Share

Mantan Rahasia
Mantan Rahasia
Penulis: Mom Nury

1. Pengumuman

Hari ini adalah hari mendebarkan bagi anak SMU PELITA Jakarta, khususnya siswa kelas 12. Karena mereka semua akan berkumpul untuk mendengarkan pengumuman kelulusan dan pengumuman beasiswa, siapa saja yang beruntung mendapatkan beasiswa di Universitas impian mereka.

"Ayo, Bu. Buruan. Ntar telat lho. Uda mau jam 8 ini," ajak Bella kepada Bu Warsih. Ibu kesayangannya.

"Iya, sebentar. Ibu panteskan begini?" Tanyanya sambil merapikan gamisnya.

"Pantes,Bu. Pantes. Ibu yang paling cantik deh ntar di sana. Ayoo.. Buruan Bu!" Bella agak sedikit memaksa.

"Halah, kamu paling bisa ngambil hati ibu," ucapnya sambil mengunci rumah.

"Yuk."

"Mau pada kemana Bu Warsih? Koq pagi gini udah rapi? Gak jualan kah?" Tanya ibu sebelah sambil menenteng rantang.

"Mau ke sekolahannya Abel bu. Ini mau pengumuman kelulusan sama beasiswa sekolahnya Abella Bu," jawab ibu.

"Oalah, ini udah bawa rantang dua mau beli nasi uduknya Ibu. Anak-anak dirumah pada gak mau sarapan lain kalo gak disini," balas ibu tetangga.

"Iya, punten. Maaf ya Bu. Ini buru-buru udah mau jam 8. Mari, Assalamualaikum. Besok inshaallah jualan koq Bu,"jawab ibuku sambil menaiki ojek yang sudah dari tadi menunggu kami.

30 menit kemudian tibalah aku dan Ibuku di SMU Pelita. Sudah ramai para orangtua siswa disana.  Bella mencari teman baiknya.

"Abel.. Abel.. sini. Duduk sini," teriak Mira, salah satu teman baiknya dari kelas 10.

Mira adalah anak orang yang lumayan berada, tapi tidak pernah memilih dalam berteman. Ibunya juga sudah mengenal Abella dengan baik karena sering mengerjakan tugas di rumah Mira.

"Ibunya Abel,Bu," sapa Ibuku kepada mama Mira.

"Mari Bu, duduk sini. Saya mamanya Mira. Siska Sangkono," tante siska menyalami ibuku.

"Suwarsih, Bu. Biasa dipanggil Bu Warsih, "balas Ibuku seraya menyalami tangan tante Siska. 

Sudah pukul 08.30. Lewat 30 menit dari undangan yang ditentukan. Pembawa acara naik ke podium. 

"Selamat pagi Bapak dan Ibu serta anak didik kami para siswa SMU PELITA khususnya siswa dan siswi kelas 12. Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah beserta Wakil dan Para Dewan Guru serta para Staf dan para hadirin semua yang saya muliakan.

Dalam kesempatan kali ini izinkan saya mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan kepercayaan kepada Saya untuk menjadi pembawa acara dalam acara pelepasan siswa siswi kelas 12 serta pengumuman beasiswa bagi siswa siswi yang masuk seleksi universitas negeri dan swasta di Jakarta ini.

Anak-anakku, tidak terasa 3 tahun sudah kita bersama. Sedih, bahagia, duka dan permasalahan dalam lingkup sekolah kita lalui bersama. Untuk itu saya selaku yang mewakili, meminta maaf sebesar-besarnya apabila dalam mendidik kalian ada yang kurang berkenan ataupun membuat kalian sakit hati. Tapi percayalah, itu semua kami lakukan hanya untuk mendidik agar kalian ketika keluar dari Sekolah kita yang membanggakan ini bisa menjadi seseorang yang bertanggung jawab dan sukses."

Pidato demi pidato dilalui hingga sesi silaturahmi yang membuat kami semua terharu.

Hingga tibalah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman beasiswa. Seketika suasana menjadi tegang karena hampir seluruh siswa berprestasi menunggu momen ini. 

"Baiklah para hadirin sekalian. Kita ke acara puncak yaitu pengumuman kelulusan dan beasiswa. Dan alhamdulillah sekolah kita tahun ini masih dipercayakan untuk meluluskan siswa siswinya 100%," ucap pembawa acara.

Seketika suasana tegang menjadi riuh. Aku dan Mira saling berpelukan dan mengucapkan syukur. Tante Siska dan Ibuku juga tampak bahagia.

"Nah, sekarang pengumuman beasiswa yang pastinya sudah di tunggu-tunggu para hadirin sekalian kan?" tanya pembawa acara.

Mari waktu dan tempat saya persilahkan kepada Bapak Kelapa Sekolah untuk mengumumkan beasiswa para siswa dan siswi berprestasi di SMU PELITA

Bapak Kepala Sekolah menaiki podium dan memberi beberapa kata sambutan.

"Anak-anakku yang kami cintai, tidak terasa kalian akan meninggalkan sekolah ini. Bapak harap Kalian tidak pernah melupakan kami. Dan teruslah berkarya. Kejar cita-cita setinggi langit. Bagi yang belum lolos seleksi beasiswa Bapak harap jangan berkecil hati. Perjalanan kalian masih panjang dan teruslah berusaha yang terbaik."

