Share

Datang Bulan

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-06-16 15:28:52

"Sial!" umpat Adrian. Ia menemukan bercak merah di celana dalam Adelia. Apa lagi kalau bukan datang bulan. Hari ini ia benar-benar sedang apes.

Dalam hati Adelia tertawa, ia sangat berterima kasih pada Tuhan karena di beri pertolongan di waktu yang tepat. Ia merasa jijik jika Adrian menyentuhnya. Baginya Adrian sekarang hanyalah seorang monster yang mengerikan dan tidak miliki perasaan.

"Kenapa?"

"Sepertinya, hari ini kau apes, Mas."

Adrian menekan tubuh Adelia di ranjang, lalu mencekik lehernya. Adelia meronta berusaha untuk melepaskan kedua tangan Adrian yang sudah mencengkeram lehernya.

"Le ... lepas, Mas," kata Adelia terbata-bata.

Seringai tawa keluar dari bibir Adrian. Memang benar jika lelaki itu layak di sebut iblis. Iblis berwajah manusia.

"Ini pelajaran karena telah berani mengejekku."

"Kau pikir, hanya kalian berdua wanita di dunia ini yang bisa memuaskanku."

"Aku akan mencari wanita bayaran di luar sana," kata Adrian santai.

"Kau benar-benar menjijikkan, Mas!"

Kesal Adelia mendengar pernyataan Adrian. Laki-laki itu tidak ada puas-puasnya menyakiti hatinya. Ia pergi melenggang keluar dari kamar tanpa pamit.

"Mau kemana kamu, Mas!" teriak Adelia.

"Mas!" Tak ada sahutan sama sekali. Hanya bunyi derap sepatu Adrian yang terdengar menuruni anak tangga.

Adelia meringkuk di kamarnya dengan selimut yang membalut tubuhnya yang hampir telanjang. Ia menangis menumpahkan segala kesedihannya. Air mata itu kembali turun membasahi pipinya.

Hidupnya sekarang seakan di neraka. Suami yang ia puja-puja selama ini ternyata sangat kejam. Adelia merasa tertipu, Adrian dulu yang di kenalnya adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Tidak seperti sekarang.

"Apa yang membuatmu berubah, Mas?" tanya Adelia berbicara pada dirinya sendiri.

"Dulu, kau bilang hanya aku yang kau cintai."

"Aku juga tidak pernah mengetahui jika kau berselingkuh."

"Lima tahun kita pacaran, kurasa tidak ada masalah apapun. Lalu kenapa semua bisa begini?" tangis Adelia tak terbendung lagi. Ia meraung-raung menumpahkan segala rasa sakit di hatinya.

Rumah tangganya sudah hancur, Adelia tidak mungkin pulang ke rumah orang tuanya. Yang ada malahan akan membuat orang tuanya ikut merasakan penderitaannya.

"Apa aku harus cerita sama orang tuaku," kata Adelia.

"Tidak, yang ada mereka justru akan sedih. Dan penyakit stroke ayahku akan kambuh."

"Biarlah, aku pendam sendiri."

"Pura-pura bahagia jiks itu yang terbsik."

Adelia menghapus air matanya yang berjatuhan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya terasa menyakitkan.

Di tempat lain, Adrian sudah selesai menyalurkan hasrat bejatnya. Ia merebahkan tubuhnya di kamar hotel yang telah di sewanya.

Terlihat seorang wanita cantik sedang memunguti pakaiannya yang berserakan. Ia memakainya satu persatu tanpa rasa malu di depan Adrian.

Adrian lalu bangkit dengan tubuh polosnya, ia mengambil ponselnya. Tangannya terlihat mengetikkan sesuatu.

"Sudah aku transfer pelayananmu hari ini," kata Adrian menunjukkan layar ponselnya.

"Owh, terima kasih sayang."

Wanita itu mendekat ke arah Adrian mengecup bibir Adrian sebagai ucapan terima kasih.

"Kalau begitu, aku pergi dulu," pamitnya.

Wanita bertubuh seksi itu berjalan keluar dari pintu kamar. Dan Adrian kembali tidur. Ia kelelahan karena sudah bermain berapa ronde dengan wanita bayarannya.

