Share

Mantan Suami Atau Pak Ceo
Mantan Suami Atau Pak Ceo
Penulis: WinterKim

Bab 01

Ini hidupku, menjadi single Mom dengan satu anak memang bukan hal yang bisa dibanggakan, usiaku masih 26 tahun. namaku Hye Leira Song, bagi orang Korea Selatan umur 26 adalah hal yang masih muda untuk mengurus seorang putra. Tapi tak apa, aku tidak pernah memikirkan apapun yang orang lain katakan, bagiku putraku adalah duniaku.

Dunia dimana hanya ada aku dan dia, orang lain hanya orang lain, tidak ada hubungan apapun dengan kehidupanku. Aku tidak masalah ketika para teman kuliahku menanyakan bagaimana kehidupan putraku, dan aku dengan bangga selalu berkata.

'Dia putraku, anak yang hebat, cerdas, kuat dan mandiri, dia adalah my galaxy. My World and my heart, aku sangat mencintainya dan tidak ada kata penyesalan saat putraku lahir kedunia ini.'

Aku menikah di usia dua puluh tahun. Bercerai setelah usia kandunganku berjalan tiga bulan, pernikahan yang terjadi karena tidak pernah ada kata aku mencintaimu dari mulutnya, pernikahan itu murni karena sebuah perjodohan, dan bercerai setelah kerjasama itu hancur.

Mungkin karena terlalu percaya diri dan yakin jika perasaan akan terbalaskan, aku memilih untuk setuju, lalu berakhir dengan hal di luar kendaliku, pria itu berselingkuh dan bahkan secara terang-terangan mengatakan jika tak ada cinta untukku, dia bilang terpaksa menikahiku dan memilih kabur dengan segala usaha yang dilakukan untuk membuat kerjasama itu hancur.

Dan aku?

Tentu saja hancur, menerima sebuah takdir dimana rasa cinta itu tidak pernah terbalaskan, di bulan-bulan kehamilan-ku sulit untuk di katakan hal biasa, beberapa kali aku hampir membuat putraku pergi dalam kata lain mencoba membunuhnya.

Aku pikir kehadirannya akan sangat menggangguku, membuatku akan teringat sosok ayahnya dan aku takut semua rasa amarah itu akan terlampiaskan padanya, namun semua ini hilang.

Ketika aku menyaksikan sepasang kekasih yang harus kehilangan bayinya karena pertengkaran di tengah jalan, sang ibu lalai melupakan kereta bayi yang terjun ke jalan karena terlepas, sampai akhirnya sebuah mobil menabrak kereta bayi itu dan menghilang hawa yang tidak bersalah.

Aku menangis, sangat kencang, menyaksikan kejadian itu secara nyata dan karena itulah aku putuskan untuk merawatnya dengan baik, karena bagaimanapun bayi dalam kandunganku tidak pernah salah. hanya aku dan pernikahan itu yang salah.

Putraku hadir untuk membuatku menjadi sosok kuat. Dan menjadikan hidupku lebih berarti dari apapun, aku hanya ingin hidupnya selalu di katakan cukup dan melihatnya tumbuh dari kasih sayang.

Aku menentukan namanya sesuai dengan margaku, yaitu Song. Karena dia lahir ketika musim semi dan ketika aku akhirnya memiliki pekerjaan tetap aku memutuskan memberikan namanya Song Haru Won.

Entahlah aku suka nama itu, dan saat pertama kali memeluknya setelah berjuang melahirkannya, ketika aku mengajaknya bicara saat putraku menggenggam jariku.

"Song Haru Won, itu namamu sayang. Jadilah putra Mom yang baik, ingatlah jika kamu lahir karena Mom begitu mencintaimu." ucapku.

Dalam kekaguman dan rasa ingin menangis bahagia. Saat pertama kali aku melihat Haru tersenyum ketika aku mengatakan hal itu padanya, seakan dia mengerti dan memahaminya.

Dan kini, putraku sudah akan menginjak enam tahun, Haru sangat menyukai menggambar. Dia juga aktif dalam kegiatan piano, Leira tidak pernah memaksa putra untuk menyukai sesuatu, Haru sendiri yang ingin mempelajari itu semua disaat seusia lebih banyak menangis meminta sesuatu.

******

"Mom!"

"Mommy! Bangun!" tangan mungil kecil itu menepuk halus pipi sang Ibu, dia berusaha membangunkan sang Ibu yang tertidur di sofa tepatnya di ruang tamu, bukankah aku sudah mengatakan jika putraku sudah seperti kakakku? Lihatlah sekarang, dia benar-benar hebat.

"Mommy!! Aku harus pergi ke sekolah." ucap Haru lagi, dia mencubit pipi sang Ibu untuk segera bangun dan menyiapkan kebutuhan dirinya.

Leira mulai terusik, dia membuka paksa kedua matanya, tersenyum melihat sang putra sedang berdiri di hadapannya dengan piyama lucunya.

Leira menggerakkan tubuhnya untuk bangun dan mendudukkan Haru di pangkuannya.