"Baiklah tanpa banyak kata, Bapak akan umumkan 5 besar peserta yang lolos dalam seleksi beasiswa Universitas Negeri dan Swasta yang ada di Jakarta

1.  Rangga Adi Permana Universitas trisakti Fakultas Ekonomi

2.  Bayu Anggra Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Komputer

3.  Mira Lestari, Universitas Trisakti Fakultas MIPA

4.  Abella, Universitas Trisakti Fakultas Kedokteran Umum

5.  Rahayu Setiadi, Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran gigi

"Itulah kelima siswa siswa berprestasi dari SMU kita yang berhasil melalui seleksi ketat untuk memasuki Universitas Terkenal di Jakarta. Selamat Bapak ucapkan, dan semoga Kalian semua menjadi sukses dengan bidangnya masing-masing. Bapak akhiri assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh," tutup Pak Kepala Sekolah

"Walaikumsalam warahmatullah hiwabarakatuh," jawab kami serentak.

Aku dan Mira berpelukan. Sementara mataku melirik Rangga. Salah satu playboy di sekolah kami. Playboy berprestasi. Ya, karena dia sering tebar pesona dan banyak siswi yang berharap dibalas cintanya, dan aku salah satunya. Hanya saja aku tidak terlalu aktif menunjukkan keterpesonaanku kepadanya, hingga mungkin saja dia tidak mengetahui bahwa aku juga memendam rasa terhadapnya.

"Selamat ya calon dokter," Mira melepaskan pelukannya.

"Kamu juga calon ilmuwan," jawabku.

Ibuku dan Tante Siska mendatangi kami. Selamat ya anak-anakku, " ucap mereka.

"Mari Bu, kita ke jamuan sana. Biarkan anak-anak kita melepas perpisahannya dengan teman-temannya," ajak mama Mira kepada Ibuku.

"Mari," jawab Ibuku singkat. 

Aku dan Mira berbaur bersama teman- teman lainnya.

"Wah, selamat ya Calon Dokter dan calon ilmuwan," jawab mereka.

Tiba-tiba sesorang nyeletuk dari belakang,"Baru kali ini calon dokter ada yang kismin,,eh miskin!" hinanya 

Sontak semua mata mengarah ke sumber suara.

"Rangga? ternyata playboy berprestasi.

Seketika aku menunduk karena aku tahu kata-katanya ditujukan kepadaku. 

Mira pasang badan membelaku

"Hey, playboy ingusan. Mentang-mentang Lo orang kaya seenaknya ngehina orang ya. Dunia bisa kebalik tau," bela Mira.

"Ha...ha...ha... Aku mah 7 turunan gak bakal bisa kismin kayak si Ono," ucapnya sambil menunjukku. 

"Lo ya!'' Mira menunjuk Rangga. Tapi segera aku dekati.

"Udah biarin aja, jangan ribut. Malu banyak orang," ucapku.

Kamipun berlalu melewati Rangga yang matanya intens menatapku.

"Abella cantik juga ternyata. Kenapa dia gak masuk dalam daftar mantanku disini," gumam Rangga si playboy.

Aku dan Mira mendatangi jamuan karena memang sudah siang dan perut terasa keroncongan.

"Duduk disana yok," ajak Mira.

"Tunggu, Ibuku mana ya?" nanar mataku mencari sosok ibuku.

"Udah, Bu De aman noh deket Mamaku," jawab Mira. 

"Biarin aja para emak-emak dengan komplotannya," ucapnya lagi.

Kami berbaur lagi dengan teman-teman lainnya untuk menikmati jamuan perpisahan ini. 

"Hem...hem. Boleh gabung?" ternyata Rangga sang playboy.

Aku dan Mira saling menoleh. Aku menaikkan bahu.

Tanpa malu Rangga langsung aja duduk di dekat kami.

"Btw, maafin yang tadi ya,"dia berbicara ke arahku.

"Hati-hati modus, jangan jadi korban berikutnya,"jawab Mira

Aku tersenyum," gak apa-apa koq. Udah biasa," jawabku enteng..

"Eh, Lo koq mau sih milih universitas kedokteran. Sulit tau. Tapi baiknya kita masih satu universitas ya, biarpun beda fakultas," ocehnya.

Aku bingung sih pengen jawab apa. Secara aku sebenarnya seneng juga Rangga satu universitas. Ah.. tau..ah!

"Hei, ditanya koq bengong,"tanyanya.

"Eh, acara penutupan udah mau dimulai tuh, kesana yok," ajak Mira menunjuk tempat duduk Ibu-ibu kami.

"Mira, gangguin aja. Bel, mana hp Lo?" tanyanya.

"Untuk apa?" tanyaku.

"Siniin aja,"ucapnya.

Ternyata Rangga mengetikkan nomor W* nya dan membuat panggilan dari gawaiku ke nomornya.

"Ntar kapan-kapan aku chat ya, keep in touch gitu," ucapnya.

"Halah, playboy kayak Lo gak pantes mainin cewek kayak Abel. Ayo Bel. Lama-lama disini ntar Lo kesambet setan playboy," ajak Mira seraya menarik tanganku.

Aku cuma bisa tersenyum. "Kesana dulu ya," ucapku singkat.

Rangga mengangguk seraya mengedipkan matanya kepadaku. 

Aku cuma geleng kepala dibuatnya. Sungguh aku merasa berbunga-bunga mendapatkan kesempatan mengobrol dengan Rangga walau sebentar.

Acara penutupan selesai dan kamipun menuju rumah masing-masing dengan menyimpan sejuta kenangan. 

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status