Seharian Adrian tidak pulang ke rumah. Adelia tengah menyibukkan diri dengan memasak di dapur dengan Mbok Darsih. Ia tidak ingin berlarut-larut bersedih. Meskipun ia tidak tahu siapa yang akan makan masakannya.

"Non, kulihat Non akhir-akhir ini sering melamun. Apa ada yang di pikirkan?" tanya Mbok Darsih.

"Tidak tahu, Mbok. Semua terasa berat buat saya," keluh Adelia.

Adelia memang dekat dengan Mbok Darsih. Di rumah itu hanya Mbok Darsih yang sudah ia anggap sebagai orang tua. Ia terbisa bercerita keluh kesahnya. Namun kali ini, ia tidak mungkin bercerita jika suaminya selingkuh. Hal itu sangat memalukan baginya.

"Maaf, Non. Kalau Mbok lancang."

"Apakah Tuan main serong dengan perempuan lain?" tanya Mbok Darsih.

Adelia kaget mendengar pertanyaan Mbok Darsih. Darimana pembantunya itu tahu mengenai kelakuan suaminya?

"Mbok kok tahu?" tanya Adelia.

Mbok Darsih menghela nafasnya dengan berat. Tatapannya menerawang ke arah jendela. Ia sudah ikut keluarga besarnya Adrian berpuluh-puluh tahun. Ia tahu bagaimana watak asli dari tuannya.

"Dulu, Tuan Besar juga begitu."

Pernyataan dari Mbok Darsih semakin membuat kaget Adelia. Rahasia apa yang tidak ia ketahui mengenai keluarga besar Adrian.

"Ceritakan padaku, Mbok."

"Apa yang tidak aku ketahui tentang keluarga Mas Adrian," pinta Adelia. Wanita itu menatap Mbok Darsih dengan tatapan penuh harap.

"Apa Tuan tidak pernah menceritakan keluarganya?" tanya Mbok Darsih.

Adelia menggeleng pelan. "Ayolah, Mbok tolong ceritakan... sudah penasaran, nih," bujuk Adelia.

"Baik, Non. Tapi habis ini jangan bulang ke Tuan jika Mbok yang menceritakannya," ucap Mbok Darsih.

"Tentu, Mbok."

"Aku juga tidak ingin simbok berada dalam masalah," tukas Adelia.

Mbok Darsih mulai bercerita tentang perangai Tuan Besar ayah kandung dari Adrian.

"Dulu, Tuan Gunawan juga sama. Ia senang gonta-ganti wanita. Awalnya, Nyonya tidak pernah tahu tentang perangai Tuan."

"Di rumah, Tuan seolah menjadi suami yang baik. Sempurna dan sangat perhatian."

"Tapi, di luar Tuan seperti pria yang tak beristri. Mengumbar hasratnya dengan banyak wanita," lanjut Mbok Darsih.

"Lalu ... apa yang terjadi selanjutnya, Mbok?" tanya Adelia penasaran.

"Nyonya mengetahuinya, lewat ponsel Tuan. Awalnya Tuan menepis segala tuduhan Nyonya. Namun, pada suatu hari Nyonya memergoki langsung tindakan Tuan di kantornya," terang Mbok Darsih.

"Lalu ... kenapa aku lihat rumah tangga mereka baik-baik saja hingga sekarang?" tanya Adelia tak mengerti.

"Itu karena Nyonya sangat mencintai, Tuan. Ia tidak bisa berpisah dengannya meskipun Tuan Gunawan selalu menyakitinya," lanjut Mbok Darsih.

"Cinta memang gila," ucap Adelia lirih.

"Terus, bagaimana denganmu Non?"

"Non, kan sudah tahu jika Tuan Adrian seperti itu."

"Apakah masih mau bertahan dengan pernikahan ini?" tanya Mbok Darsih.

Adelia terdiam sesaat. Ia merasa karakter Adrian adalah turunan ayahnya. Jika memang sudah turunan kemungkinan kecil untuk berubah.

"Non, kok diam? Maaf, bukan maksud simbok untuk membuat Non Adelia banyak pikiran," sesal Mbok Darsih.

"Tidak apa-apa, Mbok."

"Justru aku memang harus tahu tentang keluarga suamiku," terang Adelia lemah.

"ADELIA!" Terdengar suara teriakan dari luar yang cukup kencang.