"Haru-ku sudah bangun, maaf Mom bangun telat. Haru ingin sekolah?" tanya Leira, dia merapikan rambut putranya sedikit berantakkan. Rambut Haru begitu mengikuti ayahnya sedikit keriting dan mudah sekali bervolume.

"Mom, selalu seperti itu, akhir-akhir ini lebih sering tidur di sofa dan bangun telat. Jangan seperti itu! Haru tidak suka, nanti Mommy bisa sakit." ucap Haru, dia menatap sang ibu. Mengecup kedua kelopak mata Leira dengan sayang.

"Mom, janji tidak akan melakukan itu, sekarang haru mau memaafkan Mommy?"

Haru mengangguk, dia memeluk tubuh sang ibu dengan sangat erat dan bahkan tidak malu untuk mengecup kening sang Ibu. "Haru maafkan, tapi nanti sore Mommy harus mengajak Haru ketaman bermain! Janji?"

Haru mengangkat jari kelingkingnya sebagai satu bukti untuk perjanjian yang diajukannya pada sang Ibu. Leira tersenyum, dia juga melakukan hal yang sama seperti Haru lalu melingkar jari kelingking mereka dengan erat.

"Mommy sangat menyayangi Haru, sekarang ayo kita bersiap untuk ke sekolah."

Haru mengangguk mengerti, dia turun dari pangkuan sang Ibu dan menarik Leira untuk mengikuti langkah kecilnya.

Yang di katakan Haru memang benar, semejak Leira pindah ke pinggiran kota Seoul, dirinya harus sedikit mengambil waktu lebih awal, karena kantornya berada di Gangnam dan putranya yang bersekolah tidak jauh dari kota Seoul, membuat Leira terkadang harus tidur lebih larut karena sebagian tugasnya dikerjakan di rumah.

Leira bekerja disalah satu perusahaan penerbit yang berada dibawah naungan Editor Media CT. Atau Group Choi. Leira bekerja sebagai desain cover novel dan terkadang dia juga ikut ambil bagian revisi naskah.

Pekerjaan yang cukup ringan dan tidak membebani kehidupannya, Leira juga masih memiliki seorang Ibu yang akan menjemput Haru saat jam sekolahnya sudah selesai. Leira memang tidak tinggal satu rumah dengan Ibunya tapi hubungan mereka masih terjalin dengan sangat baik, bahkan setelah Leira menceraikan pria itu.

Mungkin karena sudah memasuki musim semi, di mana lebih banyak penulis menerbitkan bukunya, Leira juga ikut harus merasakan sibuknya, apalagi lebih banyak penulis meminta dirinya untuk membuatkan cover untuk mereka dan menanyakan revisi yang harus mereka lakukan sebelum sepenuhnya menyerahkan naskahnya.

Mungkin Leira tidak seperti yang lain, sebagian seorang editor lebih banyak menekan penulis untuk membuat cerita yang menjadi tren terkini tapi Leira lebih banyak memberikan masukkan dan lebih mengatakan untuk menjadi diri sendiri ketika menulis sebuah cerita.

Leira duduk di kursi dengan setumpuk naskah di hadapannya, tidak terhitung berapa jumlah lembaran itu dan kapan akan segera terselesai.

"Leira? Kau sudah datang?" tanya salah satu wanita yang duduk bersebrangan dengan Leira.

Leira tersenyum, sambil melepaskan cardigannya dan menjawab dengan cepat. "Ya, seperti biasa, aku selalu ketinggalan bus dan berakhir dengan naik taksi."

"kau hebat bisa memiliki putra yang pintar, aku lupa memberitahu, tadi Tuan Han mencarimu."

Leira langsung segera bangun, mengambil dokumen yang semalam baru saja dia selesaikan dan segera menuju ruangan manager Tuan Han. Mengetuk pintu sebelum melangkah masuk ke dalam, dan ketika masuk ke dalam tatapan Leira tidak sengaja mengarah pada pria yang duduk di sofa.

Tapi secepat itu dia mengabaikannya, Leira segera mendekati kedua orang lebih tepatnya kearah pak Han.

"Tuan Han, aku sudah menyelesaikannya." ucap Leira, dia meletakkan dokumen di hadapan kedua pria itu, Leira tidak bisa berbohong jika tatapan pria yang duduk di seberang Tuan Han membuatnya tidak nyaman.

"terimakasih Leira, kau bisa kembali." ucap Tuan Han, dia mengambil dokumen itu dan memberikan pada pria dihadapannya.

Leira tersenyum dan menunduk hormat pada kedua pria itu dan segera pergi dari ruangan Tuan Han.

"siapa nama gadis itu?" tanya pria yang duduk disamping Tuan Han setelah Leira pergi beberapa menit, dia tidak tahu akan langsung tertarik, ini pertama kalinya dirinya bertemu dengan seorang wanita yang mengabaikan ketampanan dirinya.

"Hye Leira Song, dia salah satu karyawan terbaik kali." ucap Tuan Han, matanya sibuk memeriksa dokumen yang baru saja Leira serahkan, wanita itu memang sangat hebat dalam urusan pekerjaan.

Pria itu hanya diam, dalam diamnya dia mengingat wajah itu dan namanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status