan itu, Baby. Mending kita bermain sebentar.”Damian menatap Jessica dengan dalam, ia membawa Jess

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 54. Jessica Penasaran

    Aryana masuk ke dalam anaknya dengan langkah perlahan, ia mendengar suara isakan yang begitu menyayat hatinya.“Sayang,” panggil Aryana dengan lembut.Ia duduk di pinggir kasur dengan mengelus rambut Jessica dengan lembut. Saat ini Jessica sedang membelakangi dirinya, tubuh anaknya yang bergetar karena tangisan mampu mengoyak hati Aryana.Ia dan suaminya terlalu memaksa hingga Jessica terluka, seharusnya tidak seperti ini. Aryana tahu pasti ada luka batin yang tidak ia ketahui betapa dalam luka itu, tetapi sebagai seorang ibu ia dapat merasakannya.“Hiks… hiks…. A-aku mau sendiri, Ma. Jangan paksa aku sekarang untuk menceritakan semuanya. Aku sakit mengingatnya apalagi dalam waktu itu juga aku kehilangan kedua orang tua yang mengasuhku sejak kecil,” gumam Jessica dengan tergugu.Hati Aryana berdenyut sakit, usahanya untuk masuk ke dalam hati sang anak ternyata belum sepenuhnya bisa. Sebab, Jessica terlihat lebih menyayangi orang tua angkatnya dibandingkan dirinya.Air mata Aryana men

  • Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin   Bab 53. Desakan Arthur

    Arthur menatap penuh kecurigaan kepada sang anak. Nama Damian begitu sangat familiar untuk dirinya, jangan sampai yang ia curigai semua benar.“Damian siapa, Elena?” tanya Arthur penasaran, ia harus memastikan sesuatu.Jessica tercekat, suasana kamar berubah menjadi sangat panas, terasa pengap hingga Jessica kesulitan bernapas.Nada bicara Arthur begitu mengintimidasi dirinya. Wajah Arthur terlihat dingin, terasa tidak begitu bersahabat kepadanya.Kenapa nama Damian bisa merubah sikap Papanya? Ada apa sebenarnya?“Kakek salah dengar. Aland tidak ada menyebut nama Damian,” celetuk Aland dengan cepat, ia ingin menyelamatkan Mamanya dari interogasi sang Kakek.Arthur menaikan satu alisnya. “Tadi Kakek mendengarnya dengan jelas kalau kamu menyebut Papa Damian, Aland.”Arthur terdiam sejenak mencari sesuatu dari tatapan anak dan cucunya tetapi mereka terlihat biasa saja. Namun, kecurigaan itu belum usai. Arthur merasa ada yang disembunyikan dari Jessica dan Aland. Dirinya akan mencari tahu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status