"Mbok, itu ... itu kan suara Mas Adrian," kata Adelia gugup. Ia seakan mau melihat hantu saja. Kakinya gemetaran. Pasalnya mereka baru saja membahas keluarganya.

"Biar saya yang bukakan pintunya, Non," ucap Mbok Darsih.

"Tidak usah, Mbok. Biar saya saja. Tadi Mas Adrian memanggil namaku," ucap Adelia.

Adelia berjalan cepat ke arah pintu. Hatinya deg-degan tak karuan. Saat ia membuka pintu itu matanya membelalak kaget. Adrian tidak datang sendirian.

"Salsa... "

"Ya, dia akan tinggal di sini," ucap Adrian. Wanita itu masih merangkul mesra tubuh Adrian.

---Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Ending

    "Adelia," panggil Arga.Perempuan cantik yang tengah menggendong putranya itu menoleh ke belakang memutar tubuhnya yang ramping hingga berhadapan dengan Arga. Arga mendekat, ia menyerahkan sepucuk kertas hasil tes DNA pada Adelia.Tangan Adelia gemetaran menerimanya, perlahan ia membuka kertas hasil tes DNA itu. Ia baca dengan hati-hati dan tak terlewat sedikitpun, air matanya lolos seketika."I ... ini benar kan, hasilnya positif. Aku tidak mimpi kan?" tanya Adelia sembari menangis.Tuan Dwinata yang ikut hadir di sana menyaksikan pertemuan mereka berdua ikut terharu di buatnya."Benar Adelia, dia memang suamimu, putraku dan juga papanya Langit.""Arga masih hidup, Adelia. Seperti keyakinanmu dulu yang tidak kami percayai."Tuan Dwinata ikut menangis haru, Arga langsung memeluk istrinya dan putranya. Tuan Dwinata melipir keluar pergi diam-diam memberi ruang dan waktu pada mereka."Mas... aku masih tidak percaya kamu masih hidup. Tolong jangan tinggalin aku lagi," isak Adelia.Arga me

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Tes DNA

    "Maaf, aku terpaksa mengambil sedikit rambut putra kita untuk tes DNA," kata Arga.Adelia mengangguk setuju, ia juga penasaran apakah pria yang berdiri di depannya itu benar-benar suaminya atau bukan.Setelah mengambil sedikit potongan rambut Langit, Arga berpamitan pergi. Hati Adelia bergetar hebat menatap punggung pria yang mirip dengan suaminya. Ia berharap besar kalau pria itu memang benar suaminya. Meski ia tidak menunjukkannya pada Frans, namun di hati kecil Adelia sangat butuh kehadiran Arga.Di rumah sakit, Cika kelimpungan setengah mati karena tidak menemukan Frans di ruang perawatannya. Ia kemudian menanyakan keberadaan Frans pada perawat."Maaf, pasien yang biasanya di sini kok tidak ada? Apa sudah pulang?" tanya Cika."Harusnya belum, sebentar akan saya bantu mengecek," kata perawat. Di cari dimana-mana Frans tidak ada."Maaf, atas kelalaian kami. Pasien waktu itu masih dalam keadaan koma waktu kami tinggalkan. Jadi, kami tidak kepikiran kalau pasien akan meninggalkan ruma

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Pertemuan Mengharukan

    Damian merasa kasihan melihat keadaan Frans yang terbaring lemah tak berdaya. Ia merasa Frans selalu saja mendapatkan musibah."Maaf, saya datang untuk memeriksa kondisi pasien," ucap Dokter yang tiba-tiba muncul dari balik pintu."Siapa Anda?" tanya Dokter."Oh, dia karyawan saya," jawab Damian."Terus, Nona tadi yang bersamanya?" tanya Dokter."Maaf, kalau saya bertanya terus. Saya hanya ingin tahu siapa yanh akan menanggung pembayarannya nanti," terang Dokter."Tenang saja, saya yang akan menanggung semua biaya perawatannya. Gadis yang Anda maksud adalah putri saya. Mereka mengalami musibah, ada penjahat yang menyerang terus pria ini menolong putri saya," ujar Damian."Kasihan sekali, untung saja fisik orang ini kuat. Kemungkinan komanya tidak akan lama, berdoa saja semua akan baik-baik saja," kata Dokter."Ya, semoga saja."Dokter itu telah selesai memeriksa, ia kemudian pamit keluar. Sementara Damian masih saja berdiri memandangi Frans yang tertidur di brankarnya."Aku tidak tahu

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Gara-Gara Di Pukul

    Asisten pribadi Tuan Dwinata kaget bukan main bertemu dengan Frans. Sosok yang sama dengan putra tuannya. Tubuhnya bergetar hebat, kakinya melangkah mundur ke belakang sampai membuat vas bunga yang di taruh di atas meja jatuh berantakan.Prang!Gendis maju ke depan, mau membereskan pecahan gelasnya. Namun di cegah Frans, dengan memberikan isyarat gerakan tangan."Ma ... maaf, Anda siapa?" tanya Asisten Dwinata gugup. Ia seolah melihat mayat hidup kembali."Perkenalkan, saya Frans utusan dari Tuan Damian." Frans mengulurkan tangannya. Asisten itu melirik tangan Frans sesaat lalu menatapnta dari atas hingga ke bawah."Tuan Arga, ini benar Anda?" tanya asisten."Maaf, Anda keliru. Nama saya Frans, bukan Arga," jelas Frans."Anda masih hidup? Atau kah saya tengah bermimpi?" Asisten Dwinata itu yang bernama Roy menampar pipinya sendiri. Hal itu malahan membuat Gendis tertawa."Tuan ini aneh, masa menampar diri sendiri," gumam Gendis."Aduh, sakit juga. Berarti ini tidak mimpi."Roy mengita

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Keputusan Menyelidiki

    Asisten pribadi Tuan Dwinata kaget bukan main bertemu dengan Frans. Sosok yang sama dengan putra tuannya. Tubuhnya bergetar hebat, kakinya melangkah mundur ke belakang sampai membuat vas bunga yang di taruh di atas meja jatuh berantakan.Prang!Gendis maju ke depan, mau membereskan pecahan gelasnya. Namun di cegah Frans, dengan memberikan isyarat gerakan tangan."Ma ... maaf, Anda siapa?" tanya Asisten Dwinata gugup. Ia seolah melihat mayat hidup kembali."Perkenalkan, saya Frans utusan dari Tuan Damian." Frans mengulurkan tangannya. Asisten itu melirik tangan Frans sesaat lalu menatapnta dari atas hingga ke bawah."Tuan Arga, ini benar Anda?" tanya asisten."Maaf, Anda keliru. Nama saya Frans, bukan Arga," jelas Frans."Anda masih hidup? Atau kah saya tengah bermimpi?" Asisten Dwinata itu yang bernama Roy menampar pipinya sendiri. Hal itu malahan membuat Gendis tertawa."Tuan ini aneh, masa menampar diri sendiri," gumam Gendis."Aduh, sakit juga. Berarti ini tidak mimpi."Roy mengita

  • Mantan Istri yang Kuselingkuhi Dimanja Bos Tajir   Putraku Masih Hidup

    Asisten pribadi Tuan Dwinata kaget bukan main bertemu dengan Frans. Sosok yang sama dengan putra tuannya. Tubuhnya bergetar hebat, kakinya melangkah mundur ke belakang sampai membuat vas bunga yang di taruh di atas meja jatuh berantakan.Prang!Gendis maju ke depan, mau membereskan pecahan gelasnya. Namun di cegah Frans, dengan memberikan isyarat gerakan tangan."Ma ... maaf, Anda siapa?" tanya Asisten Dwinata gugup. Ia seolah melihat mayat hidup kembali."Perkenalkan, saya Frans utusan dari Tuan Damian." Frans mengulurkan tangannya. Asisten itu melirik tangan Frans sesaat lalu menatapnta dari atas hingga ke bawah."Tuan Arga, ini benar Anda?" tanya asisten."Maaf, Anda keliru. Nama saya Frans, bukan Arga," jelas Frans."Anda masih hidup? Atau kah saya tengah bermimpi?" Asisten Dwinata itu yang bernama Roy menampar pipinya sendiri. Hal itu malahan membuat Gendis tertawa."Tuan ini aneh, masa menampar diri sendiri," gumam Gendis."Aduh, sakit juga. Berarti ini tidak mimpi."Roy mengita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status